Beranda / Romansa / Bahagia Setelah Terusir / Izinkan Sebentar Saja (2)

Share

Izinkan Sebentar Saja (2)

Penulis: El Nurien
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-03 12:27:36

Antara sadar dan tidak, sayup Tera mendengar bunyi gemerisik dan kecipak air yang tak jauh dari lantingnya. Ia membuka mata, mempertajam pendengarannya. Bunyi itu makin kentara dan ia yakin di mana bunyi itu berasal.

Dengan pelan, ia bergerak ke tempat penyimpanan peralatan benda tajam. Tanpa pikir panjang, ia mengambil tombak ikan mata satu. Sesaat ia mengintip dari lobang dinding yang terbuat dari papan. Beruntung, pencuri itu menggunakan senter, sehingga ia bisa melihat sosok itu tanpa membawa lampu sendiri.

Dengan pelan ia berjalan, membuka pintu belakang. Ia mengambil pintu belakang, karena teras belakang lanting mempunyai pelindung. Meski jauh dengan sasaran dan perlu tenaga berkali lipat untuk melempar, ia tetap memilih jalan aman.

Ia kembali mengintip. Pencuri masih melakukan aksinya. Ia terus mengintip untuk memastikan pencuri itu sedang lengah. Tiba saatnya, ia langsung berdiri dan melempar sekuat tenaga, lalu bersembunyi dengan napas tertahan. Ia menutupnya mulutnya, ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bahagia Setelah Terusir   Kembali Bertiga

    “Bagaimana keadaannya?” tanya Tera sambil menatap Evan. “Badannya masih panas,” sahut Fatima sambil membawa Tera, mendekati Evan yang masih terlelap. Tera meletakkan telapak tangannya ke atas dahi Evan. Ia sedikit terkejut panas yang sedikit menyengat telapak tangannya. Ia bertanya kepada Sanad dengan mimik wajah. Fatima yang menyadari hal itu, segera undur diri. “Mama keluar cari angin dulu, ya,” ucap Fatima.Sanad hanya menjawab dengan anggukan. “Kapan dia mulai sakit?” tanya Tera begitu Fatima hilang di balik pintu.“Dua hari yang lalu,” jawab Sanad lesu. Tera tersentak“Kok bisa?! Selama dua hari nggak turun-turun?!"Sanad menggeleng. "Makannya susah banget, mungkin karena itu jadi lambat pulih."Tera hanya bisa menghela napas. Ia mengelus lembut rambut keriting Evan."Bagaimana dia bisa sakit?” gumamnya.Tiba-tiba pandangannya tertuju pada telapak tangan Evan yang di

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-03
  • Bahagia Setelah Terusir   Kembali Bertiga (2)

    “Baik, Mama yang kupas, ya?” tanya Hayati. Evan menyetujui dengan anggukan.Tera duduk di sofa satu dudukan. Hayati menarik kursi yang tak jauh dari mereka. Sementara Gilang mengajak Sanad keluar dari ruangan. “Evan sudah terbuka ya sama Mbak,” ucap Tera sambil tersenyum menatap Hayati menyuapkan satu siung jeruk ke mulut Evan. Hayati tersenyum getir. “Itu karena aku tidak berharap lagi padanya.”“Maksud, Mbak?” “Sepertinya Sanad belum cerita ya, kalau kami telah bercerai.”Tera tersentak, lalu menggelengkan kepala. “Kamu benar, Evan makin didekati, makin menjauh. Kini aku tidak berharap apa-apa lagi padanya. Apa yang kulakukan ini tulus untuk Evan, sehingga ia menerimanya.”Mata Evan mengerjap, begitu namanya disebut.Tera masih bungkam. Ia tidak pernah membayangkan kalau Sanad dan Hayati akhirnya bercerai. Hayati mengambil lagi satu siung, tetapi Evan sudah menggeleng. Ia tersenyum, lalu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-03
  • Bahagia Setelah Terusir   Razia

