Share

5. Escape

Author: Cherry Blossom
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Happy reading and enjoy!

Chapter 5

Escape

Beck berjalan mengitari tempat yang ia sebut terkutuk. Mesin-mesin Arcade yang berjejer rapi dan beberapa orang tertawa senang karena berhasil mendapatkan jackpot, juga beberapa orang yang tampak kesal sembari mengepalkan tangannya disertai umpatan kasar yang terlontar dari mulut mereka.

Orang-orang yang menurutnya memiliki pemikiran aneh karena menggantungkan keberuntungan dari tempat judi. Di matanya tidak ada kebetulan dan keberuntungan juga tidak akan datang secara cuma-cuma di dunia ini. Semua kenyamanan dan kesejahteraan berasal dari usaha dan kerja keras, bukan dari orang-orang malas yang menggantungkan harapan setinggi langit, tetapi tidak berusaha untuk menggapainya.

Beck diam-diam menggelengkan kepalanya saat ia melewati seorang pria yang sedang bersorak dan terlihat congkak saat menarik kupon penukaran hadiah, ia yakin jika pria itu telah mengalami kekalahan puluhan kali dan sedikit kemenangan selama bermain judi. Beck berani bertaruh jika pria itu akan menjudikan kembali uang yang barusan didapatkan.

Untuk membuktikan pemikirannya, Beck berhenti tidak jauh dari tempat pria itu kemudian matanya mengikuti pergerakan pria itu. Benar saja, setelah menukarkan hadiahnya, pria itu kembali menggunakan uang hasil kemenangan untuk dipertaruhkan.

Benar-benar konyol! Kenapa tidak pulang saja membawa uang hasil judi untuk membeli makanan atau paling tidak membeli sepatu karena Beck melihat sepatu yang dikenakan pria itu cukup lusuh. Juga jaketnya, pria itu mengenakan jaket kulit yang telah sedikit pudar warnanya.

Beck menghela napasnya kemudian memeriksa jam tangannya, ia mengangkat kedua alisnya kemudian memutuskan untuk mencari Charlie yang terpisah darinya beberapa menit setelah memasuki tempat yang mereka kunjungi. Menurut asumsi Beck tidak mungkin Charlie berada di area mesin arcade karena tempat itu lumayan membosankan--hampir tidak terlihat ada pengunjung wanita di sana.

Ketika tiba di ruangan lain yang lebih banyak pengunjung, Beck menyapukan pandangannya ke sekeliling tempat itu berharap dapat menemukan Charlie dalam hitungan detik. Tetapi, mengingat banyaknya pengunjung di sana sepertinya ia harus sedikit bersabar.

Ia melangkah mendekati kerumunan orang-orang yang sedang mengerumuni meja judi kartu. Cukup menarik sepertinya karena dari sekian banyak meja judi, tempat itu paling banyak dikerumuni orang hingga sedikit berdesak-desakan dan sesekali orang-orang di sana bersorak. Tatapannya langsung tertuju pada wanita berambut pirang yang memegangi kartunya didampingi oleh seorang pria berkulit cokelat.

Dari cara duduk wanita itu terlihat tegak, tetapi anggun. Meskipun ia tidak dapat menyaksikan langsung wajah wanita itu dari arah depan dan rambut pirang wanita itu menutupi pipinya, Beck yakin jika wanita itu berparas cantik hingga mampu menarik perhatian banyak orang. Tetapi, lebih dari itu pastinya. Bukan semata-mata karena paras cantik wanita itu yang menjadi perhatian, setelah beberapa menit mengawasi permainan wanita itu, Beck menyimpulkan wanita itu cukup pintar dan pemberani dalam menjalankan kartu di tangannya.

Jika bukan karena kecerdikannya, kartu di tangan wanita itu pasti telah lama mati karena Beck sekilas melihat kartu di tangan wanita itu.

Sebuah tepukan membuat Beck yang tengah fokus mengamati wanita berambut pirang yang menjadi primadona di meja judi menoleh.

