BERTEMU DEVAN DAN WANITA LAIN MESKI DI LUAR NEGERI!
"Wahhh! Ini benar-benar hebat! Dia memang layak menjadi superstar yang terkenal dan internasional," kata Clarissa. "Kamu juga bisa seperti itu kalau kamu mau," sahut Justin. "Semua itu tergantung bagaimana usahamu nanti. Lihatlah sebagai suami aku sudah memberikan semua fasilitas yang terbaik untukmu meski endingnya istriku untuk dikagumi oleh begitu banyak orang. Aku tidak nyaman sebenarnya, hanya aku yang memikirkan kebahagiaanmu, Clarissa," sambungnya. Clarissa menatap ke arah Justin. Dia melihat ketulusan di mata Justin, makin mengenal Justin maka Clarissa makin yakin bahwa lelaki itu adalah orang baik yang penuh ketulusan. Dia begeitu memperhatikan dan memprioritaskan Clarissa. Wanita itu menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak perlu Tuan Justin, aku hanya suka akting tapi aku tidak suka menjadi bintang. Kau tak perlu melakukan sejauh ini," ucap Clarisa. "Kenapa?"LINGLING YANG BERMUKA DUA?"Clarissa, boleh kan aku ikut denganmu?" pinta Lingling."Baiklah kalau begitu kita pergi bersama saja. Bantu dia untuk sekali ini saja ya," pinta Clarissa berbisik lirih pada Justin."Baiklah, meski aku tidak suka jika wanita tidak jelas itu mengganggu dunia kami milik berdua tetapi sama sekali tidak ada cara untuk menolak permintaan apapun dari Clarissa," monolog Justsin pada dirinya. Dia pun hanya mengangguk setuju untuk bersamanya."Untuk sekali ini saja. Aku melakukannya karena ini permintaanmu," ucap Justin."Baiklah kau boleh ikut dengan kami," ujar Clarisa."Aku juga ikut!" sahut Devan. Justin langsung memeluk Clarissa."Apa kamu sudah lupa dengan peringatan dariku? Berani-beraninya kau mengatakan itu," kata Justin menatap ke arah Devan."Kenapa Lingling tiba-tiba berubah?" batin Devan.Mereka pun pergi bersama bertiga meninggalkan Devan. Sepanjang mereka berjalan bersama Lingling wanita itu terus menggandeng le
EVENT PRIVAT PARTY TUAN GERRY? "Ah, Kak Devan. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu kepada Clarissa dan itu tidak nyaman bagimu untuk berada di sana. Jadi aku mencari alasan," kata Lingling, Lingling tipikal seperti Rara, dia bermuka dua untuk menghalalkan segala rencananya. Namun tak semua orang tahu karena wajah Lingling ini jauh lebih polos daripada Rara. Dan juga dia memiliki kepentingan bersama Tuan Hanung bukan motivasi harta. "Apa yang kamu tanyakan padanya sampai aku tak boleh tahu?" tanya Devan. "Aku ingin bertanya padanya tentang dirimu, Kak Devan. Aku juga tidak bodoh, aku menemukan sepertinya kamu lebih peduli kepadanya daripada kak Nara. Bukankah dia adalah mantan pacar yang kamu bicarakan kan belakangan ini? Dia kan mantan kekasihmu yang selalu kau ceritakan, ujar Lingling. Devan menelan ludahnya dengan kasar. "Terus apa jawabannya?" "Dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu tapi dengan suami di dekatnya sulit u
DI CULIK JARINGAN HITAM, LAGI? "Ah ternyata kamu juga menyukai karakter ini ya? Sungguh kebetulan karena aku juga menyukainya. Bkankah seler akita sama?" katanya sambil mendekati Clarissa dengan membawa guan malam yang sama dengan milik Clarissa. "Kebetulan sekali," ujar Clarissa langsung meras atak nyaman dengan tatapan wanita itu yang tak lain adalah Lingling. "Sudah giliranku ganti baju rupanya, aku masuk dan ganti dulu ya!" pamit Clarissa meninggalkan Lingling dan masuk ke ruang ganti. Dia berganti baju dengan gaun snowwhite berwarna putih dan biru. Dia merasa gaun itu sangat cocok dengan dirinya, berkali-kali dia bercermin. Innerchildnya selalu merasa terpuaskan dengan apa yang diberikan oleh Justin. "Entah apa kata Tuan Justin kalau dia melihatnya. Akankah dia merasa pakaian ini cocok untukku atau tidak," batin Clarissa dalam hati. Dia pun hendak pergi ke luar menunjukkan gaun itu pada Justin, namun secara tiba-tiba seorang ma