    “Apa mungkin kita bisa seperti yang dulu lagi?” lirih Gilang, sambil memutari cangkir dengan ujung jarinya. “Bisa saja, jika kita tidak terlibat lagi dengan urusan cinta.”“Kalau aku berhasil meraih hati Hayati, kamu tidak apa-apa?”Sanad tersenyum, lalu menggeleng. “Jadi yang kamu sukai gadis itu?” tanya Gilan lagi.“Hah?” “Sudahlah!” tukas Gilang. Mengapa ia menanyakan hal itu? Dari dulu, Sanad memang tidak terbuka padanya. “Aku tunggu, kabar baik darimu,” ucap Sanad.Gilang terkekeh. “Kalau berhasil. Kamu kasih hadiah apa di hari pernikahan kami?”Sanad tersenyum lebar. “Memangnya kamu mau apa?”Gilang menggeleng. “Aku tidak menginginkan apa-apa. Aku hanya ingin kita bertiga kembali seperti dulu, tapi satu hal yang ingin aku minta darimu.”Sanad mengerutkan keningnya. “Aku ingin menjadi sahabat yang kamu percaya untuk berbagi suka dan duka.”“Kamu tau, bukannya aku nggak mau, tapi memang nggak bisa.” “Kamu harus coba. Paling tidak kamu ajak aku setiap kali ada proyek baru.”Sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-05
  • Bahagia Setelah Terusir   Razia (2)

    Entah berapa lama ia hanya menatap tanaman teratainya yang membentang luas. Pikirannya kembali memutar bersama Evan dan Sanad. Ah, betapa anak dan bapak itu membuatnya rindu. Tanpa sadar bibirnya tersungging, tetapi beberapa detik kemudian menghilang. Ia memang harus sadar diri, siapa dirinya, siapa Evan dan Sanad. Perlahan matahari terus berpendar. Senja kembali menyapa, keemasannya menghiasi tanaman teratainya. Perlahan, bumi mulai gelap. Takut tentu saja ada, tapi enggan untuk pulang. Untuk saat ini, ia hanya bisa berdoa. Semoga tidak terjadi apa-apa. ***Habis salat Subuh Rudi meluncur menjajakan kerupuknya. Beberapa buah warung makan dan kue langganannya yang buka pagi-pagi sekali, sedang toko-toko camilan buka agak siang. Rudi menepikan motornya di depan sebuah warung tempat ia menitip kerupuknya. Setelah melakukan transaksi dan menitip kerupuknya, ia membuka ponselnya. Terlihat banyak panggilan tidak terjawab dari ibu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-05
  • Bahagia Setelah Terusir   Imbas Tragedi Masa Lalu

    “Percepat, Keane!” Keane menambah kecepatan mobilnya. “Maaf, Tuan. Sebenarnya apa yang terjadi?”“Di Bangkau ada razia illegal fishing.”“Lalu apa hubungannya dengan Tuan?”“Tera ditelpon tak kunjung diangkat. Aku kira sekarang ada di danau.”“Maaf, Tuan. Saya masih belum mengerti.”“Semoga tidak terjadi apa-apa. Sewaktu mencari informasi tentangnya, aku memang sempat baca kalau Danau Bangkau lumbung ikan yang memang menjadi incaran beberapa warga dari kabupaten HSU dan HST. Parahnya lagi mereka melakukan dengan cara tercela, yang membuat warga Bangkau sebagai pemilik danau itu bertindak. Di antaranya melakukan razia dengan kerjasama polres. Yang tak terelakkan terjadinya perlawanan saat razia dengan warga, tak jarang ada yang terluka, bahkan meninggal. Yang luput dari pemberitaan, ada dendam yang berkepanjangan di balik suatu tragedi. Tak jarang mereka melampiaskan dendam secara acak, asal ketemu warga Bangkau. Bahkan menurut A

