Beranda / Romansa / Bad Boy Vs Playgirl / 02. Ketakutan Terbesar

Share

02. Ketakutan Terbesar

Penulis: Alara1004
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-07 18:40:37

~ Dari awal kita memang sama-sama buruk~

......

Di sela rasa pusing yang terus menderanya, Ashton bangkit berdiri dan melepaskan kukungannya pada Lynelle.

"Akhh.." ringis Lynelle.

Mengabaikan ringisan Lynelle, Ashton segera memungut pakaiannya dan memakainya asal. Di batas sisa kesadarannya yang sangat menipis, ia berjalan keluar meninggalkan Lynelle dengan tubuh nakednya diatas sofa.

....

"Auchh sial!" umpat Lynelle disela-sela ringisannya begitu sinar matahari pagi merembas masuk mengusik tidurnya.

Dengan rasa pegal yang mendominasi seluruh tubuhnya ia pun tersadar namun seketika matanya membelalak lebar begitu mendapati tubuhnya yang dalam keadaan naked lengkap dengan seberkas darah dipangkal pahanya.

Dengan cepat otaknya dipaksa untuk mengingat kejadian semalam.

"OUCHH B*STARD, SH*T!" umpatnya meraung begitu kilas-kilasan kejadian semalam menghampirinya.

Menahan rasa sakit ditubuh bagian bawahnya, Lynelle langsung memakai pakaiannya. Berjalan dengan sedikit hati-hati menuju mobilnya.

"Akh.." ringisnya lagi kala ia mendudukan tubuhnya didalam mobil. Dengan kecepatan rata-rata ia mengemudikan mobilnya memasuki kawasan kampus. Matanya menatap nyalang seluruh penjuru kampus .

"Dimana letak fakultas teknik?" cegatnya pada seorang mahasiswa.

Mahasiswa itu langsung menunjuk gedung keempat dibelakang gedung fakultasnya.

"Thanks."

...

"Hey Ash, kenapa kau tidak datang semalam?" tepuk Alex.

"Maaf, aku ke pesta ulang tahun temanku." balas Ashton sambil terus menyesap rokoknya, menghisap habis nikotin yang terkandung didalamnya.

Saat ini mereka sedang berada di parkiran motor fakultasnya.

"Kau tahu? Semalam Fried sangat bringas menghabisi Tom dan teman-temannya. Jika kau ada kau pasti akan menertawakan penampilan Tom semalam." sambung Vincent sambil tertawa kecil diikuti John dan Bernard.

"Sayang sekali." potong Ashton menginjak puntung rokoknya.

"Lalu bagaimana dengan pesta yang kau hadiri? Apa kau mendapat wanita baru?" tanya Alex menggoda.

Ashton menggeleng pelan "Maybe but-'

Belum sempat Ashton menyelesaikan jawabannya, seseorang mendorongnya dan menamparnya cukup keras.

Ashton hampir saja terjungkal jika Alex dan Bernard tidak menahannya.

"Wow, siapa lagi ini? Playgirl atau bisakah aku mengatakan jalang kampus? Ada gerangan apa kau kemari dan memukul Ashton, apa kau mau mati?" cemooh John. Sontak Alex menahan Lynelle yang balas menatapnya nyalang.

Lynelle menepis kasar tangan Alex "Aku tidak mempunyai urusan denganmu brengsek! Jadi menyingkirlah."

Ashton menyeka sudut bibirnya kasar, menyingkirkan setitik darah disudut itu dan tak lama mendongak, menubrukan obsidian-nya pada hazel Lynelle.

"KAU.." Emosi Lynelle tertahan dan hendak kembali menyerang Ashton namun dengan sigap ditahan Vincent.

"Wow slow b*tch, kami bahkan tidak terlalu mengenalmu dan kau ingin memukul Ashton kami?" seru Vincent.

Dengan pelan Ashton melangkah, menepuk pundak Vincent. Menyuruh lelaki itu mundur dengan tatapan matanya.

Seakan mengerti tak hanya Vincent semua teman-teman Ashton pun mundur memberikan ruang yang besar bagi Ashton dan Lynelle.

"Ada apa?" tanya Ashton mencoba untuk tenang.