"Kau di sini rupanya," ucap Charlie yang berdiri tidak jauh dari Beck dan menggandeng seorang wanita yang mengenakan pakaian serba mini.

"Ah, akhirnya kau muncul juga," ujar Beck seraya diam-diam melirik wanita yang bergelayut manja di lengan Charlie kemudian ia kembali berasumsi jika wanita itu adalah salah satu wanita penghibur di tempat itu.

"Apa kau telah mencoba salah satu permainan di sini?" tanya Charlie.

"Tidak. Aku tidak berminat." Beck mengedikkan bahunya. "Kurasa lebih baik aku kembali ke hotel sekarang."

Charlie berdecih. "Ini baru jam sebelas, Sobat."

"Besok pagi aku harus pergi ke perkebunan," ujar Beck.

"Itu tidak terlalu penting, kau juga tidak harus mengontrol perkebunan di pagi buta juga, 'kan?"

Memang tidak. Tetapi, sudah beberapa tahun hidupnya sangat teratur. Ia tidur sebelum jam sepuluh malam dan bangun sebelum pukul enam pagi kemudian melakukan rutinitasnya dimulai dengan berolahraga, menikmati sarapan kemudian pergi bekerja. Kedengarannya memang membosankan, tetapi sejauh ini Beck masih nyaman menjalani kehidupannya yang monoton.

"Ayolah, hanya untuk mencicipi beberapa gelas tequila," bujuk Charlie.

Beck menghela napas karena kebiasaan Charlie yang sama sekali tidak asing baginya. Sejak pertama mengenal Charlie, ia telah mendapati kebiasaan Charlie. Pria itu adalah penikmat wanita, alkohol, dan obat-obatan terlarang. Tidak ada yang berubah kecuali sekarang Charlie sedang menjalani rehabilitasi karena ketergantungannya terhadap obat-obatan terlarang.

Namun, mengenal Charlie yang seperti itu membuat Beck sedikit berterima kasih karena Charlie pula yang membuka jalan membongkar kedok mantan kekasihnya yang bernama Sophie dan ibunya, mereka bersekutu untuk menjebaknya hingga membuat hubungannya dengan Charlotte, adik Charlie menjadi kacau.

Memang, semua yang terjadi tidak mutlak kesalahan Sophie, ia juga memegang peranan penting dalam kehancuran hubungannya bersama Charlotte dan setelah apa yang dilalui di masa lalu, Beck masih enggan berhubungan lagi dengan wanita. Ia tidak ingin lagi berurusan dengan masalah percintaan karena ia takut membuat kesalahan.

Pada akhirnya Beck mengikuti Charlie untuk pergi ke club, meskipun sepuluh menit kemudian ia memutuskan untuk melarikan diri dari tempat itu. Selimut di kamar hotelnya lebih hangat ketimbang ia duduk-duduk di club yang dipenuhi dengan asap rokok dan wanita yang menatapnya seperti daging segar.

***

Jessie mendapatkan berkali-kali dan membuatnya memiliki 200.000 Peso dalam waktu kurang dari tiga jam. Tetapi, dalam sekejap keadaan berbalik hingga uang yang baru saja didapatkan telah lenyap tak bersisa.

Jessie ingin mundur dari meja judi, tetapi pria yang bersamanya meyakinkan jika dirinya bisa saja mendapatkan kemenangan lagi. Sebagai manusia biasa yang memiliki rasa penasaran dan senang berhadapan dengan tantangan, Jessie bersedia mencoba kembali peruntungannya.

Memang benar ia mendapatkan kemenangan kembali, tetapi kemudian ia mengalami kekalahan hingga memiliki utang sebanyak lima kali lipat kekalahannya. Pria asing itu sepertinya berkomplot dengan pemilik tempat judi, dan petugas yang membagikan kartu itu pasti sengaja memberi kartu mati!

Sialan!

Jari-jari Jessie bergetar, murka karena ingin menghancurkan kartu di tangannya. Atau jika mungkin mencabik-cabik wajah pria di sampingnya menggunakan kuku tangannya. Tetapi, sebagai seorang putri yang telah banyak melalui pendidikan, air muka Jessie tetap tenang. Ia masih mampu menjaga agar punggungnya tetap tegak dan bersikap anggun.