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-05
  • Bahagia Setelah Terusir   Imbas Tragedi Masa Lalu (2)

    Tawa salah seorang memecah segala pertimbangannya. Mereka semakin maju, sedang badannya sudah terhalang dinding lanting. Saat semakin dekat, spontan ia menarik sebatang bambu kecil yang biasa digunakan untuk menopang jemuran ikannya, lalu memukulkan ke kaki dua orang itu. Krak. Dari bunyinya dapat diketahui bambu itu telah rapuh. Setidaknya dapat memecah perhatian kedua orang itu. Ia bergerak cepat ke arah sampan, malangnya salah seorang menariknya, lalu melemparnya, hingga kembali terpental. Si jangkung kali ini benar-benar kesal. Tera cepat berdiri. Meski kekuatan tidak berbanding, ia tidak akan membiarkan dirinya dihina orang lain, apalagi penjarah seperti mereka. “Ho, kuat juga ternyata.” Si gempal bersuara.“Setidaknya tenagaku sudah dilatih dari nol, tidak seperti kalian tenaga instan. Bisanya cuma mengambil punya orang lain.”Seketika keduanya terbahak-bahak. "Ternyata bisa bicara," ejek jangkung.“Dan, gadis ini menarik juga," ucap si gempal.“Iya. Aku tahu seperti gadis ga

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • Bahagia Setelah Terusir   Orang Dari Masa lalu

    “TERA!” teriak Sanad dari kejauhan. Teriakannya semakin bergema, ketika sosok yang dipanggilnya tidak menunjukkan batang hidung. Juru kemudi mematikan mesinnya. Sanad melompat begitu sampan itu mendekat. Ia masuk ke dalam lanting. Panik semakin menguasainya karena Tera tidak terlihat. Tak lama Rudi pun datang. “Tera mana?” tanya Rudi sambil menepikan sampan. “Aku juga ingin bertanya padamu,” sahut Sanad.“Apa?” Tiba-tiba pandangannya tertuju pada sebuah sampan yang terhanyut jauh. “Itu sampan Tera.”Rudi langsung melajukan sampannya menunju sampan Tera. “Tuan!” Keane menunjuk warna merah di air yang tak jauh dengan sampan mereka. Sayang, gelombang yang diakibatkan sampan Rudi membuat warna itu memudar, Tidak membuang waktu, Sanad langsung melompat dan menyelam hingga sampai di dasar danau. Terlihat Tera tergeletak dengan tidak sadarkan diri. Ia bergegas mengangkat tubuh itu, lalu muncul ke permukaan. “CEPAT KEJAR ORANG ITU!” teriaknya set

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • Bahagia Setelah Terusir   Orang Dari Masa Lalu (2)

    Saat itu motor butut yang dikendarai Tera mogok di tengah jalan. Cukup jauh Tera menuntun motornya hingga akhirnya menemukan sebuah bengkel. Selama perbaikan, hujan turun cukup lebat. Ia terus menunggu, tetapi sampai malam hujan tak kunjung reda. Akhirnya ia memutuskan pulang.Meski menggunakan jas hujan, tetap saja tak luput dari basah. Hingga di sebuah desa yang sangat jauh dengan rumah penduduk, ia melihat sebuah mobil rusak di tepi jalan. Hujan deras menyebabkan desa itu seperti mati. Tidak ada aktifitas di jalan, kecuali sesekali orang lewat. Licinnya jalan membuat ia tidak berani menjalankan motor dengan kecepatan tinggi. Ia pun ingin abai dengan mobil itu, tetapi jerit tangis bayi  membuat nalurinya tergerak untuk berhenti. Ia menepikan motornya, mendekati mobil itu. Tangisan bayi makin jelas. Ia menengok di balik kaca mobil yang sudah rusak, dua orang dewasa terluka parah dan tidak sadarkan diri. Sementara seorang bayi terus menangis diasuhan ibunya yang t