"BR*NGSEK! KAU BERTANYA ADA APA SETELAH APA YANG KAU LAKUKAN PADAKU SEMALAM?" Lynelle kembali berteriak tak mampu menahan emosinya.

Seakan tersadar dengan wanita yang berada dihadapannya, Ashton membuka mulutnya.

"Terus apa masalahnya?" tanya Ashton masa bodoh.

Ya apa masalahnya? Apakah wanita yang semalam menantangnya ini ingin meminta pertanggung jawabannya? Tck, yang benar saja.

Lynelle tertawa hambar lalu menarik kerah Ashton kasar.

"KAU.."

Sebuah tamparan keras kembali menyapa pipi Ashton.

Alex dan John hampir saja bertindak jika Ashton tidak mengangkat tangannya memberi aba-aba untuk tetap ditempat.

Ashton kembali menyeka pipi dan bibirnya yang terasa nyeri.

Ia menoleh, menatap berkilat hazel Lynelle.

"Tamparanmu lumayan juga, nona. Sebenarnya apa masalahmu? hal sepele ini kau permasalahkan? Kau.. Sedari tadi aku membiarkanmu menamparku bukan berarti aku tidak akan membalasnya b*tch! Sepertinya kau sungguh tidak mengenalku."

Seusai mengatakan hal tersebut, sebuah suara yang cukup keras terdengar.

"UHUK." Lynelle langsung memuntahkan darah dari sela-sela bibirnya begitu Ashton balas meninju perutnya dan membuatnya tersungkur diatas debuan tanah.

"Jadi apa yang kau inginkan? Jika karena aku menyetubuhimu semalam, apa kau ingin meminta pertanggungjawaban dariku? Memangnya apa yang harus ku pertanggung jawabkan? Bukankah kau digandrungi sebagai playgirl ah tidak, maksudku 'jalang' kampus, hal seperti itu sudah biasa bukan? Jangan membuatku tertawa." Bisik Ashton mengejek.

"Singkirkan tangan kotormu dari rambutku, brengsek!" teriak Lynelle melepas diri dari cengkraman Ashton.

Ashton menyeringai samar "Jadi? Apa kau datang kemari untuk menunjukan seberapa hebat dirimu? Ahh semalam kau juga menantangku berduel, aku hampir melupakannya, nona. Jadi apa kau puas sekarang?"

Lynelle balas menatap obsidian Ashton dengan hazelnya yang berkilat.

"Sudahlah, simpan tatapan itu. Aku tidak punya waktu untuk meladeni jalang musiman sepertimu."

Lynelle mengepalkan tangannya kuat menatap kepergian Ashton. Ia bersumpah jika sesuatu terjadi dimasa depan, ia akan membunuh lelaki itu.

Ia tak akan segila ini mendatangi Ashton, jika tak ada sesuatu dalam dirinya yang istimewa yang membuatnya diliputi ketakutan.

Memang belum sekarang namun ia takut jika itu terjadi dimasa depan. Ya dirinya adalah seorang yang tidak bisa hamil lebih dari sekali, kalian tahu artinya itu apa? Ia juga awalnya tidak tahu, pada saat ia memasuki bangku junior high school, ia sering mengeluh sakit perut dan menemukan darah dalam urinnya. Setelah menjalani scan CAT, ditemukan bahwa ia memiliki masalah dengan organ reproduksinya. Dokter mendiagnosis sebagai penyakit langka. Karena itu ia memiliki tingkat 60% untuk bisa hamil sewaktu-waktu mungkin jika ia melakukan hubungan badan dan setelah itu ia hanya mempunyai tingkat 10% untuk hamil setelahnya. Jadi ia harus benar-benar harus menjaga dirinya. Karena ia hanya akan hamil dan melahirkan hanya sekali dalam seumur hidup. Saat ini ia hanya memohon agar hal itu takkan terjadi.

Lynelle berjalan lesu masuk kedalam kawasan fakultasnya. Fakultas kedokteran. Mengapa ia mengambil kedokteran? Karena itu juga. Dia ingin dengan sendirinya juga meneliti apa yang terjadi pada dirinya. Selama ini ia menutupinya rapat, hanya orangtuanya saja yang tahu. Menjadi playgirl? Itu hanya akal-akalannya saja untuk lari dari kenyataan ini. Lagian juga ia tidak pernah bersetubuh dengan semua pacarnya.