Ia berdehem pelan kemudian beringsut mendekatkan wajahnya ke telinga pria asing di sampingnya. "Aku harus pergi ke toilet sebentar," bisiknya.

"Kau tidak bisa pergi begitu saja, Señora." Pria itu berbicara dengan pelan tetapi penuh peringatan.

Ia tahu telah terjebak dan ini adalah pertama kalinya Jessie berusaha meloloskan diri. "Aku tidak tahan lagi ingin buang air kecil, aku tidak berkonsentrasi karena menahan ini terlalu lama," bisik Jessie.

Pria mengangguk. "Ingat kau memiliki utang padaku."

"Aku pasti akan membayarnya. Tapi, sekarang aku benar-benar butuh kamar kecil." Dan setelah di sana Jessie berencana membuang rambut palsunya, menghapus dandanannya, juga jaketnya. Kemudian melarikan diri.

Jessie duduk di atas kloset sembari memutar otaknya, strategi itu sepertinya mudah, tetapi pria sialan itu justru mengikuti Jessie hingga ke depan kamar kecil di mana keadaan di sana sangat lengang, tidak ada orang lain di kamar kecil.

Ya Tuhan! Mustahil ia keluar dari tempat itu tanpa ketahuan.

Ia mendengar suara deheman pria. Ah, pria sialan itu pasti masuk ke dalam toilet wanita karena mencarinya.

Jantung Jessie berdentam kuat karena ketakutan, ia mengendap-endap turun dari kloset kemudian berjongkok dan merendahkan kepalanya untuk mengintip melalui bagian bawah pintu toilet.

Jessie menghela napas karena lega saat melihat sepatu kulit pria berwarna hitam mengilap dan celana kain yang sangat rapi. Bisa dipastikan pria tersesat di toilet wanita itu bukan pria Meksiko yang bersamanya, kemungkinan besar pria itu adalah pria mabuk yang tersesat atau pria cabul yang sengaja masuk toilet wanita.

Jessie berdiri kemudian dengan hati-hati membuka pintu toilet lalu berjalan mendekati pria yang sedang mencuci tangannya di wastafel. Ketika pria itu mendongak, Jessie yakin jika pertolongan Tuhan itu nyata.

Entah siapa nama pria itu, Jessie tidak pernah mengingatnya. Tetapi, wajahnya masih Jessie ingat. Pria yang pernah berusaha menggoda Sunshine, istri kakaknya.

Bersambung....

Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan komentar.

Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fifi Tasya
beck donk.... hahahaha
goodnovel comment avatar
Tami Andriani
siapaaaaYaa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bad Princess (I Found You)   6. Toilet's Kissing

    Chapter 6Toilet's Kissing"Kau harus menolongku." Ucapan yang baru saja dilontarkan wanita yang berdiri di belakangnya membuat Beck mengerutkan keningnya seraya menatap cermin. "Maaf, bisa kau ulangi?" Jessie membelalak panik dan meletakkan telunjuknya di depan bibir dengan posisi vertikal kemudian menyeret lengan Beck. "Pokoknya kau harus membawaku keluar dari tempat ini." "Hai, Nona. Apa yang akan kau lakukan?" tanya Beck terheran-heran. Primadona di meja judi yang sempat dikaguminya tiba-tiba meminta bantuannya, apa lagi si pirang itu membawanya masuk ke dalam salah satu toilet. "Nona, ada apa?" Jessie seraya memutar kunci pintu toilet lalu berbalik menghadap Beck. "Kau sendiri, apa yang kau lakukan di toilet wanita? Kau pasti berniat buruk, 'kan?" Beck mengernyit. "Pintu toilet pria terkunci, lagi pula aku hanya ingin mencuci tanganku. Jadi...." Beck mendekatkan wajahnya ke arah wanita pirang di depannya. "Aku sepertinya pernah melihatmu...," ucapnya seraya mengingat-ingat.

