Share

SEMAU DIA

Penulis: Mystique
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Wanita suruhan kita, mematahkan barang milik Surya dan itu hanya bisa disembuhkan lewat operasi, aku sudah menyuruh dokter di rumah sakit untuk melakukan mall praktek terhadap operasi Surya agar barangnya tidak bisa digunakan lagi untuk selamanya," sambung Pak Pram melaporkan kondisi terkini dari Pak Surya.

Lingga hanya tersenyum menyeringai saja. Sedangkan Pak Pram nampak biasa saja saat mengatakannya. Bahkan mereka bisa menyuruh dokter untuk melakukan mall praktek. Bagi Pak Surya ini bukankah lebih baik di penjara. Mereka melakukan semuanya dengan cara halus tanpa disadari oleh Pak Surya, seolah - olah yang menimpanya adalah sebuah karma.

"Besok kita akan ke rumah sakit menanyakan tentang uang yang di dapat oleh Surya," balas Lingga.

"Ya benar, besok kita lakukan yang terakhir. Baiklah sekarang aku pergi dulu," pamit Pak Pram kemudian berdiri dan melangkah menuju pintu.

"Kalian berhati - hatilah nanti saat pulang! Selamat sore Azalea," sambung Pak Pram

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BUNGA ABADI   SESUAI PREDIKSI

    Citt.. Citt.. Cuitt..Suara burung di atas rumahku. Matahari mulai menampakkan kilaunya.Ughh.. Aku masih ngantuk sekali, tadi malam Lingga pulang larut malam untuk mengobrak - abrik isi lemariku. Membuang semua serbet untuk diganti dengan pakaian dia bilang. Dia juga langsung melempar baju lamaku ke tempat sampah. Keterlaluan sekali, haruskah sampai seperti itu.Aku menggeliat melemaskan badanku yang kaku karena tidur semalaman. Setelah itu aku harus bergegas untuk mandi. Hari - hari sudah memanggilku seolah teriakan Lingga yang menggema di telinga. Tidak lama aku mandi, hanya mengguyur badanku beberapa kali setelah itu memakai sabun menggunakan shower puff, mengguyurnya lagi, tidak lupa keramas juga, setelah itu gosok gigi dan di akhiri dengan memakai sabun muka. Seperti ini saja sungguh segar sekali, mandi pagi memang benar - benar mengembalikan nyawa.Aku membelitkan satu handuk di badanku, dan memakai handuk lainnya

  • BUNGA ABADI   SESUAI PREDIKSI 2

    Lingga berbicara tanpa expresi apapun. Hanya menatap tajam Pak Surya yang seolah tersudut oleh sesuatu yang mengerikan. setelah Lingga selesai berbicara, Pak Surya pun segera menandatangani dokumen penyerahan hartanya. Sungguh kalimat yang di ucapkan Lingga seperti mewakili malaikat penghukum. Dia bilang bertobatlah seolah mengingatkan padahal dialah yang telah memberi hukuman. Setelah itu aku, Lingga dan juga Pak Pram pergi meninggalkan rumah sakit."Berikanlah dokumen harta Surya kepada Panti Sosial, setelah itu lanjutkan rencana selanjutnya!" pinta Lingga kepada Pak Pram."Iya akan aku lakukan" jawab Pak Pram lalu langsung pergi meninggalkanku dan Lingga."Sekretaris apa yang harus dilakukan selanjutnya? " tanya Lingga kepadaku yang masih terheran dengan kejadian tadi. Begitu cepat mereka menyelesaikan masalah."Haa.. apa? Oh sebentar," jawabku sambil mengecek jadwal Lingga di smartphone."Belum ada jadwal hingga nanti siang Pak," jawabku.

  • BUNGA ABADI   NGGAK JADI LAPAR

    Setelah semua ketegangan satu setengah hari ini aku merasa lapar. Hmm.. Bukan karena itu sih, karena aku memang belum sarapan.Setelah sampai di kantor, aku menuju pantry menyiapkan secangkir kopi untuk Lingga seperti biasanya. Namun, bukan itu alasan yang sebenarnya. Tapi karena aku sungguh lapar. Untung saja perusahaan tempatku bekerja ini sungguh elit, mereka memiliki koki sendiri untuk membuat roti. Jadi selalu tersedia roti harum di pantry untuk semua karyawan. Sungguh berbeda dengan perusahaan lainnya kan? Karena makan cukup adalah kunci dari efisiensi hidup sehat menurut kebijakan perusahaan.Aku sudah memakan beberapa roti harum dan minum satu gelas susu hangat. Ya, kadang aku memang lebih suka susu dari pada teh, tergantung kondisinya saja. Kalau sekarang karena minum susu jelas lebih mengenyangkan ketimbang minum teh. Tapi memang perutku ini bawaan gen lokal, gak akan kenyang kalau cuma makan makanan ringan.Tapi apa juga yang bisa aku laku

