Chapter 11Princess? "Jadi, kau memiliki dua kuda di istalmu?" Beck memiliki dua kuda di Tijuana. Ia sengaja membeli untuk mempermudah dirinya mengelilingi perkebunan dan menurutnya itu lebih efesien dibandingkan menggunakan kendaraan bermotor, di samping itu juga dengan menunggangi kuda di perkebunan dirinya merasa lebih rileks.Kuda pertama yang Beck beli adalah jenis kuda Mustang dari peternak kuda di Los Angeles. Beck memberinya nama Leo, tidak ada yang istimewa dari nama itu, ia hanya ingin memberi nama Leo pada kuda berwarna hitam legam itu. Kemudian kuda yang ke dua ia beli bukan atas dasar kebutuhan, Beck membeli karena dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama. Kuda berjenis Thoroughbred berwarna cokelat mengilap itu biasanya digunakan untuk kuda pacu, entah apa yang dipikirkan saat itu hingga dirinya tidak berpikir panjang untuk membeli kuda yang diberi nama James. Yang jelas, ia baru beberapa kali menunggangi James, menurutnya kuda itu kurang cocok digunakan untuk menge
Chapter 12GossipBeck dan Jessie menunggangi kuda melintasi perkebunan agave menuju ke arah matahari tenggelam, keduanya memacu kudanya dengan kecepatan sedang hingga mereka tiba di sisi lembah yang menghadap ke barat. Dari tempat itu mereka dapat menyaksikan beberapa perkebunan agave milik penduduk lokal, juga tanah-tanah yang sedikit tandus dan dibiarkan kosong begitu saja. Sebenarnya Beck memiliki rencana untuk memperluas lagi lahan perkebunannya, hanya saja itu mungkin akan dilakukan lima atau sepuluh tahun yang akan datang karena kondisi keuangannya belum memadai untuk membeli seluruh lahan kosong di sekitar perkebunannya.Beck turun dari kudanya kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Jessie turun dari punggung kuda lalu ia menambatkan tali kuda mereka di pohon. "Jadi, ini tempatnya?" tanya Jessie dengan nada sedikit kurang ramah. Beck menepuk-nepuk punggung Jemes kemudian mengelus bagian kepala kuda itu dengan penuh kasih sayang. "Tidak, kita akan ke atas bukit kecil
Chapter 13 Suddenly Married?Jessie dibuat tidak berkutik oleh Beck selama perjalanan ke Madrid menggunakan pesawat pribadi keluarga kerajaan, perjalanan yang memakan waktu lebih dari delapan jam itu benar-benar menjadi siksaan berat bagi Jessie karena Beck mendiamkannya.Didiamkan oleh seseorang ternyata lebih mengerikan dibandingkan menerima ocehan atau perdebatan. Bahkan kengerian akan kemarahan ayahnya jika mengetahui dirinya pergi ke tempat perjudian sepertinya tidak seberapa menakutkan dibandingkan sikap dingin Beck terhadapnya. Saat mereka berkemas di Tijuana, Jessie sudah mencoba mengajak Beck berdiskusi untuk mempersiapkan apa saja yang harus mereka katakan di depan ayahnya. Tetapi, Beck tidak banyak merespons. "Kita lihat saja nanti." Itu kata Beck dengan ekspresi yang tidak terbaca kemudian saat mereka duduk di bangku pesawat, Beck langsung memejamkan mata dan mendengkur seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Memang wajar Beck bersikap seperti itu karena dirinyalah yang sed
