Beranda / Fantasi / Balada Ming Yuan / Serangan di Tengah Keramaian.

Share

Serangan di Tengah Keramaian.

Penulis: Zhang A Yu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pasukan dibawah pimpinan Jenderal Song Wei bergerak dari Selatan menuju Timur. Disana letak Istana dingin berada. Disana pula, Ratu HongYe dan Pelayannya menunggu kedatangan pasukan yang akan mengawal mereka kembali ke Istana Ratu dengan aman.

Sekitar setengah shichen perjalanan, tibalah pasukan itu beserta joli yang diusung delapan orang sekaligus.

Komandan pasukan mengarahkan Ratu HongYe memasuki joli. Sementara Pelayannya berjalan kaki sambil membawa lampu minyak bersama beberapa Pelayan muda lain.

Jalur menuju istana melewati pusat ibu kota. Disana para penduduk lalu lalang dalam balutan pakaian berlapis-lapis dan mantel tebal.

Joli yang diusung delapan orang sekaligus itu jelas sekali hanya dimiliki seorang Ratu, maka para penduduk itu lekas memberi jalan, tanpa menunggu diperintah.

Di dalam joli, Ratu HongYe diam; menyangga kepalanya. Sejak malam itu, Ratu HongYe tidak bisa tidur dengan baik sehingga ia seringkali merasakan sakit kepala.

Disisi lain, gatal yang didera nya selam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Balada Ming Yuan   Kekacauan Pusat Ibu Kota.

    "LINDUNGI YANG MULIA RATU!!!"Wushhhh krakkkGolok panjang nan berkilau bagai terang rembulan, membelah dingin, menembus atap joli.Pedang tajam itu berada tepat di depan wajah Ratu HongYe. Ia luar biasa syok, hingga akhirnya berangsur tergeletak tak sadarkan diri.Misi pasukan dibawah pimpinan Jenderal Song Wei kali ini adalah membawa Ratu HongYe ke kediamannya tanpa kekurangan apapun. Bila misi mereka gagal, maka mereka semua akan mendapat hukuman.Oleh karena itu, Komandan Pasukan segera turun tangan. Pria berjubah merah gelap serta bermantel hitam itu melompat turun dari punggung kudanya lalu ia menghunus pedang, menyerang pria berpakaian serba hitam tadi.Srakkk tanggggPria berpakaian serba hitam menarik pedangnya dari atap joli. Dengan gerakan gesit laksana angin, ia melompati joli, menangkis ayunan pedang si Komandan."Lindungi Yang Mulia Ratu!" Aba-aba serupa kembali diserukan.Joli Ratu beserta Pelayan dan pengusungnya terkepung formasi perlindungan. Salah seorang Pelayan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Beruntung Kau Lolos!

    Drap drap drapPasukan berkuda dan sekelompok Prajurit membelah kegelapan di antara bangunan sepi penduduk.Di sekelilingnya masih banyak semak belukar setinggi dada orang dewasa.Para Prajurit itu sekalian memukul-mukul semak belukar, dengan satu tujuanlalu, yakni menemukan dua calon pelaku percobaan pembunuhan Ratu HongYe, beberapa saat lalu.Sejauh mereka melakukannya, mereka tak juga menemukan keberadaan kedua pelaku percobaan pembunuhan tersebut. Mereka pun berjalan semakin maju, semakin jauh, hingga tampak kecil punggung mereka di pelupuk mata. Lalu, ketika mereka hilang ditelan kegelapan. Munculah dua bayangan hitam senada kegelapan dari dua sisi berbeda.Keduanya berdiri di tengah jalur. Keduanya saling pandang sejenak. Keduanya tampak serius. Dan pada pergantian dupa, keduanya telah berdiri di hadapan Zhuge Yue.Dua orang yang selalu berada di sisi Zhuge Yue, siapa lagi jika bukan Ming Yuan dan Shang Que? "Shi Fu …" Ming Yuan nampak akan mengatakan sesuatu. Namun, lidahny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Kenikmatan Ada di Depan Mata.

