Share

Bab 6A

Author: AirinNash
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 6.

Hai, Kak jangan lupa subscribe dan like ya 🙏

**

POV RAISA.

"Raisa, kamu jangan kasar sama Liana!" kata Mas Emran tak suka.

Aku mencibirnya. Sekarang terang-terangan dia membela gundiknya.

"Kamu bela dia? Kamu gak suka kalau dia tersakiti?" kataku g e r a m.

"Bukan gitu, Raisa."

"Sekarang kamu jujur aja, Mas. Kamu bisa kan jujur. Nggak perlu ke rumah segala. Apa hubungan kamu sama dia?!" kataku dengan kilatan amarah.

"Raisa. Ini masalah pribadi nggak mungkin kita menceritakannya di Rumah Sakit. Apalagi kita harus menghormati anak kita yang sedang sakit!" Mas Emran berkilah.

Menghormati? Bukankah Rindu sakit juga ulah mereka.

"Kamu menghormati Rindu yang sedang sakit? Kamu tahu nggak apa yang terjadi sama Rindu ini sebenarnya perlu dilaporkan ke pihak yang berwajib. Kamu nggak lihat lebam-lebam di badannya dan juga tiba-tiba dia itu terbentur. Seharusnya sebagai orang tua kamu udah melakukan tindakan tegas. Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu bahkan nggak beritahu aku kalau anak kita itu sakit!" kataku sengit sambil memegang kasar tangan Liana agar dia tak kabur.

"Sayang, Mas tahu kalau salah. Makanya kita jelaskan saja di Rumah."

"Sini kunci rumah!" kataku ke Mas Emran.

Mas Emran menatapku beberapa saat tapi akhirnya dia memberikan juga kunci rumah kepadaku.

"Reyhan. Bunda akan berbicara dengan Ayah. Sebaiknya Reyhan bersama Tante Lastri dulu," kataku lembut ke Reyhan.

Aku tidak ingin anakku diintimidasi oleh siapapun. Jadi lebih bagus bersama Lastri dulu. Kayaknya Reyhan juga belum makan. Aku akan suruh Lastri membeli makanan untuk anakku dan pakaian layak untuknya.

"Reyhan nggak mau, Bunda. Reyhan takut. Reyhan mau sama Bunda aja. Jangan tinggalkan lagi. Aku mau sama Bunda," katanya memelukku.

Aku mengelus kepala anak aku kayaknya Reyhan mengalami trauma besar. Ya Allah, ada benjol di kepala anakku. Dia meringis kesakitan.

"Sayang, ini kenapa?" tanyaku marah. Perilaku apa yang mereka lakukan? Saat ini juga, kupandangi Liana dan Mas Emran sebagai pelaku utama. Reyhan melirik Liana dengan wajah ketakutan.

"Kamu apakan anakku!" kataku mengambil wajah Liana dengan kasar ku cengkram.

"Raisa, kamu jangan kasar gitu!" kata Mas Emran gak terima.

"Kamu marah, aku kasar sama p e r e m p u a n ini. Tapi kamu nggak melakukan apa-apa saat anakku disakiti! Di mana pikiran kamu dan di mana perasaan kamu sebagai seorang laki-laki!" kataku sengit.

"Makanya lebih bagus kita menjelaskan baik-baik. Mas akan menjelaskan baik-baik sama kamu, Raisa," katanya.

"Oke, ini udah sangat keterlaluan buat aku. Aku akan mendengarkan penjelasan kamu tapi di Rumah Pak RT karena ini udah menyangkut kekerasan dan aku nggak mau anakku tersakiti!" kataku lagi dengan amarah memuncak.

"Kenapa harus menjelaskan di rumah Pak RT? Bukankah kita punya rumah, kita menjelaskan di rumah kita saja," Mas Emran berusaha membujuk.

"Kenapa aku harus mendengarkan kamu, Mas? Kamu nggak lihat bagaimana Rindu yang udah berada di ruang ICU dan bagaimana Reyhan yang terlihat kurus dan mengenaskan. Kenapa aku harus percaya sama kamu. Kamu aja gak bisa jagain anakku!"

"Tapi, Ini masalah keluarga kita dan tidak seharusnya orang lain ikut campur dalam masalah keluarga kita. Lebih bagus kamu lepaskan dulu Liana dan kita bicarakan baik-baik di Rumah." Mas Emran masih berupaya merayuku.

