KONVOI KELUARGA JUSTIN! "Apakah kamu ingin menelpon seseorang, maka kau bisa menelpon. Aku memiliki papan kedap suara di sini," katanya. "Tidak tidak perlu, Tuan," sahut Clarissa. Clarisa menghela nafas panjang. Hari ini sudah hampir gelap dan Justin sama sekali tak merespon semua panggilannya. Bahkan tidak ada pergerakan sama sekali, membuat Clarissa sekarang tambah cemas sekali. "Aku tidak ingin menelpon dia lebih dulu, tapi kenapa semua pesanku tak d balas. Ini membuatku merasa kesal tiba-tiba," omel Clarissa dalam hati. Mereka sudah sampai di sebuah resto yang merupakan rekomendasi Steven. Terlihat di sana pengamanan sangat di jaga ketat. Bahkan di halaman restoran pun berjejer semua pengawal Steven. Membuat pengunjung lain langsung merinding tak berani masuk ke dalam. Steven sengaja mengajak Clarissa makan di sebuah restoran keluarganya. "Tuan Steven," panggil Clarissa. "Ya," sahutnya. "Apakah saat keluar juga harus membawa begitu banyak orang? Apakah kau harus di jaga
APA YANG TERJADI SEBENARNYA? "Tuan Steven," panggil seoran ajudan Steven ketika lelaki itu mulai memotong steak daging miliknya. Tanpa banyak bicara lagi pelayan itu menyodorkan tablet miliknya. "Coba lihat ini," kata Steven menyodorkan tablet itu pada Clarissa. "Apa ini?" pekik Clarissa kaget sambil menutup mulutnya. Dia melihat deretan mobil mewah milik Justin Leonard melakukan parade di kota ini. Clarissa sangat hapal sekali bahwa itu adalah barisan mobil yang ada di garasi rumahnya. Hal itu membuat Clarissa kaget. "Apa yang mau dia lakukan?" batin Clarisa . "Armada mobil mewah ini semua pergi ke kota ini. Rupanya dia ini sedang mencarimu, dia takut kalau memeriksa lokasiku secara langsung akan membuatku tidak nyaman. Jadi dia memberitahuku seperti ini. Bukti bahwa dia sedang mencarimu. Aku cukup menghargai suamimu tapi mungkin sekarang seluruh kota tahu kalau istri Presiden Leonard sedang melarikan diri dari rumah," jelas Steven. "Ah begitukah, Tuan Steven. Rasanya aneh s
PENGKHIANAT DI SEKITAR JUSTIN! "Bukankah dia berkeliling kota dengan mobil-mobilnya tadi? Padahal mobilnya belum kembali ke garasi. Bagaimana dia bisa muncul di rumah ini dan suara yang tadi itu? Terlalu lembut untuk seorang Tuan Justin. Bukankah suara Tuan Justin selalu galak dan mengintimidasi, lembutnya sungguh menakutkan dan membuatku berpikir yang tidak-tidak," batin Clarissa. "Kenapa?" tanya Justin. "Apa?" "Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Justin. "Kenapa kau berbicara lembut sekali? Itu membuatku takut," sahut Clarissa. "Kau tidak membolehkan ku berkata lembut? Apakah selama ini aku tidak cukup lembut?" tanya Justin. Clarissa menganggukkan kepalanya. "Kemarilah," perintahnya. "Wahhh, benar-benar Tuan Justin sedang tersenyum. Apakah orang ini benar-benar Tuan Justin? Aku merinding sekali melihatnya," batin Clarissa pun langsung maju. Dia langsung mencubit pipinya, memastikan bah