    "Shi Fu! Turunkan aku!"Zhuge Yue tersadar. Zhuge Yue spontan menurunkan Ming Yuan."Shi Fu!" Ming Yuan memanyunkan bibir sambil menutup dada dengan kedua tangannya. "Shi Fu ngintip dadaku!"Usia gadis kecil itu sudah 17 tahun di bulan ketujuh tahun ini, tetapi gara-gara Zhuge Yue hanya mengajarkan beladiri dan ilmu militer, ia menjadi gadis kecil polos tapi bicaranya suka ngawur meski benar."Jangan bicara sembarangan!" Zhuge Yue tidak mau disalahkan. Lagi pula siapa suruh dada gadis kecil itu telah berkali-kali lebih besar dari awal kali bertemu. Siapa suruh pula, ia tergelincir seperti tadi. Harusnya ia berterima kasih tapi malah ngomel-ngomel walau suaranya tidak terkesan sedang memarahi.Sekarang gadis kecil itu menunduk. Ia terang-terangan melihat dadanya. Mengintip dua gundukan mulus tiada tersentuh yang dibalut kain lembut warna putih bersih.Pipi Zhuge Yue panas. Warna merah muda atau merah terang mungkin terlukis disana. Ia lantas memalingkan wajah. Ia kemudian sengaja menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Siapa yang Sangat Kau Inginkan?

    "Shi Fu."Zhuge Yue mengangkat wajah. Wajah seputih salju itu selalu terlihat tenang, dan kadang-kadang menyebalkan. Anehnya, Nona muda dari keluarga bangsawan, atau keluarga pejabat, banyak sekali yang menggandrungi Zhuge Yue. Lain halnya dengan Ming Yuan yang saat ini menganggap Zhuge Yue sebagai Gurunya meski gadis kecil itu menyadari Gurunya teramat tampan."Apa yang Shi Fu lakukan?" Sekarang gadis kecil itu berangsur duduk lantas bersandar pada punggung dipannya. Bola matanya sudah tidak begitu sayu lagi tapi rona merah di pipinya masih terlihat jelas.Kalau dari suara gadis kecil itu, harusnya ia sudah tidak mabuk. Hebat sekali. Mabuknya cepat, mereda nya juga cepat. Benar-benar murid Zhuge Yue."Mencuci piring." Ketus balasan Zhuge Yue.Ming Yuan terkekeh seraya menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Jelas Zhuge Yue menjawab ngasal. Pasalnya di depan mata kepala Ming Yuan, terlihat jelas Zhuge Yue tengah membakar dupa tapi ia masih bertanya sok tidak tahu."Shi Fu, soal tangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Laksana Bayangan.

    Jenderal Song Wei mengumpulkan seluruh penghuni kediamannya termasuk Yin Ran sendiri."Siapa yang menyebarkan rumor gila itu?" Satu yang Jenderal Song Wei tanyakan, sambil menatap mereka satu persatu secara marah. Dan hingga detik ini, tak satupun dari mereka memberi jawaban, melainkan tertunduk dalam sampai-sampai dagu mereka seolah ingin bersinggungan dada sendiri."Apa kalian tuli?" Kemarahan Jenderal Song Wei semakin jelas. Urat-urat di keningnya tampak menonjol, diikuti tatapan tajam bak singa siap menerkam mangsa.Jenderal Song Wei lantas mengambil golok panjang miliknya, yang bertahun-tahun lamanya selalu berhasil memisahkan kepala dengan tubuh, tangan dengan tubuh, kaki dengan tubuh bahkan jantung dari dada.Membayangkan darah dan anyir itu, mereka bergidik ngeri. Dan tentunya, mereka enggan menjadi korban selanjutnya. Maka dari itu, salah satu dari mereka, tak lain adalah Yin Ran sendiri, pun membuka mulut tapi tampaknya ia ragu-ragu.Jenderal Song Wei menyadari gelagat Yin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Kemarahan Kaisar.