  • BUNGA ABADI   NGGAK JADI LAPAR 2

    "Ahh.. kamu lama sekali, aku saja deh, aku yang melakukan tapi kamu yang harus berterima kasih!" ucapnya.Setelah itu kedua tangannya memegangang wajahku lalu mengecup bibirku, melumatnya dengan lembut tidak seperti yang dia lakukan sebelumnya. Satu tangannya memegang wajahku dan tangan lainnya merangkul erat pinggangku hingga tubuhku seolah menindih tubuhnya yang bersandar di sofa.Kurasakan suhu tubuhnya yang semakin panas dengan semakin eratnya dia memeluk tubuhku. Tidak pernah kurasakan rasa seperti ini pada ciuman yang Lingga lakukan sebelumnya, saat ini aku seolah terbawa oleh ciuman lembut yang dilakukan olehnya. Tubuhku mulai terasa panas di iringi dengan detak jantungku yang semakin kencang. Hingga aku tidak sadar bahwa saat ini aku telah memejamkan mata. Lingga terus melumat lembut bibirku, aku masih diam seperti biasanya namun kurasa bibirku ini sesekali juga membalas lumatannya.Kurasakan Lingga tertawa kecil saat bibirku otomatis b

  • BUNGA ABADI   TERPESONA

    "Makan apa Azalea? " tanyanya."Apapun yang penting saya juga makan Pak, bukan cuma nonton!" jawabku."Hahahaha.. kamu lucu sekali, jangan lucu - lucu nanti aku jatuh cinta!" jawabnya sambil menoel daguku.Kalau ngomong gak disaring. Dia gak akan jatuh cinta padaku, apalah arti wajah dan semua serba biasa ini. Sedangkan dia, jika tidak ada sisi psycopath dan jika dia memperlakukanku dengan baik sejak awal, aku sudah pasti tergila - gila padanya.Aku menurut saja dia akan mengajakku makan apa. Mobil yang kita kendarai sudah melewatkan banyak restaurant sedari tadi tapi nampaknya belum ada yang cocok untuknya. Setelah cukup lama memilih restaurant akhirnya Lingga berhenti pada restaurant lokal dengan menu khas ayam bakar dan ikan bakar."Kamu aja yang pesan makanan sebagai ganti dari yang tadi pagi!" perintahnya."Oke!" jawabku singkat dan berlalu pergi untuk memesan makanan.Aku memesan ayam bakar dengan sambal super pedas. Tidak tahu

  • BUNGA ABADI   TERPESONA 2

    "Bagaimana kabarnya Pak? " tanya Lingga lembut sambil menggiring Pak Ageng untuk duduk di sebuah kursi yang terbuat dari bambu. Kursi itu tidak terlihat bagus, orang membuatnya sembarangan, mungkin hanya untuk duduk sementara."Baik Pak Lingga," jawab laki - laki paruh baya tersebut."Bagaimana kabar Ibu Pak? " tanya Lingga lagi sambil terus tersenyum dan memegang tangan Pak Ageng. Aku terheran melihat Lingga yang ini. Sungguh seperti sosok yang berbeda."Ibu kabarnya juga baik Pak, monggo mampir kerumah untuk melihat Ibu!" jawab laki - laki itu dengan santun juga."Lain kali aja ya Pak, saya masih harus bertemu orang setelah ini," jawab Lingga."Lain kali mampir ya Pak, Ibu juga tanya Pak Lingga ko lama tidak kerumah?" ucap laki - laki itu yang berarti Lingga sudah pernah kerumahnya."Iya, saya pasti kesana!" sahutnya."Ini saya ada sedikit rezeki buat Pak Ageng sama Ibu, semoga bermanfaat yaa," ucap Lingga sambil memberi sebua

