Share

Persyaratan Tambahan

Penulis: Linda Ma
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-01 17:19:05

Hari pertama memberikan perhatian pada bayi yang belum diketahui namanya itu. Sarah tidak merasakan benci sama sekali meskipun mengingat sikap Gita dahulu. Sarah dengan antusias mendengar apa yang dikatakan oleh Nia tentang takaran susu, cara mengganti diaper dan juga cara menggendong bayi dengan benar.

"Mbak, aku takut."

Sarah menarik tangannya yang sudah siap mengangkat bayi itu dari boks. Peringatan hati hati dari Nia ketika mengambil bayi dari boks, membuat Sarah belum berani mengangkat bayi itu. Mau tidak mau, Nia mempraktekkan sendiri bagaimana mengangkat bayi itu dari boks.

"Coba lagi Sarah. Kamu pasti bisa."

"Aku takut mbak. Bagaimana kalau jatuh."

"Kalau kamu fokus dan hati hati pasti tidak akan jatuh."

Sarah menarik nafas panjang sebelum mengangkat bayi itu dari boks. Memberanikan diri dengan sangat hati hati akhirnya bayi itu berpindah juga ke tangannya. Sarah membawa bayi itu dan meletakkannya di ranjang khusus untuk baby sitter di kamar itu.

"Kamu cantik dek. Mirip papamu."

Sarah memandangi baby itu. Menyentuh pipinya dengan lembut. Pergerakan jari jari Sarah di pipi bayi itu tidak membuat bayi itu terbangun.

"Wajah bayi hitungan Minggu atau hitungan bulan masih berubah ubah Sarah. Kalau sekarang mirip pak Andra. Besok besok bisa mirip ibunya atau kakek neneknya."

"Masa sih mbak."

"Iya, memang begitu."

"Jangan sampai mirip ibu kandungnya," batin Sarah. Wanita itu memukul kepalanya sendiri karena bisa bisanya dia berpikiran seperti itu. Bayi itu adalah bayi Gita. Dan sangat wajar jika mirip Gita nantinya. Sarah sepertinya harus mempersiapkan hatinya untuk itu.

Sarah menyanyikan lagu anak anak. Suaranya terdengar merdu. Matanya tidak terlepas dari wajah sang bayi. Sarah benar benar memposisikan dirinya sebagai baby sitter.

Apa yang dilakukan Sarah terhadap bayi madunya itu tidak terlepas dari penglihatan Andra. Laki laki itu sudah berdiri sejak lama di depan pintu yang terbuka sedikit. Sarah tidak menyadari keberadaan suaminya karena Nia juga tidak memberitahukan karena isyarat dari Andra.

Andra berlalu dari tempat itu. Entah mengapa hatinya sangat lega setelah Sarah bersedia menjadi baby sitter untuk bayinya. Selama tiga hari ditinggalkan wanita yang sangat dicintainya. Selama tiga hari itu juga Andra larut dalam duka. Andra sangat kehilangan Gita sehingga dirinya mengabaikan sang bayi selama tiga hari ini. Beruntung dirinya mempunyai asisten rumah tangga seperti bibi Inah yang bisa diandalkan untuk mencari dua baby sitter bagi putrinya.

Andra memandangi foto pernikahannya dengan Gita di ruangan kerja itu. Terlihat mereka berdua tersenyum penuh kebahagiaan. Sangat berbeda dengan situasi yang dirasakan Andra saat ini. Dirinya tidak hanya dihadapkan dengan duka cita karena kehilangan Gita. Andra juga dihadapkan dengan kenyataan yang tidak kalah menakutkan.

Tadi pagi. Andra mendapatkan kabar tentang kondisi terburuk dari pak Burhan, ayah mertua yang sangat dia benci. Kenyataan yang tidak kalah menakutkan, jika kondisi pak Burhan terdengar ke telinga kedua orangtuanya. Bisa dipastikan Andra akan sulit mendapatkan perusahaan keluarga.

Ikhlas tidak ikhlas. Andra harus memberi pengobatan terbaik pada pak Burhan. Sebenarnya, dia tidak rela memberikan dana yang lebih banyak lagi pada ayah mertuanya itu. Andra tidak pernah menganggap pak Burhan sebagai mertuanya. Rasa benci itu masih ada sampai saat ini. Dan demi perusahaan keluarga, Andra bersedia memindahkan pak Burhan ke rumah sakit terbaik di kota ini. Tentu saja itu tidak gratis. Imbalannya Sarah menjadi baby sitter untuk putrinya.