  • Bad Princess (I Found You)   7. Kiss Me!

    Chapter 7Kiss Me!"Apa kita telah terbebas?" tanya Jessie beberapa menit setelah mobil yang dikemudikan Beck mejauh dari tempat perjudian. Beck melirik spion untuk memastikan tidak ada orang yang mengikuti mereka juga memastikan tidak ada sisa lipstik Jessie yang menempel di bibirnya. "Ke mana aku harus mengantarmu, Tuan putri?" Jessie membetulkan kemeja pria yang ia kenakan dan berdehem, "Sebenarnya tempat tinggalku hanya beberapa blok dari tempat perjudian dan itu sudah kita lewati." Tuan putri yang ini memang senang membuat masalah, pikir Beck seraya mengetuk-ngetukkan jari-jarinya di kemudi mobil. "Kenapa kau berada di kota ini dan kenapa kau bersama pria jelek itu?" Pria di sampingnya pasti pria yang tidak update dengan gosip di media sosial hingga tidak tahu gosip tentang dirinya, pikir Jessie. Well, itu cukup menguntungkan. Jessie berdehem. "Aku sekarang tinggal di sini dan aku sedang belajar mandiri," ujarnya seraya membetulkan kacamata hitam yang baru saja diletakkan ke

  • Bad Princess (I Found You)   8. Fake Boyfriend

    Chapter 8Fake Boyfriend Hal gila macam apa yang Jessie cetuskan? Tetapi, melihat ketegangan di mata Jessie, Beck mendekatkan wajahnya dan melumat bibir indah Jessie. Memberikan kecupan demi kecupan kemudian selangkah demi selangkah mereka berjalan tanpa melepaskan ciuman di bibir mereka. Awalnya ciuman itu terasa ringan, tetapi saat lidah Beck berkelindan dengan lidahnya, Jessie mulai kehabisan napas dan udara di sekelilingnya sepertinya menjadi sedikit panas. Jessie membenamkan jari-jarinya di antara rambut Beck, ia memekik lembut saat Beck mendorongnya ke dinding di samping pintu lift dan Jessie meraba-raba tombol lift untuk menekankan ibu jarinya pada tombol lift yang memerlukan sidik jarinya sebagai akses untuk membuka pintu lift. Sementara ciuman mereka terus berlanjut karena sepertinya lift keparat itu berada di lantai teratas dan memerlukan banyak waktu untuk mencapai lantai dasar. Terlalu lama hingga Jessie nyaris kehabisan napas karena Beck benar-benar menciuminya dan tub

  • Bad Princess (I Found You)   9. Negotiation

    Chapter 9Negotiation "Sialan! Jangan main-main dengan penipu itu, Beck! Kau bisa membeli sepuluh jalang di sini dan kupastikan kau tidak perlu membayar sepuluh juta Peso!" umpat Charlie hingga membuat Beck mengernyit. Siapa yang menginginkan wanita? Bahkan jika sekarang Jessie bertelanjang di depannya sekali pun, mungkin dirinya tidak akan tertarik. Pertama Jessie adalah seorang infanta, adik penerus kerajaan Spanyol sekaligus adik sahabatnya. Jessie tidak sepadan dengannya dan yang kedua, wanita itu dinilainya terlalu manja hingga menimbulkan banyak masalah. Sama sekali bukan tipenya. Beck berdehem. "Bisakah aku bicara langsung dengan mereka?" tanya Beck kemudian ia mendengar Charlie berbicara dengan seseorang dan suara berat pria beraksen Meksiko menyapanya. "Aku ingin wanita itu," ucap seorang pria yang Beck tebak adalah si pria jelek yang mendobrak pintu toilet. "Bukankah kau ingin uangnya?" tanya Beck dengan nada sangat tenang. "Aku ingin wanita itu," jawab pria jelek. Be

