Home / Romansa / BUNGA ABADI / SESUAI KEINGINANNYA

Share

SESUAI KEINGINANNYA

Author: Mystique
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Setiap hari menjadi jelek sungguh tidak apa - apa,  dari pada menjadi pelepasan nafsunya saja. Aku tersenyum sepanjang perjalanan. Kurasa kini aku tahu bagaimana caranya agar dia berhenti menyentuhku.

"Turun!" Perintah Lingga kepadaku.

"Lohhh, kenapa tidak ke kantor Pak?" tanyaku.

"Iyaa kamu jelek banget, buat aku gak bisa mikir," jawabnya jahat banget.

"Ohh orang ini, ingin sekali kuberi sianida di kopinya nanti biar langsung out," balasku dalam hati.

Lingga berjalan memasuki sebuah butik yang dari luar saja tampak mewah. Aku mengikutinya dari belakang. Pelayan toko langsung membukakan pintu untuknya sambil menundukkan kepala. Dibalik pintu itu berjejer baju - baju mewah hasil design sendiri si pemilik butik.

Dinding berwarna dominan putih dengan selingan warna biru navy di beberapa sisi. Lampu gantung mewah dan besar terpasang di tengah - tengah. Aroma ruangan yang sangat wangi dan tenang. Di sisi kanan baju model casual digantung rap

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • BUNGA ABADI   SESUAI KEINGINANNYA 2

    Norma baik tetap norma baik. Sopan santun tetap sopan santun. Harga diri harus dijunjung tinggi. Karena itu aku menjaga tubuhku ini agar bernilai lebih dimata suami dan Tuhanku. Tetapi manusia di depanku ini sedikit demi sedikit ingin merusaknya."Pak, jangan disini, di luar banyak orang!" kataku gugup berharap kali ini saja dia mau mendengarku. Aku sungguh malu di mata para pelayan tadi. Mereka juga adalah wanita, bagaimana aku menghadapi diriku yang sudah tidak ada harganya di mata mereka."Owhhh berarti di kantor boleh yaa? Tenang saja, tidak ada orang disini!" jawab Lingga santai sambil memegang daguku dan mengangkatnya hingga melihat dirinya.Berharap apa aku pada orang ini. Sudah pasti dia tidak akan mendengarkanku. Di ruang ganti ini memang tidak ada orang lain tapi di luar, pelayan sebanyak itu memangnya bukan orang. Sungguh manusia ini. Lingga kemudian mengecup bibirku sekilas lalu menghadapkan tubuhku ke depan kaca dengan posisi Lingg

  • BUNGA ABADI   LEBIH MENGERTI

    "Kalau kita menabrak justru tidak bisa sarapan," ucapku, lalu akhirnya Lingga memelankan laju mobilnya."Kamu benar," jawabnya sambil melihatku dengan tersenyum."Kita sarapan sekarang saja!" ucapnya lagi sambil menghentikan mobilnya di pinggir jalan.Azalea menjadi gugup karena Lingga sekarang sudah menatapinya tajam. Perlahan tatapan itu semakin dekat. Wajah tampan yang menyeramkan itu semakin mendekati tubuh Azalea. Semakin dekat hingga membuat Azalea memejamkan matanya. Mulut Lingga yang sexy kini sudah 5cm dekat dengan bahu Azalea yang menggoda, hembusan nafas dari hidungnya membuat tubuh Azalea semakin gemetar. Lingga membuka mulut tersebut, memperlihatkan gigi yang tersusun rapi dengan sedikit taring. Semakin dekat hingga akhirnya gigi taring tersebut menggigit bahu Azalea."Aaaaaaaaa" teriak Azalea."Cuma bercanda," cetus Lingga sambil tertawa.Azalea membuka mata sambil mengelus bahunya yang di gigit oleh Lingga. Terdapat bekas gigi

  • BUNGA ABADI   SEMAKIN MENGERTI

    "Pembalasanku lebih berharga!" jawabnya. Lingga mendekatkan wajahnya kepadaku. Semakin dekat hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya. Tok.. Tok.. Tok..Suara orang mengetuk pintu. "HahhhH, buruanku lepas!" ucapnya sambil meniup wajahku. Sekarang dia merasa sedang berburu dan aku adalah kelinci perburuannya. Laki - laki ini memang unik. "Masuk!" jawabnya. Setelah pintu terbuka Pak Pram muncul dari balik pintu. Aku dan Lingga dengan posisi berhadapan di samping tembok melihat ke arah pintu, sedangkan Pak Pram juga melihat terus ke arahku dan Lingga. Entah kenapa aku merasa malu dengan posisi seperti ini dilihat oleh Pak Pram. Mungkin karena sebelumnya Pak Pram pernah melihat leherku penuh dengan kissmark jadi aku merasa Pak Pram berpikir bahwa sepagi ini aku dan Lingga telah melakukan hal tidak pantas di ruangan ini. "Paman," sapa Lingga dengan tersenyum lembut lalu melangkah ke arahnya mencium punggung tangan laki - laki