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 14Take an ActionMenikahi Jessie? Pria biasa menikahi Tuan Putri mungkin kedengarannya keren. Tetapi, bagi Beck tidak. Ia justru merasa masuk perangkap. Ia pernah dijodohkan, kemudian memilih mengakhiri dan karena desakan orang tuanya yang menginginkan keturunan ia berniat menikahi wanita pilihnya. Kemudian ia tergoda wanita lain dan karena kebodohannya kini ia terpuruk hingga enggan berurusan dengan wanita mana pun karena takut kembali mengecewakan wanita yang bersamanya. Sekarang ia justru dihadapkan dengan pernikahan yang sama sekali tidak dibayangkan. Apa lagi dengan gelar kebangsawanan yang akan diberikan oleh ayah Jessie. Memasuki keluarga kerajaan berarti harus belajar banyak hal baru dan ia sedang tidak ingin melakukannya, ia sudah cukup sibuk dengan pekerjaannya sekarang. Ditambah lagi, etiket yang harus dijaga setiap kali berada di tengah-tengah keluarga kerajaan. Belum lagi protokol ketat yang pasti mau tidak mau harus ia patuhi,
Hola, happy reading and enjoy!Jangan lupa follow akun author!Chapter 15 Kiss me and Say You Miss Me!Ayah Jessie memberikan Beck waktu untuk mempertimbangkan perintahnya dan setelah lima hari berlalu, tidak ada kabar apa pun dari Beck. Beck sepertinya berniat untuk mengabaikan ancaman ayahnya dan Jessie cukup khawatir dengan kemungkinan buruk yang nantinya akan dihadapi Beck. Bagaimana jika ayahnya membangkrutkan perusahaan milik Beck? Meskipun Beck adalah pria yang cakap dalam berbisnis dan penuh perhitungan, tetapi jika pria itu jatuh ke dalam jurang kebangkrutan yang direkayasa ayahnya, Jessie adalah penyebabnya dan ia khawatir seumur hidup akan dihantui rasa bersalah. Berapa banyak orang yang menggantungkan hidup keluarga mereka di perusahaan milik Beck? Jessie sudah berbicara dengan kakaknya, Alexion Carloz. Berharap kakaknya membantu membujuk ayahnya untuk tidak melakukan apa pun kepada Beck, tetapi kakaknya justru mengatakan jika dirinya harus bertanggung jawab atas apa
Chapter 16How to be a Romantic ManBeck berada di ruang pertemuan, ia baru saja menyelesaikan rapat dengan beberapa petinggi di perusahaan, ia masih di kursinya dan di sana juga ada Charlie. "Kau sudah mengambil keputusan?" tanya Charlie yang duduk bersandar dengan santai di sebelahnya seraya mengetuk-ngetukkan ujung pena ke meja dengan lembut.Beck mengedikkan bahunya. "Mau tidak mau, aku harus menikahi Tuan Putri Manja itu." Charlie berjengit. "Kau yakin?" "Memangnya ada solusi lain?" Perusahaan yang dipegangnya adalah peninggalan turun-temurun dari kakeknya terdahulu. Meskipun tidak semuanya, perkebunan dan pabrik di Tijuana lahir dari pemikiran Beck dan Charlie. Jika perusahaan keluarganya tamat di tangannya, Beck akan merasa sangat berdosa dan pastinya tidak lagi memiliki wajah di depan keluarganya. Ia pernah mengecewakan ibunya yang sangat mendambakan Vanilla menjadi menantunya, jika sekarang mempertaruhkan perusahaan keluarga, Beck tidak akan sanggup menyaksikan orang tua
Hola, happy reading and enjoy! Chapter 17 Playboy and Vulgar! Belum pernah Jessie merasakan gugup hingga ingin melarikan diri dari tempatnya berdiri padahal ia bukan dalam suasana formal yang mengharuskan dirinya berpidato di depan umum atau di depan perkumpulan bangsawan. Kenapa ada Beck? Kenapa pria itu tiba-tiba muncul di tempat tinggal Nick? Seharusnya ia memperhitungkan sejak awal, Beck adalah sahabat Nick dan Vanilla. Pria itu pastinya bisa datang kapan saja ia mau ke rumah Nick! Seharusnya aku tidak datang ke sini! Pikir Jessie. Beck mendekatinya dan semakin dekat jarak mereka, semakin pula kegugupan di benaknya meronta-ronta. Jantungnya seolah berayun-ayun di dalam rongga dadanya. "Kau tidak memberitahuku kalau kau ke sini," ucap Beck dan meletakkan tangannya di atas kepala Jessie. Mengusap-usap dengan lembut seolah terakhir kali mereka bertemu tidak ada ketegangan yang terjadi. Apa Beck sedang bersandiwara? Tetapi, untuk apa? Jika Beck tidak berniat menikah, bukan