  • Bad Princess (I Found You)   10. Teasing the Princess

    Chapter 10Teasing the Princess Jessie beberapa kali menguap hingga mengeluarkan air mata. Ia duduk dengan memangku MacBook di samping Beck yang mengemudikan mobil dan tidak memberikan komentar apa pun sepanjang perjalanan. "Berapa lama lagi kita tiba di perkebunan?" Jessie akhirnya membuka percakapan setelah mungkin dua puluh menit ia memendam pertanyaan di dalam benaknya. "Mungkin setengah jam lagi." Jessie mendesah karena lelah. Ia baru tidur jam tiga pagi dan bangun pukul tujuh kemudian mengemas beberapa barang yang diperlukan lalu bergegas pergi meninggalkan apartemennya tanpa sarapan terlebih dahulu. Seperti seorang buronan dan mungkin sekarang juga penampilannya menyerupai gelandangan. Jessie benci itu.Ditambah penderitaannya tidak sampai di situ karena di perjalanan, ponselnya berbunyi mengisyaratkan surat elektronik berisi pekerjaan yang dikirim kakaknya. Meskipun kepalanya berdenyut-denyut, mau tidak mau Jesssie membuka MacBook-nya dan bekerja dari pada mendapatkan omel

  • Bad Princess (I Found You)   11. Princess?

    Chapter 11Princess? "Jadi, kau memiliki dua kuda di istalmu?" Beck memiliki dua kuda di Tijuana. Ia sengaja membeli untuk mempermudah dirinya mengelilingi perkebunan dan menurutnya itu lebih efesien dibandingkan menggunakan kendaraan bermotor, di samping itu juga dengan menunggangi kuda di perkebunan dirinya merasa lebih rileks.Kuda pertama yang Beck beli adalah jenis kuda Mustang dari peternak kuda di Los Angeles. Beck memberinya nama Leo, tidak ada yang istimewa dari nama itu, ia hanya ingin memberi nama Leo pada kuda berwarna hitam legam itu. Kemudian kuda yang ke dua ia beli bukan atas dasar kebutuhan, Beck membeli karena dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama. Kuda berjenis Thoroughbred berwarna cokelat mengilap itu biasanya digunakan untuk kuda pacu, entah apa yang dipikirkan saat itu hingga dirinya tidak berpikir panjang untuk membeli kuda yang diberi nama James. Yang jelas, ia baru beberapa kali menunggangi James, menurutnya kuda itu kurang cocok digunakan untuk menge

  • Bad Princess (I Found You)   12. Gossip

    Chapter 12GossipBeck dan Jessie menunggangi kuda melintasi perkebunan agave menuju ke arah matahari tenggelam, keduanya memacu kudanya dengan kecepatan sedang hingga mereka tiba di sisi lembah yang menghadap ke barat. Dari tempat itu mereka dapat menyaksikan beberapa perkebunan agave milik penduduk lokal, juga tanah-tanah yang sedikit tandus dan dibiarkan kosong begitu saja. Sebenarnya Beck memiliki rencana untuk memperluas lagi lahan perkebunannya, hanya saja itu mungkin akan dilakukan lima atau sepuluh tahun yang akan datang karena kondisi keuangannya belum memadai untuk membeli seluruh lahan kosong di sekitar perkebunannya.Beck turun dari kudanya kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Jessie turun dari punggung kuda lalu ia menambatkan tali kuda mereka di pohon. "Jadi, ini tempatnya?" tanya Jessie dengan nada sedikit kurang ramah. Beck menepuk-nepuk punggung Jemes kemudian mengelus bagian kepala kuda itu dengan penuh kasih sayang. "Tidak, kita akan ke atas bukit kecil

