Share

Pengorbanan Diri

Penulis: Princesswaltz
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-26 22:52:19

Malam harinya, di saat aku sendirian di rumah, aku membaringkan diri di tempat tidur, mencoba untuk terlelap dan melupakan semua kejadian yang ku alami tadi. Namun, sayangnya melupakan suatu kejadian memang tidak semudah membalikan telapak tangan, apalagi jika kejadian itu adalah kejadian yang meningalkan kesan buruk dalam ingatan. Aku kembali mengingat cara Hyunwoo yang menyeringai sambil menghisap rokoknya, ah benar-benar mengerikan. Terlebih lagi ia terleihat sangat menikmati rasa sakit yang dirasakan Deok Kwon saat dirinya dipukuli, semua itu membuat sosok Hyunwoo terlihat seperti seorang psikopat.  Jelas saja, orang normal mana yang senang melihat seseorang menderita. Dan membayangkan bahwa baru saja aku berurusan dengan orang semacam dia benar-benar mengganggu pikiranku. Membuatku terjaga hingga waktu ayahku pulang.

Ayahku yang bernama Choi Suguk adalah seorang sales di perusahaan MT Electronic yang merupakan anak perusahaan dari MT Group, perusahaan yang sedang naik daun dan dikenal sebagai perusahaan ketiga terbesar di Korea, jika dihitung kekayaan yang dimiliki oleh MT Group tidak akan habis hingga 30 turunan sekalipun. MT Group yang memiliki usaha di bidang elektronik, property, fashion hingga entertainment memang sangat sulit untuk dijatuhkan dan dibuat bangkrut. Pada awalnya aku bangga memiliki seorang ayah yang bekerja di perusahaan ternama seperti MT Elektronik, namun saat usiaku sudah memasuki usia 15 tahun dan mengetahui beban pekerjaan ayah yang tidak sebanding dengan gaji yang ia dapat, membuatku menjadi geram dan merasa tidak adil. Sepertinya bukan hanya aku saja yang merasa seperti itu, namun juga ayahku. 

Ayah selalu pulang tengah malam dalam keadaan mabuk. Baju kemejanya selalu acak-acakan, bau alcohol yang tajam tercium sangat jelas saat ia memasuki rumah. Malam itu pun sama seperti malam-malam sebelumnya, ayah menggedor-gedor pintu rumah dengan keras dan memanggil-manggil nama ibuku yang sudah meninggal sejak aku berusia 10 tahun. Aku membuka pintu lalu ayah langsung ambruk ke dalam pelukanku. Sangat sulit menyeret tubuh pria berusia 45 tahun tersebut, rasanya seluruh ototku meregang saat menarik tubuhnya, hingga setiap pagi badanku akan pegal-pegal. 

“Waaaa…Suyeon Lee…aku sangat mencintaimu. Saaaaangat sangat mencintaimu” ayahku mulai meracau sambil menangis tersedu-sedu. Ia adalah sosok pria yang setia. Perasaan cintanya pada ibuku rasanya tidak pernah berubah. Di saat sedih sekalipun hanya ibu yang dia ingat. Sedangkan aku ? yaaa. Aku sendiri tidak dapat menuntut banyak atau mengharapkan kasih sayang ayah yang lebih. Dari lahir aku tidak terlalu dipedulikan oleh orang tuaku, karena mereka memang tidak pernah mengharapkan kehadiran anak perempuan, nama yang mereka berikan padaku pun hanya sebagai penghimburan atas kekecewaan mereka terhadap kehadiranku.

Untung saja aku memiliki bibi Choi Lin Yi yang selalu datang berkunjung ke rumah untuk menengok dan mengurusku, dan sejak ibu meninggal, bibi akan datang setiap pagi untuk menyiapkan sarapan kami. 

“Kau tidak perlu lagi mengurus kami” ucap Ayah pada bibi Lin Yi di tengah-tengah sarapan pagi kami. Aku menatap ayah dengan penuh perasaan kecewa. Kenapa ayah mengatakan hal itu ? bukankah ia tahu bahwa hanya bibi Lin Yi yang tersisa untukku ? 

“Ayah…” panggilku dengan lirih. Ayah menengok ke arahku dan menatapku dengan tajam, seolah panggilanku merupakan sebuah gangguan baginya.

“Jungyeon sudah besar, ia bisa mengurus dirinya sendiri. Begitupun dengan aku” lanjut ayahku dengan serius.

