"Cepat bersihkan kotoranmu ini. Dasar men_jijikkan!" seru seorang perempuan pada perempuan lainnya yang lebih muda usianya."Dasar mayat hidup! Inilah hasil yang harus kamu tuai atas semua kelakuanmu. Kamu kira semua kelakuan tidak ada balasannya. Dulu kamu merendahkan aku. Aku bersabar dan akhirnya doa-doaku yang akhirnya menjawab semuanya. Aku tidak perlu mengotori tanganku sendiri. Karena kehendak Tuhan pasti akan bekerja tepat pada sasarannya," cibir perempuan yang usianya lebih tua.Sintia adalah istri pertama Johan dan juga kakak madu dari Kiran. Usai keluar dari penjara. Anak bungsu Nurmala tersebut sengaja pergi dan tanpa meninggalkan jejak. Ia kembali ke dunia malamnya sebelum akhirnya ia dipersunting oleh seorang pria beristri dan dijadikan sebagai istri mudanya. Kiran dinikahi suaminya itu secara siri.Tiga tahun sudah Kiran membina rumah tangga dengan sang suami. Johan sengaja menempatkan istri mudanya itu satu atap dengan istri pertama.Karena alasan sang istri pertama y
Ingin menangis tapi itu Marta tahan sebisa mungkin. Marta terpaksa pergi belanja dengan mengendarai roda dua milik suaminya yang sudah lama tidak dipakai.Sebelum berangkat berbelanja, tidak lupa Marta menitipkan Cilla pada tetangganya yang biasa ia percayakan untuk membantunya menjaga si kecil karena saudara suaminya juga izin untuk pergi ke luar."Apa iya Mas Azka yang mengizinkan mereka untuk memakai mobil aku. Tapi kenapa aku ragu?" cicit Marta bermonolog.Sepanjang perjalanan hingga ia kembali pulang ternyata Bude dan sepupu suaminya belum balik ke rumah mereka.Usai memarkir motor miliknya. Marta membawa barang belanjaannya yang cukup banyak itu masuk ke dalam rumah. Lelah rasanya hari ini karena harus belanja banyak untuk stok di rumahnya dan juga karena membawa motor yang membuatnya semakin kewalahan membawa banyak barang juga berat pastinya.Usai memasukkan dan menata semua barangnya. Marta bermaksud ingin mengambil putri kecilnya yang ia titipkan pada tetangga.Tidak lupa ku
"Kok sepi? Tumben pada kemana?" "Iya, Mas kok tumben-tumbenan gak ramai. Mungkin mereka ada di depan kali, ya."Azka dan Marta belum menyadari bagaimana kondisi dan rupa dari dapur di rumahnya.Siang itu usai Marta pulang berbelanja ia melanjutkan aktivitas di dapurnya usai menidurkan putri kecilnya. Daging 1 kilo yang ia beli di pasar langsung ia masak bersama dengan bumbu rendang resep yang ia peroleh dan pelajari dari media sosial. Bukan kali pertama istri dari Azka itu memasak resep makanan khas dari pulau Sumatra tersebut."Ya, ampun ...! Kenapa dapur bisa merubah menjadi seperti kapal pecah!" histeris Marta melihat kondisi dapur yang ada di depan matanya. Tidak pernah sekalipun perempuan dua puluh empat tahun itu meninggalkan dapur dalam kondisi kotor dan berantakan dengan sampah dan bekas alat makan yang berserakan."Mas lihat sendiri. Dapur kita seperti kapal pecah. Jorok sekali saudaranya Mas itu." Marta mengitari meja makan dan melihat kondisi lantai juga wastafel tempat i
"Mas, bagaimana sudah dapat pekerjaan?"Tanpa basa-basi Azka bertanya mengenai ulasan yang dulu pernah Kevin gunakan sebagai alasan mereka untuk menumpang di rumah tersebut.Azka dan keluarga Budenya sedang menyantap makan malam bersama.Mendengar si empunya rumah berucap demikian membuat Kevin yang terlanjur nyaman menjadi terasa sedikit tercu_bit. Ia merasa tersinggung dengan ucapan dari saudara sepupunya itu.Kevin meletakkan sendoknya di atas piring yang ada di depannya. "Kamu pikir cari kerja itu gampang, Ka? Kamu di enak dengan posisi kamu. Kamu gak mikir bagaimana berada di posisi aku," sungut Kevin yang merasa tersinggung karena merasa ucapan Azka tersebut adalah sebuah teguran untuk dirinya."Iya, Aku juga tahu, Mas. Tapi, maaf yang aku lihat selama ini sepertinya mas tidak ada usaha untuk cari kerja. Bukannya selama ini mas memang tidak pernah keluar cari kerja dan kalau pun keluar kalian pasti sama-sama dengan istri, anak dan juga Bude?Oh iya, Aku juga mau minta kunci mobi