ADA BIBIT PELAKOR DI SINI RUPANYA! "Ada penghianat di sekitarku," ujar Justin. "Ap maksudnya, Tuan Justin? Aku memang harus disalahkan atas kejadian hari ini, tapi aku tak berkhianat," kata Clarissa ketakutan. "Diam, biarkan Andrea menyelidikinya. Sekarang kamu masih belum menjadi jelaskan kenapa kamu keluar dari kantor? Bukankah makanan di kantor juga enak? Bahkan kau hanya tinggal menelpon tak perlu menyebrang ke resto," tanya Justin. "Ck! Mengingat alasannya membuatku sebal saja. Bukankah ini karena kamu, Tuan Justin," tuduh Clarissa. Ucapan itu jelas membuat Justin kaget. Bukan tanpa alasan mengapa sekarang dirinya yang di salahkan. Padahal jelas-jelas di sini Clarissa yang salah. Justin pun menghela nafas panjang menghadapi wanita, sepertinya dia akan selalu terlihat salah. "Aku?" tanya Justin. "Ya! Karena adikmu itu. Membuatku sebal saja, aku sengaja keluar mencari u
RESTO VS WARUNG KAKI LIMA! "Apalagi dia ada suaminya tidak begitu peka terhadap hal seperti ini," monolognya lagi. "Aku mendadak teringat ada sesuatu yang harus aku lakukan. Kalian duduklah sebentar, aku akan naik dulu," pamit Clarissa berjalan ke tangga atas. Dia memang sengaja meninggalkan Justin dan Cindy. Dia ingin membuktikan ke Cindy bahwa dia lah Nyonya di rumah ini. Dia ingin berdandan, menemui dengan piyama tidur seperti ini tidaklah elegan sama sekali. Cindy tersenyum penuh kemenangan, dia berpikir mungkin Clarissa sadar diri. "Kak Justin," panggil Cindy. "Apakah kakak ipar memiliki kesalahpahaman terhadapku? LIhatlah, aku berpikir begitu karena saat melihatku dia langsung naik ke atas," sambungnya. Justin tersenyum. "Kamu terlalu berpikir buruk dengan Clarissa. Asal kau tahu saja, istriku bukanlah orang seperti itu. Dia sangat murah hati, baik, dan tak pernah memiliki pemikiran buruk pada orang lain," jelas Just
BUBUK BERACUN DARI ULAR BERBISA? "Tapi Tuan Justin, aku sudah bosan sekali dengan makanan prancis," bisik Clarissa. "Baiklah kalau begitu. Kita akan makan di warung steak yang kau inginkan," jawab Justin. "Benarkah, Tuan Justin? Apa kau tak apa-apa?" sahut Clarissa dengan mata berbinar penuh kemenangan. "Apalagi tempat itu bukanlah resto terkenal, namun jangan khawatir di sana sangat bersih sekali. Makannanya juga tak kalah enak dengan resto kok," sambungnya. "Tidak. Aku juga belum pernah makan di warung makan. Jadi aku putuskan untuk pergi mencobanya hari ini," ujar Justin. Ucapan Justin ini membuat Cindy sangat kaget. Dia tak percaya bahwa seorag Justin Leonard mau makan di tempat kotor seperti itu. Bahkan sekelas Cindy pun belum pernah makan di sana. Namun demi seorang wanita dia rela melakukannya, secinta apa lelaki itu dengan Clarisssa yang di mata Cindy tak memiliki kelebihan apapun. "Tapi Kak Justin, bukan
GIOK DAN CINDY? ULAR BERBISA! "Hari ini aku mengatakan ini Justin adalah milikku, Clarissa. Kalau kamu tahu diri sebaiknya pergi jauh darinya!" bisik Cindy sambil meneteskan air matanya. Clarissa agak kaget melihat perubahan sikap Cindy. Dia bisa menggebu-gebu memaki, marah, dan lepas kontrol namun sepersekian detik nya dia bisa langsung berubah menangis. Perubahan sikap yang membuat Clarissa merinding ketakutan seketika. "Bagaimana bisa berubah secepat itu? Apakah wanita ini sedang sakit jiwa kah? Apakah dia bipolar? Atau ini hanya taktik dan strateginya saja," batin Clarissa. Cindy berusaha memegang tangan Clarissa, namun dengan cepat dia langsung menepisnya. Cindy menatap Clarissa dengan tatapan mata berkaca-kaca. "Asisten khusus Clarissa, aku benar-benar tidak bermaksud merebut Justin darimu. Tapi mengertilah? Mengapa harus kau yang menjadi istrinya? Dia mengenalku lebih dulu, dia selalu ada untukku.
