Share

Terkurung

Author: Reistya
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Di dalam ruangan Saga, Reres duduk di sofa seraya membaca artikel dari ponsel miliknya. Sahabatnya itu benar-benar tak mengijinkan ia untuk keluar ruangan. Tentu saja hal ini membuat Reres merasa terpenjara. Sementara gadis bertubuh gemuk itu merasa kesal dengan perlakuan atasannya. Sejak tadi, Saga sesekali melirik kepada Reres memastikan bahwa Gadis itu tak akan keluar dari ruangan dan tak terlalu jauh dari jarak pandangnya.

"Lo mau makan sesuatu?"Saga menawarkan.

"Tidak Pak," sahut Reres.

"Terus mau apa biar nggak bosen?" Saga bertanya lagi penuh perhatian. Ia tak ingin Reres merasa bosan sehingga nanti memutuskan untuk keluar dari ruangan itu.

"Saya mau keluar dari ruangan ini," jawab gadis itu cepat. Rasanya benar-benar menyebalkan sejak tadi hanya diam dan duduk sambil membaca baca artikel.

Mendengar penuturan itu membuat Saga memilih untuk tak peduli. Ia kembali membuka-buka dokumen yang kini berada di atas mejanya. Tak akan ia biarkan Reres bertemu dengan Haris. Karena selam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Baby Sitter Sang CEO    Mau Apa?

    Reres duduk di dalam mobil sejak tadi tak ada yang ia bicarakan. Sejak Reres memberikan kopi untuk Saga. gadis itu tak berbicara sepatah katapun. Reres kesal dikekang, ditahan rasanya seperti terpenjara. Dan itu buat ia muak dan kesal pada perangai Saga. Saga yang duduk di samping Reres merasa cemas juga karena sahabatnya itu tak mengatakan sepatah katapun. Dalam hatinya merasa takut juga karena reres tak pernah marah sampai seperti ini. Sudah lebih dari dua jam mereka saing diam. Bahkan saat Saga memerintahkan, Reres hanya melakukan tanpa perlawanan. Saga melirik, ia tau salahnya dimana. Hanya saja tak mungkin untuk tak melakukan itu. Saga terlalu takut kehilangan Reres; Saga takut Reres bersama Haris kemudian jatuh cinta pada sekretarisnya itu. Ketakutan Saga begitu besar apalagi tau dengan jelas Haris adalah saingannya. Bahkan sejak awal Haris-lah yang menunjukkan ketertarikannya. Saga mengerti kini mengapa sejak lama sekali Haris beri perhatian pada Reres seperti itu. Semua kare

  • Baby Sitter Sang CEO    Dua Sisi Saga

    Nindi kini pulang di rumah ia berada di ruangan bersama dengan Ayu. Setelah pulang dari bertemu dengan Lauren tadi, ia memberitahu semua pada Ayu mengenai apa yang terjadi. Kedua wanita itu benar-benar mengatur hidup Saga dengan baik. Saga harus terlihat sempurna diantara kekurangan yang ia miliki. Semua hal yang akan memperburuk citra Saga akan segera diatasi. Semua mereka lakukan dengan alasan untuk kebaikan Saga. Satu-satunya pewaris keluarga itu setelah sang ayah meninggal dunia.Saga layaknya boneka yang diatur dan diawasi oleh keduanya. Jika Saga tau apa yang dilakukan Ayu dan Nindi di belakangnya ia mungkin akan kecewa sekali. Dan keduanya tau itu. Kalau Saga tak boleh mengetahui apa yang mereka lakukan. Sehingga semua direncanakan dan sembunyikan dengan baik. "Jadi gimana caranya kamu buat mereka dekat nanti?" Ayu bertanya pada sang menantu, Nindi."Tadi Aira cerita kalau mereka sempat kencan berempat sama Reres dan Haris. Menurut Aira, Reres itu ada hubungan sama Haris Bu."

  • Baby Sitter Sang CEO    Haris Cemas

    Haris duduk dengan cemas, jari-jarinya mengetuk meja kerja. Penasaran mengapa Reres tak menerima panggilan. Bahkan saat ini ponselnya pun sama tak aktif. Haris kembali mencoba menghubungi Reres dan lagi-lagi ia hanya mendapatkan suara operator sebagai jawaban.Niatnya menghubungi Reres hanya untuk buat perasaannya lebih baik akibat cemas seharian tadi. Reres terlihat kesal karena berada di ruangan Saga seharian. Haris tak tau ada apa diantara keduanya. Yang ia tau hanyalah keduanya memang sering kali bertengkar. Itu sudah menjadi hal yang umum bahkan penghuni kantor sudah mengetahui kebiasaan bertengkar mereka. Sebagian menganggap Reres kurang ajar kepada atasan dan sebagian merasa itu biasa saja, karena mereka adalah sahabat sejak kecil. "Kamu kenapa sih Res? Mana dari tadi enggak aktif coba," gumam Haris Haris mencari nomor ponsel Saga, menimbang apakah harus menghubungi sang atasan. Namun, ia urungkan niat. Pasti akan aneh sekali kalau ia tiba-tiba menelpon hanya untuk menanyak