"Nggak semudah itu, Mas. Sekarang juga aku akan membawa dia ke kantor polisi. Kau pikir aku bukan perempuan yang kuat. Selama ini aku bekerja di luar negeri mengasuh orang sakit. Bahkan aku menggendong orang sakit itu untuk dimandikan, didudukan ke kursi roda. Pekerjaanku berat tapi aku nggak tahu kalau kamu bahkan nggak perhatian sama anak ku dan entah kamu gunakan untuk apa uang itu yang ku kirimkan ke kamu. Aku nggak pernah main-main dengan ucapanku. Sekarang juga aku nekat akan membawa dia ke kantor Polisi karena sudah menyakiti anakku!" kataku ke Mas Emran.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Suka dengan ketegasan Raisa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 6B

    Aku melirik Liana dengan amarah yang begitu besar. Tatapanku setajam pisau yang baru saja diasah. Liana menelan ludah melihat wajahku dan dia terus saja menarik tangannya agar aku melepaskan. Begitu pula dengan mas Emran yang tidak menyangka kalau aku bisa berbuat seperti ini. Dia tahu bagaimana karakterku yang nekat. Dulu pun aku ke luar negeri karena benar-benar nekat sekaligus ada dorongan dari dia yang terus-menerus untuk mengangkat derajat keluarga kami menjadi lebih baik."Baik, kita bicarakan saja semuanya baik-baik," kata Mas Emran akhirnya.Aku pun kemudian memberikan pengertian ke Reyhan kalau Lastri itu wa-ni-ta baik dan dia temanku. Lastri tidak mencelakakan Reyhan. Aku tahu betul siapa Lastri, keluarganya, tempat tinggalnya, anaknya. Lastri juga membantu ku sejauh ini. Begitupun saat ini Lastri memberikan pengertian ke Reyhan kalau aku harus menyelesaikan masalahku dengan ayah dan juga gundik ayahnya."Sayang, kamu percaya sama Bunda kalau Bunda akan terus di sisi kamu da

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 7A

    BUNDA PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 7.**Jangan Lupa Subscribe ya Kak tersayang ❤️PoV RaisaAku sama sekali tidak terkejut mendengar perkataan Mas Emran yang mengatakan kalau mereka sudah menikah. Aku sudah tahu sebelumnya. Itulah yang menyebabkan diriku gusar ketika bekerja di luar negeri dan ingin segera pulang untuk melihat kondisi anakku.Namun, aku tersentak, Liana hamil. Ah, mereka sudah menikah mungkin terlebih dahulu selingkuh. Jadi wajar wanita di depanku ini hamil. Hal yang tidak ku sukai adalah dia menyiksa anak-anakku, menjadikan Rindu, Di rumah sakit. Sedangkan Reyhan nggak terurus. Bahkan anakku itu juga mengalami kekerasan yang aku belum melihat sendiri apa saja yang sudah dilakukannya ke Reyhan.Mereka peng-khia-nat dan tidak ada tempat untuk seorang pen-ja-hat seperti mereka."Kapan kalian menikah?" tanyaku."Sekitar enam bulan uang lalu, Raisa. Mas minta maaf," kata Mas Emran tertunduk.Aku tahu betul apa yang di katakannya itu palsu. Minta maaf? Kalau aku nggak p

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 7B

    "Astagfirullah, keterlaluan kamu, Mas. Itu uang hasil kerja kerasku. Seenaknya saja kamu gadaikan sesuka hati mu. Di mana pikiran kamu!" sentakku gak terima.Sakit hatiku. Dia melakukan ini sesukanya. Sepertinya pekerjaanku semua sia-sia. Untunglah masih ada tabungan hasil kerja kerasku selama dua tahun tak kuberikan sepenuhnya."Maafkan, Mas, Sayang. Maaf sekali ... Bantu Mas bayar cicilan rumah kita ke Bank ya," katanya memelas.**"Raisa .... Mas Minta maaf. Kita bisa bicara baik-baik," kata Mas Emran mengetuk pintu kamar setelah kami selesai dari Rumah Pak RT.Ternyata masalah kami lebih dari kompleks. Jadi tak bisa selesai sehari juga.Aku sengaja mengunci pintu kamar agar mereka tak menggangguku. Bagaimanapun ini tetap rumahku walau Mas Emran membangunnya atas nama dia. Makanya dia bisa gadaikan surat tanah dari rumah ini. Aku frustasi dengan ke-bo-do-han ku di masa lalu.Gawaiku bergetar dan itu panggilan dari Lastri. Lastri mengajak Reyhan jalan-jalan untuk menyenangkan hati a