"Hey Lyn, apa benar kau barusan menyerang Ashton di fakultasnya?' tegur Rose tak percaya. Diselidikinya setiap lekuk Lynelle.

"Oh Sial! Bukankah semalam aku sudah memperingatimu? Dia Ashton. Sekali lagi Ashton Almero. Kau tahu? Herry, anak jurusan bisnis? Ia bahkan terkapar dirumah sakit karena berurusan dengannya. Aku benar-benar khwatir. Beruntung girl kau tidak mati." cemas Rose bernafas lega.

Lynelle menatap hampa setiap perkataan Rose.

"What's wrong? Are you sick? Kalau begitu kita ke unit kesehatan, sekalian obati lebammu." tawar Rose.

Lynelle menggeleng pelan. "Tidak, aku hanya ingin pulang dan tidur saja. entah kenapa aku benar-benar lelah."

...

Disisi lain Ashton mengumpat pelan membiarkan teman-temannya mengobati lukanya.

"Siapa wanita itu? Berani sekali dia memukulmu." Alex bersuara.

Ashton mengibaskan tangannya diudara.

"Tidak penting, hanya one night stand- ku. Itu juga tidak sengaja."

"What? Kau melakukannya dengan jalang itu?" semprot John terkejut.

Ashton menghela nafas pelan "Sudah kubilang tak sengaja. Dia menantangku minum semalam dan aku menerimanya dan berakhir seperti itu. Jadi bisa dimaklumi bukan? lagian pula dia yang memulainya." acuh Ashton seakan tak tertarik dengan topik tentang Lynelle.

"Wow.. Tidak kusangka ada hari dimana playgirl kampus menggaetmu. Tapi benar juga, untuk apa dia mendatangimu dan memukulmu? Dia seperti tidak pernah melakukan itu saja. Dia takkan hamil bukan? Dia pasti tahu trik menggugurkan. Jika tidak, mana mungkin ia bisa bertahan menjadi jalang yang terkenal." sambung Vincent diangguki Bernand.

"Sudahlah bahas yang lain, aku yakin dia hanya ingin pamer saja." Ujar Ashton kembali menarik sebatang rokok dan menghisapnya.

Tanpa mereka sadari Lynelle tengah berjuang berdoa mati-matian agar sesuatu yang mereka katakan benar-benar tidak terjadi.

"Lyn, kau ingin pulang?" sapa Jay yang sepertinya baru datang.

Lynelle mengangguk pelan "Yeah."

"Kenapa kau terlihat murung, baby?" ujarnya lagi mencium cepat pipi Lynelle.

Lynelle benar-benar tak berniat saat ini.

"Sorry Jay. Aku benar-benar lelah mungkin karena effek alkohol semalam. Aku akan menghubungimu nanti." finalnya.

'"Baiklah, hati-hati di jalan." balas Jay melambai pelan pada Lynelle yang telah memasuki mobilnya.

~Sometimes something undesirable will happen.~

....

NOTE: Penjelasan mengenai medis diatas hanya dilebihkan untuk kepentingan kepenulisan.

Bab terkait

  • Bad Boy Vs Playgirl   03. Rahasia Malam Itu

    ~Dari awal kita memiliki rahasia masing-masing~....Lynelle melangkah pelan memasuki kamarnya, membuka pintu sepelan mungkin hingga menimbulkan derik nyaring."Kau sudah pulang? Ini baru jam sepuluh!" seru sang adik, Livy.Lynelle berbalik sesaat. "Kau sendiri tidak sekolah?" tanyanya terkejut mendapati sang adik dengan segelas susu ditangannya."Aku sakit." balasnya acuh lalu meloncat keatas sofa, kembali melanjutkan tayangan spongebob-nya.Lynelle menggeleng pelan lalu benar-benar masuk kedalam kamarnya. Membaringkan tubuhnya diatas ranjang seraya memandangi langit-langit kamarnya yang bewarna biru. Tanpa sadar tangannya terangkat menggambar pola-pola abstrak diatas angin."Huhh." ia menghela nafasnya kasar. Pikirannya sangat kacau sekarang, terganggu dengan hal-hal yang terjadi semalam.Tidak ingin terlalu larut Lynelle pun bangkit, melepaskan pakaiannya dan masuk kedalam bathroom. Mencoba merilekskan diri sesaat, menutup matanya dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • Bad Boy Vs Playgirl   04. Target Selanjutnya