    Bak sekelebat cahaya membelah dinginnya malam, membelah kabut tidak tipis tapi juga tidak pekat. Kemudian berakhir menerobos kediaman Zhuge Yue, lantas sampailah ia di kamar pribadi miliknya yang hangat tapi hawa dingin sesekali menghampiri.Gadis kecil itu berdiri tegak. Nafasnya terdengar normal. Ia dengan serius memperhatikan Zhuge Yue, yang selarut malam ini masih terjaga, bahkan pada bola matanya tidak tampak rasa kantuk, juga bahkan selarut malam ini, ia masih sanggup menikmati teh oolong.Teh oolong itu dituang hampir memenuhi cawan. Tuangan yang kesekian kalinya itu kemudian diteguk habis sekaligus, diikuti helaan nafas tenang serta pandangan terangkat sebagai isyarat. Punggung Ming Yuan menegak. "Lapor, Shi Fu! Misi selesai dan aman!"Zhuge Yue membalas, "Hum, pergilah.""Baik, Shi Fu!" Ming Yuan balik badan meninggalkan kamar pria yang menjadi penyelamat, sekaligus Gurunya itu. Ia pergi ke kamarnya sendiri, ia menanggalkan pakaian serba hitam yang entah sudah berapa shichen

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Datang ke Perjamuan Istana.

    Pertemuan dibubarkan. Para Prajurit kembali ke titik tugas masing-masing, dan ada pula yang kembali ke camp karena belum waktunya bertugas. Sepanjang perjalanan, bahkan sampai di lokasi berjaga, mereka terus membicarakan tentang kemarahan Kaisar.Menurut mereka, Kaisar hari ini sedang sensitif. Menurut mereka pula, Kaisar tidak mungkin sampai mengambil keputusan sejauh ini kalau masalahnya tidak kecil."Gaji kita setiap bulan hanya satu tael perak, jika itu dikoinkan setara dengan dua puluh atau dua puluh lima koin. Bagaimana nanti, kalau gaji kita benar-benar dipotong?" Pikir salah seorang Prajurit, diikuti bisik membisik Prajurit lain.Drap drap drapDerap kuda memecah. Mereka seketika menutup mulut, mereka seketika berpura-pura melihat ke arah lain dan ketika penunggang kuda itu melintas, mereka menundukan kepala tanda menghormati senior.Senior itu tak lain pastilah Jenderal Song Wei. Dengan sepasang mata tajam bagai elang nya, Jenderal dapat menemukan ekspresi mereka yang berbeda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Balada Ming Yuan   Perjamuan Beradu Rasa.

    Hari ke-30, musim gugur. Jamuan makan ala Kekaisaran telah dilangsungkan. Para tamu berdatangan, memasuki aula utama lalu mereka dibimbing duduk pada tempat-tempat yang telah disediakan. Para pejabat rata-rata mendapat barisan kedua, sedang pada barisan pertama diisi Pangeran, Tuan Putri, Keponakan Kaisar, Jenderal, Komandan, Menteri senior.Setelah seluruh kursi terisi penuh. Kaisar dan Ratu HongYe memasuki aula melalui pintu samping dikawal Kasim Li.Sebelum Kaisar dan Ratu HongYe duduk pada singgasananya, seluruh hadirin berdiri, membungkuk memberi hormat terkecuali Zhuge Yue."Kami memberi salam pada Paduka, kami memberi salam pada Yang Mulia Ratu. Semoga Paduka panjang umur, semoga Yang Mulia Ratu panjang umur. Semoga Paduka bahagia, semoga Yang Mulia Ratu bahagia."Kaisar duduk, disusul Ratu HongYe. Arah pandang mereka lantas tertuju pada Zhuge Yue yang tenang dan santai.Kaisar tidak marah, berbeda dengan Ratu HongYe yang merasa terluka harga dirinya, karena Zhuge Yue tidak m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Balada Ming Yuan   Di Akhir Penyamaran Panjang.

    Berkat bantuan Zheng Xuan, Ming Yuan berhasil melarikan diri melalui jalan rahasia yang sebenarnya juga diketahui Ming Yuan oleh Zhuge Yue.Ming Yuan terbiasa menggunakan penyamaran. Gadis itu melewati beberapa hal sulit tapi bagusnya ia tidak tertangkap. Tempat pertama yang Ming Yuan datangi adalah pondok bambu, di sana ia mencari Zhuge Yue di danau yang dingin tapi Ming Yuan tidak menemukan apapun selain anak panah yang patah dan pedang miliknya.Sekarang adalah hari ketujuh setelah kejadian kali terakhir itu, kemungkinan besar Zhuge Yue telah dimakan binatang dalam danau. Entah buaya atau mungkin ikan besar.Ming Yuan hilang harapan. Gadis kecil itu kini merasa sendiri, dan ia juga tidak menemukan Shang Que. Ming Yuan pada akhirnya pergi ke kota Chang'an. Dengan sisa uang yang ia miliki, ia membeli sebuah rumah yang dijadikan sebagai penginapan, sekaligus ladang bisnisnya.Bulan demi bulan berlalu. Ming Yuan terlihat bahagia di depan semua orang tapi sebenarnya ia sangat menderit

  • Balada Ming Yuan   Pengepungan di Hutan Bambu.

