JANGAN BERANI SENTUH BONEKA KU!
"Baiklah kita akan beristirahat. Aku sudah menyiapkan ruangan dengan gaya Turki, mawar merah di bath up, bahkan anggur paling mahal. Semua tersedia," kata Lelaki itu sambil berusaha memeluk Clarissa. Refleks Clarissa segera menghindar, otomatis lelaki itu merangsek maju ke depan dan tercebur di kolam air mancur. Dia kaget sekali dengan lelaki teman Rara itu yang terlihat sangat mesum dan berani. Clarissa berbalik arah."Kamu pergilah sendiri! Jangan berani macam-macam denganku! Aku pergi dulu," ucap Clarissa."Kali ini aku memaafkanmu tapi sekali lagi kau mengulanginya maka kau akan menerima akibat yang setimpal," sambung Clarissa sambil pergi. Lelaki itu segera bangkit, dengan segera Brandon berjalan sempoyongan mendekati Clarissa. Dia murka dengan perlakuan wanita itu. Baru kali ini dia di tolak mentah-mentah dan di hina begitu."Dasar wanita sok cantik! Berhenti kau," teriak Brandon. Clarissa tak menanggapi, dia justru semJUSTIN DAN KEVINHari ini Kevin saudara kandung Justin pun datang. Bahkan dia rela terbang dari luar negeri untuk menemui kakaknya itu. Dia harus merawat kakaknya hari ini, Justin menerima satu tembakan peluru yang hampir mengenai kulitnya, peluru itu tak sampai masuk ke dalam. Hanya mengenai tubuh Justin bagian luar."Ck, bagaimana kau selalu bisa mendapatkan luka seperti ini, Kak? Apa kau tak lelah hidup begini," omel Kevin."Arggghhh," lenguh Justin lirih saat Kevin mengambil peluru itu. "Kali ini kau beruntung karena peluru ini tak dalam masuk ke tubuhmu. Kau tak perlu di operasi. Rasanya kau harus mengganti baju anti pelurumu dengan ketebalan extra lagi," gerutu Kevin. Justin diam tak menjawab."Kau selalu begini. Merepotkan. Apakah kau pikir aku bekerja sebagai seorang dokter hanya untukmu saja? Sudahi semua kegilaanmu ini," perintah Kevin."Sudah?" tanya Justin."Ya, sebagai seorang dokter aku sudah melakukan semua tugasku dengan baik. Aku pun s
CIUMAN BIBIR JUSTIN! Keesokan paginya di Villa tempat Rara dan teman-temannya berpesta, mereka semua berkumpul saat makan pagi. Dengan tak sabar segera Rara ingin menemui Brandon, dia tak sabar lagi untuk pertanyaan Apakah lelaki itu semalam berhasil untuk meniduri Clarrisa atau tidak. "Apa kalian melihat Brandon? Kenapa sejak kemarin malam aku tidak melihatnya," kata teman yang ada di samping Rara. "Bagus, mereka perlahan sudah menyadari ketidak hadiran Brandon. Aku tinggal menggiring opini Clarissa dan Brandon tidur bersama. Maka nama baiknya akan hancur, aku bisa mendapatkan banyak uang dari Nara," batin Rara. "Oh Brandon ya? Hmmm, iya ya. Aku tak melihatnya, tapi kemarin dia pergi bersama Clarissa kan? Bahkan jika dipikir-pikir Clarissa juga tidak kembali ke kamarnya kemarin," ucap Rara meyakinkan. "Wah benar-benar hebat sekali temanmu Clarissa itu. Selain cantik dia memang memiliki pesona yang sangat kuat sampai Brandon pun bis
KEDATANGAN NENEK ELIZABETH, NYONYA BESAR! Justin langsung mencium bibir mungil milik Clarissa. Mereka pun berciuman, lidah mereka bersatu dan bertukar air liur. Clarissa tak menolak, justru dia menikmatinya. Hal yang dilakukan dengan lelaki dan secara sadar. Justin melepaskannya, Clarissa menatap wajah Justin. "Aku akan berpura-pura tidak mengenalmu, lalu membereskan barang-barangku dan kabur, Tuan Justin. Ya, aku akan melakukan semua itu," kata Clarissa. "Apakah kau yakin? Kamu berani?" ledek Justin. Belum sempat menjawab suara pelayan di luar kamar mereka terdengar. "Tuan Presdir," panggil Pelayan di balik pintu. "Ya," sahut Justin. "Nyonya besar akan datang lima menit lagi," teriak seorang pelayan. "Baik, aku mengerti. Aku akan segera turun setelah mandi," jawab Justin tanpa membuka pintu kamar. Sepersekian detik Clarissa terdiam, dia benar-benar kaget dan syok mendengar ucapan Nyonya besar datang. Apakah ini tanda keluarga Justin Leonard? Jantungnya kembali berdetak kenc