  • Bad Princess (I Found You)   13. Suddenly Married

    Chapter 13 Suddenly Married?Jessie dibuat tidak berkutik oleh Beck selama perjalanan ke Madrid menggunakan pesawat pribadi keluarga kerajaan, perjalanan yang memakan waktu lebih dari delapan jam itu benar-benar menjadi siksaan berat bagi Jessie karena Beck mendiamkannya.Didiamkan oleh seseorang ternyata lebih mengerikan dibandingkan menerima ocehan atau perdebatan. Bahkan kengerian akan kemarahan ayahnya jika mengetahui dirinya pergi ke tempat perjudian sepertinya tidak seberapa menakutkan dibandingkan sikap dingin Beck terhadapnya. Saat mereka berkemas di Tijuana, Jessie sudah mencoba mengajak Beck berdiskusi untuk mempersiapkan apa saja yang harus mereka katakan di depan ayahnya. Tetapi, Beck tidak banyak merespons. "Kita lihat saja nanti." Itu kata Beck dengan ekspresi yang tidak terbaca kemudian saat mereka duduk di bangku pesawat, Beck langsung memejamkan mata dan mendengkur seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Memang wajar Beck bersikap seperti itu karena dirinyalah yang sed

Latest chapter

  • Bad Princess (I Found You)   Epilogue

    EpilogueJessie keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di dadanya dan rambut basah yang digulung handuk, matanya tertuju pada Beck di atas tempat tidur dan sepertinya tertidur. Bibirnya mengulas senyum bahagia, tiga hari di pondokan bersama suaminya benar-benar bulan madu yang luar biasa. Mereka berada di dalam pondokan hanya berdua, bertelanjang hampir sepanjang malam di atas tempat tidur, terkadang mereka bercinta di mana saja mereka menginginkan seperti di sofa, di meja dapur bahkan di meja makan. Itu benar-benar luar biasa seperti fantasi liar Jessie selama ini.Setiap waktu Beck memasak untuk kebutuhan mereka dan tentu saja Jessie membantu pekerjaan suaminya meskipun hanya memotong wortel atau memisahkan daun basil dari tangkainya. Sesekali Nyonya Carmen datang untuk membersihkan pondokan dan berbelanja kebutuhan makanan.Jessie duduk di tepi tempat tidur, matanya mengawasi Beck, mengagumi wajah dan dada telanjang suaminya yang dipenuhi dengan otot yang tersusun kencang.

  • Bad Princess (I Found You)   52. End

    EndSehari sebelum pesta pernikahan yang dilakukan di hari pertama bulan Maret, Jessie sedang mencoba gaun pengantinnya ketika Aneesa masuk ke dalam rumah diikuti Beck, pengawal, dan Nanny-nya. Gadis kecil itu tersenyum riang dan berlari kecil menghampiri Jessie."Bagaimana perjalananmu, Sayang?" tanya Jessie seraya mengelus rambut Aneesa.Ia tidak dapat membungkuk terlalu dalam dikarenakan gaunnya terlalu ketat di bagian perut."Aku menyukai perjalanan ke sini," kata Aneesa. "Senang mendengarnya. Lalu bagaimana kabarmu?" tanya Jessie kemudian ia menerima kecupan di bibirnya dari Beck. "Aku merindukan Rocky." Rocky adalah anak anjing Alaska milik Nick yang diinginkan Jessie dan seperti dugaan Beck, dengan senang hati Nick memberikannya kepada Jessie.Jessie terkekeh. "Kau tidak merindukanku?" "Aku juga merindukanmu. Jessie, kenapa kau mengenakan gaun pengantin?" "Kami akan menggelar pesta pernikahan," kata Jessie. "Menikah?" "Ya. Aku akan menikah." "Dengan siapa kau akan menik

  • Bad Princess (I Found You)   51. Be Friend?

    Chapter 51Be Friend?"Mommy bilang jika kau adalah ayahku," ucap Aneesa dengan nada ragu-ragu seraya waspada menatap Beck.Beck tersenyum dan mengangguk, air mata yang sejak tadi ditahan akhirnya terdorong keluar. "Ya, aku ayahmu." Aneesa mendongak menatap Duncan, terlihat kebingungan kemudian menatap Beck sambil mengulurkan tangannya menyentuh wajah Beck. "Sebenarnya aku tidak mengerti." Beck memejamkan matanya, merasakan sentuhan kulit lembut dari tangan gadis mungil di pipinya. "Kelak saat kau menjadi dewasa, kau akan mengerti, Sayang." Kemudian ditatapnya mata Aneesa, seperti yang Jessie ucapkan, mata Aneesa adalah matanya. Ia mengecup kedua tangan Aneesa dengan lembut agar Aneesa tidak ketakutan kemudian ia berucap, "Boleh aku memelukmu?" Aneesa mengangguk. Dipeluknya Aneesa, di belainya rambut Aneesa dengan penuh kasih sayang, dikecupnya beberapa kali rambut di kepala Aneesa. Perasaannya bahagia, tetapi dadanya terasa sangat sesak karena khawatir jika kelak putrinya akan m

