Di sebuah ruangan putih, dengan tiga buah kursi dan satu meja, Meita menunggu dengan jantung berdebar. Entah sudah berapa lama ia menunggu, tetapi belum ada satupun penyidik yang menemuinya. Hal itu tentu saja membuat kegusarannya semakin menjadi. Ini polisi pada ngapain, sih?! Masa' gue dibawa kesini, terus dicuekin?! Pak Pol, niat Lo apaan?! gumam Meita dalam hati. Sementara itu, para penyidik menyengaja dengan membiarkan Meita duduk sendiri dalam ruangan yang berukuran dua kali dua, dengan kamera monitor yang merekam dari detik ke detik. Sebuah teknik interogasi yang digunakan di seluruh dunia, dengan membuat saksi stres dengan menunggu ketidakpastian statusnya, sehingga di suatu titik kelelahan psikisnya akan membuat saksi mengungkapkan semua yang ia ketahui tanpa terkecuali. "Bagaimana?" tanya kepala penyidik kepada bawahannya yang sedang mengamati Meita melalui cermin satu arah. "Saksi sudah mulai tidak tenang, ia berulang kali bergerak yang menunjukkan kondisi psikisnya
Ditangkapnya Meita, ternyata tidak serta merta membuat kehidupan Alexa kembali damai, ia masih harus disibukkan dengan proses persidangan yang tidak sebentar. Terlebih, Meita menyewa pengacara handal untuk mendampinginya. Bisnisnya pun tidak semenggeliat dari sebelumnya, usaha-usaha untuk kembali meraih konsumen tidak semudah membalikkan telapak tangan. Zasky yang bertanggungjawab atasnya pun dibuat sibuk dan pusing tujuh keliling. "Gimana Ky, ada kemajuan?" tanya Alexa. "Kemajuan dari mikroskop, Bu," jawab Zasky dengan wajah yang kusut karena membaca balasan e-mail dari perusahaan-perusahaan prospeknya. "Masih banyak yang menolak, ya?""Bukan cuma nolak, tapi intinya mereka sudah nggak percaya lagi sama kredibilitas Triki karena sampai bisa kecolongan seperti ini. Mereka meragukan keamanan kita, Bu," jawab Zasky seolah tanpa harapan. "Ya sudah, kita sudah usaha maksimal, sekarang kita coba usaha yang lain. Saya kok tiba-tiba punya ide untuk bikin food truck __""Ibu cerdas!" poto
Sesuai dengan dugaan Karel, Meita menyewa pengacara ternama untuk membebaskannya dari semua tuntutan. Tetapi tak serta merta dirinya menjadi mudah untuk terbebas dari semua tuntutan. "Bu Meita, tuntutan kepada Anda ini cukup berat, untuk kasus pencemaran nama baik, itu masih bisa kita negosiasilah, tetapi untuk percobaan pembunuhan ini sangat serius," ujar sang pengacara. "Berapa tahun?" tanya Meita langsung pada intinya. "Paling lama enam tahun dikurangi masa tahanan, tetapi masih bisa dikurangi lagi dengan jaminan berperilaku baik selama ditahanan," jawab Binsar Manurung. "Hah! Enam tahun?! Aku akan berusia lima puluh tahun saat itu!""Pak, jangan bercanda dong! Pak, saya nggak pernah berusaha untuk membunuh siapapun, apalagi membunuh mantan suami saya!" sanggah Meita. "Maka dari itu, kita harus dapat membuktikan bahwa tidak ada usaha percobaan pembunuhan dalam kasus ibu. Itu yang harus kita selesaikan terlebih dahulu, bahwa tidak ada niatan untuk menghilangkan nyawa manusia, te
Lima bulan berlalu sudah, sidang putusan pengadilan akhirnya menyatakan Meita bersalah atas semua tuduhan, yang embuatnya harus mendekam dibalik jeruji hotel prodeo selama tiga tahun. Mendengar vonis sang hakim yang lebih rendah dari tuntutan jaksa, membuat Meita dapat bernafas lega. Tetapi denda yang harus ia bayarkan bertambah menjadi dua ratus lima puluh juta atau seratus juta lebih besar dari tuntutan jaksa. Hal tersebut dikarenakan, fakta-fakta lain yang baru terungkap dalam persidangan, dimana fakta tersebut bahkan fakta diketahui baik oleh Alexa maupun Karel, yaitu insiden kulkas. "Saya minta agar ibu Narsih untuk maju sebagai saksi dari ibu Alexa," ucap jaksa penuntut umum yang membuat Alexa dan Karel bertanya-tanya. Setelah bersumpah untuk mengatakan hanya kebenaran, Narsih pun mulai ditanyai oleh jaksa. "Ibu Narsih, tolong jelaskan hubungan Anda dengan Pak Karel.""Saya asisten rumah tangga Pak Karel.""Sudah berapa lama Anda bekerja untuk Pak Karel?" tanya jaksa lagi. "