"Maafkan aku sayang. Aku tidak bisa mewujudkan keinginannya mu bahkan saat saat terakhir hidup mu."

Andra menatap sendu pada foto Gita. Di masa hidupnya, Gita sangat ingin menjadi istri satu satunya dan istri sah bagi Andra. Dan hal itu tidak pernah terjadi. Andra kehilangan istri tapi dirinya tidak lantas menjadi duda karena masih ada istri pertama yang tidak pernah dianggap.

Andra merasa sangat bersalah pada Gita. Dan laki laki itu berpikir keinginan Gita tidak terwujud karena pak Burhan dan Sarah. Andaikan pak Burhan tidak kecelakaan saat itu. Mungkin dirinya dan Gita mempunyai jalan yang mulus untuk mendapatkan restu. Sungguh, Andra sangat membenci Sarah dan pak Burhan. Gara gara mereka status Gita sebagai istrinya harus disembunyikan selama pernikahan mereka.

Menjadikan Sarah baby sitter bukan hanya sekedar imbalan atas pemindahan pak Burhan ke rumah sakit di kota itu. Andra melakukan itu karena ingin menghukum Sarah. Dia ingin melihat Sarah tersiksa karena harus merawat bayi dari wanita yang menjadi saingannya. Andra sangat yakin jika Sarah membenci Gita.

"Masuk bibi," perintah Andra melihat bibi Inah sudah berdiri di depan pintu dengan segelas kopi di tangannya. Wanita tua itu berjalan perlahan dan meletakkan kopi itu diatas meja kerja milik Andra.

"Maaf pak Andra. Saya tidak yakin kopi buatan saya seperti kopi buatan non Gita. Sekali lagi, maafkan saya."

Wanita tua itu menundukkan kepalanya, selama Gita di rumah sakit hingga kembali ke Pemiliknya. Kopi buatan bibi Inah tidak cocok di lidah sang majikan. Hampir setiap membuat kopi untuk Andra, kopi itu hanya dicicip saja.

Andra menarik nafas panjang, kerinduannya kepada Gita semakin menggunung. Dia rindu kopi buatan istri sirinya itu. Bukan hanya kopi, dia rindu senyumnya, manjanya dan terutama rindu akan kebersamaan mereka.

"Tidak perlu meminta maaf bi. Aku akan mencoba membiasakan diri dengan kopi buatan bibi. Makasih ya bi.

"Sama sama pak."

"Oya bi. Jika giliran Sarah menjaga bayiku. Tolong awasi dia ya bi. Aku takut, Sarah berbuat yang tidak tidak pada anakku."

"Ya ampun pak. Non Sarah wanita yang baik. Tidak mungkin dia melukai seorang bayi."

"Bisa saja kan bi, dia membalas dendamnya pada bayiku. Bibi tahu sendiri, Sarah dan Gita saling membenci."

Bibi Inah menggelengkan kepalanya. Yang dia tahu. Gita yang sangat membenci Sarah. Sarah tidak pernah menunjukkan kebenciannya pada Gita. Istri pertama Andra itu hanya menangis jika dirinya tidak tahan dengan perlakuan Andra dan Gita.

"Jangan khawatir pak. Saya sangat yakin jika non Sarah adalah wanita yang baik."

"Dan suatu saat, anda pasti menyesal karena menyakiti hatinya selama ini," kata bibi Inah dalam hati. Bibi Inah sangat berharap, Sarah mendapatkan kebahagiaannya suatu saat nanti dengan atau tidak dengan Andra nantinya.

Perkataan bibi Inah tidak lantas membuat pandangan Andra akan Sarah langsung berubah. Laki laki itu menanggapi perkataan bibi Inah hanya dengan senyum sinis.

"Saya pamit pak," kata bibi Inah. Andra menganggukkan kepalanya bersamaan dengan ponsel miliknya berdering.

"Andra, posisimu dengan Indra sama sama unggul. Kakek mengajukan persyaratan tambahan. Kakek akan mewariskan perusahaan pada kandidat yang sudah mempunyai atau bakal mempunyai keturunan. Apa Sarah sudah menunjukkan tanda tanda kehamilan. Jika tidak, konsultasi lah dengan dokter kandungan. Kalian masih mempunyai waktu tiga bulan lagi."