PISAU DI DALAM TAS CINDY? APAKAH INI BUNUH DIRI? "Tuan Justin...." panggil Clarisa. "Apakah kau tidak apa-apa? Apa dia melukaimu?" tanya Justin. Pertanyaan Justin itu membuat Clarissa tersenyum senang, setidaknya memang sekarang suaminya ada di pihaknya. Ketakutannya tadi hanya mimpi buruk saja, ternyata Justin mengerti akan dirinya. "Tidak kok, Tuan Justin. Terima kasih ya, kau sudah mempercayaiku," kata Clarisa. "Terima kasih, Tuan. Ternyata dia masih berada di sisiku, dia masih percaya padaku," ucap Clarissa pun langsung memeluknya. "Cindy, kamu sudah kalah. Tanpa suara, banyak drama dia tetap ada di pihakku. Kenapa kau masih meremehkan? Apa kau tak bisa melihat sisi kejamku untuk mempertahankan apa yang aku punya? Apakah dia benar-benar menganggapku sebagai hello Kitty? Padahal aku bisa berubah menjadi serigala untuk mempertahankan pernikahanku," batin Clarissa. "Clarissa, sebenarnya ada apa?" tanya Justin.
RARA SEKARANG BERSAMA IVANDRA? RENCANA GILA APALAGI KALI INI!"Benar mungkin seperti yang Nyonya Clarissa duga. Ini adalah salinan surat kuasa sahamnya Tuan Justin. Tuan memang memiliki dan memegang 50% saham dan aku memiliki satu persen. Itu artinya jika kita berdua bekerja sama maka 51% dari saham perusahaan Leonard adalah milik kita. Jadi nasib perusahaan Leonard tidak akan bisa diubah oleh siapapun sesuka hatinya," ujar Andrea.Bagi seorang pengawal setia dan sahabat Justin Andrea memang tak segan-segan menolong apa yang bisa dia perbuat saat ini apalagi untuk keberlangsungan perusahaan yang sudah dia besarkan bersama Justin bersama-sama. Dia tak rela perusahaan Leonard hancur bagi situ saja karena keserakahan Tuan Leonard untuk mengeruk keuntungan yang begitu besar dan menjadikan sumire sebagai alatnya. Dia tak mau Tuan Justin akan terkena imbasnya apalagi saat ini Tuan Justin menghilang."Saat ini aku sebagai istri Tuan Justin akan mempertahankan harga dirinya saat sang suami t
SIAPAKAH PRESIDEN UTAMA YANG AKAN DITUNJUK?"Aku menyelamatkanmu dari genggaman Tuan Justin bukan karena melihatmu yang mencari mati! Sia-sia juga kalau aku membunuhmu sekarang. Kalau bukan karena masih ada hal lain yang harus kamu lakukan, apa kamu kira kamu masih bisa hidup sampai sekarang! Hah!" Bentak Ivandra. 'Plakkk' satu tamparan menghantam wajah Rara lagi. Ivandra tersenyum senang. "Permainan ini benar-benar semakin menyenangkan. Aku selalu berpikir di dunia ini bahwa hanya ada Kak Justin yang akan menjadi lawan sepadanku, tidak aku sangka di kota kecil ini masih ada orang yang bisa menyapu sebagian orang dari jaringan hitam. Wanita pula," batin Ivandra."Apakah orang ini juga maju demi wanita yang bernama Clarissa. Clarissa, kamu benar-benar adalah hantu pembawa sial bagi jaringan hitam. Karenamu jaringan hitam seakan berlomba untuk mendapatkan uang," ujar Ivandra.Sedangkan di sisi lain Andrea menghampiri Clarisa.