  • BUNGA ABADI   SEMAKIN MENGERTI 2

    Iya aku baru ingat pertemuan pertamaku dengan Lingga. Berarti Lingga telah menyelamatkanku. Haruskah aku sekarang berterima kasih. Aku jadi tersenyum sendiri mengingat itu."Azalea, kenapa kamu senyum - senyum sendiri? Sudah gila yaa?" ucap Lingga mengagetkanku saja."Ahhh, tidak ada apa - apa Pak," jawabku."Kamu mau? " sahut Lingga lagi."Mau apa?" jawabku berpikir.Mau apa maksud laki - laki ini. Kemudian Lingga memegangi daun telinganya sambil senyum - senyum sendiri dan sesekali melihatku.Daun telinga? Hmm, dasar laki - laki mesum ini, masih sempat nya berpikir itu padahal yang sedang ia bahas adalah laki - laki mesum juga. Untung saja Pak Pram tidak menyadari apa yang dimaksud olehnya. Tapi karena itu juga sekarang Pak Pram jadi sedikit tersenyum.Hmmm, aku ingin lihat apa yang akan ia lakukan untuk mengatasi Pak Surya. Lingga menyadari bahwa aku mengerti apa yang dia maksudkan dan sekarang ganti dia yang tertawa. Aku han

  • BUNGA ABADI   MEMAHAMINYA

    "Yang dilakukan Pak Surya adalah hal menjijikkan, dan aku melakukannya padamu, entah kenapa di dalam hatiku rasanya tidak enak, wanita - wanita yang telah di sentuhnya, apa yang mereka rasakan? Aku ingin tahu" tanya Lingga.Aku hanya mendengarkan saja semua yang ingin dikatakan oleh laki - laki ini. Sungguh ada apa dengan orang ini. Bukankah sudah jelas mereka sangat sakit karena merasa terhina dan ternodai."Azalea, percayalah aku hanya melakukan itu padamu saja. Sebelumnya Pak Pram pernah menjelaskannya padamu kan?" ucap Lingga lagi.Apa yang dia harapkan dariku dengan berkata begitu. Laki - laki ini sebenarnya manusia seperti apa?"Yang dirasakan wanita - wanita itu sama sepertiku, merasa terhina dan ternodai!" jawabku."Karena itu aku sekarang minta maaf padamu!" ucapnya membuatku sedikit terharu."Apakah setelah ini kamu tidak akan melakukannya padaku lagi? " tanyaku dengan senyum yang manis. Tidak apa - apa, melihatnya seperti in

  • BUNGA ABADI   SEMAU DIA

    "Wanita suruhan kita, mematahkan barang milik Surya dan itu hanya bisa disembuhkan lewat operasi, aku sudah menyuruh dokter di rumah sakit untuk melakukan mall praktek terhadap operasi Surya agar barangnya tidak bisa digunakan lagi untuk selamanya," sambung Pak Pram melaporkan kondisi terkini dari Pak Surya.Lingga hanya tersenyum menyeringai saja. Sedangkan Pak Pram nampak biasa saja saat mengatakannya. Bahkan mereka bisa menyuruh dokter untuk melakukan mall praktek. Bagi Pak Surya ini bukankah lebih baik di penjara. Mereka melakukan semuanya dengan cara halus tanpa disadari oleh Pak Surya, seolah - olah yang menimpanya adalah sebuah karma."Besok kita akan ke rumah sakit menanyakan tentang uang yang di dapat oleh Surya," balas Lingga."Ya benar, besok kita lakukan yang terakhir. Baiklah sekarang aku pergi dulu," pamit Pak Pram kemudian berdiri dan melangkah menuju pintu."Kalian berhati - hatilah nanti saat pulang! Selamat sore Azalea," sambung Pak Pram