    ~Dari awal kita memang musuh~.....Lynelle melangkahkan kakinya memasuki gedung fakultas kedokteran. Namun pagi ini sedikit ada yang berbeda, entah mengapa koridor fakultasnya terasa begitu penuh dengan obrolan. "Sial, hey Lyn! Apa kau mendengar sesuatu tentang Nola?" tarik Rose tiba-tiba. Merasa bingung, Lynelle menggelengkan kepalanya. "Tidak, memangnya kenapa? ""Oh My, kau benar-benar parah girl. Kau tahu, Nola baru saja dilarikan ke rumah sakit pagi ini, ia kedapatan tak sadarkan diri dengan kondisi babak belur tak jauh dari rumahmu. Kau sungguh tak tahu hal itu? " sembur Rose tak habis pikir. Ayolah kejadian itu bahkan tidak jauh dari rumahnya. Dengan sendirinya Lynelle membelalakan matanya, jadi semalam Nola.."Hey Lyn, Apa kau mendengarku? " tepuk Rose menyadarkannya. "Ah yeah.. Ashton.. Fakultas teknik." Bisik Lynelle."Apa maksudmu? " "Dia yang melakukannya."Uhuk.."Benarkah? Kau tidak sedang bercanda bukan?""Hmm."Angguk Lynelle sembari mengeluarkan handphone-nya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • Bad Boy Vs Playgirl   05. Kesempatan dalam kesempitan

    ~Dari awal takdir sudah menentang kita~...."Lyn, ada apa denganmu? Tatapanmu seakan ingin membunuhku." celetuk Rose."Ya. Aku sangat ingin membunuhmu!" balas Lynelle.Saat ini suasana hatinya sedang buruk ditambah lagi dengan Rose yang tiba-tiba datang memberitahukannya untuk mengumpulkan tugas Mr. Zerc minggu ini."Bukankah aku sudah bilang? kerjakan juga punyaku bodoh!" rutuk Lynelle.Rose menggaruk tengkuknya sambil cengengesan."Maaf, aku lupa. Lagian pula saat itu kau mengatakannya dengan suara ciuman pria disampingmu, bagaimana bisa aku menangkap ucapanmu dengan baik." bela Rose.Lynelle melirik Rose membunuh."Ahh, beruntunglah kau temanku!"Rose mengedikan bahunya, matanya memicing sesaat ketika melihat Jay berjalan menghampiri mereka."Priamu datang." komentarnya.Lynelle menoleh kearah pandangan Jay. Sh*t! Pria itu semakin menggoda saja, ada apa dengan pakaiannya hari ini? Sangat panas.Lynelle menjilat bibirnya seduktif saat Jay tiba dihadapannya.Tanpa banyak kata ia lan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • Bad Boy Vs Playgirl   06. Kegagalan Pertama

    ~Kadang takdir sebercanda itu~.....Ashton berjalan pelan di lorong sebuah gedung tua sambil membopong Lynelle di punggungnya.Hentakan demi hentakan langkahnya menggelegar di seluruh gedung.Gedung tua nan kosong ini adalah bekas pabrik tekstil tak terpakai lagi akibat kebakaran beberapa tahun yang lalu.Sedikit berhat-hati Ashton meletakan tubuh Lynelle yang tak sadarkan diri di lantai mermar penuh debu tersebut. Dan dengan cekatan ia membuka tasnya, mengambil masker dan topi serta sarung tangan. Bagaimana pun ia harus berjaga dalam situasi ini, apapun bisa saja terjadi mungkin wanita itu akan tersadar. Saat ini keadaan darurat. Suatu kesempatan yang tidak ia duga dan rencanakan, sialnya ia tak membawa bius maupun suntik sianida dalam tasnya, jadi ia harus menyelesaikannya secepat mungkin. Ini adalah kesempatan satu-satunya.Setelah menggunakan perlengkapannya, pada akhirnya ia mengeluarkan sepaket peralatan dari kantong tasnya yang paling terakhir. Ia harus membedah dan membawa or

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • Bad Boy Vs Playgirl   07. Kehidupan Baru