    Jenderal Song memberikan semua botol keramik yang didapat dari kediaman Zhuge Yue ke Tabib istana.Dalam waktu singkat, Tabib istana dapat mengemukakan kalau botol botol keramik itu berisi racun sekaligus penawaranya.Hal ini membuat Jenderal Song terkejut, karena seorang Zhuge Yue yang tidak pernah ingin terlibat urusan dengan orang lain, kenapa bisa membuat racun seperti ini.Fakta lain, saat bersamaan juga terkuak. Itu tentang obat penggugur kandungan yang dibuat oleh Zhuge Yue dari tanaman di hutan pagoda angle.Tentu saja Jenderal Song menjadi naik darah. Jenderal Song kemudian berpikir, kemungkinan besar Zhuge Yue dan Ming Yuan adalah dalang dibalik semua kekacauan. Jadi Jenderal Song mengerahkan banyak prajurit untuk menggeledah kediaman Zhuge Yue, dan tidak sampai satu hari, mereka menemukan banyak petunjuk mulai dari pakaian gelandangan yang pernah Zhuge Yue dan Ming Yuan pakai, bubuk pemerih mata yang juga pernah Ming Yuan tabur di rumah bordil, dan terakhir adalah sepasang

  • Balada Ming Yuan   Meninggalkan Ibu Kota.

    Zhuge Yue mengibaskan tangan. "Ah, ngomong-ngomong, aku telah mengambil keputusan, aku akan pergi mengasingkan diri di pondok bambu yang pernah aku buat.""Ini—" Shang Que hendak mengatakan sesuatu tapi mulutnya berakhir sedikit terbuka lalu mengatup rapat. Meski Shang Que tidak mengetahui isi pikiran Zhuge Yue yang paling dalam, tetapi Shang Que tahu jika Tuannya itu telah mendapat apa yang ia inginkan. Dalam artian, semua urusan sudah berakhir jadi wajar bila Tuannya ingin mengambil keheningan di tempat yang jauh. Hanya saja, Tuannya ini seorang Pangeran, apakah tidak terlalu aneh jika seorang Pangeran tidak menginginkan tahta? "Persiapkan keberangkatan kita, Shang Que," lanjut Zhuge Yue.Shang Que mengangguk patuh. "Baik, Pangeran.""Tolong siapkan kuda juga, aku ingin pergi ke istana.""Baik, Pangeran." Shang Que selalu patuh. Ia bergegas pergi mempersiapkan kuda milik Zhuge Yue.Dan sekitar satu shichen kemudian, Zhuge Yue tiba di istana atau tepatnya di aula pribadi Kaisar."P

  • Balada Ming Yuan   Balasan Dari Zhuge Yue.

    "Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama

  • Balada Ming Yuan   Balasan Dari Zhuge Yue.

    "Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama

  • Balada Ming Yuan   Pengobatan Mengerikan.

    KrietttttPintu paviliun dibuka terburu-buru. Melihat darah menetes dari ujung jari Ming Yuan, Zhuge Yue tidak tahan mengikis jarak dan ia langsung meraih tangan Ming Yuan."Sudah aku bilang, kamu jangan terluka!" lirih Zhuge Yue penuh penekanan. Ming Yuan menggeleng. "Ini harus dilakukan supaya mereka tidak curiga padaku."Zhuge Yue menyibakkan tudung merah yang menghalangi pandangannya pada wajah Ming Yuan. Dan begitu tudung merah itu dibuka, Zhuge Yue dibuat tertegun akan kecantikan Ming Yuan, sekaligus pada bibir merahnya yang mengembang tipis. Zhuge Yue lantas menatap intens bola mata indah milik gadis kecil yang telah menjadi istrinya itu. Zhuge Yue yang sudah cukup lama tertarik dengan gadis kecil itu, pun segera merangkul juga mencium keningnya agak lama.Zhuge Yue selalu dingin, tetapi hal seperti ini yang diberikan selalu sukses membuat Ming Yuan merasakan kehangatan tersembunyi pria itu. Ming Yuan tanpa ragu membalas pelukan Zhuge Yue. Berhubung tingginya hanya sepundak Zh

  • Balada Ming Yuan   Akhirnya Menikah.

