Share

Setuju

Zulfa mematut diri di cermin meja rias kamarnya. Ia menghela napas, satu jam lalu ia telah mengirim pesan pada Fikri untuk datang. Hari ini, ia akan memberikan jawaban untuk pria yang setia menunggunya itu.

"Nak," tegur Bu Umi sambil memegang bahunya. "Kamu gugup?" tanya beliau.

"Dibilang gugup ... iya. Tapi, aku harus menghadapinya," sahut Zulfa.

Bu Umi tersenyum. Tangannya terlulur mengusap kepala Zulfa. Lantas, memeluk putrinya dari belakang. "Keputusanmu ibu dukung sepenuhnya," ujar beliau.

Zulfa menatap sang Ibu dari pantulan cermin. Ia membalas senyum sang Ibu dengan senyuman indah. Tangannya telulur menyentuh tangan sang Ibu yang berada di bahunya.

"Tunggu di sini saja. Nanti kalau Fikri sudah datang, baru kamu keluar," ucap Bu Umi dan dibalas anggukan oleh Zulfa.

Tak berselang lama, deru suara mobil terdengar di pelantaran rumah. Bu Umi segera menyambut, sementara Zulfa sedang berusaha menetralkan degup jantungnya yang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status