Hola!Happy reading and enjoy!Jangan lupa follow akun author.Chapter 18Meet Mama LucyBesoknya Beck keluar dari kantornya pukul sebelas siang setelah memastikan semua catatan yang diberikan kepada sekretarisnya tidak satu pun tertinggal. Beberapa pekerjaan harus ditunda untuk beberapa hari dan pertemuan dengan rekan bisnisnya siang ini terpaksa dibatalkan karena kedatangan Jessie yang mendadak. Tadi malam Beck juga sudah memberitahu orang tuanya jika hari ini ia akan mengenalkan Jessie kepada mereka dan orang tuanya setuju meskipun secara harfiah tentu saja sebagai warga negara Spanyol, mereka sudah pasti mengenal Jessie. Ada sedikit kekhawatiran yang menyelinap di benak Beck, bisa saja ibunya tidak menyukai Jessie mengingat masalah yang membelitnya bermula dari pertemuannya dengan Jessie. Namun, meskipun begitu tidak ada pilihan lain karena di masa mendatang mereka akan menjadi keluarga. Cepat atau lambat, Jessie harus dibawa untuk bertemu orang tuanya. Dulu ketika Beck menjali
EpilogueJessie keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di dadanya dan rambut basah yang digulung handuk, matanya tertuju pada Beck di atas tempat tidur dan sepertinya tertidur. Bibirnya mengulas senyum bahagia, tiga hari di pondokan bersama suaminya benar-benar bulan madu yang luar biasa. Mereka berada di dalam pondokan hanya berdua, bertelanjang hampir sepanjang malam di atas tempat tidur, terkadang mereka bercinta di mana saja mereka menginginkan seperti di sofa, di meja dapur bahkan di meja makan. Itu benar-benar luar biasa seperti fantasi liar Jessie selama ini.Setiap waktu Beck memasak untuk kebutuhan mereka dan tentu saja Jessie membantu pekerjaan suaminya meskipun hanya memotong wortel atau memisahkan daun basil dari tangkainya. Sesekali Nyonya Carmen datang untuk membersihkan pondokan dan berbelanja kebutuhan makanan.Jessie duduk di tepi tempat tidur, matanya mengawasi Beck, mengagumi wajah dan dada telanjang suaminya yang dipenuhi dengan otot yang tersusun kencang.
EndSehari sebelum pesta pernikahan yang dilakukan di hari pertama bulan Maret, Jessie sedang mencoba gaun pengantinnya ketika Aneesa masuk ke dalam rumah diikuti Beck, pengawal, dan Nanny-nya. Gadis kecil itu tersenyum riang dan berlari kecil menghampiri Jessie."Bagaimana perjalananmu, Sayang?" tanya Jessie seraya mengelus rambut Aneesa.Ia tidak dapat membungkuk terlalu dalam dikarenakan gaunnya terlalu ketat di bagian perut."Aku menyukai perjalanan ke sini," kata Aneesa. "Senang mendengarnya. Lalu bagaimana kabarmu?" tanya Jessie kemudian ia menerima kecupan di bibirnya dari Beck. "Aku merindukan Rocky." Rocky adalah anak anjing Alaska milik Nick yang diinginkan Jessie dan seperti dugaan Beck, dengan senang hati Nick memberikannya kepada Jessie.Jessie terkekeh. "Kau tidak merindukanku?" "Aku juga merindukanmu. Jessie, kenapa kau mengenakan gaun pengantin?" "Kami akan menggelar pesta pernikahan," kata Jessie. "Menikah?" "Ya. Aku akan menikah." "Dengan siapa kau akan menik