  • Baby Sitter Sang CEO    Berusaha Mandiri

    Pagi ini Saga dibangunkan oleh rasa kesal yang ia rasakan sejak semalam. Entah bagaimana lagi caranya untuk meyakinkan Reres tentang perasaannya, meminta untuk menjauhi Haris dan tetap berada di sisinya. Saga mau Reres hanya untuknya. Reres buat saga jadi posesif, mau ditemani, mau dimiliki. Kesalahan terbesar kini ia sadari, menerima tawaran untuk menghamili Reres adalah keputusan membawanya dalam keadaan ini. Beranjak dari tempat tidur di saat matahari bahkan belum masuk ke celah jendela kamarnya. Hal itu bagai sebuah keajaiban. Pria berkulit pucat itu biasanya harus dibangunkan dengan sedikit dipaksa oleh Reres sang baby sitter yang kini menempati hatinya. Kini melangkah menuju kamar mandi, bergegas membersihkan diri. Mau buat Reres kagum, ingin menunjukan kalau dirinya juga bisa mandiri sama seperti Haris. Sementara itu Reres sudah sibuk membantu di dapur membuat sarapan untuk pasrah pelayan bersama Mbok Mar. Reres sudah rapi dan memang selalu seperti itu setiap paginya. ia mem

  • Baby Sitter Sang CEO    Kacau

    Haris duduk di meja kerjanya dengan cemas. Apalagi ia tak bisa menghubungi Reres karena Reres tak memiliki ponsel. Sesekali terdengar ia menghela napas seraya menata laporan yang akan dijadikan pembahasan untuk rapat kali ini. Setelah semua selesai disusun, Haris segera bangkit menuju ruangan Saga. Ia ingin memberikan laporan yang sudah ia buat dan susun semalaman. Haris mengetuk pintu ruangan Saga, Ia segera berjalan masuk ke dalam ruangan ketika jawaban terdengar dari dalam ruangan. HAris membuka pintu mendapati Saga yang tengah menatap pada laptop miliknya seraya mengigit ujung kuku ibu jari kirinya. "Pak?" sapa Haris kemudian ia berjalan mendekat pada Saga dan memberikan kliping materi rapat. Saga menoleh dan dengan canggung menghentikan kegiatannya. "Ini pembahasan rapat hari ini?""Iya Pak, sesuai keinginan direksi yang minta dibahas mengenai laba dari sistem kerja yang baru. Juga tentang acara yang akan bapak ajukan untuk ulang tahun perusahaan." Haris menjelaskan. Saga s

  • Baby Sitter Sang CEO    Mencoba tak peduli

    Reres merapikan kamar saat ini. Menata ulang kamar setelah sarapan karena ia tak memiliki pekerjaan. Sebelumnya ia sudah membantu Mbok di dapur. Sebenarnya ia tetap memikirkan Saga, apalagi Reres ingat kalau hari ini akan ada rapat bersama direksi. Pertanyaan terus berputar dalam benaknya. Apa Saga bisa melewati semua dengan baik? Apa kecemasan Saga tak akan terjadi?"Ah bodo amat lah, kan dia yang minta gue stay di rumah." Reres bernarasi. Gadis itu kemudian kembali berjalan menuju dapur. Siapa tau akan ada yang butuh batuannya. Tak terbiasa tak melakukan apapun buat dirinya bingung sendiri berada di rumah hari ini. Di dapur juga semua pekerjaan telah selesai. Hanya ada Adit yang tengah meneguk kopi belum waktunya jaga. Ia kini memilih duduk dan menikmati waktu istirahat. "Sini Res!" Adit berseru dan Reres segera berjalan menghampiri. Reres kemudian duduk di samping Adit. "Yang jaga siapa di depan?" Reres bertanya, tapi sebenarnya ia hanya mencari bahan obrolan."Ada pakde sama Al

