Share

Terryn Menghilang

Penulis: Joya Janis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aluna memeluk Terryn dengan sangat erat, akhirnya tiba juga hari keberangkatan Aluna dan Roby ke San Fransisco.

“Jadi kapan kamu akan terbang ke Jerman,Yin?”tanya Aluna lagi, matanya sembab karena banyak menangis karena harus berpisah dengan keluarganya.

“Seminggu lagi, Kak. Di sana nanti Yin akan dijemput sama senior Yin di kampus sini dulu. Ada beberapa senior Yin juga mengambil S-2 di Stuttgart.” Terryn tersenyum dengan penuh keyakinan.

“Jaga diri baik-baik di sana yaa, di sana lagi musim dingin, jaga kesehatan kamu, apalagi kamu gak sama Deva.” Aluna melirik adiknya yang tengah bersandar di tiang rumah sambil melipat tangannya.

“Iya, Kak, Yin akan jaga kesehatan, Kak Alu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Iwan Ataq
apaan tiap bab diulang terus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Kebenaran Yang Terungkap

    Aluna memeluk Terryn dengan sangat erat, akhirnya tiba juga hari keberangkatan Aluna dan Roby ke San Fransisco.“Jadi kapan kamu akan terbang ke Jerman,Yin?”tanya Aluna lagi, matanya sembab karena banyak menangis karena harus berpisah dengan keluarganya.“Seminggu lagi, Kak. Di sana nanti Yin akan dijemput sama senior Yin di kampus sini dulu. Ada beberapa senior Yin juga mengambil S-2 di Stuttgart.” Terryn tersenyum dengan penuh keyakinan.“Jaga diri baik-baik di sana yaa, di sana lagi musim dingin, jaga kesehatan kamu, apalagi kamu gak sama Deva.” Aluna melirik adiknya yang tengah bersandar di tiang rumah sambil melipat tangannya.“Iya, Kak, Yin akan jaga kesehatan, Kak Alu

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Siksaan Itu Bernama Rindu

    Willy masuk ke ruangan Deva dengan tangan yang masih dibebat dan menggunakan penyangga. Keadaannya sudah jauh lebih baik, Deva melindunginya dan mengatakan tidak terkait apa-apa dengan penculikan Terryn waktu lalu. Masih dengan perasaan bersalah Willy duduk di depan Deva dan Desta.“Yakin lu masih mau terima gue di Melda’s?” tanya Willy dengan ragu pada Deva.“Gue masih liat lu sebagai sahabat gue,Will. Toh dari awal kita bertiga yang bangun Melda’s ini, gue gak mau kehilangan salah satu pilar cemerlang perusahaan ini. Gue paham keselamatan mama lu juga terancam jadi lu terpaksa ikut permainan mereka. Tapi lain kali please, kalo ada apa-apa ngomong ke gue dan Desta, Will.” Deva menepuk bahu Willy sambil tersenyum.“Ngomon

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Jejak Terryn

    Hawa pegunungan yang segar menyapa Terryn yang baru saja kembali dari kota untuk mengantarkan buket bunga pada toko roti kenalannya yang baru saja diresmikan. Sudah sebulan Terryn berada di desa ini dan mencoba membuka usaha florist.“Duuuh … Non Terryn, kan sudah Bibi bilang, Non gak usah ikut ke kota, nanti Non kecapean.” Seorang perempuan paruh baya datang tergopoh-gopoh menghampiri Terryn dan mengambil tas yang dicangklong Terryn di bahunya.“Gak apa-apa, Bi, Yin baik-baik saja. Yin mau istirahat dulu,ya.” Terryn masuk ke dalam kamar dan duduk di tepi ranjangnya.Bayangan suaminya Deva yang ada dalam pelukan Lisa kembali tergambar dalam benak Yin. Perempuan itu menarik nafas dan mencoba mengikhlaskannya. Dia berusaha melupakan kejadia

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Sebuah Rencana Untuk Terryn

    “Apa kau bisa mengantarku ke rumah ibu Arunika,Man?” tanya Deva dengan tergesa. Maman mengernyitkan dahinya karena sikap Deva, dari ekspresi wajah Maman tersirat permintaan penjelasan dari Deva.“Engh … aku merasa kenal dengan wanita yang kau sebut itu, kalau tidak salah dia adik junior saya di kampus dulu. Kami sudah lama tidak bertemu.”Maman ber ’ooh’ panjang meski jawaban Deva masuk akal tapi Maman tampaknya hanya percaya setengahnya saja.“Kapan Tuan ingin diantarkan ke rumah ibu Arunika?” tanya Maman hendak memastikan keseriusan majikannya itu.Deva mengatur nafasnya, sejenak dia ragu bagaimana jika bukan Terryn yang dimaksud oleh Maman. Deva mengeluarkan ponselnya dari sakunya