Chapter 51Be Friend?"Mommy bilang jika kau adalah ayahku," ucap Aneesa dengan nada ragu-ragu seraya waspada menatap Beck.Beck tersenyum dan mengangguk, air mata yang sejak tadi ditahan akhirnya terdorong keluar. "Ya, aku ayahmu." Aneesa mendongak menatap Duncan, terlihat kebingungan kemudian menatap Beck sambil mengulurkan tangannya menyentuh wajah Beck. "Sebenarnya aku tidak mengerti." Beck memejamkan matanya, merasakan sentuhan kulit lembut dari tangan gadis mungil di pipinya. "Kelak saat kau menjadi dewasa, kau akan mengerti, Sayang." Kemudian ditatapnya mata Aneesa, seperti yang Jessie ucapkan, mata Aneesa adalah matanya. Ia mengecup kedua tangan Aneesa dengan lembut agar Aneesa tidak ketakutan kemudian ia berucap, "Boleh aku memelukmu?" Aneesa mengangguk. Dipeluknya Aneesa, di belainya rambut Aneesa dengan penuh kasih sayang, dikecupnya beberapa kali rambut di kepala Aneesa. Perasaannya bahagia, tetapi dadanya terasa sangat sesak karena khawatir jika kelak putrinya akan m
Chapter 50Everything You WantSatu hari sebelum Natal tiba, setelah memasang dekorasi Natal di tempat tinggal mereka, keduanya terbang menuju Athens Internasional Airport menggunakan jet pribadi yang dipinjamkan oleh Nick."Apa kau akan terus memeluk bunga itu?" tanya Beck karena hingga pesawat telah terbang dengan sempurna di atas ribuan kaki, Jessie masih memeluk buket bunga. Jessie tersipu dan menghirup aroma mawar merah di pelukannya. "Akhirnya kau memberiku bunga." Beck mengusap-usap rambut di kepala Jessie. "Aku sudah memastikan jika durinya sudah tidak ada, barangkali kau ingin menamparku menggunakan bunga lagi." Jessie terkekeh dan kembali menghirup aroma mawarnya. "Ini bunga pertamaku darimu, aku tidak ingin merusaknya."Beck memeriksa jam tangannya. "Jadi, selama tiga jam penerbangan kita, kau memilih untuk mengagumi bunga itu dari pada menikmati penerbangan denganku?" Jessie meletakkan kepalanya di pundak Beck dan mengangkat buket bunga agak tinggi. "Jika iya?" "Aku b
Chapter 49Four ChildrenXaviera, ibu Vanilla menceritakan kepada Beck dan Jessie bagaimana kisah cintanya dengan Rafael. Wanita itu pernah menyembunyikan kehamilannya dan Rafael baru mengetahuinya setelah Vanilla lulus dari bangku universitas, sedangkan Vanilla baru mengetahuinya saat merencanakan pernikahannya dengan Nick. Namun, cerita Xaviera menyembunyikan kehamilannya tentunya berbeda dengan alasan Charlotte. Saat berhubungan dengan Rafael, dirinya tidak tahu jika Rafael adalah pria beristri dan ketika melarikan diri ke Barcelona, Xaviera tidak menyadari jika dirinya dalam keadaan mengandung. "Menurutku, kau beruntung karena tahu lebih cepat," ucap Rafael kemudian memandangi wajah Vanilla. "Aku bahkan hanya bisa mendengar kelucuan masa kecil putriku dari ibunya." Xaviera tersipu karena Rafael mengecup punggung tangannya. "Ya. Kalian bisa membesarkan Aneesa bersama-sama. Kalian hanya harus menyikapi masalah ini dengan kepala dingin dan lebih dewasa." "Apa kau sudah menghubung
Chapter 48 What's the Plan?Beck dan Jessie tiba di rumah Nick, mereka disambut oleh Marcello yang melompat-lompat kegirangan karena Jessie memberikan dua kotak coklat yang digemari anak-anak. "Beck, bisakah kau bukakan coklatnya untukku?" pinta Marcello kepada Beck."Biar aku kubukakan untukmu," kata Jessie karena Beck memegangi dua botol sampanye."Terima kasih, mi amor," ucap Beck seraya menatap Jessie dan tersenyum bahagia."Beck! Lihat mainan baruku!" ucap Marcello memamerkan mainan di tangannya yang berupa sebuah mobil-mobilan kecil dengan daya baterai.Beck membungkuk untuk melihat apa yang Marcello tunjukkan padanya. "Wow, bagus sekali.""Kemarin Yang Mulia mengirimkannya untukku.""Keren, kau menyukainya?" tanya Jessie.Marcello mengangguk kemudian berjongkok, menekan tombol di bagian bawah lalu meletakkannya di lantai dan mobil-mobilan itu melaju kencang di lantai. Mercello berteriak kegirangan dan berlarian ke mengejarnya. Beck tersenyum melihat tingkah bocah itu dan di b