  • Baby Sitter Sang CEO    Doa ibu

    Reres kini berada di luar ruangan rapat seperti biasa menunggu Saga yang kini sudah masuk ke dalam ruangan sejak setengah jam yang lalu. Ia senang juga karena tak terlambat datang ke kantor. Saat itu Haris berjalan ke luar. Reres tau rapat telah selesai dan kini Saga tengah mengobrol ringan dengan direksi dan itu sudah menjadi kebiasannya.Haris dan Reres saling lempar senyum, Haris merasa lega karena kini ia bisa melhat Reres. Sejak pagi tadi ia khawatir sekali dengan keadaan gadis itu. Melihat Reres berada di hadapannya dan tersenyum membuat ia merasa lebih baik.Haris berjalan lalu duduk di samping Reres. "Aku khawatir tadi waktu kamu enggak datang.""Iya, tadi Saga, eh Pak Saga minta aku stay di rumah Mas.""Kalian berantem?" tanya Haris lagi.Reres anggukan kepalanya. "Biasa, apa aja bisa jadi masalah buat kita berdua. Ah, sebenernya tadi aku buat nasi goreng buat Mas Haris. Cuma lupa aku bawa."Haris menggelengkan kepalanya. "Enggak apa-apa. Lihat kamu ada di sini aku udah senen

  • Baby Sitter Sang CEO    Kencan jilid II

    Pagi ini Reres sudah terbangun. Ia sudah bersiap pagi-pagi sekali karena memang ia berniat melarikan diri dari Saga. Tak akan bisa pergi jika ia meminta ijin terlebih dulu pada sahabatnya itu. Malam tadi ia juga sudah memberitahu agar Yuni yang membangunkan Saga. Karena memang sudah aturan rumah, meskipun Saga tak bekerja ia tetap harus bangun pagi untuk sarapan bersama meskipun akhirnya ingin tidur lagi setelah sarapan. Setelah bersiap, Reres segera berjalan ke luar rumah menghampiri Haris yang sudah menunggu. Keduanya memang telah berjanji untuk sarapan bersama. Reres juga menyempatkan diri untuk berpamitan pada Nindi. Ia ingin mengingatkan sang nyonya agar tak lupa untuk mengundang Aira. Tentu saja Nindi sudah mengingat dengan sangat baik rencana yang sudah ia buat. Setelah Reres pergi, Yuni segera menuju kamar Saga untuk melakukan tugasnya. Ia mengetuk pintu kamar sang tuan."Den Saga? Bangun Den!" seru Yuni dari lua kamar. Yuni tak bisa masuk ke dalam. Karena selama ini hanya

Latest chapter

  • Baby Sitter Sang CEO    pilihan Reres END

    "Mas Haris?" Reres kemudian berjalan mendekat. "Katanya mau ke sini kemarin?""Masih ada beberapa yang harus diurus. Kamu tahu kan kalau semua itu nggak segampang itu." Haris berujar menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Reres.Kemudian reres mengajak Haris untuk berjalan-jalan di depan rumah. Lokasi yang dipilih Reres memang cukup asri. Keluar dari rumah itu langsung dihadapkan dengan sawah dan juga bangunan-bangunan rumah yang masih terkesan begitu tradisional. Nuansa etik begitu kental, namun di bagian belakang rumah yang menjadi toko brownies, memiliki penampilan yang lebih modern. Itulah alasan mengapa Reres memilih tinggal di lokasi itu.Keduanya berjalan keluar bersama si kembar. Haris mendorong stroller yang digunakan oleh Uca dan Una. Kebetulan juga keduanya begitu senang ketika diajak berjalan keluar rumah. Sejak tadi keduanya juga terlihat senang berinteraksi dengan Haris. Mereka sampai di sebuah taman, biasanya Reres memang suka duduk di sana bersama Brian menikmati sor

  • Baby Sitter Sang CEO    Kencan dan perpisahan

    Reres dan juga Saga kini berada di dalam bioskop. Sengaja Reres memesan film horor karena tau Saga pasti akan merasa ketakutan. Saga sejak tadi sudah hela napasnya berkali-kali, padahal lampu dalam ruangan saja belum dimatikan. Reres melirik dan tersenyum jahil."Takut pasti kamu kan?" tanya Reres."Jangan aneh-aneh kamu, mana ada aku takut nonton ginian doang." Saga protes karena tak mau merasa diremehkan. "Kamu tuh enggak ada apa-apanya sama Mas Ha--" Ucapan reres terputus, belum sempat ia selesai mengatakan nama Haris, Saga udah membungkam bibir wanita itu dengan bibirnya. Saga menatap dengan serius, lalu menghapus bibir Reres yang basah karena ulahnya."Setiap kamu sebut nama Haris aku cium kamu." Saga mengancam. Lalu dengan cepat Reres menutup bibirnya dengan tangan sambil terus menyebutkan nama Haris. "Saga kalah sama Mas Haris, Saga cemen," ledek Reres sambil terus menutup mulutnya. Saga jadi kesal karena dia jelas tak bisa melwan dalam situasi seperti ini. Saga masih menat

