“Om,” panggil Cheryl dengan menggunakan nada bicara yang terdengar berbeda, bahkan Dirga sudah menduga kalau ada sesuatu yang Cheryl inginkan.“Mau itu, masuk yuk.”Pandangan Dirga teralihkan memperhatikan tempat yang Cheryl tunjuk, hingga kemudian Dirga mengernyitkan keningnya sambil menatap Cheryl tanda tanya.“Gak mahal kok Om, ayok!” ajak Cheryl dengan begitu serius.Mendengar kalimat Cheryl membuat Dirga sedikit syok. “Saya tidak mempermasalahkan harganya, bahkan saya bisa membuat pemotretan di Studio.”“Ah, maunya juga photobooth.”Mendengar keinginan Cheryl yang mungkin masih mengikuti keinginan sesuatu usianya, membuat Dirga hanya bisa menganggukkan kepalanya, hingga kemudian dia melangkahkan kaki mengikuti ke mana Cheryl melangkah.“Senyum dong Om, jangan datar terus kayak tembok!” pinta Cheryl dengan sangat serius.“Om ganteng tahu kalau senyum.” Cheryl terus-terusan menggoda Dirga agar dia mau tersenyum dan berujung dengan beberapa pose sudah ada sampai Dirga memperhatikan
“El, sudah malam. Tante pulang dulu ya?” Cheryl berpamitan dengan begitu baik, hanya saja dia melihat El menggelengkan kepalanya yang membuat Cheryl mengernyit.“Lho kok geleng? Kenapa? El kan harus tidur sekarang.” Cheryl terus memperhatikan El dengan tatapan yang begitu dalam, hanya saja El mengalihkan pandangan ke arah di mana Dirga berada.“Kenapa? Tante Cheryl kan harus pulang, besok dia harus kuliah, nanti datang lagi kok pas dia selesai kuliahnya untuk bertemu El.” Dirga sedikit memberikan penjelasan.“Tante, kenapa gak tinggal di Rumah Daddy?”Pertanyaan yang keluar dengan menggunakan nada bicara yang sangat santai itu membuat Cheryl terdiam, dia memikirkan apa yang harus dia ucapkan, sehingga berujung dengan dia yang memandangi Dirga dengan sebuah harapan kalau Dirga memberikan jawaban.“Emh ... gak bisa El, kan kalau orang yang gak punya status jelas itu gak boleh tinggal satu Rumah.” Cheryl berucap dengan nada yang sangat baik.“Banyak orang-orang yang tinggal di Rumah ini,
Pandangan Cheryl terfokuskan memperhatikan sekitar, dia berjalan dengan langkah yang penuh semangat, karena dia akan bertemu dengan orang yang dia sayang, sampai membuat hatinya terasa berbunga-bunga.Cheryl menghirup udara dengan begitu panjang, sampai senyumannya terukir dengan sangat jelas. “Ternyata seperti ini ya rasanya sudah lelah, tapi gak ngerasa cape karena mau ketemu orang tersayang?”“Eh!” teriak Cheryl kaget saat dia yang tengah melangkahkan kakinya, kemudian ada orang yang menarik tangannya dari belakang.Kening Cheryl mengernyit kala dia melihat laki-laki berparas tampan dengan kedua bola mata indah yang tengah memperhatikannya, tapi tidak lama dari itu perasaan tidak enak muncul dalam diri Cheryl kala sadar siapa orang yang tengah dia tatap.“Axel?”Tatapan Axel sama sekali tidak dia alihkan, dia terus memandangi orang di hadapannya dengan tatapan yang semakin dalam, karena tidak bisa dibohongi kalau rasa rindu itu ada dalam diri Axel.“Eh ... ada apa Xel?” tanya Chery