Aku menggelengkan kepala, tidak terima dengan apa yang dikatakan ayahku. Air mata bahkan hampir menetes ke luar membasahi pipiku, namun tangan bibi segera menggenggam tanganku dan menatapku dengan penuh kehangatan seakan ia tahu kesedihanku dan ingin menghiburku sesegera mungkin.

“Jungyeon sudah seperti anakku sendiri. Aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja dengan kakak” jawab bibi ku dengan tegas.

“Brukkk” ayah membanting sendok ke meja dengan keras hingga meja tersebut bergetar dan menjatuhkan sebuah gelas. 

“Kau tidak punya hak apapun atas Jungyeon. Jadi pergilah ketika aku menyuruhmu untuk pergi” ucap ayahku. Setelah mengucapkan kalimat itu dengan jelas, ayah segera mengambil tas dan jasnya, merapihkan dasi lalu berangkat kerja, ia membanting pintu rumah dengan keras, membuat aku dan bibi Lin Yi terlonjak saking kagetnya.

Bibi memelukku dengan erat dan mengelus puncak kepalaku dengan lembut “Jangan khawatir, Jungyeon…bibi akan selalu ada di dekatmu. Kau juga ingin bersama dengan bibi kan ?” Tanya bibi Lin Yi dengan matanya yang teduh, seteduh langit seusai hujan. Aku mengangguk tanpa banyak berpikir.

Bukannya aku tidak ingin tinggal bersama ayahku dan menjadi anak yang durhaka, hanya saja perlakuan bibi Lin Yi terhadapku lebih baik ketimbang perlakuan orang tuaku sendiri yang memiliki darah yang sama denganku. Dan ya, tentu saja aku pun sama seperti orang lain, aku menginginkan kebahagian untuk tinggal bersama dengan orang-orang yang aku cintai dan mencintaiku, dan bibi Lin Yi adalah salah satunya.

Bibi Lin Yi merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah tiket bus dari dalamnya, ia menyodorkan tiket itu kepadaku, menarik tanganku untuk menerimanya. “Ikutlah dengan bibi ke Jeju. Bibi akan menikah dengan seorang lelaki disana dank au bisa menjadi anak angkat kami” ucap bibi Lin Yi dengan penuh pengharapan.

Oh Tuhan, rasanya bahagia sekali ketika bibi Lin Yi ingin mengangkatku sebagai anaknya, mengingat kenangan indah yang sudah kami bentuk semenjak aku dilahirkan ke dunia, aku sangat yakin bahwa ikut dan tinggal bersamanya adalah pilihan terbaik. Dan dengan begitu aku pun bisa memenuhi permintaan Deok Kwon untuk pindah sekolah, dengan begitu aku bisa melupakan kejadian sebelumnya dan memulai kehidupanku yang baru. Aku memeluk bibi Lin Yi dengan erat saking bahagianya. Bibi Lin Yi membalas pelukanku dan menepuk nepuk punggungku dengan lembut. 

“Sudahlah, cepat berangkat sekolah, dan temui bibi pukul tiga sore nanti di terminal Cheonju. Jangan sampai telat, karena itu adalah tiket terakhir untuk bus terakhir ke pulau Jeju. Mengerti ?” ucap bibi Lin Yi. Aku mengangguk pertanda setuju dengan ucapannya. Hari itu, pukul tiga sore adalah waktu yang paling aku nanti. Membayangkan hari-hari damai bersama bibi Lin Yi di Jeju tidak pernah lepas dari kepalaku. Membuatku bersemangat dalam menjalani hari ini, masa bodo dengan Hyunwoo dan yang lainnya. Aku hanya perlu bertahan satu hari ini saja, oh tidak, bahkan tidak sampai satu hari lagi aku bisa melupakan semua hal menyedihkan di masa lalu dan memulai kehidupanku yang baru. Tanpa aku sadari, kakiku meloncat loncat saking senangnya, senyum merekah dengan indah, bahkan langit yang kala itu sedang gelap bisa terlihat cerah di mataku. Rasanya ingin ku meretuki kebodohanku saat itu yang tidak mengingat peringatan Deok Kwon padaku juga masih sempat-sempatnya tersenyum seperti itu tanpa merasa takut akan apa yang akan terjadi nanti.