  • BUNGA ABADI   SESUAI PREDIKSI

    Citt.. Citt.. Cuitt..Suara burung di atas rumahku. Matahari mulai menampakkan kilaunya.Ughh.. Aku masih ngantuk sekali, tadi malam Lingga pulang larut malam untuk mengobrak - abrik isi lemariku. Membuang semua serbet untuk diganti dengan pakaian dia bilang. Dia juga langsung melempar baju lamaku ke tempat sampah. Keterlaluan sekali, haruskah sampai seperti itu.Aku menggeliat melemaskan badanku yang kaku karena tidur semalaman. Setelah itu aku harus bergegas untuk mandi. Hari - hari sudah memanggilku seolah teriakan Lingga yang menggema di telinga. Tidak lama aku mandi, hanya mengguyur badanku beberapa kali setelah itu memakai sabun menggunakan shower puff, mengguyurnya lagi, tidak lupa keramas juga, setelah itu gosok gigi dan di akhiri dengan memakai sabun muka. Seperti ini saja sungguh segar sekali, mandi pagi memang benar - benar mengembalikan nyawa.Aku membelitkan satu handuk di badanku, dan memakai handuk lainnya

  • BUNGA ABADI   SESUAI PREDIKSI 2

    Lingga berbicara tanpa expresi apapun. Hanya menatap tajam Pak Surya yang seolah tersudut oleh sesuatu yang mengerikan. setelah Lingga selesai berbicara, Pak Surya pun segera menandatangani dokumen penyerahan hartanya. Sungguh kalimat yang di ucapkan Lingga seperti mewakili malaikat penghukum. Dia bilang bertobatlah seolah mengingatkan padahal dialah yang telah memberi hukuman. Setelah itu aku, Lingga dan juga Pak Pram pergi meninggalkan rumah sakit."Berikanlah dokumen harta Surya kepada Panti Sosial, setelah itu lanjutkan rencana selanjutnya!" pinta Lingga kepada Pak Pram."Iya akan aku lakukan" jawab Pak Pram lalu langsung pergi meninggalkanku dan Lingga."Sekretaris apa yang harus dilakukan selanjutnya? " tanya Lingga kepadaku yang masih terheran dengan kejadian tadi. Begitu cepat mereka menyelesaikan masalah."Haa.. apa? Oh sebentar," jawabku sambil mengecek jadwal Lingga di smartphone."Belum ada jadwal hingga nanti siang Pak," jawabku.

Latest chapter

  • BUNGA ABADI   RUMAH YANG SEDERHANA, ISTRI YANG CANTIK DAN CINTA YANG PENUH ( EPILOG )

    Saat pagi bersinar dengan begitu cerahnya. Lingga masih tertidur pulas setelah semalaman berjuang dengan pergulatan cinta yang tidak pernah membuatnya bosan.Srengg.. srengg.. srengg.. Suara Azalea sedang memasak makanan untuk sarapan. Aroma harum menyebar di seluruh ruangan hingga membangunkan Lingga dari tidur pulasnya.Lingga membuka matanya, meraba tempat di sebelah dengan tangannya. Tidak ada Azalea disana. Dari luar terdengar begitu berisik suara orang sedang beraktifitas. Lingga keluar untuk melihat apa yang sedang di lakukan Istrinya tersebut.Lingga berdiri bersandar di tembok melihat Istrinya sedang memasak sesuatu untuk mereka. Begitu berisik dan rumit. Namun ternyata itu hanyalah nasi goreng, tapi karena koki yang membuat itu adalah Azalea, maka bagi Lingga nasi goreng itu adalah nasi goreng paling special di dunia."Rajin banget sihh Istriku," ucap Lingga mengagetkan Azalea yang tengah fokus memasak."Ehhh.. sayang,&n

  • BUNGA ABADI   HARI PALING INDAH 2 ( END )

    "Sabar Pak Bos!" kata Azalea."Sudah bukan Pak Bos lagi, aku kan sudah jadi orang biasa, mulai sekarang panggil aku SAYANG, harus!" sahut Lingga."Waahhh.. bukan Pak Bos tapi tetap memerintah.""Gak peduli, gak dengar," balas Lingga memalingkan wajah berpura - pura tidak mengerti. Azalea tertawa melihat tingkah Lingga yang lucu itu. Tidak lama setelah itu pelayan membawa makanan yang telah mereka pesan."Yeaahhh.. akhirnya datang. Mas lama banget sih, aku ini mau buru - buru menyelesaikan tugas penting," ucap Lingga kepada pelayan. Azalea mencubit tangan Lingga."Maaf Pak, pesanannya masih antri dimasak," jawab Pelayan itu sopan."Gak apa - apa Mas, jangan di dengerin!" sahut Azalea dengan tersenyum.Setelah itu, pelayan itu pun pergi. Lingga memakan makanannya dengan sangat lahap dan terus senyum - senyum sendiri sambil melihat Azalea."Apaaa sih?" Azalea menatap heran."Hmm.. cepat makan makananmu terus kita pulang!" j