"Sekar, give me Al's bank account number," pinta Karel usai sidang keputusan hukuman untuk Meita. "Buat apa, Pak? Kenapa Bapak nggak minta sendiri? Saya nggak berani, nanti saya bisa dicekek," tolak Sekar. "Kar, saya lagi nggak mood bercanda. Give me, her account number, right now!" pinta Karel dengan settingan wajahnya yang garang. Melihat ekspresi sang atasan yang tidak dalam kondisi netral, dengan cepat Sekar mengirimkan nomor rekening milik Alexa dan tanpa mengucapkan apapun, Karel pergi berlalu setelah ia mendapatkan nomornya. Lalu, dengan cepat ia mentransfer sejumlah uang kepada Alexa. "Al, just like I said before, aku nggak mau berhutang. Aku kirim lima puluh dulu, next akan aku kirim lagi. Jangan kamu tolak lagi! Kamu membutuhkannya. Jangan balas pesanku, cukup ambil uangnya dan gunakan untuk kebutuhanmu," ucap Karel pada pesan suara yang ia kirimkan setelah mengirimkan uang kepada Alexa. Mendengar pesan suara dari Karel, rasa di dalam hati Alexa menjadi tidak karuan. Ke
Setelah Alexa menghilang, dunia Karel kini lebih ramai dengan kehadiran ketiga putranya, karena setelah ditahannya Meita, hak asuh ketiga putranya secara otomatis jatuh ke tangan Karel. Hal ini membuat sedikit banyak perhatian Karel teralihkan kepada ketiga putranya. Kerinduan untuk bersenda gurau sepanjang malam di akhir pekan, tidak dilewatkan begitu saja oleh keluarga yang saat ini hanya terdiri dari empat orang laki-laki tanpa ada wanita di tengah-tengah mereka. Di malam akhir pekan itu, Karel dan ketiga putranya sedang asyik berkumpul di pinggir kolam renang setelah menikmati makan malam bersama, sambil berbincang dan menatap bintang di kegelapan malam. "Abi, kapan kita jenguk Mimi?" tanya Arman putra ke-duanya, yang telah menginjak usia lima belas tahun. "Hmm kalau mau, besok kita bisa jenguk Mimi. Kamu siapin aja oleh-oleh untuk Mimi, bawain yang Mimi suka.""Oke, Bi. Oiya Bi, tante Al kok nggak pernah kedengaran lagi? Kemana perginya?" Mendengar pertanyaan putra tengahnya,
Di siang yang cerah di pertengahan pekan, Alexa sedang asyik berjibaku dengan kertas-kertas sketsa desain pakaiannya. Berlembar-lembar sudah sketsa yang ia hasilkan, dari gaun, gamis, blazer, hingga aksesoris pendukungnya. Kesibukannya yang baru ini, tidak membuatnya melupakan bisnis warung tenda yang dijalankan oleh para mantan karyawannya. Walaupun ia tidak turun tangan langsung untuk mengamati perkembangan bisnisnya, ia selalu mendapat laporan penjualan harian dari Zasky. Bantuan modal yang ia berikan kepada mantan karyawannya, membuat dirinya berperan sebagai investor. Di saat Alexa berhenti sejenak untuk beristirahat, ia dikejutkan dengan notifikasi e-mail yang baru saja masuk. "Tumben ada yang ngimel, siapa?" lirihnya sambil membuka e-mail tersebut. Keningnya berkerut, kepalanya dimiringkan ke kanan dan ke kiri, bertanya-tanya siapa gerangan yang mengirim e-mail ini. "Donny Martin? __ Donny Martin? DONNY MARTIN, KAK DONNY?!" teriaknya spontan hingga ia berdiri dari duduknya.