  • BUNGA ABADI   SEDIKIT KECEWA

    "Karena kamu adalah anjingku dan aku ini Tuan yang baik, jadi aku memperlakukanmu dengan baik juga!" jawabnya terakhir.Hatiku sedikit sakit dan sesak mendengarnya. Rasa sakit yang berbeda dari saat pertama Lingga menyentuhku atau saat aku terpaksa harus menandatangani kontrak hidupku itu. Isi kontrak itu adalah melakukan apa pun yang Lingga inginkan. Saat dia ingin menyentuhku, saat dia ingin berbuat baik padaku, apa pun keinginan dia terhadapku, aku harus siap. Itu lah pekerjaanku, dan hakku adalah tidak berharap lebih apa pun atas itu.Kurasakan tangan Lingga yang sudah mulai dingin. Wajahku juga sudah terasa kaku. Pemandangan ini dan kenyataan hidupku membuatku lupa akan waktu. Lingga membalik tubuhku, memegang kedua wajahku dengan tangannya seperti biasanya. Selanjutnya adalah hal yang sudah berulang kali dia lakukan.Ya, dia mencium dan melumat bibirku dengan lembut di awal dan semakin kuat hingga akhir. Tangan dinginnya yang menyentuh wajahku terasa

  • BUNGA ABADI   PUTIH ITU INDAH

    Lingga melihatiku yang saat ini sedang melihatinya juga."Azalea cepat mandi, kotor sekali, minyak di wajahmu itu sudah satu liter!" hinanya.Manusia ini kenapa cepat sekali berubah, kadang seperti ini kadang seperti itu. Ingin sekali rasanya aku berubah menjadi Pak Ageng agar tidak mendapat cacian lagi darinya. Untung saja dia ganteng, gak ganteng udah kugetok pake sapu aja tuh mulut."Yasudah minggir, minyak satu liter mau lewat!" balasku sambil melihatinya sinis."Awas aja nanti!" sambungku berbicara.Maksud dari ucapanku adalah awas nanti kalau sudah mandi pegang - pegang. Mulut ko jahat banget. Tapi aku gak melanjutkan kalimatnya. Aku tidak ingin memprovokasi dia. Biarlah malam ini tubuh ini bermanja - manja dengan kasur yang empuk.Ini kota dengan udara yang dingin. Berada di kamar mandi, membiarkan tubuh ini di guyur oleh siraman air hangat dari shower membuat rasa lelah di sekujur tubuhku mengelupas perlahan.Sungguh segar sek

Bab terbaru

  • BUNGA ABADI   RUMAH YANG SEDERHANA, ISTRI YANG CANTIK DAN CINTA YANG PENUH ( EPILOG )

    Saat pagi bersinar dengan begitu cerahnya. Lingga masih tertidur pulas setelah semalaman berjuang dengan pergulatan cinta yang tidak pernah membuatnya bosan.Srengg.. srengg.. srengg.. Suara Azalea sedang memasak makanan untuk sarapan. Aroma harum menyebar di seluruh ruangan hingga membangunkan Lingga dari tidur pulasnya.Lingga membuka matanya, meraba tempat di sebelah dengan tangannya. Tidak ada Azalea disana. Dari luar terdengar begitu berisik suara orang sedang beraktifitas. Lingga keluar untuk melihat apa yang sedang di lakukan Istrinya tersebut.Lingga berdiri bersandar di tembok melihat Istrinya sedang memasak sesuatu untuk mereka. Begitu berisik dan rumit. Namun ternyata itu hanyalah nasi goreng, tapi karena koki yang membuat itu adalah Azalea, maka bagi Lingga nasi goreng itu adalah nasi goreng paling special di dunia."Rajin banget sihh Istriku," ucap Lingga mengagetkan Azalea yang tengah fokus memasak."Ehhh.. sayang,&n

  • BUNGA ABADI   HARI PALING INDAH 2 ( END )

    "Sabar Pak Bos!" kata Azalea."Sudah bukan Pak Bos lagi, aku kan sudah jadi orang biasa, mulai sekarang panggil aku SAYANG, harus!" sahut Lingga."Waahhh.. bukan Pak Bos tapi tetap memerintah.""Gak peduli, gak dengar," balas Lingga memalingkan wajah berpura - pura tidak mengerti. Azalea tertawa melihat tingkah Lingga yang lucu itu. Tidak lama setelah itu pelayan membawa makanan yang telah mereka pesan."Yeaahhh.. akhirnya datang. Mas lama banget sih, aku ini mau buru - buru menyelesaikan tugas penting," ucap Lingga kepada pelayan. Azalea mencubit tangan Lingga."Maaf Pak, pesanannya masih antri dimasak," jawab Pelayan itu sopan."Gak apa - apa Mas, jangan di dengerin!" sahut Azalea dengan tersenyum.Setelah itu, pelayan itu pun pergi. Lingga memakan makanannya dengan sangat lahap dan terus senyum - senyum sendiri sambil melihat Azalea."Apaaa sih?" Azalea menatap heran."Hmm.. cepat makan makananmu terus kita pulang!" j