Bab terkait

  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Mengundurkan Diri

    "Tidak usah masak non. Aku sudah masak untuk non Sarah juga."Sarah membalikkan tubuhnya yang awalnya menghadap kompor. Tangannya yang siap merobek kemasan mie instant berhenti sebentar. Hanya beberapa detik. Sarah kemudian melanjutkan aktivitasnya memasak mie instant. Gerakannya terlihat terburu buru. Kalau tidak mengingat ada ujian mata kuliah pagi ini. Sarah tidak akan turun ke dapur secepat ini. Di jam segini, Andra belum sarapan dan beberapa menit lagi. Bisa dipastikan jika Andra akan turun dari lantai dua. "Jangan buat dirimu dalam bahaya Bu. Jika ketahuan, bisa bisa ibu mendapatkan pemotongan gaji. "Tidak akan ketahuan non. Lagipula, selama ini kan hanya non Gita yang melarang bibi memasak untuk non Sarah. Jadi....""Jangan mengubah keadaan karena Gita sudah tidak ada lagi Bu."Sarah tidak membiarkan bibi Inah melanjutkan perkataannya. Wanita itu memindahkan mie instant itu ke dalam wadah kemudian bersiap membawanya ke dalam kamar."Sampai kapan non Sarah makan makanan tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Menolak Diajak Bersandiwara

    "Kenapa tidak naik?. Apa kamu ingin aku membukakan pintu untuk mu. Jangan harap!.Sarah membeku di samping mobil milik Andra. Ternyata kedatangan Andra di laundry itu untuk menjemput Sarah. Suatu kejadian langka di sepanjang pernikahan mereka. Baru kali ini, Andra menyempatkan diri menjemput Sarah. Yang menjadi pertanyaan di benak Sarah. Darimana Andra mengetahui jika dirinya bekerja di laundry itu. "Tunggu apa lagi, cepat naik," kata Andra lagi sambil membukakan pintu mobil untuk dirinya sendiri. Sarah meremas ujung bajunya. Sikap Andra masih saja tetap menyakiti dirinya. Dirinya tidak langsung naik ke dalam mobil bukan karena ingin dibukakan pintu oleh Andra. Sarah sadar siapa dirinya. Tidak mungkin Andra akan bersikap manis. Sarah tidak langsung masuk ke mobil karena bingung. Apakah dirinya duduk di depan atau di belakang. Sarah sulit untuk memutuskan dimana dirinya duduk. Mereka bukan suami istri yang normal. Kalau boleh memilih, Sarah sebenarnya ingin pulang sendiri tanpa naik

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06
  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Laki laki Egois

    Menikah dengan laki laki yang tidak tepat sudah seperti neraka bagi Sarah. Laki laki egois yang tidak pernah memikirkan perasaannya. Tidak cukup dengan memberikan madu bagi Sarah. Kini, Sarah juga dituntut untuk mengakui telah melahirkan keturunan Andra. Sarah tidak habis pikir dengan pemikiran Andra. Setelah memaksa dirinya menjadi baby sitter kini dirinya juga dipaksa menjadi ibu dari bayi madunya. Semuanya itu untuk menutupi pernikahan kedua suaminya. Sarah merasa dirinya benar benar sebagai korban keegoisan Andra. "Egois," umpat Sarah dengan dada yang bergemuruh. Amarahnya semakin memuncak setelah melihat akte lahir dari bayi itu bertuliskan namanya sebagai ibu kandung. Andra tidak menanggapi amarah Sarah. Tidak ada cara lain untuk menutupi pernikahannya dengan Gita selain menjadikan Sarah sebagai ibu kandung dari bayinya. Andaikan Gita masih hidup. Andra pasti bisa menyembunyikan pernikahan keduanya. Kini, Gita sudah tiada. Akan menjadi tanda tanya bagi pak Herlambang tentang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Lapar