    ~Dari awal kita salah, ini permainan takdir~....Ashton menggeram pelan, sudah terhitung lebih dari beberapa kali ia berusaha membangunkan Lynelle namun hasilnya tetap sama. "Sebenarnya dia pingsan atau tertidur?" jengah Ashton.Saat ini mereka berada di depan apartemennya, dengan terpaksa ia harus membawa Lynelle kesini. Semula ia sempat menghubungi Ben untuk menanyakan alamat Lynelle namun sama saja, lelaki itu juga tak tahu dimana tepatnya alamat rumah Lynelle. Setelah memasukan password, pintu pun terbuka. Sambil membopong Lynelle, Ashton melangkah masuk kedalam apartemennya tersebut. Dihempasnya tubuh Lynelle diatas ranjang."Ahh sial!" umpatnya seraya merenggangkan otot tubuhnya. C'mon berat badan Lynelle bisa di katakan lumayan. Ashton beranjak merapikan apartemennya menyembunyikan beberapa alat berbahaya yang berserakan begitu saja, memasukan semuanya kedalam brankas miliknya. Helaan nafas panjang terdengar memenuhi ruangan, setelah semuanya selesai. Ia melirik Lynelle se

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • Bad Boy Vs Playgirl   08. "Aku Hamil"

    ~ Permainan takdir kita sedikit kejam~.....Lynelle Pov...Awan mulai menggelap bertanda hujan musim dingin akan mengguyur kota Chicago yang padat. Aku masih bergelung di balik selimutku, padahal waktu setempat sudah menunjukan pukul tujuh sore. Sepulang dari rumah sakit, aku langsung ke rumah dan mengurung diri didalam kamar. Tok.. Tok.. "Lyn.. It's me, Lyvi."Suara pintu yang diketuk diikuti suara khas Lyvi membuatku beranjak sebentar. "Ada apa?" tanyaku bersandar pada pintu. "Semalam kau kemana? Dad pulang dan ia menanyakanmu." seru Lyvi sambil melenggang masuk, duduk di atas ranjangku. Aku mengikutinya lalu duduk di tepi ranjang "Aku menginap di rumah teman."Lyvi menaikan satu alasnya, menatapku tak percaya. "Teman yang mana? Dad bahkan menghubungi Rose."Aku memasang raut malas. Ayolah temanku bukan Rose seorang. "Please to the point.. Apa yang Dad katakan dan ingin kau sampaikan padaku?" jengahku. "Hmm.. Sepertinya Dad ingin kau memegang bisnisnya. Dad sempat murka saa

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • Bad Boy Vs Playgirl   09. Pertengkaran

    ~ Kita bisa memilih, menantang takdir atau mengikutinya dan hancur bersama~Ashton Pov.... "Kau akan mati, j*lang! ""AKHHHH!! "PRANK.. Kaca mobil milik Lynelle dalam sekejap retak. Sayang tinjuanku melesat mengenainya. Aku tidak perduli dia wanita.Aku tertawa mengejek menatap telapak tanganku yang tergores. Jujur aku hendak melayangkan tanganku memukul Lynelle kala itu,namun beruntunglah dengan cepat ia menghindar. Lynelle merosot perlahan, meringkuk ketakutan di samping mobil. Hazelnya menatap obsidianku penuh akan kewaspadaan.Aku ikut merunduk, berjongkok dihadapannya. Aku mengamati Lynelle. sesaat dengan gigi bergemeletuk Kuangkat dagunya kasar dan memaksa hazelnya menatapku. Aku menyesal tidak membunuhnya malam itu.. Sungguh..! "Sejak kapan?" desisku menatapnya nyalang. "B-berapa hari yang lalu." suara Lynelle mengalun bergetar, hazelnya berkedip tak tenang mencoba menghindari tatapanku. Aku menatapnya tak percaya. Ini gila, tak masuk akal! Aku mendesah berbahaya, piki

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • Bad Boy Vs Playgirl   10. Amarah tuan Ainsley