 

Bab terkait

  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Pengorbanan Diri 2

    “Jungyeon… !!! Heiiiii!” Seol Mi berteriak memanggil namaku, ia berlarian menghampiri diriku yang masih berjalan dengan santai dan baru akan memasuki gerbang sekolah. Mataku membulat melihat tingkahnya yang terkesan aneh. Apakah sesuatu sedang terjadi tanpa sepengetahuanku ? mengapa ia seperti terburu-buru untuk memberitahukan sesuatu.Seol Mi memukul punggungku dengan keras hingga aku mengaduh kesakitan“Ya, Jeong Seol Mi ! Kenapa kau memukulku seperti itu ? Sakit tahu !” bentakku dengan kesal“Jungyeon Choi…sebenarnya apa yang kau lakukan kemarin hingga menyeret preman dari sekolah Sungkyungkhwan ke sekolah kita, hah ?!” Tanya Seol Mi dengan histeris.“Preman ? apa maksudmu ?” mulutku ternganga, teringat kejadian sebelumnya, segera aku menyadari bahwa preman yang dimaksud teman sebangku ku itu adalah Hyunwoo, Park Hyunwoo yang meminta kawanannya memukuli Deok Kwon hingga babak belur, dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26
  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Ikatan

    “Buka bajumu !” perintah Hyunwoo saat kami sedang berada di kamarnya. Itu adalah pertama kalinya aku mendatangi kediaman Hyunwoo. Melihat kemegahan rumah dan ruang kamar tidurnya saja sudah berhasil membuatku terkejut, namun perintah Hyunwoo barusan lebih mengejutkan lagi ternyata.“Apa maksudmu ?” tanyaku dengan was-was. Kedua tanganku disilangkan di dada, menutupi bagian terpenting diriku dari pandangannya.“Bukankah sudah jelas apa maksudku itu” jawab Hyunwoo dengan santai. Ia menepuk-nepuk bantalan sofa empuk di pinggirnya “Buka bajumu dan duduklah kemari” lanjut Hyunwoo dengan senyum usil terukir di wajahnya.“Dasar gila !” celetukku.“HAHAHAHA” Hyunwoo tertawa dengan keras. Ia selalu puas tiap kali melihat raut kesal terpampang jelas di wajahku. Bahkan caci makiku selalu terdengar seperti puisi cinta di telinganya. Ya, puisi cinta yang selalu membuatnya gembira dan t

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26
  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Titik Balik

    Jungyeon berjalan dengan linglung di sisi jalan, di sampingnya terdapat sungai Han yang mengalir dengan tenang, ia memandangi sungai tersebut dengan tatapan yang nanar, memikirkan seberapa dalamnya sungai tersebut, dan berapa waktu yang dibutuhkan seseorang untuk kehabisan nafasnya jika tenggelam di sungai itu, pemikiran-pemikiran yang sebenarnya sama sekali tidak perlu dipikirkan oleh orang normal yang hidup dengan baik. Sayangnya Jungyeon bukanlah salah satu dari orang normal tersebut, kehidupannya kan sudah benar-benar hancur sekarang. Angin yang berhembus terasa kencang dan menikam kulitnya. Ada sedikit keraguan dalam dirinya, juga ketakutan, namun pada akhirnya tangan dan kakinya yang bergetar berhasil membuat dirinya berdiri di atas pembatas jembatan, tinggal selangkah lagi untuk melakukan aksi bunuh diri yang selalu ia rencanakan, ia memajamkan mata dan merentangkan tangannya, merapalkan do'a agar dosa-dosanya akan diampuni oleh yang Maha Kuasa."KAU GILA YA?!" b

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Kedatangan yang Tak Terduga

    Puluhan tetes air berjatuhan dari pakaian yang dikenakan oleh Jungyeon, rambutnya masih belum kering sama sekali, dan tekanan air yang ia rasakan saat berada di dalam sungai masih bisa ia rasakan pula hingga saat ini. Jungyeon membuka pintu rumahnya dan mndapati ayahnya yang sedang duduk di tengah ruangan sambil menonton televisi, tidak biasanya orang itu sudah berada di rumah padahal matahari masih belum terbenam.Choi Suguk tertawa terbahak-bahak sambil mengipas dirinya dengan koran bekas dan memakan cemilan yang entah ia dapatkan dari mana, ia hanya menatap sekilas ke arah Jungyeon yang baru saja tiba di rumahnya "Kau sudah pulng?" tanya Choi Suguk berbasa basi, sebenarnya ia sama sekali tidak peduli anak perempuannya itu pulang atau tidak, dan entah pula yang merasuki diirnya hingga berbicara seperti itu pada Jungyeon.Jungyeon sama sekali tidak menanggapi ucapan ayahnya, ia segera berjalan tertatih menuju kamarnya, mencari baju ganti, setelah itu baru berjalan ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Lamaran