“Hallo Daddy!”“Iya El, kenapa telepon Daddy?” Dirga merasa yakin ada sebuah hal serius yang terjadi, karena dia tidak membebaskan El untuk bermain ponsel, begitu juga dengan El yang mana dia bukan anak yang kecanduan terhadap ponsel.“Daddy di mana?” tanya El.“Sekarang Daddy lagi di jalan, mau pulang. Ada apa? Kamu ingin sesuatu?” tanya Dirga dengan menggunakan nada bicara yang santai.“Cepat pulang! Omma lagi bicara sama Tante Cheryl dan kedengerannya Omma memarahi Tante Cheryl!” adu El yang merasa kalau dia tidak terima saat ada yang memarahi Cheryl.Mendengar hal itu membuat Dirga dengan seketika menyuruh orang yang mengemudikan mobil agar melaju lebih cepat lagi.“El di mana sekarang?”“El lagi di kamar,” jawab El apa adanya.“Jangan ikut campur sama urusan mereka, El diam saja. Daddy akan segera pulang sekarang,” ucap Dirga yang benar-benar tidak ingin jika Anaknya terlibat dalam permasalahan orang dewasa.“Iya El bakalan diem, kalau Daddy cepat pulang, tapi El gak akan diem aj
“Cheryl!”Mendengar namanya dipanggil membuat Cheryl yang semula sedang melangkahkan kakinya menjadi mengalihkan pandangannya, dia menatap wanita yang tidak begitu dia kenali, hanya saja pernah dia temui.“Ya, ada apa?” tanya Cheryl santai.“Saya tidak ingin basa-basi dengan kamua, saya hanya ingin mengatakan pada kamu, kalau kamu tidak pantas untuk bersama dengan Mas Dirga, sehingga saya minta kamu untuk berhenti mendekati Mas Dirga!” ucap Novita penuh dengan keseriusan.“Sebelumnya, Mba siapa? Ada hubungan apa dengan Pak Dirga sampai Mba berucap seperti itu pada sayang?” Cheryl bertanya dengan menggunakan nada bicara yang penuh dengan kesopanan.Senyuman terukir dengan jelas di bibir Novita, hingga kemudian dia tertawa seperti merendahkan Cheryl. “Kamu tidak perlu tahu siapa saya, hanya saja hubungan saya dengan Mas Dirga itu begitu dekat, sehingga saya minta kamu untuk berhenti mendekati Mas Dirga.”Kali ini Cheryl yang tertawa kecil, karena sebenarnya dia sudah tahu kalau wanita y
“Nanti malam, kita makan bareng.”“Gak bisa, aku harus pulang.”Jawaban yang baru saja Cheryl berikan membuat Dirga dengan seketika terdiam, dia menatap Cheryl dengan tatapan yang cukup serius, hanya saja ada sesuatu hal yang berbeda sekarang, karena Cheryl malah kembali menatapnya dengan tatapan yang tidak santai.“Dah ya, urusan kerjaan aku udah selesai. Aku pamit pulang,” ucap Cheryl yang kemudian dia langsung melangkahkan kaki untuk meninggalkan Dirga.Tangan Dirga menahan tangan Cheryl yang membuat langkah kakinya tertahan, hanya saja Cheryl berusaha untuk melepaskan tangan Dirga, tapi semakin Cheryl berusaha semakin Dirga tidak mau melepaskan tangannya.“Lepasin Om!” pinta Cheryl dengan sangat serius.“Ada apa sebenarnya?” Dirga merasa kalau Cheryl tengah tidak baik-baik saja, tapi dia tidak tahu hal apa yang membuat Cheryl sampai seperti ini.“Katakan, kamu kenapa?”Dengan sangat dalam Dirga menatap Cheryl, dia benar-benar ingin tahu alasan yang membuat Cheryl begitu menghindar
“Lah kalau udah 1 minggu tidak bertemu dengan dia, terus pekerjaan kamu?” Reva merasa bingung sendiri setelah mendengar ceritaan dari Cheryl.“Entah lah, masalahnya gak mau kalau harus ketemu sama Om Dirga, bawaannya hati ini tuh sakit Rev!”Apa yang Cheryl rasakan bisa Reva ketahui, karena tergambar dengan jelas dari ekspresi yang Cheryl pasang, apalagi saat menyebutkan nama Om Dirga ... langsung terlihat kalau kedua bola mata Cheryl berkaca-kaca menahan rasa sedihnya.“Apakah sudah sedalam itu rasa yang kamu miliki pada Om Dirga?” Reva merasa yakin akan hal ini, karena sangat terlihat dari bagaimana Cheryl menanggapi masalah yang ada, yaitu dia sangat sensitif.“Mungkin, seperti itu. Jangankan liat dia sama Mantan Istrinya yang sampai bermesraan seperti itu, liat dia deket sama sekretarisnya aja kadang ngerasa gak rela dan mau melarangnya, tapi ... ya balik lagi kan mereka ada urusan kerjaan.” Cheryl menghembuskan napasnya dengan cukup panjang.“Apalagi sekarang dia deket sama Manta