    ~Dari awal takdir memang menargetkan kita, bahkan semesta membantunya~...Lynelle tahu ini akan terjadi cepat atau lambat namun ia tak sadari kalau akan secepat ini.Ia akui ini salahnya karena dengan bodohnya meletakan kertas pernyataan kehamilannya di meja belajar begitu saja. Seharusnya dia lebih berhati-hati. Mendengar suara Ayahnya yang sangat marah di seberang sana membuatnya berdetak ketakutan. Sepanjang perjalanan pikirannya penuh dengan kata-kata apa yang harus ia ucapkan ke Ayahnya.Tamparan tuan Ainsley menyambut Lynelle begitu wanita itu memasuki rumah. Dari sudut matanya, Lynelle bisa melihat surat pernyataan kehamilannya tergeletak diatas meja. Mengapa ia begitu ceroboh?"LYNELLE, BISA KAU JELASKAN INI?" Seru tuan Ainsley seraya melempar surat itu tepat didepan hazel Lynelle."Itu......"Lynelle hendak menjelaskan namun entahlah bibirnya mendadak kelu, ia tidak tahu harus memulai dari mana dan pada akhirnya ia hanya terdiam."Jadi apa yang dituliskan disitu benar adany

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07

Bab terbaru

  • Bad Boy Vs Playgirl   25. Tentang Kita

    Kini Ashton duduk didepan tuan Ainsley, suasana yang ada terasa dingin dan mencekam. Pria setengah baya tersebut menatap Ashton menyelidik. Belum sampai satu bulan lebih Ashton datang kemari dan mengambil Lynelle untuk tinggal bersamanya. Tiba-tiba ia mendapat kabar bahwa Lynelle akan pulang. Selain itu permasalahan dengan tuan Ferland sudah ia tangani, pria muda didepannya hanya tinggal menunggu panggilan wawancara dan menghadiri sidang. Semua sudah terkendali dan aman, jadi... dengan alasan apa lagi Ashton ingin memulangkan putrinya?"Mengapa kau memulangkan putriku? Kau tidak ingin bertanggungjawab terhadapnya setelah semua yang terjadi?"Ashton menghembuskan nafasnya kasar, pertanyaan tuan Ainsley membuat kepalanya semakin pening, bukan ia tidak ingin bertanggungjawab, hanya... keadaan tidak memungkinkan. "Dari awal kau menginjakkan kakimu disini dan dengan enteng mengaku bahwa kau yang menghamili Lynelle, terlihat jelas bahwa kau tipe lelakinya yang tidak dapat dipercaya. Kau ba

  • Bad Boy Vs Playgirl   24. Pisah Rumah

    Hari telah berganti begitu cepat, padahal baru sejenak Lynelle memejamkan matanya. Satu per satu pakaian yang ada di lemari ia ambil dan masukan kedalam koper. Sedari ia bangun sampai sekarang, ia sama sekali tidak berbicara sepatah katapun dengan Ashton. Ia lelah dengan semua sikap tertutup Ashton. Pria tersebut membuat semuanya rumit.Ashton yang baru selesai mandi, hanya terdiam depan kamar memperhatikan Lynelle yang tengah mengepak barang-barangnya. Sungguh, ia bukan ingin mengusir Lynelle.Kini Lynelle menyeret kopernya menuju mobil Ashton. Keheningan masih meliputi mereka.Ashton tahu itu kesalahannya karena menutupi semua hal dari Lynelle. Tanpa banyak kata, mobil bewarna hitam tersebut melaju, membelah jalanan kota Chicago yang padat...."Akhirnya kau pulang.. dan kau masih hidup!" seru Lyvi kala retinanya menangkap sosok sang kakak dan pacarnya di depan pintu rumah.Lynelle menghunuskan tatapan tajamnya pada Lyvi, gadis itu...sungguh!Secepat mungkin kaki mungil Lyvi berlar