  • Bad Princess (I Found You)   50. Everything You Want

    Chapter 50Everything You WantSatu hari sebelum Natal tiba, setelah memasang dekorasi Natal di tempat tinggal mereka, keduanya terbang menuju Athens Internasional Airport menggunakan jet pribadi yang dipinjamkan oleh Nick."Apa kau akan terus memeluk bunga itu?" tanya Beck karena hingga pesawat telah terbang dengan sempurna di atas ribuan kaki, Jessie masih memeluk buket bunga. Jessie tersipu dan menghirup aroma mawar merah di pelukannya. "Akhirnya kau memberiku bunga." Beck mengusap-usap rambut di kepala Jessie. "Aku sudah memastikan jika durinya sudah tidak ada, barangkali kau ingin menamparku menggunakan bunga lagi." Jessie terkekeh dan kembali menghirup aroma mawarnya. "Ini bunga pertamaku darimu, aku tidak ingin merusaknya."Beck memeriksa jam tangannya. "Jadi, selama tiga jam penerbangan kita, kau memilih untuk mengagumi bunga itu dari pada menikmati penerbangan denganku?" Jessie meletakkan kepalanya di pundak Beck dan mengangkat buket bunga agak tinggi. "Jika iya?" "Aku b

  • Bad Princess (I Found You)   49. Four Children

    Chapter 49Four ChildrenXaviera, ibu Vanilla menceritakan kepada Beck dan Jessie bagaimana kisah cintanya dengan Rafael. Wanita itu pernah menyembunyikan kehamilannya dan Rafael baru mengetahuinya setelah Vanilla lulus dari bangku universitas, sedangkan Vanilla baru mengetahuinya saat merencanakan pernikahannya dengan Nick. Namun, cerita Xaviera menyembunyikan kehamilannya tentunya berbeda dengan alasan Charlotte. Saat berhubungan dengan Rafael, dirinya tidak tahu jika Rafael adalah pria beristri dan ketika melarikan diri ke Barcelona, Xaviera tidak menyadari jika dirinya dalam keadaan mengandung. "Menurutku, kau beruntung karena tahu lebih cepat," ucap Rafael kemudian memandangi wajah Vanilla. "Aku bahkan hanya bisa mendengar kelucuan masa kecil putriku dari ibunya." Xaviera tersipu karena Rafael mengecup punggung tangannya. "Ya. Kalian bisa membesarkan Aneesa bersama-sama. Kalian hanya harus menyikapi masalah ini dengan kepala dingin dan lebih dewasa." "Apa kau sudah menghubung

  • Bad Princess (I Found You)   48. What the Plan?

    Chapter 48 What's the Plan?Beck dan Jessie tiba di rumah Nick, mereka disambut oleh Marcello yang melompat-lompat kegirangan karena Jessie memberikan dua kotak coklat yang digemari anak-anak. "Beck, bisakah kau bukakan coklatnya untukku?" pinta Marcello kepada Beck."Biar aku kubukakan untukmu," kata Jessie karena Beck memegangi dua botol sampanye."Terima kasih, mi amor," ucap Beck seraya menatap Jessie dan tersenyum bahagia."Beck! Lihat mainan baruku!" ucap Marcello memamerkan mainan di tangannya yang berupa sebuah mobil-mobilan kecil dengan daya baterai.Beck membungkuk untuk melihat apa yang Marcello tunjukkan padanya. "Wow, bagus sekali.""Kemarin Yang Mulia mengirimkannya untukku.""Keren, kau menyukainya?" tanya Jessie.Marcello mengangguk kemudian berjongkok, menekan tombol di bagian bawah lalu meletakkannya di lantai dan mobil-mobilan itu melaju kencang di lantai. Mercello berteriak kegirangan dan berlarian ke mengejarnya. Beck tersenyum melihat tingkah bocah itu dan di b