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06

Bab terbaru

  • Bahagia Setelah Terusir   Teratai Dan Danau Bangkau

    "Kamu pakai parfum apa?" tanya Sanad. "Parfum yang kamu kasih." "Aku suka wanginya." Sanad tergoda membaui aroma lembut di leher Tera. Tera merasakan bulu romanya merinding. Kehangatan napas Sanad menimbulkan reaksi alamiah yang membuat Sanad semakin bersemangat."San, hati-hati, kamu tidak bisa mandi lo." Tera mengingatkan.Tera menghempaskan napasnya. Ia segera bangkit, dan menurunkan kakinya ke lantai. "Aku pingin lihat Evan. Kok nggak ada suaranya." Tangan Sanad menyambar pinggangnya. "Tadi dia sama Lilac.""Aku pingin lihat, khawatir badannya bentol-bentol."Sanad menarik bahunya hingga terbaring. Seketika tubuhnya terkunci oleh sebelah tangan kekar."Tadi aku sudah minta Lilac agar mengolesi kulitnya dengan lotion anti nyamuk." Sanad meletakkan bibirnya di leher Tera. "San, kamu berani berendam di tengah malam? Bukan mandi di kolam rumah lo.""Kita mandi bersama.""San …." Mendadak bibirnya terkunci oleh

  • Bahagia Setelah Terusir   Ending (Season 1)

    "Benarkah? Janji?!""Iya …."*** Kamar Tera kini dihiasi layaknya kamar pengantin. Ada sedikit berbeda di kamar Tera dibanding kamar pengantin umumnya. Di zaman sekarang, pengantin lebih banyak menggunakan ranjang modern tipe divan bed, sedang Tera memilih tipe ranjang kelambu. Ranjang yang memiliki kanopi supaya bisa dipasang kelambu. Dulu orang Bangkau banyak memakai tipe ini, mengingat kampung mereka banyak nyamuk. Perlahan ranjang kelambu kekurangan peminatnya, karena ranjang divan bed setiap masa desainnya semakin modern dan untuk menghiasi kamar pun semakin banyak kreasinya. Soal nyamuk, itu nanti dipikirkan, yang penting terlebih dahulu menikmati sebagai sepasang raja ratu, meski hanya sehari.Berbeda dengan Tera, mengingat Sanad bukanlah orang Bangkau, tentu nyamuk bukanlah perkara bisa dianggap enteng. Pertama kali yang dipikirkannya bagaimana supaya suaminya bisa tidur dengan nyaman tanpa adanya gangguan nyamuk. Menggunakan obat nyamuk sepanjang malam bukanlah pilihan ya

  • Bahagia Setelah Terusir   Ending (Season 1)

    "Cil." Tera ikutan menangis. "Kenapa ngungkit itu, kan jadi nangis." Ia mengusap wajahnya kasar.Kembang mengambilkan tisu, lalu meletakkan di tengah-tengah."Terima lah dia. Dilihat kesungguhannya ingin beli Teratai Kedua, terlihat dia sangat ingin membahagiakanmu. Masalah perbedaan, asal sama-sama mau berusaha dan terbuka, seiring waktu kalian akan bisa saling mengimbangi.""Cil." Tera meletakkan wajahnya di pangkuan Acil Nurul. Tangisnya makin menderu. Bastiah dan Kembang ikut mengusap wajahnya. Air mata Acil Nurul tak henti-hentinya mengalir. Sebelah tangannya membelai rambut Tera. "Doa Acil akan selalu menyertaimu."***Hari lamaran tiba. Mengingat Bastiah sering menyebut perbedaan, Sanad mengantisipasi dengan hanya melibatkan keluarga dari pihak ibunya yang berada di Baruh Kambang. Secara kelas social mereka tidak terlalu berbeda. Ditambah Muallim Ibrahim, keluarga Tera yang tinggal di Baruh Kambang mem