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 8A

    BUNDA PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 8**Jangan lupa Subscribe ya Kak sebelum membaca 🙏PoV RaisaAku hendak beranjak meninggalkan Rumah bersama Reyhan dan juga Lastri karena berada lama-lama di sini juga membuat ku pusing. Aku ingin menjaga anakku di Rumah Sakit. Aku juga memikirkan membuat laporan ke Polisi, masalah ini adalah masalah hukum yang harus mereka pertanggungjawabkan."Raisa ... Kamu mau ke mana? Ini udah malam!" kata Mas Emran gak suka."Aku mau ke Rumah Sakit menjaga Rindu. Kamu lupa kalau anak kita sedang koma!" sentakku."Eh, itu. Biasanya kalau malam seperti ini ada perawat yang menjaga ataupun suster. Nanti kalau kenapa-napa mereka akan menghubungi Mas. Raisa, tidur di ruang ICU juga nggak bisa!" Mas Emran berkilah."Itu menandakan kamu sama sekali nggak peduli dengan anak. Aku ingin kamu segera melunasi hutangmu di Bank agar kita bisa cepat menjual rumah ini. Aku pergi dulu," kataku dengan suara pelan dan dingin."Raisa ... Reyhan di rumah saja. Udah malam juga b

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 8B

    "Kamu jangan takut, Nak. Bunda nggak akan diam aja kalau kamu disakiti oleh Ayah dan juga Liana. Bunda akan bertindak. Kita harus sama-sama bertindak agar mereka nggak semena-mena sama kamu. Sama Rindu dan sama Bunda juga," ucapku meyakinkannya."Reyhan dan Rindu sering di p u k u l, di ma-ra-hi, di ma-ki, di je-do-tin ke dinding. Reyhan sering di suruh ke sawah bantu tetangga yang punya sawah. Uangnya diambil Tante Liana. Kalau Reyhan lapor, yang ada Reyhan kena marah. Malam hari Reyhan masih di suruh kerja, cuci piring dan Rindu di suruh masak. Kadang kami di suruh Tante juga ngemis kalau gak ada kerjaan lain," katanya."Astagfirullah," kataku miris.Kupeluk anakku yang pasti menghadapi trauma besar."Sayang, kamu gak kabur?" tanyaku."Kalau ngemis biasanya Tante Liana ikut. Dia memantau. Reyhan gak berani kabur, Bun. Takut, makanya masih bertahan. Kasihan juga Rindu. Kalau Reyhan kabur kata Tante Liana bakal menyiksa Rindu," kata anakku sesenggukan.Aku tidak menyangka Mas Emran di

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 9A

    BUNDA PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 9. **Jangan lupa subscribe dan tinggalkan jejak ya PoV RaisaMas Emran datang tergopoh. Dia memberikan informasi kalau Liana sakit, terjatuh dan keguguran. "Raisa, tolong pinjamkan Mas uang. Kasihan Liana. Dia pendarahan. Bukankah sesama wanita harus saling tolong menolong," katanya memelas dan datang padaku. "Kenapa kamu datang padaku? Kamu harusnya mikir, Mas. Dia itu maduku. Kamu k a w i n diam-diam dan aku gak setuju. Kamu bahkan lebih peduli padanya dari Rindu!" "Raisa, tak baik menyimpan dendam. Liana sakit dan harus segera di tolong!" kata Mas Emran dengan suara cukup keras. "Terus, anakku gak sekolah lagi aku harus diam. Dia di suruh ngemis aku juga harus diam. Kepalanya di pukul dan di benturkan aku juga harus diam!" kataku menatap Mas Emran sengit. "Raisa, kamu dengar itu dari siapa? Pasti Reyhan yang bicara bukan-bukan padamu. Keterlaluan sekali dia berbohong. Kamu jangan percaya padanya!" dusta Mas Emran. Aku mencibir perkataan