  • BUNGA ABADI   HARI PALING INDAH 1 ( END )

    Di dalam rumah Azalea yang sederhana. Azalea sedang membersihkan sisa - sisa make up di wajahnya. Ia menaruh bunga melati hiasan dari sanggulnya itu di salah satu sudut meja riasnya sehingga aroma bunga itu menyebar mengharumkan seisi ruangan menjadikan kamar itu layaknya khas kamar pengantin baru. Lingga sudah beberapa kali melirik Azalea dengan senyum mesumnya yang khas. Ia melepas dasi kemudian jaz dan mengganti pakaiannya dengan kaos polos berwarna putih dan celana kain yang nyaman saat dipakai untuk bersantai. Lingga sedang duduk di belakang Azalea saat Azalea selesai menghapus riasan wajahnya dan akan mengganti bajunya. Azalea mengambil baju di lemarinya kemudian berjalan menuju kamar mandi."Azalea, kamu mau kemana?" tanya Lingga."Ganti baju lah, gak nyaman terus memakai baju ini Lingga," jawab Azalea dengan sederhana."Ganti baju dimana?" tanya Lingga lagi."Di kamar mandi lahh... kan ada kamu," jawab Azalea terus masuk ke dalam kamar mandi.

  • BUNGA ABADI   HARI BAHAGIA

    "Apa kamu bersedia hidup dengan sederhana bersamaku?" tanya Lingga."Aku tidak apa - apa hidup sederhana, aku terbiasa dengan itu tapi kamu kan tidak" jawab Azelea."Maaf karena aku tidak bisa memberimu hidup yang mewah tapi aku berjanji akan memberimu hidup yang baik dan aku sangat mencintaimu, karena itu hanya dengan bersamamu saja hidupku sudah indah, aku tidak membutuhkan apapun lagi," Lingga berkata dengan senyum bahagia.Semua yang ada disana mendengarkan pembicaraan Lingga dan Azalea. Bisma dan Arum terkejut dengan keputusan yang dipilih oleh Lingga. Bisma akhirnya mengerti kenapa Raden Arya dan Utari memilih jatuh ke jurang bersama - sama. Karena mereka tidak bisa hidup jika mereka terpisah. Cinta dalam hati mereka begitu kuat dan penuh. Hingga tidak ada yang lebih penting selain bersama dengan orang yang dicintainya.Wajah Raden Wisnu begitu datar mendengar percakapan Lingga dan Azalea, ia sudah membaca kisah antara Raden Arya dan Utari. Te

  • BUNGA ABADI   AWAL YANG BARU

    "Lakukan apapun yang membuat hatimu lega namun jangan pernah meninggalkan keluargamu, kamu tahu kan bahwa tidak baik meninggalkan keluarga sendiri, seburuk apapun mereka, mereka tetaplah keluarga," ingat Azalea."Aku tidak meninggalkan mereka, aku hanya tidak ingin bersama dengan mereka," jawab Lingga.Tringgg.. tringg.. tringg..Suara handphone Lingga berbunyi. Sebuah panggilan dari Raden Wisnu."Halo, Romo," Lingga berkata dengan nada yang begitu datar."Halo Lingga anakku, aku tahu engkau tengah bersedih tapi bisakah kamu datang untuk makan bersama nanti malam," ucap Raden Wisnu dalam telponnya."Aku tidak ingin Romo," jawab Lingga."Ini sebuah perintah, bukan permintaan, jadi nanti malam datanglah kerumah untuk makan malam bersama" balas Raden Wisnu memerintah."Jika begitu maka aku akan mengajak Azalea bersamaku," Lingga berkata dengan tegas."Terserah padamu, yang penting datanglah nanti malam!" Raden Wisnu lalu menu