    Andra tersenyum senang melihat kebahagiaan di wajah pak Herlambang. Dia sangat yakin, jika pak Herlambang percaya bahwa bayi itu adalah hasil dari pernikahannya dengan Sarah. Andra benar merencanakan itu semua dengan matang. Sebelum pak Herlambang tiba di rumah itu. Andra sudah memerintahkan Bibi Inah dan baby sitter yang lain untuk tutup mulut. "Dia mirip kamu Andra. Cantik," puji pak Herlambang. Matanya tak lepas dari wajah bayi itu. "Benar pa. Dia mewarisi wajahku. Tapi matanya mirip dengan Sarah."UhukSarah terbatuk mendengar perkataan Andra. Darimana jalannya mata bayi itu mirip matanya. Dasar Andra pembohong ulung, bisa bisanya kebohongannya terencana dan sangat sempurna. Sarah tidak menanggapi perkataan mertua dan suaminya. Tenaganya seakan habis karena marah dan kecewa pada Andra. Ingin, rasanya Sarah berlalu dari tempat itu. Tapi demi menjaga kesopanan, Sarah masih tetap duduk di ruang tamu itu meskipun dirinya merasa tidak enak badan. Sejak tiba di rumah, Sarah sudah mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Perasaan Andra

    Andra mematung memperhatikan Sarah. Dari cara makannya. Andra dapat menyimpulkan jika Sarah kelaparan. Kejadian tadi pagi terlintas di pikirannya dimana mie instant milik Sarah tercecer di lantai. "Mungkinkah dia kelaparan?.Pertanyaan itu terlintas di pikiran Andra. Seketika, Andra tersadar. Sepanjang pernikahan mereka. Sarah tidak pernah mendapatkan nafkah lahir dari dirinya.Andra keluar dari kamar Sarah. Dia kembali ke ruang tamu. Pak Herlambang masih di sana tanpa bayi di pangkuannya."Seharusnya sebagai suami. Kamu bisa memberikan pengertian pada Sarah untuk menjaga kesehatannya.""Ya pa."Andra sengaja menjawab singkat. Karena kebohongannya. Andra merasa tidak nyaman dengan kehadiran pak Herlambang. Andra takut jika gerak geriknya di rumah itu menimbulkan kecurigaan. Apalagi dirinya dan Sarah menempati kamar yang berbeda. Pak Herlambang menghela nafas panjang. Dan Andra dapat melihat jika ada sesuatu yang mengganjal di hati papanya. "Seharusnya kamu tak membuat surprise sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Penolakan Sarah

    "Cup, cup. Tuan putrinya sudah wangi."Sarah mencium wajah bayi yang baru mandi itu. Wangi khas bayi tercium di ruangan itu. Pagi ini, giliran Sarah yang menjaga bayi itu. Tadi malam, rekannya Nia yang berjaga semalaman."Saatnya minum susu."Sarah berkata seakan akan bayi itu sudah mengerti. Di tangannya sudah ada dot bayi. Meletakkan dot itu di nakas kemudian Sarah mengambil bayi itu dari boks bayi. Gerakannya sudah agak lincah. Tidak Kaku lagi saat pertama kali belajar mengurus bayi."Ayo minum, biar cepat besar."Lagi lagi Sarah mengajak bayi itu berbicara. Botol susu yang tadinya ada di nakas kini sudah berpindah ke mulut sang bayi. Mungkin karena kelaparan, bayi itu terlihat sangat lahap minum susu.Gita, Sita. Sarah menyebut nama bayi itu dan ibu kandungnya dalam hati. Nama yang sangat mirip hanya huruf awalnya yang berbeda. Tapi kini, keluarga Andra mengetahui jika bayi itu adalah bayinya. Mengingat akte lahir Sita. Sarah merasakan amarahnya kembali muncul. Bisa bisanya, Andra

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Penolakan 2

    Andra menatap Sarah dengan tatapan yang sulit diartikan. Andra semakin tidak bisa menebak jalan pikiran Sarah. Dia berpikir jika Sarah akan senang hati menerima apa yang dia tawarkan. Perkiraannya salah. Tanpa keraguan, Sarah menolak. "Kalau tidak ada yang dibicarakan lagi. Aku pamit," kata Sarah. Sarah hendak beranjak dari duduknya tapi tangan Andra menjangkau tangan Sarah. "Duduk dulu Sarah. Saya belum selesai berbicara."Sarah kembali duduk. Sekarang, Sarah yang menatap Andra yang terlihat sedikit gelisah. "Ini pegang. Pakai untuk kebutuhan mu. Nomor sandinya tanggal pernikahanku dengan Gita."Sarah hanya melirik ke arah kartu tipis yang disodorkan oleh Andra ke hadapannya. Kartu ATM itu hanya dipandang sekilas oleh Sarah. Kemudian wanita itu mengulurkan tangannya menggeser kartu itu ke hadapan Andra."Baby sitter tidak difasilitasi dengan kartu ATM pak. Tidak perlu seperti ini. Cukup berikan gaji sebagai baby sitter.""Sarah, aku memberikan ini karena kamu istriku bukan karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Minta Maaf