  • Baby Sitter Sang CEO    Ketemu Tante Lauren

    Reres mendadak jadi pusing sekali karena kelakuan nenen Ayu dan Aira tadi. Bahkan Aira mengatakan akan membiarkan Reres kembali setelah memberikan salah satu buah hatinya dan jelas Reres tak akan melakukan itu. Baginya si kembar adalah hal yang paling ia sayangi melebihi dari dirinya sendiri. Dan tentu saja Reres tak akan memberikannya. Ia merebahkan diri dan merencanakan sesuatu. Harus bisa keluar dari rumah ini apapun caranya. Saat itu ponselnya berdering. Reres segera menerimanya. "Halo, Mbak Lauren?""Hai, Res, nomor kamu akhirnya aktif ya? Long time no see. Ketemuan yuk, mau lihat anaknya Saga aku. Saga bilang anaknya cantik-cantik. Mumpung lagi di Indo aku.""Loh memang Mbak Lauren di mana sekarang?""Sekarang di Indo, aku harus balik ke Singapore. Ikut kerja suami. BTW, apa kabar?""Sehat Mbak, Kamu gimana mbak?""Sehat juga, makanya mau ketemu sama kamu. Siapa tau ketularan terus aku punya baby juga. Gimana? Aku jemput deh.""Boleh Mbak,tapi aku ngajak temen ya, karena engg

  • Baby Sitter Sang CEO    Aira dan nenek Ayu

    Reres tengah menyuapi si kembar saat pagi ini Saga melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar gadis itu. Reres menatap tanpa senyum, sementara Saga berusaha tersenyum dan melupakan kekesalannya kemarin. Ia berjalam mendkeat lalu duduk di samping Rere. Yang ia lakukan adalah segera menyapa kedua putri kecilnya. Dan mencoba menyuapi Una sementara Uca dibiarkan makan sendiri karena lebih siap untuk metode itu. "Uca memang makan sendiri ya Love?" tanya Saga.Reres anggukan kepala, "Udah lebih siap dan lebih lahap kalau makan sendiri." Reres menjawab seraya memerhatikan Saga yang menyuapi Una. Keduanya benar-benar mirip dan memang acap kali menatap Una reres selalu teringat Saga. Bahkan sama-sama sulit tersenyum. Saga menoleh menatap Reres yang tak mengalihkan tatapannya. Saga mengusap wajah Reres, "Capek ya kamu?"Reres gelengkan kepala, lalu kembali menatap pada Uca. Saga tau Reres masih marah dan ia akan terima itu karena memang ia sudah memutuskan akan membatasi ruang temu Reres dan H

  • Baby Sitter Sang CEO    Ayo kita cerai

    Reres berada di kamar bersama Brian, setelah tadi adu diam bersama Saga. Saga ada di kamar, tapi ia hanay sibuk dengan si kembar. Bermain bersama kedua buah hatinya itu. Saga memilih untuk mengacuhkan Reres. Karena merasa kesal, Reres memilih untuk keluar bersama dengan Haris. Keduanya sama -sama keras kepala, batu dan bat yang saking diadu kemudian akan hancur. Dan Reres sadar sekali hal itu, mereka terlalu keras kepala dengan keinginan masing-masing dan pada akhirnya akan menyakiti satu sama lain. Brian mengerti itu, melihat Reres selama ini sudah keras kepala sekali, kemudian ia bertemu dengan Saga yang ternyata sama saja. Meskipun ia menyayangi Reres dan bahkan sudah bersama Reres sejak lama sekali. Saga tetap tak bisa menekan rasa egoisnya. Intinya keduanya sama saja. Sama-sama keras dan buat orang -orang yang ada di sekitar mereka jadi pusing sendiri. "Gue capek di sini, sama semua tekanan yang Saga kasih Bri," ucap Reres.'Terus lo mau gimana?""Kita pindah, gue ada rencana s