Tanpa terasa, hari berganti menjadi pekan dan pekan menjadi bulan. Modal yang Karel berikan untuk Alexa telah menghasilkan beberapa pakaian dari yang sederhana hingga yang mewah. Kesibukan barunya dalam bidang fashion, tidak melupakan bisnis kulinernya yang telah ia serah tugaskan kepada Zasky. Zasky secara pekanan melaporkan hasil penjualan warung-warung tenda yang kini telah tersebar menjadi empat cabang dalam kurun waktu hampir setahun dan dalam kurun waktu yang hampir sama, Karel dan Alexa sudah tidak berhubungan sama sekali. Alexa yang mengganti nomor telepon dan merahasiakan nomor barunya dari orang-orang yang berhubungan dengan Karel, telah merasakan efeknya, yaitu ketenangan dalam kesehariannya. Hingga tanpa ia sadari, ia telah sedikit banyak melupakan keberadaan Karel. Kesibukan baru yang menyita waktunya, juga turut andil dalam rasa yang perlahan-lahan menguap. Tetapi, beda Alexa, beda pula Karel. "Pak, sekarang Anda sudah ditunggu untuk rapat direksi," ucap Sekar perlahan
Kedatangan Donny di ruang perawatan tempat Alexa dirawat, mengejutkan sang bunda dan Nisa, yang juga masih berada di ruangan dan Nisa yang sama sekali tidak pernah mendengar nama Donny sebelumnya pun merasa perlu untuk tetap berada di ruangan."Maaf Bu, beberapa hari yang lalu saya ke butiknya Al, dari sanalah saya tahu kalau Al mengalami kecelakaan dan dirawat disini," tutur Donny."Maaf Pak, tapi Anda siapa, ya?" tanya Nisa yang tidak mendapatkan informasi apapun akan Donny.Kalau aku jujur, aku akan mengundang masalah baru, tapi aku juga lelah menjadi pria bayangannya Al, tapi aku belum gila, batin Donny.Tetapi, demi menjaga perasaan semua pihak, akhirnya Donny hanya dapat menjawab dengan jawaban teraman."Saya cuma teman lamanya Al. Saya juga datang ke resepsi pernikahan Al dan Karel," jawab Donny sambil memperlihatkan foto-foto kebersamaannya bersama Karel dan Alexa saat berada di resortnya."Maaf, saya baru tahu kalau Al terkena musibah. Makanya begitu saya tahu, saya langsung
Sepekan telah berlalu dan tanda-tanda akan kesadaran Alexa belum juga terlihat. Semuanya masih terlihat sama seperti pada hari pertama, hal ini pada akhirnya membuat Karel gelisah. Ia pun berulang kali menanyakannya kepada dokter yang bertanggung jawab menangani Alexa, walaupun ia hanya mendapatkan jawaban yang sama setiap kali ia menanyakannya."Semua ikhtiar telah kami coba, Pak. Untuk saat ini, kita hanya dapat menunggu kapan ibu Alexa akan sadar. Maaf, hanya itu yang kami dapat lakukan. Mungkin dengan memperbanyak istighfar dan do'a, semuanya akan dimudahkan oleh Allah. Kita tunggu saja, apa rencana Allah dibalik ini semua."Rekaman murottal tiga puluh juz pun bergantian diputar dengan tilawah Al-Qur'an yang dilantunkan Karel atau anggota keluarga lainnya, dengan harapan kesadaran Alexa akan segera terjadi. Bayangan akan kehilangan Alexa untuk selamanya, mulai menghantui Karel dan membuatnya terlihat sangat kusut dan menjadi perhatian dari ibu dan kedua adiknya."Bang, istirahat l