Pandangan Dirga sangat terfokuskan memperhatikan 2 orang yang tengah bersama, dia sama sekali tidak bisa baik-baik saja setelah melihat pemandangan ini, karena dia sangat tahu status mereka yang bukan orang biasa.Deru napas Dirga begitu kencang, dia bernapas dengan emosi yang sudah membara, hingga kemudian dia melangkahkan kaki dan setiap langkah kakinya juga sekarang dipenuhi oleh sebuah emosi.“Bagus ya kelakuannya?”Pertanyaan itu dengan seketika membuat Cheryl mematung, karena dia sangat tahu siapa pemilik suara yang setengah berat itu, sampai kemudian dia mengalihkan pandangannya yang dengan seketika membuka dia menelan salivanya dengan begitu kasar.“Om Dirga?”“Ngapain Om di sini? Kok Om bisa ada di sini?” Cheryl benar-benar merasa kaget saat Dirga bisa mengetahui keberadaannya, apalagi posisi dia sekarang berada di salah satu ruangan.“Jadi ini, ini alasan kamu menghindar beberapa hari ini, bahkan kamu lupa dengan tugas kamu hari ini? Karena kamu sedang bersama dengan mantan
*****Dirga berada di ruang tamu, duduk di kursi dengan tangan terlipat di pangkuannya. Raut wajahnya tampak kaku, sementara tiga sosok di depannya mulai membuka pembicaraan yang sudah lama ia hindari. Ada Mama Novita, Mamanyaa dan juga sudah pasti dengan mantan istrinya, duduk di sisi yang berlawanan dengan ekspresi yang berbeda-beda."Kamu tahu, Dirga, Novita sudah berubah," ujar Mamanya dengan lembut, seolah berusaha meyakinkan anaknya tersebut. "Dia sudah menyesali perbuatannya di masa lalu. Mungkin ini saatnya kalian berdua mencoba lagi."Mamanya Novita menganggukkan kepalanya. “Semua orang pernah berbuat salah Dirga, akan lebih baik kalau kamu memaafkan kesalahan yang sudah Novita perbuat, agar kalian bisa memperbaiki semuanya dan menjalani masa sekarang dengan masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.”Dirga menatap mereka dengan tatapan yang sulit dibaca. Kemudian, Dirgaa beralih melirik Novita, yang duduk dengan wajah penuh penyesalan dan harapan, jika harus dijelaskan anta
“Rean.”“Iya Ma, ada apa?”“To the point saja ya,” ucap Mamanya yang membuat Rean mengangguk dalam sebuah rasa tanda tanya, karena memang dia tidak tahu hal apa yang ingin Mamanya bicarakan.“Kamu kenal dengan babysitter-nya El kan?”“Cheryl?”Mamanya Rean menganggukkan kepalanya.“Iya Ma, kenal. Kenapa?”“Mama dapat kabar kalau dalam beberapa waktu terakhir ini kamu seperti terlihat sedang mengejarnya.”Mendengar kalimat itu membuat Rean mematung, dia menatap Mamanya dengan sangat serius, karena ada sebuah rasa penasaran dalam dirinya tentang siapa orang yang memberi tahu hal ini pada Mamanya.“Tidak, kenapa memangnya?”“Rasanya kalau dilihat-lihat, mungkin kamu lebih cocok bersama dengan dia, secara kalian sama-sama masih muda, sama-sama belum menikah, tidak seperti saat dia bersama dengan Kakak kamu yang jelas perbedaan statusnya.”Di sini Rean masih tanda tanya, dia berpikir dengan begitu serius. “Memangnya kenapa?”“Papa kamu juga sudah mempertanyakan status kamu yang belum mempe