Chapter 47Big SurprisedDelapan hari setelah kepergian Charlie, Beck dan Jessie berniat hendak pergi ke rumah Nick dan Vanilla, mereka mengadakan pesta keluarga. Tetapi, keduanya terkejut manakala mendapati Arnold berada di ruang tamu bersama pengacara keluarga Danish.Beck mengerutkan alisnya. "Ini hari Sabtu dan aku tidak mengundang kalian ke sini." "Aku hanya diminta untuk mengantarkannya ke sini," kata Arnold karena tatapan Beck seperti meminta penjelasan kepadanya."Besok adalah peringatan hari ke sembilan Charlie meninggalkan kita," ucap Mr. Harcourt. "Ya. Aku mengingatnya," kata Beck."Dan dia berpesan agara hari ini aku menyampaikan pesan padamu," ucapnya.Beck mendengus, bagaimana bisa sahabatnya itu mengatur waktu seperti itu. Apa dia mengirim pesan dari kubur?"Pesan? Tentang 20% perkebunan yang diberikan padaku? Nilainya terlalu besar, aku tidak bisa menerimanya. Berikan saja itu pada orang tuanya atau Charles." Mr. Harcourt mengedikkan bahunya. "Ini bukan sekedar 20%
Chapter 46A Little Girl Satu jam kemudian Jessie dan Beck berada di rumah duka, beberapa orang yang mereka jumpai mengangguk dan menyapa Beck dengan ramah. Tetapi, itu bukan berarti dirinya adalah orang penting melainkan mereka bersikap ramah karena keberadaan Jessie berada di sampingnya. Setelan serba hitam yang dikenakan Jessie dipadukan dengan sepatu tinggi dan mantel hitam sebatas lutut yang diletakkan di pundak tanpa memasukkan lengannya ke dalam mantel. Rambutnya digelung dengan sederhana kemudian ditambahkan topi yang memiliki renda di bagian depan menutupi wajahnya seolah menegaskan bahwa meskipun dirinya tidak lagi berstatus seorang Putri kerajaan, Jessie tetaplah berjiwa aristokrat. Beberapa pria tidak segan-segan mengamati seolah sedang terkagum-kagum karena Sang Putri yang mungkin selama ini hanya dapat mereka saksikan di halaman berita berada di depan mereka dengan penampilan yang luar biasa. Mereka mendekati peti mati yang terbuka dilapisi kain tilai transparan untu
Chapter 45Wife in Black Hari itu juga, Beck dan Jessie bersiap-siap pergi ke rumah duka untuk melihat Charlie yang terakhir kalinya di rumah duka. Jessie celana panjang model standar berwarna hitam hitam dipadukan dengan blus tanpa lengan dengan potongan kerah V yang tidak terlalu rendah di dadanya yang disiapkan oleh pelayan pribadinya.Saat pemakaman Dimitri, Jessie mengenakan gaun hitam bergaya khas bangsawan wanita Eropa lengkap dengan veil-nya, saat itu kesan anggun terpancar pada Jessie. Kemudian saat berkabung, Jessie juga mengenakan pakaian hitam sepanjang hari, tetapi hari ini pakaian serba hitam yang dikenakan Jessie di pandangannya terlihat berbeda. "Kuharap pakaianku tidak terlalu mencolok," kata Jessie seraya menilai dirinya di depan cermin.Beck yang sedang mengancingkan lengan kemejanya menghentikan gerakannya dan memandangi istrinya. Jessie mengenakan pakaian apa pun, bahkan pakaian sederhana sekali pun, di mata orang-orang akan tetap terlihat mencolok karena status