Adzan Isya berkumandang, kondisi Alexa masih belum menampakkan perubahan. Dirinya masih dalam status penurunan kesadaran dan masih dalam perawatan intensif. Keenam putra dan putrinya telah berkumpul untuk melihat kondisi sang bunda, dengan ditemani oleh orang tua Alexa. "Boleh masuk, tapi nggak boleh langsung semuanya. Dua-dua dulu, ya," ucap Mario yang masih berjaga. Putra dan putrinya pun bergantian memasuki ruang perawatan ICU, dimulai dari Rangga dan Kimi. Keduanya melangkah perlahan mendekati Alexa yang tergeletak tak sadarkan diri. Karel yang duduk di samping Alexa, memaksakan dirinya untuk tersenyum ketika Rangga dan Kimi memasuki ruang. Ia pun melambaikan tangannya, meminta keduanya untuk mendekat. "Bi, gimana keadaan ibu?" tanya Rangga, sementara Kimi hanya terdiam memandang sang bunda. "Ya seperti yang kamu lihat, ibu belum sadar. Ibu masih di dunia mimpinya," jawab Karel sambil memandangi Alexa dengan penuh cinta dan sesekali mengelus pipinya. Tetapi, pandangannya bera
"Karl, sepertinya Alexa harus kita MRI, karena...""Do what you have to do, as long as she survive," potong Karel. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Mario segera melaksanakan MRI otak pada Alexa dan hasilnya sesuai dengan dugaannya. Terdapat trauma pada kepala bagian belakang akibat benturan keras, tetapi ada satu hal yang diluar dugaan Mario, yaitu trauma tersebut melukai dinding otak. "Dok, ada luka di dinding otaknya," ucap dokter radiologi kepada Mario yang berada di ruang operator. "Iya, I can see that. Hmm selain itu ada luka atau perdarahan yang lain, nggak?" tanya Mario. Setelah mencari dengan memutar-mutar imagenya, operator MRI pun menjawab, "Sepertinya tidak ada lagi, Dok. Hanya dinding otaknya saja yang luka.""Dok, kalau dinding otaknya luka berarti ada kemungkinan amnesia, kan?" tanya Mario untuk memastikan diagnosanya. "Iya, Dok. Tapi kalau dilihat dari tingkat traumanya, ini masih gegar otak ringan. Jadi kesempatan sembuhnya jauh lebih cepat. Biasanya sih, nggak lam
Dua pekan berlalu, butik yang akhirnya disepakati dengan nama Relax, yang merupakan penggabungan nama Karel dan Alexa, akhirnya resmi dibuka pada Ahad, pukul sembilan pagi. Mengambil tempat di sebuah ruko berlantai tiga, di kawasan eksklusif timur Jakarta, butik Relax berdiri dengan anggun, menggunakan konsep perpaduan antara simply dan shabby chic. Warna putih yang mendominasi dengan dipadukan warna-warna pastel yang lembut, menghadirkan suasana yang menenangkan dan menyejukkan mata. Semua bagian ditata dengan menggunakan elemen-elemen interior yang memiliki kesan ringan dan lapang pada ruangan yang memiliki ukuran delapan kali dua belas meter persegi ini. Busana-busana muslimah telah tergantung rapi di sekeliling ruangan dan dilengkapi dengan sofa serta coffee table yang diletakkan di tengah ruangan. Alexa dan dua asistennya, serta dibantu oleh tiga orang pramuniaga tengah sibuk mempersiapkan pembukaan butik dalam beberapa menit kedepan. "Kasir ready, ya?" tanya Alexa kepada salah
Sebulan sudah Karel dan Alexa hidup berumah tangga, tidak banyak yang berubah dari keseharian mereka berdua. Karel tetap sibuk dengan pengelolaan sirkuit yang juga memiliki area outbound dan lapangan tembak, sedangkan Alexa tetap dengan bisnis kulinernya dan kini merambah pada fashion. Dengan ide-ide segar yang ia miliki, Alexa menghabiskan waktu berjam-jam dengan membuat sketsa dan dilanjutkan dengan pemilihan bahan. Tumpukan sampel aneka jenis kain dan warna, tersusun rapi di salah satu sudut ruang kerjanya. Alexa dan dua asistennya, Karina dan Sabrina, bekerja bersama untuk menghasilkan busana-busana muslimah kekinian tetapi tetap syar'isyar'i, dibantu juga dengan dua penjahit"Rin, tolong kamu bikin polanya, terus kasih ke mang Aksan," ucap Alexa sambil memberikan gambar desainnya. "Baik, Bu."Tetapi, ada sesuatu yang diluar prediksi Alexa, yaitu selama ia bekerja, ia tidak pernah memiliki seorang atasan, karena dia adalah atasan, karena dia pemiliknya. Tetapi, kini ada Karel y