  • BUNGA ABADI   HARI PALING INDAH 1 ( END )

    Di dalam rumah Azalea yang sederhana. Azalea sedang membersihkan sisa - sisa make up di wajahnya. Ia menaruh bunga melati hiasan dari sanggulnya itu di salah satu sudut meja riasnya sehingga aroma bunga itu menyebar mengharumkan seisi ruangan menjadikan kamar itu layaknya khas kamar pengantin baru. Lingga sudah beberapa kali melirik Azalea dengan senyum mesumnya yang khas. Ia melepas dasi kemudian jaz dan mengganti pakaiannya dengan kaos polos berwarna putih dan celana kain yang nyaman saat dipakai untuk bersantai. Lingga sedang duduk di belakang Azalea saat Azalea selesai menghapus riasan wajahnya dan akan mengganti bajunya. Azalea mengambil baju di lemarinya kemudian berjalan menuju kamar mandi."Azalea, kamu mau kemana?" tanya Lingga."Ganti baju lah, gak nyaman terus memakai baju ini Lingga," jawab Azalea dengan sederhana."Ganti baju dimana?" tanya Lingga lagi."Di kamar mandi lahh... kan ada kamu," jawab Azalea terus masuk ke dalam kamar mandi.

  • BUNGA ABADI   HARI BAHAGIA

    "Apa kamu bersedia hidup dengan sederhana bersamaku?" tanya Lingga."Aku tidak apa - apa hidup sederhana, aku terbiasa dengan itu tapi kamu kan tidak" jawab Azelea."Maaf karena aku tidak bisa memberimu hidup yang mewah tapi aku berjanji akan memberimu hidup yang baik dan aku sangat mencintaimu, karena itu hanya dengan bersamamu saja hidupku sudah indah, aku tidak membutuhkan apapun lagi," Lingga berkata dengan senyum bahagia.Semua yang ada disana mendengarkan pembicaraan Lingga dan Azalea. Bisma dan Arum terkejut dengan keputusan yang dipilih oleh Lingga. Bisma akhirnya mengerti kenapa Raden Arya dan Utari memilih jatuh ke jurang bersama - sama. Karena mereka tidak bisa hidup jika mereka terpisah. Cinta dalam hati mereka begitu kuat dan penuh. Hingga tidak ada yang lebih penting selain bersama dengan orang yang dicintainya.Wajah Raden Wisnu begitu datar mendengar percakapan Lingga dan Azalea, ia sudah membaca kisah antara Raden Arya dan Utari. Te

  • BUNGA ABADI   AWAL YANG BARU

    "Lakukan apapun yang membuat hatimu lega namun jangan pernah meninggalkan keluargamu, kamu tahu kan bahwa tidak baik meninggalkan keluarga sendiri, seburuk apapun mereka, mereka tetaplah keluarga," ingat Azalea."Aku tidak meninggalkan mereka, aku hanya tidak ingin bersama dengan mereka," jawab Lingga.Tringgg.. tringg.. tringg..Suara handphone Lingga berbunyi. Sebuah panggilan dari Raden Wisnu."Halo, Romo," Lingga berkata dengan nada yang begitu datar."Halo Lingga anakku, aku tahu engkau tengah bersedih tapi bisakah kamu datang untuk makan bersama nanti malam," ucap Raden Wisnu dalam telponnya."Aku tidak ingin Romo," jawab Lingga."Ini sebuah perintah, bukan permintaan, jadi nanti malam datanglah kerumah untuk makan malam bersama" balas Raden Wisnu memerintah."Jika begitu maka aku akan mengajak Azalea bersamaku," Lingga berkata dengan tegas."Terserah padamu, yang penting datanglah nanti malam!" Raden Wisnu lalu menu