RARA DAN IVANDRA!"Apa? William? Mengapa dia? Apakah itu artinya semalam aku bukan mimpi?" Batin Clarissa mencoba mengingat kembali mimpinya semalam. Clarissa mencoba mengingat lagi apa yang terjadi diantara mimpi dan nyatanya. Dia masih ambigu saat pagi hari saat berada di batas alam mimpi dan nyata, ada sosok William di sana. William terus menggenggam tangannya.[Siapa yang menjagaku selain Tuan Steven? Apakah Tuan William juga menemaniku?][Ya, Nyonya. Beberapa malam setelah kau koma dia selalu menjagamu juga. Bahkan dia terus menggenggam tanganmu, tak membiarkan kau sendiri. Apakah kau mulai mengingatnya?]"Kenapa berbeda, justru aku kemarin merasa bermimpi bahwa Tuan Justin lah yang di sisiku. Bahkan aku masih merasakan genggaman tangannya, ternyata aku sudah menggenggam tangan orang yang salah. Apakah artinya lelaki yang ku lihat pagi hari itu Tuan William? Kalau begitu aku harus bagaimana untuk menghadapi Tuan William," kata Clarissa dalam hati.*****"Clarissa," panggil Tuan
TUAN STEVEN KEADAANNYA TAK BAIK, NYONYA!"Tuan kalau kamu seperti ini, setelah Nona Clarissa bangun dia akan menyalahkan dirinya sendiri atas penyakitmu. Oh iya ada surat lain yang dikirim dari kampung halaman mengatakan kalau si gadis dari keluarga Ling Ling, sudah keluar untuk uji coba," kata pengawal."Si cantik Ling-Ling? Gadis itu?" tanya Tuan Steven."Ya, benar. Dia gadis yang ingin Tuan menjadi guru pembimbing saat masih pendaftaran. Namun tak jadi karena Nyonya Clarissa yang akhirnya diterima oleh Tuan Hanung," jelas pengawal."Apakah dia sudah menjadi murid magang?" tanya Tuan Steven."Sudah tapi karena waktu belajarnya tidak cukup jadi dia tidak mendaftar di sekolah. Ternyata dia adalah murid dari Kak Yuki. Semua informasi ini valid, Tuan," terang pengawal."Kalau dia datang maka dia akan diterima dengan baik. Katakan pada asistenku yang baru nanti. semua ini masih berhubungan tetapi aku masih tidak bisa menemukan keberadaan di mana Yuki. Kemana kah dia? Kenapa dia menghinda
TUAN STEVEN SAKIT!"Apakah Tuan tidak khawatir dia akan mendatangkan masalah bagi Clarisa lagi di kemudian hari? Lagi pula dia sekarang sama sekali belum melalui pelatihan khusus sebagai standart seoraang pengawal dan asisten," tolak William,"Tenang saja, dia tidak akan berani Tuan," kata Tuan Steven diam-diam membela Yuni. Dia juga takut Yuni akan di musnahkan oleh Tuan William apalagi mengingat dia adalah keluarga Long Lion. Yuni sudah mengabdi lama padanya, meskipun akhir-akhir ini dia sangat menjengkelkan namun membayangkan dia di bunuh membuatnya kasihan juga."Tuan mengenai informasi pembunuh kemarin sudah ditemukan," kata seorang pengawal menghampiri Tuan Wiliiam dan Steven.Dia segera membaca data diri pembunuh. Orang yang melukai Clarissa sudah di amankan juga."Gila! Bagaimana bisa Clarissa hanya bernilai satu triliun," ucap Tuan Steven."Tuan bolehkah masalah ini diserahkan padaku untuk aku tangani?" tanya Wiliam memintanya."Sekarang aku masih tidak bisa menyentuh Jus