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 9B

    "Aku mendukung kamu, Raisa. Perbuatannya udah keterlaluan. Anak-anak kamu pasti mengalami trauma. Aku berharap Rindu segera sembuh, segera sadar. Begitu pula Reyhan bisa ceria seperti dulu lagi karena mereka juga masih anak-anak, masih membutuhkan kasih sayang. Jika mengalami kekerasan, mungkin dampaknya akan panjang, apalagi masalah psikisnya," ucap Lastri mendukungku. "Iya, Lastri. Aku sudah memikirkan semuanya dan aku berharap masalah ini segera selesai. Aku juga nggak mau anak-anak ku mengalami trauma berkepanjangan." Entah kenapa aku ingin mengunjungi Liana. Bukankah dia berada di rumah sakit yang sama dengan Rindu. Tak ada salahnya aku mengunjungi dia. Aku pun meminta Lastri untuk menunggu sebentar di sini. Reyhan di sini saja bersama Lastri. Aku bergegas ke ruangan di mana Liana dirawat. Ku lihat tidak ada Mas Emran di sana. Dia sendirian. Kayaknya dia benar-benar sakit akibat pendarahan. Mungkin benar keguguran. Aku menatap wanita itu lebih dekat. Ada beberapa orang juga y

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 10A

    BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 10.**PoV Raisa.Aku tersentak mendengar pernyataan dokter tentang kondisi Rindu. Aku tidak menyangka kondisi anakku bisa seperti ini. Kenapa Rindu bisa seperti ini? Apa yang terjadi sebenarnya? Siapa yang melakukan tindakan ini kepada dia?Pertanyaan ini bermain-main di kepalaku. Aku nggak terima anakku diperlakukan layaknya bi-na-tang yang tidak berharga. Dia manusia, dia adalah seorang anak kecil yang belum tahu apa-apa. Usianya baru 8 tahun sebentar lagi dia ulang tahun yang ke-9 tahun. Dia masih kecil dan tidak seharusnya menanggung derita yang sebesar ini. Dimana pikiran manusia-manusia yang memanfaatkannya?"Gak mungkin ... Gak mungkin ...." kataku histeris tak terima."Raisa, sabar ...." kudengar suara Lastri yang juga menangis mengatakan hal itu.Bagaimana mungkin aku bisa sabar Kalau kejadiannya begini. Orang lain belum tentu bisa sanggup mengatasi permasalahan yang kualami. Aku rasanya bagaikan ditipu oleh keluarga terdekat. Jauh-jauh

Latest chapter

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 41B

    Dahi Bu Husna berkerut ketika Arjuna mengatakan itu. Arjuna buru-buru mengubah mindset wanita paruh baya itu agar tidak berpikir macam-macam."Begini maksud saya, Bu. Namira beberapa kali main kemari dan juga belajar mengaji saya berpikir ingin Bu Raisa juga bisa mengajarkan anak Saya mengaji di rumah secara privat. Tidak rame-rame jadi ilmunya lebih sampai seperti itu makanya saya bertanya ke Ibu. Apakah dia berkompeten untuk mengajari Namira menurut pendapat Ibu bagaimana?" tanya Arjuna meringis."Oh begitu."Arjuna membuang napas kasar ketika Bu Husna sepertinya tidak salah paham dengan pertanyaan dan ucapannya."Alhamdulillah. Bu Raisa sungguh berkompeten apalagi Namira akrab sama dia. Dia juga suka membuat kue menjualkannya dan sebagian uangnya kadang diberikan kepada anak-anak Panti. Sebagian lagi akan diberikan Bu Raisa kepada putranya yang ada di pondok."Arjuna menganggukkan kepalanya Karena dia sudah tahu kalau Raisa punya anak di pondok pesantren seorang anak laki-laki yang

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 41A

    BUNDA PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 41.**PoV AuthorBerhari-hari Arjuna berpikir terus tentang mimpinya. Bukan cuma sekali saja mimpi itu datang tetapi sampai tiga kali. Dia heran kenapa dia harus bermimpi seperti ini. Pasti ada makna dalam mimpinya.Perasaan Arjuna gelisah. Entah kenapa dia ingin melihat seseorang yang bermain dalam mimpinya. Hari ini akan mengajak anaknya untuk mengunjungi Panti Asuhan. Sekaligus mencari tahu bagaimana perasaannya dan apa yang dirasakannya setelah beberapa kali mimpi seperti ini."Jadi Papa mau nemenin Nami lagi ke panti? Kenapa tiba-tiba Papa jadi suka ke Panti? Biasanya Papa nggak suka Nami sering-sering main ke sana?" tanya Nami penuh selidik."Iya sekarang Papa suka dan senang kamu main di sana. Ternyata di sana banyak memberikan dampak positif untukmu. Kamu jadi sering belajar, kamu jadi rajin mengaji tambah pintar dan tambah semangat," ucap Arjuna ke Namira sekaligus pengacak rambut Putri kecilnya itu."Serius hanya karena itu? Bukan karena