  • Bad Boy Vs Playgirl   23. Rencana Ashton

    ClekSuara pintu yang dibuka pada tengah malam, membuat Lynelle terjaga. Ia tidak tidur, meskipun matanya tertutup namun tidak dengan pikirannya. Sedari tadi ia menunggu Ashton, lelaki itu mengatakan akan pulang secepatnya, tapi...apa ini? Jarum jam yang ditampilkan layar handphone telah menunjukkan pukul empat subuh, sedikit lagi hari akan berganti. Masih pantaskah ini disebut tengah malam?"Kau pulang?" tanya Lynelle, berjalan perlahan menyalakan lampu ruang tengah.Ashton membeku. 'Mengapa Lynelle belum tidur?' "Kau bau alkohol dan rokok. Kau darimana saja? Kau bilang ada urusan penting yang mendadak harus kau urus. Apakah urusan penting itu adalah mabuk-mabukan sampai subuh bersama teman-temanmu?"Ashton berdehem, mencairkan suasana yang menegang. Dari nada bicara Lynelle, ia tahu wanita tersebut marah."Aku akan menjelaskannya nanti.""Mengapa harus nanti? Tidak bisakah sekarang? Kau selalu menyembunyikan semua hal dariku.""Aku tidak. Hanya... aku tidak ingin menganggu pemikira

  • Bad Boy Vs Playgirl   22. Markas

    Dalam perjalanan pulang, Ashton hanya diam. Pikirannya kalut memikirkan apa yang barusan dikatakan Ben di telfon beberapa menit lalu.Lynelle terus mengamati Ashton. Ia sadar ada yang berbeda dengan pria disampingnya. Ashton seketika menjadi pendiam saat keluar dari mall. Ingin sekali Lynelle menanyakan apa ada yang salah? Namun, pertanyaan itu tertahan di kerongkongannya. Lynelle takut semakin ia bertanya, semakin memperburuk keadaan yang ada."Kita sampai, turunlah."Ashton berujar dingin, dan langsung membuka bagasi mobilnya, mengambil barang-barang yang mereka beli dan meletakkannya di apartemen.Lynelle masih diam terpaku didepan pintu sembari menatap Ashton yang sibuk menata barang-barang. Gelagat Ashton yang dingin dan cuek membuat Lynelle gugup. Lynelle takut Ashton yang dulu kembali."Lynelle, maaf sepertinya hari ini aku tidak bisa menemanimu. Aku ada beberapa urusan diluar, jika kau tak bisa memasak, kau bisa pesan delivery, jangan tunggu aku."Sudah Lynelle duga ada sesuat

  • Bad Boy Vs Playgirl   21. Do you remember about Nola?

    Lynelle memutarkan tubuh berisinya di depan cermin dengan antusias. Kali ini, ia mengenakan gaun putih sebatas lutut yang agak longgar dipadukan dengan jaket mantel dan sepatu bots. Tidak lupa syal bewarna abu mengikat leher mungilnya.Ashton mengetuk pintu kamar Lynelle dan melongokan kepalanya, memastikan apakah Lynelle sudah selesai bersiap atau tidak."Sudah selesai?""Uhm...Sudah!" Angguk Lynelle setelah sedikit merapikan poninya yang menjuntai."Kita hanya akan ke mall, mengapa kau sangat lama bersiap? Seolah-olah kita akan menghadiri sebuah pesta. Dan satu lagi.. mengapa kau menggunakan gaun? Cuaca hari ini masih dingin. Ganti lah, gunakan celana panjang."Aku merasa sesak jika menggunakan celana. Lagian aku juga menggunakan jaket mantel, jangan khawatir, aku tidak akan mati kedinginan."Ashton hanya bisa menghela nafasnya kasar. Lynelle benar-benar keras kepala. "Yasudah, ayo pergi. Perhatikan langkahmu, awas jatuh.""Wow.. kau menjadi sangat posesif."Ashton tidak membalas

  • Bad Boy Vs Playgirl   20. Back to home

    Cium*n yang awalnya lembut itu perlahan menjadi panas dan berlanjut hingga ke tempat tidur Ashton.Dikukungnya Lynelle dengan kedua lengannya, bibir mereka bergerak liar, memagut dan menyecap satu sama lain, seolah menyampaikan betapa rindunya mereka akan sentuhan satu sama lain."Eungh...Ash!" desah Lynelle di sela-sela cium*n panas tersebut. "Apa aku menyakitimu?" Ashton melepaskan tautan bibir mereka dan menatap Lynelle dalam. Lynelle menggeleng kecil. "Tidak, tapi tolong pelan-pelan. Aku sedang hamil."Ashton merunduk sesaat, melihat perut Lynelle yang kelihatan mulai membesar di balik bush yang dikenakannya.Kejadian masa lalu, dimana dengan tegas ia menolak anak yang berada dalam kandungan tersebut dan menyuruh Lynelle menggugurkannya, kembali menyapa Ashton.Rasa bersalah itu muncul. Dia sangat kejam bukan? Baik pada Lynelle maupun calon bayi mereka.Jemari-jemari Ashton bergerak, mengelus perut Lynelle. Ia tersenyum sendu. Hatinya mencelos. "Jika kau tak nyaman, katakan! Aku