  • BUNGA ABADI   HARI TERGELAP

    Setelah kepergian Paman Pram, keluarga Kartanagara menjadi dingin. Tidak ada mulut yang bersuara, Lingga tidak kembali ke rumahnya setelah acara pemakaman Paman Pram selesai. Selama beberapa hari ia berada di rumah Azalea. Lingga berpesan pada Romonya bahwa ia ingin menenangkan diri, ia begitu sedih dengan kepergian Paman Pram. Begitu juga dengan Raden Wisnu, adik satu - satunya yang selalu ia perintah dengan seenaknya, adik yang tidak pernah diperhatikan keadaannya. Yang Raden Wisnu tahu hanyalah bisnis keluarga berjalan lancar. Nama keluarga Kartanagara begitu tersohor. Ia tidak pernah berpikir bagaimana adiknya menjalani hidup, bagaimana anaknya menjalani hidup? Raden Wisnu yang mentitipkan Lingga kepada Raden Pramoedya dengan alasan agar Raden Praoedya tidak merasa kesepian karena tidak memiliki istri dan tidak memiliki anak.Kini semua kasih sayang Lingga tertuju pada Raden Pramoedya. Untuk Raden Wisnu hanyalah bentuk rasa hormat antara anak kepada Ayahandanya.Ra

  • BUNGA ABADI   INI SAKIT DAN SEDIH

    "Kalau aku lepaskan kesitu, Azalea jatuh Kakak. Kakak cepatlah kesini, kau harus melihatku saat bersama dengan cintamu ini," Bisma berkata dengan tertawa. Azalea terlihat menangis. Bisma menutup mulut Azalea dengan lakban."Kakak, aku berada di salah satu gedung milik kita, kau bisa lihat kan aku berada dimana?" Bisma memperlihatkan sekelilingnya agar Lingga tahu tempat dia berada.Lingga langsung mengetahui keberadaan Bisma. Lingga segera menelpon Paman Pramoedya untuk memberitahu keberadaan Bisma."Haloo, Paman Pram, Bisma ada di atap gedung C milik kita, sekarang aku sedang menuju kesana." ucap Lingga lalu menutup telponnya dan segera mengendarai mobil dengan cepat. Lingga begitu khawatir karena Bisma membawa Azalea di tempat ketinggian. Lingga sungguh khawatir bahwa Bisma akan menjatuhkan Azalea ke bawah seperti pada Utari.Tidak lama Lingga menyetir ia sudah sampai di gedung C, segera ia berlari menuju atap. Tidak lama juga setelah itu Paman Pram jug

  • BUNGA ABADI   INI SAKIT ?

    "Bagaimana mungkin itu terjadi? " gumam Azalea. Dan jika itu benar maka kita...?" ucap Azalea berhenti kemudian ia menangis.Lingga mengecup bibir Azalea sekilas."Tidak, itu tidak akan terjadi, aku akan melindungimu, aku memintamu untuk berani kali ini, jika ada sesuatu terjadi langsung carilah aku atau Paman Pram!" pinta Lingga."Sudah, sekarang kita harus berangkat kerja, tenanglah, semua akan baik - baik saja," ucap Lingga lagi lalu mereka berdua berangkat ke kantor. Setelah sampai di kantor, rupanya Paman Pram sudah berada disana lebih dulu."Selamat pagi Paman Pram," sapa Azalea dengan senyum yang sendu."Selamat pagi Azalea, apa kamu baik - baik saja?" tanya Paman Pram."Ya Paman, aku baik - baik saja," jawab Azalea dengan pelan."Dengar Azalea anakku, jangan takut! Paman akan menjagamu dan juga Lingga," ucap Paman Pram dengan senyum yang lembut.Azalea tersenyum dan mengangguk."Jika begitu apa yang perlu aku khawati

  • BUNGA ABADI   AKHIR YANG SEDIH

    "Utari, maafkan aku, aku tidak bisa melindungi cinta kita, aku berjanji padamu di kesempatan lain aku akan lebih berani, aku akan menjadi keras dan melindungi cinta kita, aku mencintaimu Utari," ucap Raden Arya tersenyum dan meneteskan air matanya. Wajahnya begitu sendu dan sedih. "Aku juga mencintaimu Raden Arya," jawab Utari dengan tersenyum sendu. "Aku tidak mengertii.. akkuuu.. tidak mengerti...," gumam Raden Admaja kemudian pegangan tangannya terlepas dan Raden Arya bersama dengan Utari jatuh ke dalam jurang. Raden Admaja terus melihat Kakang Masnya yang jatuh bersama dengan cintanya. Raden Arya juga melihat wajah adiknya yang menangis melihat ia jatuh. "Haaahhhh... hahhh.. haahhh.." Lingga bangun dari mimpinya ia begitu terkejut mengingat mimpi yang seolah nyata itu. Jantungnya berdetak tidak beraturan. Lingga mengambil air minum yang ada di mejanya. Ia sudah tahu bahwa itu adalah akhir dari Raden Arya dan Utari, itu tertulis di buku yang ia bac

DMCA.com Protection Status