"Kiran ...! Cepat bersihkan rumput di belakang sana!" Wati asisten rumah tangga di rumah tersebut. Perempuan empat puluh tahun yang sudah bekerja dengan keluarga Johan selama kurang lebih lima belas tahun itu memerintahkan pada istri muda tuannya. Bukan tanpa alasan melainkan karena kesengajaan. Wati merasa sakit hati karena perlakuan Kiran yang sebelumnya. Sebelum ia jatuh sakit dan kondisinya sangat memperihatinkan seperti saat ini."Eh, ba_bu. Makanan apa yang kamu masak ini? Kamu sengaja mau mera_cuni aku?" Kiran yang masih baru di rumah tersebut masih belajar untuk beradaptasi namun ia juga seolah menjadi orang baru yang semena-mena terhadap orang yang lebih lama."Maaf nyonya kenapa dengan makanannya?" Wati lari tergopoh menghampiri Kiran yang sedang bersantai di tepi kolam dan menikmati makan siangnya sendiri karena ibu mertua dan juga suaminya kebetulan sedang ada acara bersama. Sebagai istri kedua dsn istri siri kedudukan Kiran belum bisa dibuplikasi dan oleh karena itu untuk
"Mas, kamu lagi cari-cari apa?" Marta yang baru saja masuk ke ruang kerja suaminya dan tiba-tiba melihat suaminya yang baru saja berangkat kerja tapi masih berada di rumah. Marta langsung menangkap raut gelisah suaminya langsung saja menghampiri dan menanyakan perihal yang membuat suaminya itu gelisah."Yang, kamu lihat amplop coklat yang ada di laci, Mas?" Marta mengerutkan dahinya."Amplop coklat?" Marta mengulang pertanyaannya dari suaminya. "Amplop coklat yang mana, Mas. Aku dari tadi pagi sibuk di belakang dan belum sempat masuk ke ruangan ini, Mas. Memang kapan Mas taruh uang itu di laci? Kalau boleh tahu memang apa isi amplop yang Mas cari itu?" Marta mendekat ke arah Azka dan berniat untuk membantu suaminya mencari barang yang dimaksud oleh suaminya itu."Itu uang untuk gaji karyawan, Yang. Uang itu Mas taruh di laci kemarin sepulang kerja.""Kok bisa sampai hilang sih, Mas? Apa Mas lupa menyimpannya? Selama ini kita gak pernah loh mengalami kejadian seperti ini di rumah kita
Usai percekcokan antara Azka dan keluarga dari Budenya itu. Akhirnya RT setempat dan dibantu beberapa warga yang lainnya memisahkan Azka dari amukan Kevin. Kevin tidak terima jika keluarganya dipaksa keluar dari rumah tersebut."Mas ada apa di rumah Azka kok sampai ada banyak orang?" Marwah datang beserta suami dan juga anak bungsunya.""Mas juga gak tahu.""Kita lihat saja ke dalam." Usai Zafran memarkirkan mobil miliknya. Anak bungsu dari pasangan Marwah dan juga Farhan itu segera keluar terlebih dahulu. Ia kemudian membukakan pintu untuk ayah dan juga bundanya."Bunda hati-hati." Zafran memegangi tangan ibunya."Ayo!" Farhan mensejajarkan diri dengan istrinya dan mereka pun bersama-sama mendekat ke arah pintu rumah Azka yang tidak lain adalah putra dari Reihan yang pernah dititipkan kepada mereka."Ada apa ini?" Setelah mengucap permisi pada beberapa orang yang bergerombol di rumah Azka. Farhan langsung saja berjalan mendahului Marwah dan juga putranya.Semua orang yang ada di tem
"Ka, coba kamu periksa dulu kamar mereka," titah Marwah pada keponakannya.Marwah memiliki pikiran negatif terhadap keluarga dari suaminya itu. Ia memiliki pengalaman buruk sebelumnya atas ulah dari kakak iparnya itu."Jangan lancang kamu, Wah. Siapa kamu mau main bongkar-bongkar barang milik orang!" sungut Nurmala karena tidak terima Marwah memprovokasi keponakannya sendiri."Tapi Bude Marwah ada benarnya. Yang, kita cek dulu kamar mereka!" Azka kemudian mengajak sang istri serta istri dari pak RT untuk membantu mereka membereskan barang-barang milik keluarga Nurmala."Apa Mbak Nur lupa atau perlu aku ingatkan lagi? Mbak lupa dulu pernah bawa kabur uang orang yang harusnya menjadi haknya Reihan? Mbak diam-diam menjual rumah ibu yang sudah diberikan sama Reihan dan Mbak kabur begitu saja. Kalau keadaan Mbak menyedihkan seperti ini, bukan salah orang lain. Tapi iku karena balasan atas perbuatan Mbak di waktu lampau." Marwah mengungkit akan perbuatan kakak iparnya itu di depan umum.."