    "Arghh."Andra menyugar rambutnya frustasi. Ternyata rencana yang bersarang di otaknya tidak sesuai dengan kenyataan. Dia berpikir jika dengan uang semuanya menjadi mudah. Ternyata tidak seperti itu. Sarah tidak bisa disogok dengan kartu ATM. Entah bagaimana jika mama Mayang tiba di rumah itu nanti. Pasti, mama Mayang curiga jika Sarah tidak dinafkahi secara layak. Sarah terlalu sederhana menjadi istri calon pewaris perusahaan seperti dirinya. Pakaiannya tidak ada yang modis. Wajahnya juga tidak pernah tersentuh skincare. Andra baru sadar, ternyata menikah diam diam itu sangat rumit. Andaikan dirinya bisa menahan diri. Mungkin pikirannya tidak serumit saat ini. Dan bisa saja, Gita masih hidup. Andra berpikir keras supaya bisa terhindar dari masalah rumit itu. Seketika dia tersadar akan sikap arogan terhadap Sarah. Andra juga mengingat satu persatu sikap buruknya selama pernikahan ini. Andra menarik nafas, sudut hatinya merasa sedikit bersalah. Akankah dia minta maaf?.Pikiran itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19

Bab terbaru

  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Meminta Hak

    Sebagai wanita sekaligus sebagai istri. Sarah paham apa yang harus dia lakukan. Termasuk kapan dirinya meninggalkan rumah itu. Untuk saat ini. Sarah menahan diri. Karena perceraian itu masih rencana dan usul dari pak Herlambang. Andaikan Andra, mengucapkan kata talak. Maka Sarah akan keluar dari rumah itu. Dan Sarah menunggu kata talak itu. Sarah sudah siap pergi. Meskipun tidak tahu apa yang terjadi nanti. Tapi Sarah percaya. Pak Burhan akan bisa sembuh dan dirinya juga bisa menyelesaikan pendidikannya tepat waktu. Setelah makan bersama dengan bibi Inah. Sarah menghubungi Alex. Dia ingin kembali bekerja di laundry milik laki laki itu. Ternyata, keberuntungan berpihak pada Sarah. Dengan senang hati, Alex menerima dirinya kembali bekerja di laundry itu. Bahkan Alex menaikkan gajinya.Rasanya Sarah menjadi manusia yang paling beruntung. Kebaikan Alex membuat Sarah melupakan penderitaannya selama ini. Solusi untuk dirinya bisa menyelesaikan pendidikan sudah didapat. Kini, Sarah memiki

  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Kalau Bisa secepatnya

    Tak sadar, Andra menggelengkan kepalanya. Dia menikahi Sarah karena terpaksa. Menyiksa batinnya kemudian berencana menceraikan setelah mendapatkan perusahaan sang kakek. Kini sudah jelas, jika Andra tidak lagi mempunyai harapan untuk mewarisi perusahaan kakeknya. Ditambah dengan perintah pak Herlambang untuk menceraikan Sarah. "Papa selalu bertindak sesuka hati. Papa menginginkan Sarah menjadi menantu kalian kan?. Sudah aku turuti. Tapi pernahkah kalian berpikir jika aku tersiksa berpisah dari wanita yang aku cinta?.Andra membela diri. Dia tidak ingin pak Herlambang menilai jika pernikahannya dengan Gita adalah kesalahan. Apalagi wanita itu sudah tidak ada lagi. Bugh bughPak Herlambang kembali mendaratkan tinjunya di tubuh Andra. "Asal kamu tahu, Andra. Setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak anaknya. Kami tidak memberikan restu pada Gita. Karena bukan dia yang terbaik untukmu.""Asal papa tahu. Gita meninggal karena tekanan batin juga. Dia merasa menantu yang tidak