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 40B

    Dia merasa nggak enak anaknya nggak bisa lepas dari Panti dan selalu saja membicarakan Raisa. Apalagi memakan makanan Raisa dan tidak pernah membayar mungkin Raisa merasa di rugikan. Mereka juga kekurangan tapi harus berbagi. "Gak apa, Pak. Saya juga sedekahin. Bagi-bagi, alhamdulillah rezeki selalu lancar. Ada aja yang beli," kata Raisa."Terima kasih, Mbak. Anda sudah baik dengan anak saya," ucap Arjuna. Akhirnya mereka tiba di Panti. Raisa bersama Namira langsung bergandengan tangan masuk ke dalam Panti. Arjuna melihat pemandangan itu. Dia teringat ketika masih ada istrinya. Nami pasti sangat bahagia sekali dengan ibunya kalau masih hidup tapi sekarang dia juga terlihat ceria dengan perempuan bernama Raisa.Teringat perkataan Faisal kalau Raisa memiliki masa lalu yang kelam. Terpaksa datang kemari untuk melupakan anaknya yang menjadi korban kekerasan oleh suami dan selingkuhan suaminya.Arjuna memperhatikan kegiatan mereka seakan-akan dia nggak ada pekerjaan. Dia sudah menangguhk

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 40A

    BUNDA PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 40.**POV AUTHORRaisa sengaja datang ke pondok pesantren untuk mengunjungi anaknya. Dia juga membawakan makanan buat anaknya. Reyhan pasti senang dengan masakan yang dimasaknya.Raisa juga akan bercerita ke anaknya kalau dia sekarang sudah tinggal di Panti, sesekali hanya ke rumah sewa mereka karena memang belum habis sewanya. Nanti sewanya mungkin tidak akan dilanjutkan lagi. Raisa betah tinggal di sana. Dia merasa tidak sendirian lagi. Ada banyak orang yang menghiburnya. Ada anak-anak yang menyenangkan hatinya."Bunda ..."Reyhan menggunakan kopiahnya dan pakaian khas santri berjalan ke arah Raisa sambil tersenyum. Raisa juga mengulas senyum semringah menatap anaknya. Anaknya sudah semakin segar saja tidak seperti dulu yang terlihat layu ketika mereka menghadapi banyak masalah dan persoalan.Anaknya terlihat bahagia tinggal di pondok pesantren yang memang harganya cukup mahal. Tidak mengapa buat Raisa, dia akan bekerja keras dan menyisihkan tab

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 39B

    Faisal juga merasa nggak enak kenapa dia tiba-tiba jadi menceritakan masalah Raisa. Tapi memang itu apa adanya. Bosnya bertanya dan dia menceritakan secara gamblang saja. Sebenarnya Faisal juga males mau bercerita. Namun memang Raisa cukup akrab dengan anaknya. Faisal terbersit rasa tidak suka juga. Faisal juga nggak bisa memaksa hati Raisa untuk bisa menerimanya semuanya. Butuh waktu dan proses."Astaga saya sama sekali menyangka kalau ini yang terjadi dengan dia.""Begitulah, Pak, ceritanya. Tapi tolong jangan katakan ini ke Raisa dari saya karena dia pasti akan marah sekali kalau saya cerita masa lalunya. Dia kemari untuk melupakan segalanya. Tolong jangan buka luka lamanya lagi.""Iya tentu saja aku tidak akan bercerita secara gamblang ke dia. Tapi saya heran kenapa tiba-tiba dia ada di daerah ini. Kenapa bisa terpikir kemari? Mungkin dia punya saudara di sini?" tanya Arjuna."Saya nggak tahu dia punya saudara atau tidak. Saya juga nggak tahu kenapa dia tiba-tiba bisa bekerja di P