  • Bahagia Setelah Terusir   Menuju Ending (2)

    “Aku pergi dulu. Jaga diri baik-baik. Malam ini aku akan ke sini.”“Jangan!” jawab Tera cepat. "Kenapa?" "Kamu lihatlah, bagaimana mereka," bisik Tera sambil mengerling ke arah kumpulan tetangga. "Tapi masih banyak yang harus kita bicarakan.""Kita bisa bicara lewat telepon kan?""Iya, sih. Tapi ….""Ayo lah …."Akhirnya mau tak mau, Sanad harus mau menuruti Tera. Benar saja, begitu mobil Sanad menjauh, ibu-ibu di kumpulan itu langsung memberondongnya. Mereka mengikuti Tera sampai ke dalam rumah. "Bagaimana keadaanmu, Tera? Alhamdulillah, akhirnya bisa pulang," ucap salah seorang ibu yang muka cemongnya dengan pupur basah. "Aku nggak menyangka lo, Tera. Kamu kemarin sudah kayak mayat," imbuh seorang perempuan muda. "Oh iya, laki-laki tadi menyelamatkanmu kemarin kan? Dia siapa? Jangan katakan dia langganan kerupukmu!""Mulai," batin Tera. Bastiah datang membawa

  • Bahagia Setelah Terusir   Menuju Ending

    "Jangan khawatir. Aku hanya butuh akuisisi. Produksinya tetap mereka yang tangani, kamu hanya bertanggungjawab bagian pengembangan." Tera menghela napasnya. "Tapi … apa aku bisa? Teratai Produksi yang sempat jaya bertahun-tahun, sekarang kolaps padahal ditangani seorang sarjana. Rudi cerita produksi Teratai Kedua juga mengalami kemunduran, apa aku bisa membangkitkannya, padahal kamu telah mengeluarkan banyak biaya." "Kamu pasti bisa. Kamu dengarkan Mama sudah menawarkan tempat untukmu, tinggal produksi saja lagi dengan kualitas sebaik mungkin." "Aku takut mengecewakan."Sanad meraih bahu Tera. "Aku percaya kamu pasti bisa.""Coba saja, Tera. Nanti aku langsung akan cek barangnya, aku tidak akan segan menolak, kalau memang itu tidak layak bertengger di minimarket kami."Tera mengangguk. "Terima kasih, Bu.""Semangatlah." Sanad mendekatkan wajahnya ke telinga Tera. "Ini kesempatanmu membuktikan diri kalau kamu layak jadi istri Sanad."Tera berdecak. Fatima tersenyum penuh arti. Tapi

  • Bahagia Setelah Terusir   Orang Kota dan Orang Kampung

    "Belum apa-apa sudah nyusur. Tera, kamu dan dia jauh banget. Dia orang kota, kita orang kampung. Orang kampung masih polos. Bagaimana kamu bisa hidup sebebas dia? Belum jadi istri sudah berani cium. Kamu juga, diam aja dicium," gerutu Bastiah. Elang tertawa. "Siapa bilang orang kampung itu masih polos? Sekarang informasi mudah diakses, jadi hal semacam itu bukan lagi hal tabu. Ibu saja yang tidak memperhatikan perubahan zaman.""Pokoknya aku tak suka dengan orang kota. Mereka nggak akan bisa beradaptasi dengan lingkungan kita.""Sudahlah, Bu. Kenapa sih selalu maunya punya Ibu yang dijalankan?" sanggah Elang."Bukan begitu. Orang tua itu sudah banyak makan asam garam," sahut Bastiah. "Aku tau. Tapi Kak Tera juga sudah dewasa. Apa yang terjadi nanti, tentu dia sudah siap menghadapinya. Yang merepotkan, jika Ibu bersikukuh dengan pendapat Ibu, tiba-tiba nanti dia mengalami hal buruk, maka beban yang dirasakan Kak Tera akan terasa lebih be

