Share

BAB 5

“Jangan mentang-mentang kamu istrinya albi lantas tak mau melimpahkan semua tanggung jawab albi kepadaku!!!” dengan suara nyaring Bambang membuat batas kesabaran fataimah tidak terkendali.

“tanggung jawab yang mana hah!! Tanggung jawab apa yang abang bicara, Dimana abang dan keluarga bang albi saat beliau sakit hah!! Oh iya aku lupa kalian kan datang tadi pagi bukan sih bukan untuk menjenguk dan mengurusi bang albi, tetapi kalian semua datang untuk menagih uang rewang sebesar serratus juta apaitu yang di katakan tanggung jawab iya ha!!” Fatimah sangat marah terhadap kakak iparnya itu dan melampiaskan semuanya kepada Bambang biarlah semua tau.

Bisik bisik petakziah sudah terdengar rata-rata mereka semua mencemooh sikap Bambang yang meminta uang begitu banyaknya padahal biaya pemakaman di kampung itu gratis. “gila bener ya keluarga albi dari dulu takda berubah-berubahnya, sama aja” bisik bisik itu terdengar di telinga Bambang membuatnya marah dan meradang.

“jangan kurang ajar kau ya!!” Bambang mengayunkan tangannya namun segera di tepis oleh seseorang.

“jangan sekali-kali tangan kotormu menyentuh kulit adekku” ucap dingin seseorang langsung saja menghempaskan tangan Bambang yang gagal menyentuh kulit Fatimah.

“abang…..” ucap lemah Fatimah sambil menggelengkan kepala pertanda jangan di teruskan karena waktu yang tidak tepat.

“jangan mentang-mentang kamu punya kuasa lantas kamu bisa ikut campur urusan ini” ucap Bambang kepada Marwan dengan sok beraninya.

“lantas kalau sudah tau kenapa kamu masih saja disini” ejek Marwan kepada Bambang.

“jangan ikut campur ini urusanku karena albi adalah adikku yang berhak dengan semuanya adalah ibu dan anak-anaknya” ucap lantang Bambang menggertak Marwan yang hanya meremehkannya saja.

“kalau begitu setelah tujuh hariannya albi kita bertemu di pengadilan yang katamu ini harta ibumu serta saudara-saudara albi, yang notabenenya sudah Bernama Fatimah dan kamu jangan lupa bayar utangmu pada Fatimah kalau tidak akan bernasib buruk” ancam Marwan kemudian.

“siapa kamu berani mengancam kami, kamu hanya orang luar jangan sok belagu dan paling di butuhkan” ejek Bambang dengan tak tau malunya.

“nyatanya orang yang kau anggap orang luar ini yang paling di butuhkan oleh albi waktu hidup dan juga Fatimah sepenuhnya menyerahkan semua urusan disini, jadi jangan pernah memeras adekku lagi karena pemakaman albi sudah aku urus” ucap Marwan kepada Bambang penuh dengan permusuhan.

“bang udah lebih baik kita diam saja, daripada makin Panjang malu di liat orang” ucap dadang dengan berbisik kepada Bambang.

Dengan berat hati akhirnya Bambang duduk di tikar dengan hati yang dongkol.

“bu lebih baik kita angkutin saja sembako yang ada di belakang, mumpung orang-orang lagi sibuk” ajak juleha kepada sang ibu.

“tapi gakpapa nih ya aman kan?” tanya sang ibu seraya melihat kesana kemari.

“aman bu mangkanya mumpung masih sepi kita lebih baik angkutin saja sekarang sembako itu” ucap juleha kemudian berjalan ke belakang.

“dek liat deh kelakuan iparnya si Fatimah, mau kemana dia seperti mencurigakan” ucap istri Marwan yang Bernama laras kepada asna.

“iya kak mana ibunya juga mengendap-ngendap mau ngapain mereka, ouh asataga jangan-jangan mereka mau mencuri sembako yang ada disini kak” jerit tertahan asna kepada laras.

“kalau kayak gitu kita susul mereka lalu kita liat ngapain mereka dulu” ajak laras kepada asna mereka segera menyusul pasangan ibu dan anak it uke dapur Fatimah.

“gila bu banyak banget nih sembako kalau kayak gini kita gak usah beli-beli lagi buat acaraku” ucap girang juleha kepada sang ibu.

“iya enak saja semua ini mau di makan Fatimah rugi dong albi kana nak ibu jadi semua ini milik ibu bukan milik Fatimah sialan itu” ucap bu Zainab dengan terang-terangan yang sangat membenci Fatimah.

“astaga kok ada ipar dan mertua yang begitu dzolim kepada mantunya sendiri padahal ini semua bukan haknya” ucap laras sambil memperhatikan tingkah anak dan ibu itu yang sedang memasukan semua sembako itu kedalam gerobak.

“ini mah Namanya pencurian sebelum semuanya di bawa pulang mending aku berhentikan kak” ucap asna dengan nada yang sangat jengkel.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status