“Om ... sebenarnya hubungan ini mau di bawa ke mana?”Pertanyaan yang baru saja Cheryl ucapkan membuat Dirga mematung, dia mengalihkan pandangannya sampai pada akhirnya dia menatap Cheryl dengan begitu dalam, hanya saja Cheryl terus memandangi Dirga dengan penuh tanda tanya.“Mau dibawa ke mana Om, kalau cuma gini-gini aja, aku yang cape Om.”Kalimat itu begitu tergambar jelas dari ekspresi Cheryl yang memang dia sudah lelah menjalani hubungan yang tidak tahu ke mana arahnya.“Sebenarnya kamu tahu kalau saya bersama dengan Novita malam itu dari siapa?”“Om gak perlu tahu aku tahu dari mana, hanya saja aku memang tahu akan hal tersebut dan aku bukan sedang membahas dia Om, aku sedang membahas hubungan kita.”Cheryl menarik napasnya dengan sangat dalam. “Kayaknya udah jelas banget deh kalau hubungan kita itu banyak yang menentang, apalagi keluarga Om juga terlihat jelas gak suka sama aku.”“Hubungan kita bakalan berat kalau dilanjutkan,” ucap Cheryl yang memang sudah paham dengan keadaa
“Rean! Rean!”Mendengar namanya dipanggil dengan menggunakan nada bicara yang sangat tinggi membuat Rean merasakan yang namanya kaget sampai kemudian dia mengalihkan pandangannya.Belum sampai Rean beranjak dari tempat duduk untuk melangkahkan kaki ke arah pintu, karena ingin membuka pintu, tapi sudah ada orang yang masuk ke Ruangannya dan di wajah orang itu terlihat jelas sebuah amarah yang begitu tinggi.“Rean!”“Ada apa?” tanya Rean dengan menggunakan nada bicara yang santai, karena memang dia tidak tahu hal apa yang membuat orang itu datang.Beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Kakaknya membuat Rean merasa kaget, karena baru saja Kakaknya menarik kerah kemejanya dengan begitu kuat, apalagi tatapannya begitu tajam.“Ada apa Kak?”“Ada apa, ada apa, tidak usah berpura-pura tidak tahu dengan apa yang sudah terjadi!”Kening Rean mengernyit tanda tanya. “Kenyataannya aku memang tidak tahu apa-apa, memangnya kenapa? Kenapa datang-datang langsung marah?” Rean masih memberikan
Di sebuah tempat yang begitu mewah dengan orang-orang penting yang berlalu lalang, lain dengan dua orang yang baru saja melangkahkan kaki sampai di pintu masuk acara ini.Sebuah senyuman yang terukir dengan sangat lebar di bibir seorang wanita yang mendapatkan sebuah undangan di acara ini, dia merasakan sebuah kesenangan yang sangat tinggi, karena dia tengah bersama dengan seorang pria yang berhasil menempati hatinya dalam waktu yang lama dan ingin kembali dia miliki.“Tidak usah gandengan tangan.”Kalimat itu langsung keluar dari mulut Dirga saat dia merasakan kalau Novita baru saja menggandeng tangannya, tapi bukan melepaskan gandengan tangannya, Novita malah terus menggandengnya dengan tatapan yang sangat dia fokuskan memperhatikan Dirga.“Udah lah Mas, gak usah kayak gini. Mereka aja santai gandengan tangan, kenapa kamu tidak mau?” Novita berucap sambil mengedarkan pandangannya yang memang banyak orang yang sekarang tengah bersama dan saling bergandengan.“Mungkin mereka pasangan,
Tok tok tok“Masuk,” sahut seorang pria di dalam yang tidak tahu siapa yang baru saja mengetuk pintunya sampai terdengar suara langkah kaki, hanya saja pria pemilik nama Dirga itu masih enggan mengalihkan pandangannya.“Selamat sore Mas.”Suara yang sangat dia kenali membuat Dirga mengalihkan pandangannya sampai dia mengernyit sendiri karena melihat siapa orang yang datang dan dia tanda tanya dengan tujuan dari orang itu datang.“Mau apa kamu ke sini?” tanya Dirga dengan nada dan juga ekspresi yang terlihat tidak suka.“Aku mau ngajak kamu pergi makan, kalau gak sore ini ... malam ini.”“Gak, gak bisa.” Dirga langsung memberikan sebuah penolakan, karena memang dia tidak ingin jika dia harus bersama dengan Novita.Bukannya merasa kesal atau bete mendapatkan sebuah penolakan, Novita malah dengan santai melangkahkan kaki sampai pada akhirnya dia berdiri di samping Dirga yang membuat Dirga mengernyit tanda tanya pada apa yang akan Novita lakukan.Tangan Novita secara perlahan menyentuh tu