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Jang Nara, Keponakan Bi Ira

    Bi Ira hanya menceritakan sekilas keadaan majikannya, Terryn sebenarnya bi Ira pun tak tahu banyak soal kondisi Terryn karena perempuan itu menutupi keadaan dirinya. Deva menelan ludahnya menahan rasa sedih yang begitu menohok hatinya. Dia menjadi laki-laki yang merasa paling egois dan tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada istrinya.“Apa istri saya rutin ke dokter, Bi?” tanya Deva dengan suara yang tidak setegas tadi.“Setahu saya hanya beberapa kali saja, Tuan. Non Terryn bilang punya stok obat untuk dirinya dan cukup hingga pertemuan ke dokter di beberapa bulan lagi.”Deva menghela nafas, ditatapnya Desta yang juga tengah memandang ke arahnya. Sahabatnya itu menepuk-nepuk bahu karibnya tanda prihatin dengan keadaan yang dihadapinya sekar

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Pertemuan Dengan Terryn

    Maman sangat terkejut dan terlihat sedikit takut dengan sosok perempuan yang aneh di depannya itu.“Bang Maman, kenapa bengong begitu? Kenalin saya Jang Nara asisten pribadi tuan Deva yang akan menggantikan bi Ira mengurus Terryn … eeh maksud saya Non Terryn.” Jang Nara mengulurkan tangannya dengan centil dan mengedipkan matanya dengan genit.Maman menyalaminya dengan singkat dan Desta memandang ke arah lain pura-pura tidak melihat betapa pucatnya wajah Maman. Desta sampai menggigit lidahnya agar tawanya itu tidak meledak di depan Maman.“Tu-tuan Deva tidak bilang kalau pengganti bi Ira itu … engh … orang asing, saya kira tuan sendiri yang akan mengurus nyonya Terryn.” Maman menatap tidak percaya lalu mencoba melongo masuk k

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Perjuangan Deva Si "Jang Nara"

    Jang Nara mengantarkan teh herbal pesanan Terryn ke kamarnya, Terryn sedang berbaring di tempat tidurnya. Aroma wangi teh yang bercampur dengan kelopak bunga itu membuat mata Terryn terbuka. Dia hendak bangun dan turun dari tempat tidur tapi segera Jang Nara mencegahnya.“Tidak … Jangan … Jangan turun dari tempat tidur, Non. Biar Nara yang antarkan ke tempat tidur Non Terryn.” Jang Nara segera mendekati Terryn dan duduk di sampingnya untuk menyodorkan minuman hangat itu.“Sebenarnya Non Terryn sakit apa yaa? Jangan-jangan kayak di drama-drama Korea itu yaa? Iihhh amit-amit secantik Non Terryn kena cancer.” Jang Nara bergidik dan dia pun sungguh tidak ingin membayangkan hal itu terjadi.“Tidak, saya hanya sakit paru-paru tapi tenang

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Saingan Deva

    Deva gelisah di atas tempat tidurnya dia merasa sangat tidak nyaman tidur dengan mengenakan daster dan juga dalaman bra. Tapi dia harus tetap bertahan seperti itu untuk berjaga-jaga jangan sampai Terryn terbangun dan membutuhkan bantuannya.“Ribet banget yaa tidur pake daster kayak gini?” gumam Deva sambil membetulkan letak dasternya yang sudah beberapa kali tersingkap. Deva pun bangun dari tidurnya dan mengambil wig serta gigi palsunya. Dia mencoba ke dapur atau sekedar mengecek keadaan rumah.Pelan-pelan Deva membuka pintu kamar dan berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum. Dari kejauhan samar terlihat lampu kamar Terryn yang masih menyala. Biasanya Terryn tidak bisa tidur jika cahaya kamarnya terang. Deva mengendap dan mencari tahu apakah istrinya masih bekerja atau ketiduran.

