Share

Habitat Cinta (2)

“Apa boleh buat, Cil. mungkin begitulah takdir kami,” ucapnya sendu.

Tiba-tiba pandangannya tertuju pada speed boat di belakang rumah tetangga bibinya. Matanya membesar. “Cil, speed boat itu boleh disewa nggak?”

***

Terpaan cahaya matahari membuatnya tidak bisa membuka matanya secara sempurna. Sambil menaungi matanya dengan telapak tangan, ia terus saja memandangi sebuah speed boat yang mendekati lantingnya. Speed boat melaju sangat pelan, bahkan mesin sudah dimatikan. Ia merasa tidak memiliki hubungan dengan siapa pun, hanya saja kedatangan speed boat ke tengah danau masih merupakan fenomena langka yang mengundang penasaran. Terakhir yang ingat hanyalah speed boat milik polres saat razia ilegal fishing.

Matanya membelalak ketika speed boat makin dekat dan orang di atasnya dapat dikenali. “Sanad?”

Laki-laki itu hanya tersenyum. Ia meloncat begitu juri mudi merapatkan speed boatnya. “Kamu boleh jalan-jalan, sejam dua jam lagi, jemp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status