Share

Hari Pertama Bekerja

"Huum, gak kebayang kalo bini tua lahiran, bini muda bunting. Duh ... reportnya," ucap Evi setelah tawanya reda.

Ck! Amit-amit! Jangan sampai itu terjadi. Hatiku belum seluas ukhti-ukhti muslimah yang rela berbagi suami demi mengejar ridho Ilahi.

"Jadi menurutmu gimana, Vi? Aku mending datang gak nih, besok ke kantor si Zaki?" Aku yang sudah malas membahas perihal Mas Hamid, kemudian mengalihkan pembahasan.

"Datang aja." Terdengar Evi membalas tanpa ragu.

"Tapi kok aku deg-degan gitu, ya."

"Kenapa?"

"Takut Zaki nyuruh aku kerja nggak bener," ucapku berterus terang.

"Ya ... coba aja kamu tanyain langsung sama dia," usul Evi yang sontak aku iyakan.

Panggilan dengan Evi kuakhiri setelah bersenda gurau sejenak.

Aku lantas men-scroll nomor kontak dengan kaku. Ragu juga untuk menghubungi Zaki sekarang-sekarang ini. Takut dia sibuk. Kalau dilihat-lihat dari gaya berpakaian dan cara bersikap, kelihatan kalau Zaki itu bos. Pokoknya beda kelas lah sama Mas Hamid yang cuma lulusan D3 dan jadi en
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status