Bab terbaru

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Takdir (Ending Season 1)

    Apapun bisa terjadi jika Tuhan berkehendak. Dalam kasus Terryn bisa saja dia tidak akan bisa punya bayi yang lucu dan sehat, kegigihannya untuk menjalani program hamil hanya butuh waktu yang singkat. Semua adalah kebesaran Tuhan yang tidak akan pernah berhenti disyukuri Terryn. Hidup dengan paru-paru baru juga merupakan kemurahan Tuhan lainnya, bahkan Deva suaminya yang sudah siap menjadi pendonor di detik-detik terakhir digantikan oleh pendonor lain. Manusia memang berencana dan rencana Tuhan yang akan tetap berlaku dalam hidup manusia. Terryn sedang memilihkan baju untuk Sheira, usianya kini enam bulan. Artinya sudah setengah tahun juga operasi besar yang dijalani Terryn sudah berlalu. Walaupun harus meminum obat seumur hidupnya, Terryn bisa beraktifitas seperti biasa. Hanya saja Deva mengawasi Terryn dengan ketat a

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Papa Teladan

    Jantung Terryn berdegup kencang ketika mobil sudah terhenti tepat di halaman rumah, Deva membukakan pintu mobil untuknya dan membimbingnya keluar dari mobil. Ibu Asih dan ibu Imelda sudah menyambut kedatangannya dengan penuh sukacita. Dalam gendongan ibu Asih tampak bayi Sheira yang menatap ke arahnya. Mata Terryn berkaca-kaca ketika tangan Sheira bergerak-gerak seakan ingin menggapainya. “Hey … Baby Sheira, Mama kangen banget Sayang….” Terryn mengambil tangan mungil itu dan mengecupnya, apalah daya Terryn belum bisa menggendong Sheira karena bekas operasi di dadanya itu. “Selamat datang kembali, Nak.” sambut ibu Asih sambil membelai kepala Terryn lembut. Bergantian dengan Ibu Asih kini Ibu Imelda yang hati-hati memeluknya dan mencium dahi Terryn lembut. Deva masih sibuk membawakan barang-barang Terryn dan memasukkannya ke kamar mereka. Matanya hanya mampu membaca betapa bahagianya kedua ibunya menyambut kepulangan Terryn dan betapa berbahagianya pula Terryn melihat putrinya. “Y

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Pulang Ke Rumah

    Terryn tertawa kecil mendengar lelucon Ashiqa sahabatnya, setelah melahirkan Sheira Terryn baru sekali saja melihatnya. Selebihnya Sheira dirawat di ruang khusus anak dan dirinya pun terkulai tak berdaya di kamar ini.“Jika jodoh mereka tak akan kemana.” Terryn menyunggingkan senyumnya.“Oh yaa Yin, aku dengar dari ibu Asih kalau kak Deva nyaris saja jadi pendonor paru untukmu, gak nyangka banget kalau perjuangan cinta kak Deva memang benar-benar total sama kamu. Untungnya kakak ipar kamu, mba Aluna menemukan donor yang tepat lebih cepat hingga dia meyakinkan adiknya kalau dia tidak perlu jadi donor.” Ashiqa memandang wajah Terryn yang tiba-tiba menegang. Tentunya Terryn tidak pernah tahu tentang rencana suaminya untuk menjadi pendonor baginya.

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Menjelang Hari Baru Bahagia

    “Sudah berapa lama Deva tertidur, Bu?” Deva kembali memungut botol minuman yang terlepas dari tangannya. Dengan kegusaran dia menghela nafas berharap mimpinya tadi bukan pertanda buruk.“Sekitar hampir sejam, kau pastinya kelelahan, Nak. Tentang Terryn jangan khawatir, Aluna dan rekan dokter lainnya sedang mengusahakan yang terbaik untuk istrimu.” Ibu Imelda mengusap bahu anaknya dengan lembut. Deva mengangguk perlahan, dengan kekuatan yang tersisa di dalam dirinya dia berusaha untuk tetap tenang.Tak lama kemudian Aluna muncul dan Deva berdiri untuk menyambutnya serta bersiap mendengarkan apa kata kakak perempuannya itu.“Kak ….” Deva hanya mampu menyapanya pendek tak mampu untuk menanyakan lebih lanjut kondisi Te

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Jangan Tinggalkan Aku, Yin

    Deva bergegas menyusuri lorong rumah sakit, jantungnya berdegup tidak karuan. Selain memikirkan operasi Terryn tentunya dia juga gugup dengan operasinya sendiri yang dimajukan lebih cepat dari jadwalnya. Willy tetap berusaha menenangkan Deva yang jelas terlihat cemas.Di ujung selasar matanya menangkap sosok perempuan yang sangat dikenalinya, Aluna. Kakak perempuan Deva itu merentangkan tangannya, jauh-jauh dia terbang dari San Fransisco untuk mendampingi adik dan adik iparnya yang tengah dalam masa sulit. Aluna memeluk erat Deva sambil terisak, dia tidak menyangka jika adik ipar kesayangannya itu akan terbaring dengan kondisi yang memprihatinkan.Aluna berbisik-bisik mengatakan sesuatu pada Deva yang membuatnya tersentak dan melepas pelukan Aluna sambil memandang heran.