WANITA DALANG DI BALIK PENCULIKAN CLARISSA, SIAPA DIA? "Semua mobil yang mencurigakan sudah dikepung, Tuan," kata Andrea. "Lalu masih seberapa jauh lagi?" tanya Justin. "Sepertinya kita sudah hampir sampai," ucap Andrea, "Tidak aku sangka kita akan bertemu dengan orang-orang dari jaringan hitam bahkan saat di luar negeri. Sepertinya ada kaitannya," sambung Andrea. "Benar sungguh tidak disangka, apalagi ini di Hollywood," ucap Justin juga bingung dengan apa yang dilakukan oleh kelompoknya dulu. "Apakah ada kasus wanita hilang di sini beberapa waktu yang dekat ini?" tanya Justin pada detektif yang sudah di sewanya. "Tidak, Tuan," sahut detektif itu. "Kalau begitu mungkin Nyonya telah bertemu dengan kelompok orang jaringan hitam yang memang tak mengincar Nyonya saja. Namun memang sengaja melakukan penculikan besar-besaran. Saat melakukan pelacakan aku menemukan kalau orang itu bersangkutan dengan jaringan
SUARA TEMBAKAN! "Apa kau sudah sadar? Bukankah kita harus saling menyapa kembali? Bukankah sungguh suatu kebetulan kita bisa bertemu lagi di negara asing?" kata Ying. "Kenapa kau hanya diam? Ah ya benar juga, aku lupa kalau kamu masih belum bisa bicara karena mulutmu masih di sekap," kata Justin sambil berusaha melepaskan kainya. Dia pun menghela nafas berat, sesak sekali rasanya. Clarissa menarik nafas panjang untuk berancang-ancang kemudian hendak berteriak sekeras mungkin untuk meminta tolong. "Tolonggggggggg!" teriak Clarissa, Ying langsung menutup telponnya. "Argggh! Kenapa kau berteriak sekeras itu? Semua yang ada di sini adalah orang kami, tidak ada gunanya kamu berteriak. Itu hanya akan membuat keributan saja," tegur Ying. "Kenapa kamu muncul lagi? Apa kau tak bosan muncul terus-terusan di hadapanku? Apa kau tak lelah terus-terusan menculikku?" tanya Clarissa. "Hahahaha! Justru terbalik, aku juga ingin ta
KEHAMILAN CLARISSA! "Arggghhhhhh!" suara pekikan menggema. "Tuan Justin!!!!!!!" teriak Clarissa. "Tenanglah aku tak apa-apa," sahut Justin dengan bahunya yang tertembak. "Kau...kau tertembak," ucap Clarissa panik. Di tangannya bahkan masih ada darah milik Justin. "Sial! Kau masih ada penembak jitu dan ternyata kamu masih bisa begitu licik dan berbahaya," umpat Ying. "Tunggu aku akan membalasmu!" sambungnya. Clarissa diam dan terpaku. Dia menatap ke arah Ying yang juga terluka cukup parah, dia memegang lengannya sama seperti Justin. Tapi entah mengapa bahkan setelah mereka tertembak tak langsung terkapar. Seolah mereka hanya saling melukai bukan membunuh. "Tuan Justin... Kau terluka. Bagaimana bisa kau melakukan semua ini?" tanya Clarissa. "Jangan khawatir, hanya luka kecil saja," kata Justin sambil berusaha menenangkannya. "Aku tidak punya cara untuk menjelaskan masalah ini semua. B
SATU MILYAR RARA! "Bukankah Clarisa adalah gadis biasa?" tanya Kevin. "Entahlah. Aku pun belum bisa menyelidiki latar belakang keluarga Clarissa yang asli. Semua terbentur data pada saat itu. Mungkin setelah ini aku harus lebih konsentrasi dengan Clarissa. Mengingat dia memiliki garis darah yang istimewa sekali," jawab Justin. "Bagaimana bisa ada begitu banyak rahasia? Apakah ada masalah dengan penyelidikan sebelumnya?" tanya Kevin. "Sudahlah aku berjanji akan segera menyelesaikannya. Pastikan Clarissa tak mengalami masalah," pinta Kevin. "Tenang saja, kamu jangan terlalu cemas. Setidaknya darahnya saat ini bisa menguraikan bahkan menetralkan racun yang sudah di berikan oleh jaringan hitam padamu dulu, apalagi itu adalah racun yang baru dikembangkan oleh jaringan hitam. Hanya saja kita perlu melakukan penelitian lebih lanjut, kamu tidak perlu khawatir. Setidaknya ini tak akan membuat kau keracunan," kat
APA YANG SEBENARNYA DI INCAR? "Kalau kamu ingin kabur dari tanggung jawabmu, maka aku akan memberitahu bahwa di rumah sakitku akhir-akhir ini agak sedikit kekurangan relawan untuk percobaan obat. Maka kau bisa mendaftarkan dirimu ke sana. Oh iya bukankah kamu sudah berhubungan dengan pria lain akhir-akhir ini? Kalau memang dia begitu mencintaimu harusnya kau mampu membujuknya dan membiarkan dia membantumu kan?" sindir Kevin. 'Deg' Rara langsung terdiam. Dia menyadari kebodohan dan ketamakannya, dia membuang Kevin yang notabener dokter lebih muda demi Sumire lelaki tua bangka yang sekarang sedang menjabat sebagai presiden direktur di perusahaannya. "Kalau si bodoh paman kedua ini benar-benar akan mengeluarkan uang demi wanita ini maka dia benar-benar sangat bodoh dan tolol," batin Kevin mencoba menebak langkan Paman Sumire yang memang hobi bergonta ganti wanita. FLASHBACK OFF "Lalu di mana uang yang akan dia keluarkan, Kak?" tanya Kevin. "Ck, mudah saja di tebak. Kau tahu sendir