    Jungyeon keluar dari kamarnya dalam keadaan yang berantakan, ia sama sekali tak menuruti perkataan ayahnya, ia sama sekali tidak takut dengan ancaman yang keluar dari mulut lelaki itu. Pakaian kumal yang ia kenakan, rambutnya yang belum juga kering, dan lebam merah di pipi kanannya membuat wanita berbaju ungu tua itu merasa iba. Ia mendekati Jungyeon dan meraba wajahnya dengan lembut "Kau tidak apa-apa Nak? Kenapa kondisimu sampai seperti ini?" tanya wnaita itu dengan khawatir. Tak lama kemudian wanita itu langsung mengedarkan pandangannya ke arah Choi Suguk yang tengah ketakutan dan merasa malu, wanita itu menatap tajam Choi Suguk seakan siap untuk menembakan anak panah ke jantung lelaki itu.Berbeda dengan tatapannya pada Jungyeon yang penuh cinta, wanita itu memeluk Jungyeon dan mengusap punggungnya dengan lembut "Kau akan baik-baik saja selepas keluar dari rumah ini." Ujar wanita itu yang masih belum diketahui identitasnya.Di tempatnya berada Hyunwoo duduk dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Hidup yang Tak Diinginkan

    Pernahkah kamu merasa sangat ingin mati ? kalau aku…ya. Bahkan saat ini, meskipun aku sedang terduduk di bangku taman yang berada di keramaian tengah kota sekalipun, keinginan untuk mati itu selalu menghantui. Aku bahkan memikirkan cara-cara untuk mengakhiri hidup paling cepat. Meminum racun, menabrakan diri ke truk, atau melompat ke rel kereta saat kereta melewat, melombat ke laut dan tenggelam, atau…menggantung diriku sendiri saat tidak ada seorang pun di rumah ? Hah…kenapa hidup rasanya begitu sulit ? menunetukan jenis kematian pun sesulit ini.“Puk”Aku merasakan seseorang menepuk pundakku dari belakang, namun saat ku menoleh, tidak ada siapapun disana. Hanya sekelebat bayangan hitam yang terasa sedang mengintip di tengah-tengah keramaian orang yang sibuk berlalu lalang.“Aneh” batinku dalam hati “Apa itu halusinasi akibat dari terlalu sering melamun?” lanjut pikiranku. Hah. Bah

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26
  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Titik Awal

    Kehidupanku terasa baik-baik saja sebelum aku mengenal Hyunwoo. Meskipun aku berasal dari keluarga yang sangat sederhana dan terkadang mendapat perlakuan yang tidak adil dari ayahku, namun aku masih bisa menikmati hidup karena keberadaan teman-temanku di sekolah. Aku bukanlah gadis yang penyindiri dan pemurung, aku sangat suka bersosialisasi dan ikut campur dalam permasalahan temanku, namun bukan dengan niat mengganggu melainkan membantu. Aku hanya tidak bisa membiarkan temanku terkena masalah dan menyuruhnya menyelesaikan sendiri, karena aku sendiri tahu betapa tidak menyenangkannya jika harus menghadapi sesuatu yang sulit itu sendirian. Namun, disitulah masalahku.Hyunwoo dan aku merupakan murid di sekolah yang berbeda. Ia merupakan siswa di sekolahan Sungkyukhwan yang merupakan sekolah elite dan diisi oleh anak-anak dari keluarga kaya dengan latar belakang yang bagus, sedangkan aku adalah siswi di sekolah Gemhwa yang merupakah sekolah swasta di pinggiran kota.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26

Bab terbaru

  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Lamaran

    Jungyeon keluar dari kamarnya dalam keadaan yang berantakan, ia sama sekali tak menuruti perkataan ayahnya, ia sama sekali tidak takut dengan ancaman yang keluar dari mulut lelaki itu. Pakaian kumal yang ia kenakan, rambutnya yang belum juga kering, dan lebam merah di pipi kanannya membuat wanita berbaju ungu tua itu merasa iba. Ia mendekati Jungyeon dan meraba wajahnya dengan lembut "Kau tidak apa-apa Nak? Kenapa kondisimu sampai seperti ini?" tanya wnaita itu dengan khawatir. Tak lama kemudian wanita itu langsung mengedarkan pandangannya ke arah Choi Suguk yang tengah ketakutan dan merasa malu, wanita itu menatap tajam Choi Suguk seakan siap untuk menembakan anak panah ke jantung lelaki itu.Berbeda dengan tatapannya pada Jungyeon yang penuh cinta, wanita itu memeluk Jungyeon dan mengusap punggungnya dengan lembut "Kau akan baik-baik saja selepas keluar dari rumah ini." Ujar wanita itu yang masih belum diketahui identitasnya.Di tempatnya berada Hyunwoo duduk dengan