  • BUNGA ABADI   HARI TERGELAP

    Setelah kepergian Paman Pram, keluarga Kartanagara menjadi dingin. Tidak ada mulut yang bersuara, Lingga tidak kembali ke rumahnya setelah acara pemakaman Paman Pram selesai. Selama beberapa hari ia berada di rumah Azalea. Lingga berpesan pada Romonya bahwa ia ingin menenangkan diri, ia begitu sedih dengan kepergian Paman Pram. Begitu juga dengan Raden Wisnu, adik satu - satunya yang selalu ia perintah dengan seenaknya, adik yang tidak pernah diperhatikan keadaannya. Yang Raden Wisnu tahu hanyalah bisnis keluarga berjalan lancar. Nama keluarga Kartanagara begitu tersohor. Ia tidak pernah berpikir bagaimana adiknya menjalani hidup, bagaimana anaknya menjalani hidup? Raden Wisnu yang mentitipkan Lingga kepada Raden Pramoedya dengan alasan agar Raden Praoedya tidak merasa kesepian karena tidak memiliki istri dan tidak memiliki anak.Kini semua kasih sayang Lingga tertuju pada Raden Pramoedya. Untuk Raden Wisnu hanyalah bentuk rasa hormat antara anak kepada Ayahandanya.Ra

  • BUNGA ABADI   INI SAKIT DAN SEDIH

    "Kalau aku lepaskan kesitu, Azalea jatuh Kakak. Kakak cepatlah kesini, kau harus melihatku saat bersama dengan cintamu ini," Bisma berkata dengan tertawa. Azalea terlihat menangis. Bisma menutup mulut Azalea dengan lakban."Kakak, aku berada di salah satu gedung milik kita, kau bisa lihat kan aku berada dimana?" Bisma memperlihatkan sekelilingnya agar Lingga tahu tempat dia berada.Lingga langsung mengetahui keberadaan Bisma. Lingga segera menelpon Paman Pramoedya untuk memberitahu keberadaan Bisma."Haloo, Paman Pram, Bisma ada di atap gedung C milik kita, sekarang aku sedang menuju kesana." ucap Lingga lalu menutup telponnya dan segera mengendarai mobil dengan cepat. Lingga begitu khawatir karena Bisma membawa Azalea di tempat ketinggian. Lingga sungguh khawatir bahwa Bisma akan menjatuhkan Azalea ke bawah seperti pada Utari.Tidak lama Lingga menyetir ia sudah sampai di gedung C, segera ia berlari menuju atap. Tidak lama juga setelah itu Paman Pram jug

  • BUNGA ABADI   INI SAKIT ?

    "Bagaimana mungkin itu terjadi? " gumam Azalea. Dan jika itu benar maka kita...?" ucap Azalea berhenti kemudian ia menangis.Lingga mengecup bibir Azalea sekilas."Tidak, itu tidak akan terjadi, aku akan melindungimu, aku memintamu untuk berani kali ini, jika ada sesuatu terjadi langsung carilah aku atau Paman Pram!" pinta Lingga."Sudah, sekarang kita harus berangkat kerja, tenanglah, semua akan baik - baik saja," ucap Lingga lagi lalu mereka berdua berangkat ke kantor. Setelah sampai di kantor, rupanya Paman Pram sudah berada disana lebih dulu."Selamat pagi Paman Pram," sapa Azalea dengan senyum yang sendu."Selamat pagi Azalea, apa kamu baik - baik saja?" tanya Paman Pram."Ya Paman, aku baik - baik saja," jawab Azalea dengan pelan."Dengar Azalea anakku, jangan takut! Paman akan menjagamu dan juga Lingga," ucap Paman Pram dengan senyum yang lembut.Azalea tersenyum dan mengangguk."Jika begitu apa yang perlu aku khawati

  • BUNGA ABADI   AKHIR YANG SEDIH

    "Utari, maafkan aku, aku tidak bisa melindungi cinta kita, aku berjanji padamu di kesempatan lain aku akan lebih berani, aku akan menjadi keras dan melindungi cinta kita, aku mencintaimu Utari," ucap Raden Arya tersenyum dan meneteskan air matanya. Wajahnya begitu sendu dan sedih. "Aku juga mencintaimu Raden Arya," jawab Utari dengan tersenyum sendu. "Aku tidak mengertii.. akkuuu.. tidak mengerti...," gumam Raden Admaja kemudian pegangan tangannya terlepas dan Raden Arya bersama dengan Utari jatuh ke dalam jurang. Raden Admaja terus melihat Kakang Masnya yang jatuh bersama dengan cintanya. Raden Arya juga melihat wajah adiknya yang menangis melihat ia jatuh. "Haaahhhh... hahhh.. haahhh.." Lingga bangun dari mimpinya ia begitu terkejut mengingat mimpi yang seolah nyata itu. Jantungnya berdetak tidak beraturan. Lingga mengambil air minum yang ada di mejanya. Ia sudah tahu bahwa itu adalah akhir dari Raden Arya dan Utari, itu tertulis di buku yang ia bac

DMCA.com Protection Status