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 39A

    BUNDA PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 39.**PoV Author.Arjuna tidak konsentrasi bekerja seharian ini berpikir tentang ucapan Nami yang menjodohkannya dengan Raisa. Padahal selama ini anaknya itu tidak pernah menyukai siapapun wanita yang akan dijadikan mamanya. Tapi entah kenapa dengan Raisa tiba-tiba Nami klik saja dan ingin dijadikan mamanya.Selama ini ibu kandung Arjuna, Bu Ani, dia yang paling sering menjodohkan Arjuna dengan perempuan-perempuan pilihannya. Apalagi mamanya itu kan wanita sosialita. Jadi selalu saja mencari wanita yang akan dijodohkan dengan Arjuna. Walaupun putranya itu belum siap untuk menikah lagi.Arjuna adalah lelaki sibuk, ketika istrinya meninggal beberapa tahun yang lalu karena sakit. Arjuna memang belum membuka diri. Saat itu Namira masih kecil sudah kehilangan ibunya tetapi Arjuna jadi garda terdepan untuk mengasuh anaknya dibantu juga dengan mamanya dan pengasuh Namira. Walau terkadang sering lalai juga karena kesibukan di Kantor, tapi, Namira tidak pe

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 38B

    "Untuk apa kita harus selalu bertemu. Kita tidak punya hubungan apa-apa. Kita memang saling mengenal tapi hubungan kita tidak lebih dari memang saling mengenal. Tolong permasalahan dulu jangan kamu ungkit. Dulu aku memang menyukaimu tapi itu dulu. Sekarang semuanya udah berubah. Aku sudah mengubur segalanya. Aku juga tidak ingin menjalin hubungan dengan laki-laki manapun sekarang jadi tolong hormati dan hargai Aku!" kata Raisa serius. Raisa berlalu darinya. Faisal seakan-akan belum mengerti juga dengan ucapan yang keluar dari bibir Raisa. Dia terus berjalan di samping sang wanita mengejar langkahnya. "Raisa. Aku mengerti perasaanmu. Aku tahu kamu marah sekali. Baiklah mungkin kamu butuh waktu. Tapi kita masih bisa tetap berteman, 'kan?" "Untuk berteman sudah pasti kita memang masih tetap berteman tetapi tolong jangan meminta yang lebih. Aku meminta kamu menghargai perasaanku." "Ya, Aku akan terus menunggumu Raisa semoga hati kamu tidak terpaut ke laki-laki lain." Tidak mengurus p

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 38A

    BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 38.**PoV Author Terpaksa Raisa ikut naik mobil dengan Arjuna dan juga anaknya, Namira. Ketika berada di mobil lelaki itu, Raisa merasa nggak nyaman sama sekali. Dia ingin bersama dengan yang lainnya naik bus saja. Mau bagaimana lagi. Nami selalu memaksa agar dia ikut bersama dalam mobil Papanya. Nami terlihat ceria. Beberapa kali dia bersandar di lengan Raisa dia juga menunjukkan foto-foto liburannya ke Raisa melalui ponsel Papanya. Raisa bersama Nami duduk di belakang sementara Arjuna dengan Faisal duduk di depan. rasa nggak nyaman itu terasa juga ketika Faisal beberapa kali melihat lewat kaca spion ke arah Raisa. Raisa benar-benar tidak menyukai Faisal. Faisal memaksa Raisa harus menerimanya lagi. Tapi, tidak masalah untuk sebuah persahabatan bukan untuk persoalan asmara sebab masa lalunya dengan Faisal sudah selesai. Dia tidak ingin menambah beban pikiran lagi. Raisa ingin melupakan semuanya tentang Faisal di masa lalu. Kematian Rindu mem

  • BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH   Bab 37B

    "Raisa ... tidak menyangka aku menemukan kamu lagi." "Mas, kamu kok ada di sini?" tanya Raisa bingung. "Aku diterima bekerja sebagai sopir pribadi Pak Arjuna." "Bukannya kamu kerja di desa?" tanya Raisa heran. "Ya, sebelumnya aku bekerja di desa tetapi ketika kamu pergi aku merasa hampa. Apalagi ada lowongan pekerjaan dan aku nekat saja pergi ke kota. Tak sangka bisa bekerja dengan Pak Arjuna dan akhirnya kita bertemu. Bagaimana kabar kamu, Raisa? Apakah baik-baik saja? Sekarang di mana anak kamu? Apakah dia sudah masuk pesantren? Masuk sekolah seperti yang kamu katakan?" tanya Faisal dengan banyak pertanyaan yang membuat Raisa pusing menjawabnya. "Iya, aku baik aja dan sekarang Reyhan sudah sekolah kembali. Aku menjadi jauh lebih tenang." "Syukurlah, Raisa. Sebagai orang tua kamu sudah menjalankan peran orang tua yang baik." "Siapa bilang aku sudah menjadi orang tua yang baik. Aku kehilangan putriku dan aku harus menerima semua ini. Ini semua luka yang harus dikubur dalam-dala

DMCA.com Protection Status