  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Ceraikan Sarah

    Sinar matahari yang masuk lewat ventilasi menyilaukan mata Andra. Perlahan, laki laki itu mengucek matanya. Jarum jam yang menunjuk ke angka delapan tidak membuat dia langsung bergerak. Hari ini, adalah hari Minggu. Sejenak dia bisa bersantai dari rutinitas kerja dan juga dari masalah yang saat ini.Ya, Andra bisa sedikit lega meskipun dirinya merasa jahat untuk itu. Mama Mayang yang tiba tiga hari yang lalu tidak bisa langsung bertemu dengan Sita. Tiba di bandara, mama Mayang langsung dilarikan ke rumah sakit. Mendadak penyakit mamanya itu kambuh entah apa penyebabnya. Andra sudah bertemu dengan sang mama. Tapi tidak dengan Sarah. Tentu saja karena alasan pura pura. Andra menjelaskan jika Sarah terlalu berisiko keluar rumah mengingat belum genap empat puluh hari selepas bersalin. Mama Mayang percaya. Andra menarik nafas sangat dalam kemudian mengembuskan secara perlahan. Kini dia duduk di tepi ranjang. Andra menyadari, jika pernikahan diam diam yang dia lakukan dengan Gita mengantar

  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Bertemu Di Kafe

    "Nak, jadilah istri dan menantu yang baik. Berbakti lah kepada suamimu. Ayah masih hidup karena kebaikan suamimu. Adik adik mu juga bisa sekolah karena kebaikan suamimu. Lakukan kewajibanmu sebagai istri dengan baik."Di dalam mobil, Sarah selalu teringat dengan nasehat ayahnya. Nasehat ayahnya mengingatkan Sarah bahwa dirinya bukan istri yang baik. Bukan tidak ingin. Tapi Andra yang tidak memberikan kesempatan sama sekali. Sekarang, Andra sudah mengajak dirinya berteman. Akankah Sarah memanfaatkan tiga bulan menjadi istri yang baik?. Sedangkan yang diinginkan Andra dari dirinya adalah kerjasama untuk membohongi kedua mertuanya terkait Sita dan kehidupan rumah tangga mereka. Berkali kali, Sarah menghela nafas panjang. Dan setiap itu terjadi. Andra akan menoleh kepada dirinya. Sejak keluar dari ruang perawatan pak Burhan. Andra dan Sarah tidak terlibat pembicaraan apapun. Keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing. Sarah baru mengetahui jika ternyata Andra bukan hanya menanggung

  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Mengunjungi Pak Burhan

    Ajakan berteman dari Andra membuat Sarah berpikir keras. Bisa saja, dirinya langsung mengiyakan atau menolak. Sarah memikirkan dampak dari keputusan yang akan dia buat. Jika menolak tentu saja akan membuat interaksi diantara mereka semakin kaku. Dan jika itu terjadi, pernikahan mereka yang tak normal akan cepat tercium oleh mama Mayang. Entah apa yang terjadi dengan Andra atau pak Burhan jika kenyataan yang sesungguhnya diketahui oleh kedua mertuanya. Sarah bisa saja langsung mengiyakan ajak pertemanan itu. Itu artinya, Sarah sudah siap menjalankan sandiwara seperti yang diinginkan oleh Andra. Yang menjadi beban di hati Sarah. Apakah dirinya siap berinteraksi dengan Andra layaknya sebagai teman sementara sikap sikap Andra masih membekas di hatinya. "Aku tahu aku salah, Sarah. Aku menyadarinya. Kamu pasti sulit memaafkan aku apalagi berteman. Aku tidak meminta lama. Cukup tiga bulan ini saja sebelum kita bercerai nantinya. Jika perceraian itu tiba aku akan memberikan hak hak kamu nan

  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Minta Maaf

    "Arghh."Andra menyugar rambutnya frustasi. Ternyata rencana yang bersarang di otaknya tidak sesuai dengan kenyataan. Dia berpikir jika dengan uang semuanya menjadi mudah. Ternyata tidak seperti itu. Sarah tidak bisa disogok dengan kartu ATM. Entah bagaimana jika mama Mayang tiba di rumah itu nanti. Pasti, mama Mayang curiga jika Sarah tidak dinafkahi secara layak. Sarah terlalu sederhana menjadi istri calon pewaris perusahaan seperti dirinya. Pakaiannya tidak ada yang modis. Wajahnya juga tidak pernah tersentuh skincare. Andra baru sadar, ternyata menikah diam diam itu sangat rumit. Andaikan dirinya bisa menahan diri. Mungkin pikirannya tidak serumit saat ini. Dan bisa saja, Gita masih hidup. Andra berpikir keras supaya bisa terhindar dari masalah rumit itu. Seketika dia tersadar akan sikap arogan terhadap Sarah. Andra juga mengingat satu persatu sikap buruknya selama pernikahan ini. Andra menarik nafas, sudut hatinya merasa sedikit bersalah. Akankah dia minta maaf?.Pikiran itu