    Jenderal Song dibantu pasukan bayangannya kembali menyelidiki Ming Yuan lebih lanjut tapi tidak ada hal apapun yang bisa memperkuat spekulasi Jenderal Song, hingga tibalah hari pernikahan Ming Yuan dan Zhuge Yue yang dilangsungkan di akhir pekan, pun dihadiri beberapa orang, termasuk Jenderal Song sendiri.Zhuge Yue tidak banyak mengundang tamu. Tamu yang diundang juga beberapa orang terdekat di istana. Perdana Menteri Keadilan beserta istri dan anaknya jelas ikut, begitu pula dengan Guru Zhuge Yue yang telah lama dilupakan tapi sebenarnya Zhuge Yue enggan berhubungan pada siapapun agar orang orang itu aman.Selain mereka, Zhuge Liang dan Lu Anxiao ikut datang meski awalnya tidak ingin Zhuge Yue undang.Sekarang, ketika matahari tidak terlalu tinggi, Zhuge Yue dan Ming Yuan melakukan tahap wajib pernikahan yang dilangsungkan dihadapan semua hadirin. "Pengantin memberi hormat pada langit! Pengantin memberi hormat pada orang tua! Pengantin saling memberi hormat satu sama lain!"Proses

  • Balada Ming Yuan   Kecaman.

    Membayangkan bagaimana tampilannya setelah dikuliti menggunakan pisau berkarat itu, pelaku penyerangan tersebut menggeleng sambil memohon-mohon. "Ampun, Pangeran! Ampun! Akan hamba katakan yang sebenarnya!"Apa yang dikatakan salah satu pelaku itu tidak membuat Zhuge Yue menurunkan pisau berkaratnya. Ia malahan terlihat semakin tertarik pada pisau itu sehingga, ia mencoba menggunakannya untuk mengikis meja kayu tempat wei qi bertahta tapi karena berkata, menjadi sedikit kesulitan, sampai harus didorong kasar.Pelaku penyerangan itu menelan ludah kasar, disertai mata membulat membayangkan kulitnya yang jadi pelampiasan. "Tidak, aku tidak ingin mati mengenaskan seperti itu, tidak!" batinnya.Zhuge Yue mengangkat wajah. Dengan ekspresi tetap tenang, ia bertanya ketiga kalinya. "Siapa yang mengirim kamu?""Hamba … bukankah hamba sudah berkata sebelumnya, itu … itu Komandan Lu."Di kata akhir jawabannya, Zhuge Yue spontan melempar pisau berkarat itu ke arah si pelaku, sehingga pelaku yang

  • Balada Ming Yuan   Mengaku atau Mati Mengenaskan.

    Ming Yuan tahu isi pikiran Zhuge Yue. Ming Yuan memberikan tusuk rambut miliknya pada Zhuge Yue. "Pangeran! Tunggu apalagi! Congkel salah satu matanya, dan lempar mata itu ke anjing liar di sudut sana!" Tunjuk Ming Yuan. Waktu dan keadaan sangat mendukung! Di tempat yang Ming Yuan tunjuk terdapat lentera salah satu bangunan sepi, dan dibawahnya terdapat anjing hitam terjaga yang terlihat kotor, menjijikkan dan kelaparan."Gila!" Shang Que tidak tahan bersuara. Itu dibalas tatapan dan senyuman mengerikan Ming Yuan, sehingga Shang Que berbalik memalingkan wajah, tanpa mengurangi energi menahan penyerang di bawah penahanannya.Pada saat bersamaan, Zhuge Yue menoleh ke arah belakang kereta yang gelap dan sepi. Pria itu melompat turun lalu hanya dengan sekali pukulan tengkuk, ia mampu membuat satu-satunya sisa penyerang itu tak sadarkan diri, serta meminta Shang Que lekas memasukkannya ke kereta."Bawa ke dalam!""Baik!"Shang Que mengangkat tubuh lebih kurus darinya itu ke dalam kereta.

DMCA.com Protection Status