  • Bahagia Setelah Terusir   Orang Kota dan Orang Kampung

    "Dia Elang, adikku. Yang masih kuliah di Bjb." Tera mengenalkan.  "Evan ingat tidak?"Evan mengangguk. "Om Elang." "Pintar!" Tera mengeratkan pelukannya.Kedua lelaki itu saling berjabat tangan dan mengenalkan diri. "Akhirnya aku bisa bertemu dengan Anda," ucap Elang nada membuat Tera mengernyit. Mata tajamnya menatap penuh selidik. "Elang, apaan sih kamu?" tegur Tera. "Tidak apa. Aku hanya ingin memastikan orang yang dekat dengan kakakku itu orang baik. Aku tidak ingin kejadian dulu terulang lagi," sahut Elang sambil mengerling ke arah Arbain. "Ngomong apa kamu, Lang?" sela Bastiah. "Oh iya, Nak Sanad. Ini agak kasar, tapi Ibu minta kamu jangan terlalu dekat dengan Teratai. Teratai telah bertunangan dan kamu juga telah beristri. Sebagai seorang ibu, tentu aku tidak ingin putriku jadi perusak rumah tangga orang lain.""Ibu ngomong apa sih?" seru Teratai. Ia mengerling ke arah Evan. Sanad mendekati

  • Bahagia Setelah Terusir   Bimbang (2)

    Tera membuka mulut, tetapi menutup kembali. Tidak memungkinkan ia membela diri di saat sama-sama emosi. Selain itu, ia tidak tahu betul bagaimana hubungan Sanad dengan Hayati. Sanad belum bercerita kalau sudah bercerai dengan Hayati. "Terserah Ibu lah," ucapnya akhirnya, lalu menutup diri. Dalam selimut ia masih saja mendengar wejangan Bastiah. "Tera, aku tahu perlakuan laki-laki itu sangat baik padamu, tapi jangan jadi perusak rumah tangga orang. Selain itu, sebesar apa pun ia mencintaimu, kalian dari kasta yang berbeda. Aku sudah dengar dari Arbain. Dia putra bosnya yang memiliki banyak minimarket. Dari segi keturunan, mereka juga dari kaum bangsawan, bergelar Gusti."Tera tercenung. Ia masih belum berani berharap pada Sanad. Namun membayangkan perbedaan yang sangat jauh membuat nyalinya ciut. Bahkan berbanding dengan Evan saja dia masih ketinggalan jauh. Antara langit dan bumi. Ia sering menemani Evan ke berbagai acara keluarga, rata-rata mereka baik dan ramah, tapi itu dulu h

  • Bahagia Setelah Terusir   Bimbang

    "San, aku ingin bicara denganmu. Ada waktu?" tanya Rudi.Sanad mengerutkan keningnya. Sesaat ia menoleh ke arah Tera. Gadis itu terlihat cemas. Ia juga menoleh ke Bastiah."Asal tidak sekarang, kapan?""Nanti kasih kabar, jika kamu punya waktu."***Sepeninggalan Sanad, Bastiah membuka kulkas. Sesaat matanya membesar. Melihat kulkas yang terisi penuh. Mulai roti, buah, cake, susu cair, yogurt, teh botol dan air mineral. "Kalian mau jualan?" ejek Bastiah. Tera menengok sebentar, tapi lalu kembali berpaling. Bahkan menoleh pun masih terasa sakit.Rudi duduk berhadapan dengan Tera yang sedang menyuap buburnya. "Bubur sumsumnya tidak dimakan?" tanya Rudi."Habiskan ini dulu. Sayang, sudah terlanjur. Itu kan masih belum bergerak, nggak papa disimpan lama." Rudi terkekeh. Tera memang selalu begitu, penuh dengan pertimbangan. Tidak bisa kah di saat sakit seperti ini mengutamakan rasa

DMCA.com Protection Status