  • Baby Sitter Sang CEO    Kemarahan Saga

    Saga baru saja kembali dari rumah sakit. Yang menjadi tujuan utamanya adalah Reres dan si kembar. Dokter mengatakan kalau kondisinya sudah lebih baik. Dan dikatakan juga kalau ia sudah bisa melakukan rutinitas seperti biasanya. Hanya saja, masih belum bisa mengangkat benda-benda berat. Kehadiran wanita yang ia cintai dan juga kedua buah hatinya agaknya menjadi salah satu penyembuh bagi Saga.Si pucat melanggarkan kakinya masuk ke dalam rumah bersama Aira. Sementara akhirnya memilih berjalan menuju kamar karena ingin beristirahat pria itu memilih untuk segera menghampiri Reres dan juga kedua putrinya. Saga kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar Reres. Ia cukup terkejut, hanya menemukan Brian yang kini tengah merebahkan tubuhnya sambil membaca artikel dari ponsel. Saga kemudian berjalan mendekat dan duduk di samping Brian. "Reres sama si kembar?" Pria itu bertanya pada Brian."Tadi pergi sama Haris, mau ke rumahnya Haris ketemu sama ibunya." Brian menjawab dengan cuek. Ia tak terla

  • Baby Sitter Sang CEO    Bertemu Ibu Ais

    Pagi ini si kembar sudah berpakaian dengan tema rabbit. Keduanya berpakaian seperti itu karena Brian yang baru saja membeli pakaian itu untuk keponakan kembarnya. Saat pertemuan dengan teman-temannya kemarin sengaja mampir ke sebuah toko pakaian anak dan Brian membeli untuk si kembar.Hari ini akan datang ke rumah Haris seperti janji yang sudah Reres katakan kepada pria itu. Hari ini ia berdandan dengan rapi. Karena sudah cukup lama tidak bepergian, sedikit canggung saat kembali harus merias diri. Saat sedang memoleskan make up, Brian berjalan masuk ke dalam kamar. Pria itu menatap kepada Reres dan ia benar-benar baru kali ini melihat sahabatnya itu merias diri. Biasanya di Bali, sama sekali tak pernah memoles wajahnya. Ia biarkan dirinya natural mungkin dengan kata lain sebenarnya Reres malas untuk melakukan itu."Waduh, Ibu make up nih. Kalau di Bali, muka dibiarin kucel en dekil. Kalau di Jakarta bentar-bentar tancap bedak." Brian meledek reres. Kemudian Ia mendapatkan sebuah hadia

  • Baby Sitter Sang CEO    Petuah Brian

    Reres malam ini bersama Brian di kamar menjaga si kembar. Seperti malam-malam biasanya mereka sering sekali bercerita dan bertukar pikiran. Reres ingin memberitahukan kepada Brian perihal tentang Haris yang mengajaknya untuk menemui sang ibu. Reres sebenarnya sedikit takut untuk besok bertemu dengan Ais. Sejujurnya dia bisa merasakan kalau Haris masih menyimpan perasaan padanya. Dan itu membuat Reres takut, dirinya takut kalau Haris masih berharap padanya. Reres tak ingin memberi harapan kepada Haris dan Ia juga tak bisa memberi harapan kepada Saga. Karena sejujurnya sampai saat ini belum ada seorangpun yang menempati hatinya lagi."Dan besok gua udah setuju untuk datang ke rumahnya Mas Haris bawa si kembar." Brian menganggukan kepalanya mengerti. Rasanya sulit juga bagi Reres untuk menolak, karena dulu ia sudah sempat berjanji untuk menemui Ibu dari Haris. "Kalau menurut gue sih, nggak ada salahnya Lo ketemu. Ya ketemu aja, anggap aja lagi silaturahmi sama keluarganya teman. Anggap

  • Baby Sitter Sang CEO    Aira dan rahasianya

    Aira melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya. senyuman tersungging di bibirnya akibat merasa bahagia, arena pagi tadi Saga begitu baik padanya. Dan memperlakukannya dengan hangat. Meski dalam dirinya sadar betul kalau apa yang dilakukan Saga saat itu adalah karena kehadiran Reres, dan karena ia yang mau memanggilku Reres untuk bisa datang ke rumah. Di ruang tengah sang ayah kini tengah membaca artikel dari ponsel. Akhirnya berjalan mendekat kemudian duduk di samping Hartanto. Wanita itu kemudian memeluk dan mencium sang ayah."Kamu sehat kan di sana nak?" Hartanto bertanya tentang kondisi anaknya selama berada di rumah sang suami.Aira menganggukkan kepalan sambil tangannya merangkul leher sang ayah. Ia memang terkenal sangat manja pada Hartanto. Tentu saja itu karena Aira merupakan anak satu-satunya dari keluarga itu. Dan sang ayah juga selalu memanjakan putrinya. "Aku sehat, Saga juga perlahan pulih." Aira menjawab pertanyaan sang ayah. "Mami ke mana Pi?" "Ka

DMCA.com Protection Status