  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Kedatangan yang Tak Terduga

    Puluhan tetes air berjatuhan dari pakaian yang dikenakan oleh Jungyeon, rambutnya masih belum kering sama sekali, dan tekanan air yang ia rasakan saat berada di dalam sungai masih bisa ia rasakan pula hingga saat ini. Jungyeon membuka pintu rumahnya dan mndapati ayahnya yang sedang duduk di tengah ruangan sambil menonton televisi, tidak biasanya orang itu sudah berada di rumah padahal matahari masih belum terbenam.Choi Suguk tertawa terbahak-bahak sambil mengipas dirinya dengan koran bekas dan memakan cemilan yang entah ia dapatkan dari mana, ia hanya menatap sekilas ke arah Jungyeon yang baru saja tiba di rumahnya "Kau sudah pulng?" tanya Choi Suguk berbasa basi, sebenarnya ia sama sekali tidak peduli anak perempuannya itu pulang atau tidak, dan entah pula yang merasuki diirnya hingga berbicara seperti itu pada Jungyeon.Jungyeon sama sekali tidak menanggapi ucapan ayahnya, ia segera berjalan tertatih menuju kamarnya, mencari baju ganti, setelah itu baru berjalan ke

  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Titik Balik

    Jungyeon berjalan dengan linglung di sisi jalan, di sampingnya terdapat sungai Han yang mengalir dengan tenang, ia memandangi sungai tersebut dengan tatapan yang nanar, memikirkan seberapa dalamnya sungai tersebut, dan berapa waktu yang dibutuhkan seseorang untuk kehabisan nafasnya jika tenggelam di sungai itu, pemikiran-pemikiran yang sebenarnya sama sekali tidak perlu dipikirkan oleh orang normal yang hidup dengan baik. Sayangnya Jungyeon bukanlah salah satu dari orang normal tersebut, kehidupannya kan sudah benar-benar hancur sekarang. Angin yang berhembus terasa kencang dan menikam kulitnya. Ada sedikit keraguan dalam dirinya, juga ketakutan, namun pada akhirnya tangan dan kakinya yang bergetar berhasil membuat dirinya berdiri di atas pembatas jembatan, tinggal selangkah lagi untuk melakukan aksi bunuh diri yang selalu ia rencanakan, ia memajamkan mata dan merentangkan tangannya, merapalkan do'a agar dosa-dosanya akan diampuni oleh yang Maha Kuasa."KAU GILA YA?!" b

  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Ikatan

    “Buka bajumu !” perintah Hyunwoo saat kami sedang berada di kamarnya. Itu adalah pertama kalinya aku mendatangi kediaman Hyunwoo. Melihat kemegahan rumah dan ruang kamar tidurnya saja sudah berhasil membuatku terkejut, namun perintah Hyunwoo barusan lebih mengejutkan lagi ternyata.“Apa maksudmu ?” tanyaku dengan was-was. Kedua tanganku disilangkan di dada, menutupi bagian terpenting diriku dari pandangannya.“Bukankah sudah jelas apa maksudku itu” jawab Hyunwoo dengan santai. Ia menepuk-nepuk bantalan sofa empuk di pinggirnya “Buka bajumu dan duduklah kemari” lanjut Hyunwoo dengan senyum usil terukir di wajahnya.“Dasar gila !” celetukku.“HAHAHAHA” Hyunwoo tertawa dengan keras. Ia selalu puas tiap kali melihat raut kesal terpampang jelas di wajahku. Bahkan caci makiku selalu terdengar seperti puisi cinta di telinganya. Ya, puisi cinta yang selalu membuatnya gembira dan t