  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Penolakan 2

    Andra menatap Sarah dengan tatapan yang sulit diartikan. Andra semakin tidak bisa menebak jalan pikiran Sarah. Dia berpikir jika Sarah akan senang hati menerima apa yang dia tawarkan. Perkiraannya salah. Tanpa keraguan, Sarah menolak. "Kalau tidak ada yang dibicarakan lagi. Aku pamit," kata Sarah. Sarah hendak beranjak dari duduknya tapi tangan Andra menjangkau tangan Sarah. "Duduk dulu Sarah. Saya belum selesai berbicara."Sarah kembali duduk. Sekarang, Sarah yang menatap Andra yang terlihat sedikit gelisah. "Ini pegang. Pakai untuk kebutuhan mu. Nomor sandinya tanggal pernikahanku dengan Gita."Sarah hanya melirik ke arah kartu tipis yang disodorkan oleh Andra ke hadapannya. Kartu ATM itu hanya dipandang sekilas oleh Sarah. Kemudian wanita itu mengulurkan tangannya menggeser kartu itu ke hadapan Andra."Baby sitter tidak difasilitasi dengan kartu ATM pak. Tidak perlu seperti ini. Cukup berikan gaji sebagai baby sitter.""Sarah, aku memberikan ini karena kamu istriku bukan karena

  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Penolakan Sarah

    "Cup, cup. Tuan putrinya sudah wangi."Sarah mencium wajah bayi yang baru mandi itu. Wangi khas bayi tercium di ruangan itu. Pagi ini, giliran Sarah yang menjaga bayi itu. Tadi malam, rekannya Nia yang berjaga semalaman."Saatnya minum susu."Sarah berkata seakan akan bayi itu sudah mengerti. Di tangannya sudah ada dot bayi. Meletakkan dot itu di nakas kemudian Sarah mengambil bayi itu dari boks bayi. Gerakannya sudah agak lincah. Tidak Kaku lagi saat pertama kali belajar mengurus bayi."Ayo minum, biar cepat besar."Lagi lagi Sarah mengajak bayi itu berbicara. Botol susu yang tadinya ada di nakas kini sudah berpindah ke mulut sang bayi. Mungkin karena kelaparan, bayi itu terlihat sangat lahap minum susu.Gita, Sita. Sarah menyebut nama bayi itu dan ibu kandungnya dalam hati. Nama yang sangat mirip hanya huruf awalnya yang berbeda. Tapi kini, keluarga Andra mengetahui jika bayi itu adalah bayinya. Mengingat akte lahir Sita. Sarah merasakan amarahnya kembali muncul. Bisa bisanya, Andra

  • Baby Sitter Untuk Bayi Maduku   Perasaan Andra

    Andra mematung memperhatikan Sarah. Dari cara makannya. Andra dapat menyimpulkan jika Sarah kelaparan. Kejadian tadi pagi terlintas di pikirannya dimana mie instant milik Sarah tercecer di lantai. "Mungkinkah dia kelaparan?.Pertanyaan itu terlintas di pikiran Andra. Seketika, Andra tersadar. Sepanjang pernikahan mereka. Sarah tidak pernah mendapatkan nafkah lahir dari dirinya.Andra keluar dari kamar Sarah. Dia kembali ke ruang tamu. Pak Herlambang masih di sana tanpa bayi di pangkuannya."Seharusnya sebagai suami. Kamu bisa memberikan pengertian pada Sarah untuk menjaga kesehatannya.""Ya pa."Andra sengaja menjawab singkat. Karena kebohongannya. Andra merasa tidak nyaman dengan kehadiran pak Herlambang. Andra takut jika gerak geriknya di rumah itu menimbulkan kecurigaan. Apalagi dirinya dan Sarah menempati kamar yang berbeda. Pak Herlambang menghela nafas panjang. Dan Andra dapat melihat jika ada sesuatu yang mengganjal di hati papanya. "Seharusnya kamu tak membuat surprise sepe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status