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Harapan Hidup Terryn

    Wanita itu tak pernah menduga jika suatu saat nanti putranya adalah seorang laki-laki luar biasa yang melakukan pengorbanan untuk perempuan yang dicintai oleh anaknya. Tidak ada pilihan terbaik selain menyerahkan keputusan kepada Deva sendiri untuk menjadi donor paru bagi Terryn. Ibu Imelda hanya sanggup memeluk putranya itu dan merapalkan doa-doa serta harapan terbaik untuk anak dan menantunya.Senyum Terryn mengembang ketika melihat Deva masuk ke kamarnya, tangannya terulur untuk memegang tangan Deva. Wajahnya pucat dengan bibir yang keunguan, terdengar berat di setiap tarikan nafasnya meski sudah dibantu dengan tabung oksigen.“Bagaimana kondisi anak kita, Kak? Apa dia baik-baik saja?” tanya Terryn dengan suaranya yang parau nyaris seperti tercekik.

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Pendonor Organ

    Hari yang ditentukan akhirnya tiba, Terryn harus masuk ke ruang operasi untuk melahirkan bayinya. Seorang bayi perempuan yang cantik, tapi bayi mungil itu harus mendapatkan perawatan intensif karena usianya yang lahir prematur. Deva mencium kening Terryn yang masih tak sadarkan diri di ruang perawatannya setelah dipindahkan dari ruang operasi. Berbagai alat penopang kehidupannya membalut tubuhnya yang ringkih. Nyaris tak ada lagi cahaya kehidupan di sana, Deva menahan sesak melihat wanita yang telah menjadi ibu dari putrinya itu terbaring lemah tanpa daya.“Cepatlah kembali Yin, putri kita cantik sekali, jangan iri yaa … Kata dokter dan suster putri kita sangat mirip denganku.” Deva menarik senyumnya dengan terpaksa untuk mengimbangi matanya yang basah. Dikecupnya ujung jemari Terryn lalu Deva berbalik meninggalkan ruangan Terryn untuk melihat putrinya yang juga sedan

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Ada Aku, Yin

    “Home sweet home ….” bisik Terryn ketika sudah sampai di rumahnya bersama Deva di kota. Rumah yang dikiranya tidak akan ada jalan pulang kembali ke sana.“Tunggu jangan turun dulu.” Bergegas Deva turun dari mobil dan membuka pintu untuk Terryn. Laki-laki itu pun meraih tubuh Terryn agar digendongnya masuk ke dalam rumah.“A-aku bisa jalan sendiri, Kak!” seru Terryn terkejut melihat apa yang dilakukan Deva. Terryn menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan jika aksi Deva ini tidak dilihat oleh siapapun.“Diam, tidak usah bergerak dan banyak bicara.” perintah Deva lagi sambil mempererat gendongannya. Deva membawanya masuk ke kamar tidurnya bukan di kamar Terryn seperti biasa.

  • Babu Kumal VS CEO Kutub Utara   Rencana Kembali Ke Kota

    Ibu Asih dan ibu Imelda terlihat sangat senang datang berkunjung ke rumah Terryn. Mereka datang membawakan buah-buahan serta stok cemilan untuk Terryn. keduanya masih berbincang dengan seru ketika turun dari mobil.Bergantian mereka mengucapkan salam, ibu Asih dan ibu Imelda saling bertukar pandangan ketika pintu rumah terbuka dengan lebar tapi tak satu pun ada yang menyahuti salam mereka.“Yiiin … Ini Ibu datang, kamu di mana, Nak?” ibu Asih mengetuk pintu kamarnya dan membukanya sedikit , tidak ada sosok Terryn maupun Deva di dalam sana. Ibu Imelda menuju dapur memanggil bi Ira dan Terryn tapi tak ada sahutan juga. Ibu Imelda mencoba menelpon Deva tapi tidak diangkat, lalu mencoba menelpon Terryn. Bahunya cukup tersentak ketika mendengar dering ponsel Terryn di atas meja makan.

DMCA.com Protection Status