  • Bad Princess (I Found You)   47. Big Surprised

    Chapter 47Big SurprisedDelapan hari setelah kepergian Charlie, Beck dan Jessie berniat hendak pergi ke rumah Nick dan Vanilla, mereka mengadakan pesta keluarga. Tetapi, keduanya terkejut manakala mendapati Arnold berada di ruang tamu bersama pengacara keluarga Danish.Beck mengerutkan alisnya. "Ini hari Sabtu dan aku tidak mengundang kalian ke sini." "Aku hanya diminta untuk mengantarkannya ke sini," kata Arnold karena tatapan Beck seperti meminta penjelasan kepadanya."Besok adalah peringatan hari ke sembilan Charlie meninggalkan kita," ucap Mr. Harcourt. "Ya. Aku mengingatnya," kata Beck."Dan dia berpesan agara hari ini aku menyampaikan pesan padamu," ucapnya.Beck mendengus, bagaimana bisa sahabatnya itu mengatur waktu seperti itu. Apa dia mengirim pesan dari kubur?"Pesan? Tentang 20% perkebunan yang diberikan padaku? Nilainya terlalu besar, aku tidak bisa menerimanya. Berikan saja itu pada orang tuanya atau Charles." Mr. Harcourt mengedikkan bahunya. "Ini bukan sekedar 20%

  • Bad Princess (I Found You)   46. A Little Girl

    Chapter 46A Little Girl Satu jam kemudian Jessie dan Beck berada di rumah duka, beberapa orang yang mereka jumpai mengangguk dan menyapa Beck dengan ramah. Tetapi, itu bukan berarti dirinya adalah orang penting melainkan mereka bersikap ramah karena keberadaan Jessie berada di sampingnya. Setelan serba hitam yang dikenakan Jessie dipadukan dengan sepatu tinggi dan mantel hitam sebatas lutut yang diletakkan di pundak tanpa memasukkan lengannya ke dalam mantel. Rambutnya digelung dengan sederhana kemudian ditambahkan topi yang memiliki renda di bagian depan menutupi wajahnya seolah menegaskan bahwa meskipun dirinya tidak lagi berstatus seorang Putri kerajaan, Jessie tetaplah berjiwa aristokrat. Beberapa pria tidak segan-segan mengamati seolah sedang terkagum-kagum karena Sang Putri yang mungkin selama ini hanya dapat mereka saksikan di halaman berita berada di depan mereka dengan penampilan yang luar biasa. Mereka mendekati peti mati yang terbuka dilapisi kain tilai transparan untu

  • Bad Princess (I Found You)   45. Wife in Black

    Chapter 45Wife in Black Hari itu juga, Beck dan Jessie bersiap-siap pergi ke rumah duka untuk melihat Charlie yang terakhir kalinya di rumah duka. Jessie celana panjang model standar berwarna hitam hitam dipadukan dengan blus tanpa lengan dengan potongan kerah V yang tidak terlalu rendah di dadanya yang disiapkan oleh pelayan pribadinya.Saat pemakaman Dimitri, Jessie mengenakan gaun hitam bergaya khas bangsawan wanita Eropa lengkap dengan veil-nya, saat itu kesan anggun terpancar pada Jessie. Kemudian saat berkabung, Jessie juga mengenakan pakaian hitam sepanjang hari, tetapi hari ini pakaian serba hitam yang dikenakan Jessie di pandangannya terlihat berbeda. "Kuharap pakaianku tidak terlalu mencolok," kata Jessie seraya menilai dirinya di depan cermin.Beck yang sedang mengancingkan lengan kemejanya menghentikan gerakannya dan memandangi istrinya. Jessie mengenakan pakaian apa pun, bahkan pakaian sederhana sekali pun, di mata orang-orang akan tetap terlihat mencolok karena status

DMCA.com Protection Status