“Malam ini jadi?” tanya Axel memastikan.“Iya,” sahut Cheryl.“Nanti aku jemput ya,” ucap Axel dengan menggunakan nada bicara yang sangat enteng.“Gak perlu, gak usah. Nanti aku datang sendiri aja ke sana, sekalian Abang mau pergi. Jadi bisa bareng,” jawab Cheryl dengan cepat.Di sini Axel terdiam, dia benar-benar merasakan perubahan Cheryl. “Oh.”“Iya, ini udah mau pergi kok.” Cheryl berucap tanpa merasa ada sesuatu yang salah dengan ucapan sebelumnya.“Ya sudah.”Di sini Axel benar-benar jauh dari sifatnya yang dulu, dia benar-benar menahan emosinya, agar dia tetap bisa melanjutkan semuanya berdasarkan apa yang sudah dia rencanakan, karena sekarang bukan sebuah hal yang mudah untuk dia bisa berbicara dengan Axel.Di tengah perjalanan, Abangnya Cheryl menatap Cheryl, dia tengah memikirkan sesuatu hal. “Tumben mau diantar? Mau ketemu siapa memangnya?”“Axel,” jawab Cheryl apa adanya.Mendengar jawaban dari Cheryl membuat Abangnya terdiam dalam beberapa saat. “Tumben? Sudah baikan atau
Sebuah senyuman terukir dengan sangat jelas di bibir Novita. “Sepertinya seorang Dirga tidak mungkin selugu itu, sudah pasti kamu mengetahui jelas apa yang aku inginkan.”Novita bukan hanya melepaskan outer piyamanya, melainkan sampai melepaskan piyamanya yang membuat bra yang dia gunakan dan juga celana dalamnya nampak dengan sangat jelas.“Kamu jangan gila!”“Aku memang sudah tergila-gila sama kamu Mas,” jawab Novita dengan senyuman yang terlihat sedang memancing Dirga.Secara perlahan tangan Novita mulai menyentuh-nyentuh bagian tubuh Dirga dan sudah jelas kalau sentuhan yang Novita berikan adalah sentuhan yang sangat sensual, karena tujuan dari Novita menyentuh Dirga adalah memancing Dirga.Berapa kali Dirga menepiskan tangannya, karena dia merasa tidak ingin disentuh sejauh itu oleh Novita, hanya saja bukan Novita jika dia tidak kehabisan cara untuk bisa lebih dekat dengan Dirga.“Sudah berada di tempat ini, lagi pula kamu datang untuk menemaniku bukan?”Di sini titik kesalahan b
“Rean, Kakak mau bicara sama kamu.” Dirga berucap penuh dengan keseriusan sampai kemudian membuat Rean menutup apa yang tengah dia baca, dia mengalihkan pandangannya dan memperhatikan Sang Kakak dengan penuh tanda tanya.“Mau bicara serius dengan kamu,” ucap Dirga memperjelas yang kemudian membuat Rean bangkit, dia melangkah dan berdiri tepat di hadapan Dirga.“Ya, ada apa?” tanya Rean dengan nada yang sangat santai.Tidak langsung mengucapkan apa yang ingin dia bicarakan, karena Dirga malah memperhatikan Rean dengan tatapan yang sangat serius sampai membaut Rean mengernyit.“Mau bicara apa? Katakan saja, kenapa malah terdiam bengong?” tanya ulang Rean yang mulai merasa kebingungan.“Sebenarnya alasan yang membuat kamu akhir-akhir ini mendekati Cheryl apa?” tanya Dirga yang sudah merasa tidak bisa menahan rasa tanda tanya ini lebih lama lagi, karena dia sudah sangat curiga dengan alasan di balik Adiknya yang mendekati Cheryl.“Memangnya aku mendekati dia?” tanya balik Rean dengan eks