GIOK PHONIX MILIK CLARISSA! "Dari mana kau mendapatkannya?" selidik Nenek Eliabeth. "Entahlah, Nek. Sudah sejak kecil aku memakainya. Saat aku masih tinggal di kediaman Ayahku. Giok ini sempat hilang beberapa hari, tapi Puji Tuhan dua hari yang lalu Tuan Justin yang memberikan Giok ini padaku dan mengembalikannya. Ini Giok keberuntunganku, mau beberapa kali hilang dia akan kembali lagi padaku," jawab Clarissa. Nenek Elizabeth diam dan mengamati giok itu. "Kenapa, Nek? Apa ada masalah? Apa Nenek ingin melihat ini?" tanya Clarissa sambil berusaha melepaskan. "Tidak, kalung itu jangan dilepas apapun alasannya. Kamu harus memakainya terus, jangan ceroboh. Lain kali jangan pernah dilepas lagi. Kau mengerti kan?" tanya Nenek Elzabeth, dengan polosnya Clarissa menganggukkan kepalanya. Dia tak mengerti mengapa Nenek Elizabeth mengatakan semua itu. Dia pikir selama ini kalung itu hanya sebatas kalung giok biasa saja. Dia tak pernah berpikir lebih, sejak kecil dia sudah memakai giok itu,
PERTEMUAN KOLEGA DAN BISNIS PERTAMA CLARISSA"Entahlah. Aku taka tahu, sudah jangan di pikirkan," ucap Justin mengatakannya kepada Clarissa agar tak khawatir."Tuan Jastin, semua sudah siap," kata pelayan menyapa Justin."Apa sudah disiapkan semua termasuk semua yang aku catatkan susulan tadi?" tanya Justin memastikan. Pelayan itu menganggukkan kepalanya."Sudah semua, Tuan Jastin. Semua sudah siap, Nyonya Clarissa bisa melihatnya sekarang," katanya."Baik. Ayo kita naik," ajak Justin ingin mengalihkan pembicaraan."Apalagi yang kau siapkan, Tuan Jastin. Kau sungguh hobi membuatku bertanya-tanya dan penasaran," jawab Clarissa."Aku sudah menyiapkan ruangan lemari khusus, wadrobe untukmu. Semua yang di sana khusus baju-baju mu, sepatu, tas, dan semua aksesoris yang bisa kau pilih. Kau bebas memilihnya di sana, sehingga bajumu tak itu-itu saja. Aku lupa mengatakannya semalam," jelas Justin. Clarissa pun menganggukkan kepalanya. Mereka naik ke tangga. "
BERTEMU DENGAN DEVAN DAN NARA LAGI?"Kenapa? Apa kau malu dan berubah pikiran?" ucap Justin. Clarissa menggelengkan kepalanya."Kita belum menggelar resepsi pernikahan kan, Tuan?" kata Clarisssa lirih sambil melirik ke arah Justin. "Lalu?""Bukankah tidak terlalu baik jika aku datang kemari bersamamu, Tuan. Bagaimana pandangan orang nanti? Bukankah selama ini aku hanya menjadi istri rahasiamu, Tuan? Bagaimana jika semua orang tahu aku istrimu?" tanya Clarissa. "Kau tidak perlu takut pergaulan para konglomerat ini jauh berbeda dibandingkan dengan pergaulan keluargamu. Ya, meski rumor itu akan selalu ada, tapi uang bisa mengalihkan semuanya. Lagi pula kami hidup privat sekali," jawab Justin."Kebetulan juga kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengumumkan hubungan kita. Aku tidak akan mengatakan kau istriku, tapi aku sudah mengatur semuanya agar menguntungkan bagi kita. Tenang saja, jadi kau tak usah berpikir aneh-aneh," sambung Justin."Bolehkah se
RAHASIA JUSTIN LEONARD DAN PERUSAHAANNYA! "Ternyata aku harus bertemu dengan mereka lagi," batin Clarissa menghela nafas panjang. "Selamat malam Nona Clarissa," sapa seseorang mendatangi Clarissa. Clarissa pun menoleh dan mengernyitkan keningnya dengan heran. Dia tak pernah merasa kenal dengan wanita itu namun sebisa mungkin dia berusaha ramah. "Apa kabar? Sebelumnya perkenalkan namaku adalah Sandra. Aku istri dari Tuan Leo yang sekarang sedang mengobrol dengan suamimu," katanya menyapa. Clarissa menganggukkan kepalanya. "Halo Nona Sandra, salam kenal juga," sapa Clarissa. Dia senang mendapatkan wanita yang menyapanya terlebih dahulu karena Clarissa ini bukanlah tipikal orang yang mudah menyapa orang duluan. Sandra menghampiri Clarisa sambil membawa wine. Dia nampak ramah sekali. "Sepertinya mereka akan membicarakan urusan diantara lelaki. Apakah Nona Clarissa tidak keberatan untuk berbincang denganku?" tanya S
RAHASIA DI BALIK ASAL USUL CLARISSA? SIAPA TOKOH BESARNYA? "Bukankah kamu yang sengaja mengajakku keluar? Bukankah itu kau lakukan karena ada sesuatu yang ingin kamu katakan?" tebak Clarissa. "Ah, ternyata kamu tidak sebodoh itu," ucap Nara. "Katakanlah," perintah Clarissa dengan berani. "Aku punya rahasia yang ingin aku katakan padamu," kata Nara. Clarissa diam menyimak ucapan sang kakak. "Ah tapi nampaknya sepatuku sedikit kotor. Lihatlah," perintah Nara menyingsingkan roknya. "Jika kamu membersihkannya maka aku aku mengatakannya padamu," ujarnya sambil menyingsingkan gaun malamnya, dia memperlihatkan sepatu berwarna merah menyala. "Apakah dia pikir aku masih seperti dulu! Sepertinya dia melupakan bahwa aku sudah menjadi istri Tuan Justin, bahkan rasanya ancaman Tuan Justin sudah tak di hiraukannya lagi. Bahkan aku bisa mendapatkan semuanya tanpa dia perlu menjelaskan. Dia hanya ingin membuatku penasaran saja,"