  • Bad Boy Vs Playgirl   19. We Were In Love

    ~Ikuti perasaanmu dan semua akan baik-baik saja.~....Lynelle memandang hamparan salju yang ikut memeriahkan malam pergantian tahun bersama dengan letusan kembang api yang memekakkan.Ia disini, masih di tempat yang sama. Di balkon apartemen itu, menunggu tanpa kepastian berharap orang yang dinanti akan datang.Drrrt..Getaran benda persegi empat pada kantong celananya, membuat Lynelle tersentak pelan."Halo?""Hey Girl, apa kau tidak keluar berjalan-jalan bersama kami? Disini juga ada Jay, David, Bobby, dan masih banyak pria lainnya."Diujung sana Rose berujar antusias, teman baiknya itu nampak sangat bersenang-senang di akhir tahun ini."Lynelle, apa kau masih disana?" Suara diujung telfon kembali bertanya, memastikan orang yang ditujunya masih mendengarkan."Ya-Ya! Aku akan ikut, kalian berkumpul dimana?" Lynelle mengiyakan ajakan tersebut."Biasa... Kami di bar milik Ben."Setelah kalimat tersebut, sambungan terputus.Lynelle menatap layar handphone-nya sesaat lalu menghela nafas

  • Bad Boy Vs Playgirl   18. "Aku tahu segalanya"

    ~Ikuti perasaanmu dan semua akan baik-baik saja.~....Lynelle memandang hamparan salju yang ikut memeriahkan malam pergantian tahun bersama dengan letusan kembang api yang memekakkan.Ia disini, masih di tempat yang sama. Di balkon apartemen itu, menunggu tanpa kepastian berharap orang yang dinanti akan datang.Drrrt..Getaran benda persegi empat pada kantong celananya, membuat Lynelle tersentak pelan."Halo?""Hey Girl, apa kau tidak keluar berjalan-jalan bersama kami? Disini juga ada Jay, David, Bobby, dan masih banyak pria lainnya."Diujung sana Rose berujar antusias, teman baiknya itu nampak sangat bersenang-senang di akhir tahun ini."Lynelle, apa kau masih disana?" Suara diujung telfon kembali bertanya, memastikan orang yang ditujunya masih mendengarkan."Ya-Ya! Aku akan ikut, kalian berkumpul dimana?" Lynelle mengiyakan ajakan tersebut."Biasa... Kami di bar milik Ben."Setelah kalimat tersebut, sambungan terputus.Lynelle menatap layar handphone-nya sesaat lalu menghela nafas

  • Bad Boy Vs Playgirl   17. Fakta Mengejutkan

    ~Terluka, dilukai, dan melukai adalah bukti bahwa kau hidup~...Ashton POV...Detik berganti menit, menit berganti jam... Terus terulang..Meskipun mataku terpejam namun aku tidak dapat tidur dengan nyenyak seperti biasanya. Pikiranku berkecamuk. Ada sesuatu yang mengganjal, yang membuatku sangat penasaran. Pengakuan Lynelle beberapa jam yang lalu mengusikku. Firasatku mengatakan ada sesuatu yang tidak beres dan itu tersembunyi rapat dari jangkauanku. Tahun dimana ayah biologis Lynelle meninggal sama dengan tahun dimana ayahku merenggang nyawanya. Itu tidak kebetulan bukan?Aku memutuskan membuka mataku dan menghela nafas berat. Di sampingku, Lynelle telah tertidur. Ia Nampak tak nyaman dengan posisinya. Aku memperhatikannya dalam diam, di benakku ada berbagai pertanyaan yang ingin ku lontarkan padanya.Sesaat aku memandangi wajahnya yang nampak tenang. Perasaan bersalah menyergapku. Kemarin bukan tanpa alasan aku memperlakukannya dengan baik, sejujurnya aku hanya ingin membuat ken

DMCA.com Protection Status