"Hon, Honey?" panggil Karel sambil menggoyangkan lengan Alexa, yang membuatnya tersadar dari lamunan. "Eh iya, kenapa?" tanya Alexa dengan polos. "Kok ngelamun?" tanya balik Karel. "Wah, ternyata aku ngelamun! Padahal seru banget kalau itu beneran!""Hmm emangnya ngelamunin apa? lagian kok bisanya ngelamun lagi ramai kayak gini?" tanya Karel heran."Wah Mas, tahu nggak, aku tuh kok tiba-tiba ngebayangin Arga datang. Trus, Mas samperin eh langsung Mas tonjok itu si Arga, trus Mas ancam juga. Nah, lepas tu, aku pulak pakai jurus kamehameha, ke Arga! Waah seru banget!""Yang, how can you mimpi di tengah-tengah acara begini?!""Don't you know, itu adalah kemampuan tersembunyi yang kumiliki," jawab Alexa santai. "That's why I love you," sahut Karel gemas sambil mencubit pipi Alexa dengan lembut. "Love you too," jawab Alexa penuh senyuman. Tak lama, para pelayan datang membawa piring-piring yang telah berisikan hidangan makan malam mereka. "Come on, let's have dinner!" ajak Karel kare
Sesudah sesi tanya jawab usai, acara pun dilanjutkan dengan makan malam dan ramah tamah. Berbeda dengan acara resepsi pernikahan yang pada umumnya diselenggarakan di Indonesia, kali ini Karel dan Alexa tidak berada di atas panggung pelaminan untuk menerima ucapan selamat dari para tamu, melainkan merekalah yang mendatangi satu-perasatu tamunya untuk mengucapkan terimakasih. Bagaikan selebriti, kilatan cahaya kamera menyertai kemanapun Karel dan Alexa melangkah. Ucapan selamat pun tak kunjung usai dari mereka yang turut berbahagia menyaksikan momen indah pasangan pengantin baru ini. Di tengah ucapan selamat, langkah Alexa pun terhenti ketika ia melihat pria yang telah membuatnya sakit hati berkepanjangan. "Hon, what's wrong?" tanya Karel yang menyadari perubahan ekspresi istrinya. "Ternyata dia datang," lirih Alexa dengan matanya memandang ke arah pria terakhir yang ingin ia jumpai. Dengan mengerutkan keningnya dan menegapkan posisinya, Karel segera memahami siapa orang yang dima
Beberapa pekan kemudian, perhelatan resepsi pernikahan Karel dan Alexa pun diselenggarakan di cafe Chequered Flag dengan mengusung tema rustic. Tenda putih berukuran besar yang dapat menampung hingga lima ratus tamu undangan telah berdiri tegak.Meja panjang dan kursi yang berhiaskan pita dan bunga berwarna ungu dan putih, telah berjajar rapi bagaikan perhelatan gala dinner kaum jet set.Dekorasi untaian manik-manik bagaikan berlian menjuntai dari atap tenda. Pohon-pohon artifisial dengan daun berwarna putih berhiaskan lampu dekorasi berwarna kuning bagaikan kunang-kunang beterbangan, menghadirkan suasana yang penuh kehangatan. Suatu yang berbeda dihadirkan untuk mendukung suasana alam, yaitu dengan memperdengarkan audio suara burung berkicau dan suara gemericik air dari air terjun buatan yang diletakkan sebagai dekorasi pelaminan. Ditambah dengan angin malam yang berhembus sepoi-sepoi menambah keromantisan suasana. Tamu undangan dan kerabat dari kedua belah pihak telah hadir memenuh