  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Pengorbanan Diri 2

    “Jungyeon… !!! Heiiiii!” Seol Mi berteriak memanggil namaku, ia berlarian menghampiri diriku yang masih berjalan dengan santai dan baru akan memasuki gerbang sekolah. Mataku membulat melihat tingkahnya yang terkesan aneh. Apakah sesuatu sedang terjadi tanpa sepengetahuanku ? mengapa ia seperti terburu-buru untuk memberitahukan sesuatu.Seol Mi memukul punggungku dengan keras hingga aku mengaduh kesakitan“Ya, Jeong Seol Mi ! Kenapa kau memukulku seperti itu ? Sakit tahu !” bentakku dengan kesal“Jungyeon Choi…sebenarnya apa yang kau lakukan kemarin hingga menyeret preman dari sekolah Sungkyungkhwan ke sekolah kita, hah ?!” Tanya Seol Mi dengan histeris.“Preman ? apa maksudmu ?” mulutku ternganga, teringat kejadian sebelumnya, segera aku menyadari bahwa preman yang dimaksud teman sebangku ku itu adalah Hyunwoo, Park Hyunwoo yang meminta kawanannya memukuli Deok Kwon hingga babak belur, dan

  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Pengorbanan Diri

    Malam harinya, di saat aku sendirian di rumah, aku membaringkan diri di tempat tidur, mencoba untuk terlelap dan melupakan semua kejadian yang ku alami tadi. Namun, sayangnya melupakan suatu kejadian memang tidak semudah membalikan telapak tangan, apalagi jika kejadian itu adalah kejadian yang meningalkan kesan buruk dalam ingatan. Aku kembali mengingat cara Hyunwoo yang menyeringai sambil menghisap rokoknya, ah benar-benar mengerikan. Terlebih lagi ia terleihat sangat menikmati rasa sakit yang dirasakan Deok Kwon saat dirinya dipukuli, semua itu membuat sosok Hyunwoo terlihat seperti seorang psikopat. Jelas saja, orang normal mana yang senang melihat seseorang menderita. Dan membayangkan bahwa baru saja aku berurusan dengan orang semacam dia benar-benar mengganggu pikiranku. Membuatku terjaga hingga waktu ayahku pulang.Ayahku yang bernama Choi Suguk adalah seorang sales di perusahaan MT Electronic yang merupakan anak perusahaan dari MT Group, perusahaan yang sedang na

  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Titik Awal

    Kehidupanku terasa baik-baik saja sebelum aku mengenal Hyunwoo. Meskipun aku berasal dari keluarga yang sangat sederhana dan terkadang mendapat perlakuan yang tidak adil dari ayahku, namun aku masih bisa menikmati hidup karena keberadaan teman-temanku di sekolah. Aku bukanlah gadis yang penyindiri dan pemurung, aku sangat suka bersosialisasi dan ikut campur dalam permasalahan temanku, namun bukan dengan niat mengganggu melainkan membantu. Aku hanya tidak bisa membiarkan temanku terkena masalah dan menyuruhnya menyelesaikan sendiri, karena aku sendiri tahu betapa tidak menyenangkannya jika harus menghadapi sesuatu yang sulit itu sendirian. Namun, disitulah masalahku.Hyunwoo dan aku merupakan murid di sekolah yang berbeda. Ia merupakan siswa di sekolahan Sungkyukhwan yang merupakan sekolah elite dan diisi oleh anak-anak dari keluarga kaya dengan latar belakang yang bagus, sedangkan aku adalah siswi di sekolah Gemhwa yang merupakah sekolah swasta di pinggiran kota.

  • Bad Guy : Aku ingin menjadi baik untukmu   Hidup yang Tak Diinginkan

    Pernahkah kamu merasa sangat ingin mati ? kalau aku…ya. Bahkan saat ini, meskipun aku sedang terduduk di bangku taman yang berada di keramaian tengah kota sekalipun, keinginan untuk mati itu selalu menghantui. Aku bahkan memikirkan cara-cara untuk mengakhiri hidup paling cepat. Meminum racun, menabrakan diri ke truk, atau melompat ke rel kereta saat kereta melewat, melombat ke laut dan tenggelam, atau…menggantung diriku sendiri saat tidak ada seorang pun di rumah ? Hah…kenapa hidup rasanya begitu sulit ? menunetukan jenis kematian pun sesulit ini.“Puk”Aku merasakan seseorang menepuk pundakku dari belakang, namun saat ku menoleh, tidak ada siapapun disana. Hanya sekelebat bayangan hitam yang terasa sedang mengintip di tengah-tengah keramaian orang yang sibuk berlalu lalang.“Aneh” batinku dalam hati “Apa itu halusinasi akibat dari terlalu sering melamun?” lanjut pikiranku. Hah. Bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status