SIAPA PELAKUNYA?"Tuan! Apakah Tuan baik-baik saja?" kan kata Yuni panik. "Bawa kami kembali ke rumahku," perintah Tuan Steven. Tapi tiba-tiba kaki Tuan Steven sakit sekali, dia bahkan berjalan dengan terpincang-pincang."Arggh," erang Tuan Steven perlahan."Penyakit Tuan mulai lagi. Aku juga ikut," ucap Yuni. Tuan Steven digandeng dengan pengawalnya sedangkan Yuni langsung dihadang oleh dua orang pengawal William. Tangannya langsung d gennggam."Apa yang kalian lakukan?" tanya Yuni panik."Diam dan jangan berisik. Kami akan mengamankanmu, kamulah yang mencari tempat ini. Jadi kamu harus bertanggung jawab," kata para pengawal. "Le...lepaskan! Aku tak salah, lepaskan aku," teriak Yuni, namun tak ada satu pun orang yang memperdulikannya.Di sisi lain, William menggendong Clarissa. Dia benar-benra khawatir dengan wanita itu, apalagi raut mimik muka Clarissa yang pucat pasi. Dia menoleh ke arah belakang, nampak Tuan Steven sedang berusaha menyusulnya. Dia nampak kesakitan berjalan deng
PEMBUNUHAN CLARISSA"Kalian naiklah ke perahu satunya," perintah Yuni dengan tegas. Kali ini Tuan Steven mengalah."Ayo naik," kata William, dia pun menggandeng lengan Clarissa dan menariknya setengah paksa.Clarissa menjadi kaget dengan sikap William yang memaksa dan kasar. Namun Clarissa tak mau juga merusak keadaan, dia tahu sudah sejak tadi tak enak suasananya."Sudahlah sebaiknya aku sedikit menjauh darinya saja," batin Carissa dalam hati. 'Duarrrr' Duarrrrrr' tiba-tiba kembang api dinyalakan. "Ternyata ada kembang api. Indah sekali," ucap Clarissa."Akan lebih baik Kalau ada Tuan Justin di sisiku saat ini. Pasti akan sempurna keindahan ini," batin Clarissa. Dia tiba-tiba menengok ke kiri dan kanan. "Entah aku merasakan perasaan apa ini, mengapa tiba-tiba perahu bergoyang? Ada apa ini?" pekik Clarissa kaget, belum sampai dia mencerna apa yang terjadi dengannya kini tiba-tiba Clarissa merasa dingin di tubuhnya, dia mulai kesusahan bernafas. "LIhat! Lihat! Ada orang jatuh ke da
CINTA YUNI BERTEPUK SEBELAH TANGAN!"AWAS KAU CLARISSA!" gumam Yuni sambil mengepalkan tangannya."Oh ya, aku juga mempersiapkan sesuatu untukmu, Tuan Steven," kata William."Benarkah? Kenapa kalian repot-repot mempersiapkan ini semua? Padahal aku yang hendak menjamu kalian. Aku merasa tersanjung," sahut Tuan Steven."Kalau begitu entah hadiah apa yang telah dibawa oleh murid William untuk Tuan Steven ini. Pasti barang yang mewah," imbuh Yuni."Bukan, ini tentu bukanlah barang yang mahal. Aku hanya memberikan hadiah kecil untukmu, Tuan," sahut Tuan William mengulurkan kotak kado yang di berikan oleh pelayannya. Entah suatu kebetulan atau tidak, namun kotak kado itu begitu mirip dengan kotak yang di bawa oleh Clarissa."Wahhh kalian memang berjodoh sekali. Lihatlah, bahkan kotak yang kalian pilih juga sama. Tuan bukalah dan lihat, seharusnya ini bisa di buka juga kan?" Ujar Yuni antusias sekali.Tuan Steven pun langsung membukanya. Dia kaget juga dengan b
AWAS KAU CLARISSA!"Jangan bergerak!" ucap William tiba-tiba."A..apa yang sedang dia lakukan?" tanya Clarissa menatap ke arah William kaget dan bingung.Kemudian William semakin mendekatkan wajahnya ke arah Clarissa. Suara desahannya pun sampai terdengar di telinga Clarissa, tiba-tiba tangannya mengambil sesuatu di belakang rambut Clarissa. Sebuah daun, ternyata ada sehelai daun yang menyempil di rambutnya."Terima kasih Kakak William. Aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu hari ini, tetapi..." kata Aruna menggantung kalimatnya."Tetapi kenapa?" sahut William."Semua ini rasanya tidak benar, Kak. Rasanya ini terlalu berlebihan sekali," jawab Clarissa."Kenapa memangnya?" "Kak, aku sudah menikah dan lebih lagi sekarang aku akan menjadi ibu dari anak ini. Kamu tidak perlu membuang-buang waktu dengan ku," jelas Clarissa."Kenapa? Apa maksudmu aku buang-buang waktu? Aku tidak merasa aku sedang membuang-buang waktuku," sanggah William."Kali ini aku keluar hanya untuk mencarimu," uj