Share

Bab 14

Penulis: Miss Kay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 23:20:29
“Mau kemana hari ini?” tanya Yoona sambil mengaduk jusnya.

Raydan menyeka mulutnya dengan napkin dan menjawab, “Kau ingin jalan-jalan hari ini? Kebetulan aku ambil cuti.”

Yoona terkejut. “Benarkah? Kita jarang punya waktu bersama, tapi... aku sudah berencana ke kampus untuk mengurus tugas.”

“Tenang saja, aku sudah menghubungi kepala kampusmu agar memberikan kamu cuti.”

“Kepala kampus? Hem, benarkah?” Yoona bertanya, kaget dengan pernyataan suaminya.

“Ya, aku minta izin untuk kamu. Jadi bersiap-siaplah. Aku tunggu di mobil,” jawab Raydan dengan datar, lalu beranjak dari meja makan.

Yoona memandangi punggung Raydan yang sudah menuju pintu. 'Kenapa dia jadi begitu baik?' ucapnya dalam hati, merasa bingung sekaligus bahagia.

Di luar, Raydan menunggu dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. “Ayo kita berangkat?”

“Siap!” jawab Yoona, merasa excited. Mereka melewati berbagai tempat yang biasa mereka lewati, tetapi hari itu terasa berbeda.

“Sepertinya ki
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 15

    Di dalam kamar hotel yang sunyi, Raydan membayangi wajah istrinya, Yoona, dengan wajah bersedih dengan cahaya redup, Raydan tidak bisa menahan perasaannya lagi. Yoona begitu nyata ada dihadapannya. "Yoona," sebutnya lembut, sambil menggenggam gelas wine di tangannya. "Bagaimana aku harus mengakhiri pernikahan ini? Wajahmu selalu bersedih." "Aku... aku tidak ingin kamu merasa terbebani dengan semua ini." Raydan menggelengkan kepala. "Tapi aku merasa aku tidak bisa membuatmu bahagia. Melihatmu selalu murung, hatiku hancur." "Apakah ini semua salahku?” Raydan melanjutkan. “Aku merasa seperti suami yang tak tahu diri. Aku ingin kau bahagia, Yoona. Bahagia tanpa diriku.” “Raydan, kenapa kamu harus berpikir begitu? Mungkin kau hanya butuh waktu. Hanya butuh waktu untuk bisa merasakan kebahagiaan lagi.” “Tidak, Yoona. Ini bukan hanya soal waktu. Ini tentang kita,” jawab Raydan, suaranya mulai bergetar. “Aku merasa seolah kita terjebak dalam dunia yang tidak kita inginkan. Kita h

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 16

    Esoknya, Raydan kembali ke Korea dengan Mia yang selalu menempel kepadanya. "Nanti temani aku ke butik, bisakan?" tanya Mia sambil tersenyum ceria. "Maaf, Mia. Aku harus pulang. Istriku sudah menungguku. Tak enak kalau kita bepergian berdua saja." "Tapi Raydan, kita belum punya waktu untuk bersenang-senang! Kita sudah berencana ini sejak lama." "Ya, aku tahu. Tapi ada hal-hal yang lebih penting," jawab Raydan, mengalihkan pandangannya. "Apakah kamu sudah mencintainya? Sepanjang waktu kita bersama, aku merasa kamu sudah mencintainya dibandingkan aku yang sudah menunggumu begitu lama." “Dia istriku dan aku tidak merasa memintamu menungguku. Kau akan diantarkan asistenku," jawab Raydan tegas. Asisten Park muncul dari belakang mereka. “Maaf, Ketua Han sudah lama menunggu," ucap Park dengan sopan. Mia menatap Raydan dengan tajam. "Kau benar-benar kejam, Raydan! Aku pikir kita memiliki sesuatu yang spesial." "Maaf, Mia. Aku tidak ingin kau salah paham, tapi aku harus mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 17

    Setelah pulang dari rumah sakit, Raydan merasa lega karena bisa bersantai di apartemen. "Aku akan merawatmu dengan baik, Raydan." "Terima kasih, Yoona. Maaf merepotkanmu." "Kau bicara apa, jangan sungkan aku ini istrimu," ucap Yoona lembut. Tiba-tiba, bunyi bel pintu apartemen Raydan bunyi. Mia muncul di depan pintu apartemen dengan wajah marah. "Kenapa dia tahu alamat apartemenmu. Bukannya kamu baru pindah." "Aku tidak tahu, mungkin Park yang memberitahukannya." Setelah dibukanya pintu apartemen Mia menerobos masuk kedalam. "Kamu tidak bisa mempermainkan aku seperti ini, Raydan! Aku tidak akan membiarkanmu!" "Nona Mia, berhenti dengan omong kosongmu! Kamu sudah mengganggu hidup kami!" "Kamu tidak pantas memiliki Raydan! Aku yang seharusnya bersamanya!" "Mia, cukup! Aku sudah memilih Yoona sebagai istriku, aku tidak pernah menaruh rasa kepadamu. Siapa kau berani mengancamku!" bentak Raydan. "Kau keterlaluan Raydan!" Mia menjadi tidak terkendali dan memecahkan gu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 18

    "Kau sudah gila. Aku tidak pernah mencintaimu, Mia. Kita ini hanya teman," kata Raydan dengan nada sinis. Suaran jantung Mia berdebar. Dia merasa kalimat itu menyakitkan, tapi dia berusaha tenang. "Aku menghormati ayahmu," lanjut Raydan. "Tapi jangan kau manfaatkan rasa hormatku." Mia berpaling, merasa malu dengan perkataan Raydan. Lalu Mia menatap Raydan dengan mata yang penuh pertanyaan. "Lalu kenapa selama ini kau mau jalan denganku, Raydan?" tanyanya, suaranya bergetar. Dia merasa campur aduk antara marah dan sedih. "Aku kasihan denganmu," jawab Raydan. "Perdana menteri, ayahmu selalu memaksaku agar menemanimu. Dia bilang, jaga Mia, dia butuh teman." Mia terkejut. "Jadi, semua ini hanya karena rasa kasihanmu? Aku bukan orang yang butuh belas kasih! Aku juga punya perasaan!" Dia berusaha menahan air mata, tapi tidak bisa. "Meskipun aku belum mencintai Yoona, tapi dia wanita yang cocok untuk berdamping denganku. Dia kuat, berani, dan tidak seperti kamu yang selalu b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 19

    Malam itu gelap dan sunyi, hanya suara desau angin yang terdengar. Mia berdiri di depan layar komputernya, matanya menyala dengan rencana yang telah ia susun. Dalam pikirannya, satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian Raydan adalah membuat Yoona menghilang. “Apakah kamu sudah siap?” tanya Daniel, teman Mia yang terjebak dalam rencananya. Gerakannya canggung, tapi ia merasa terikat untuk membantu Mia. “Ayo, Daniel. Ini kesempatan kita. Kita hanya perlu menculik Yoona sejenak,” jawab Mia penuh semangat. Mia dan Daniel menunggu di pinggir jalan di dekat kampus. Beberapa saat kemudian, Yoona keluar dari kampusnya. Ia tampak senang, berbicara dengan beberapa siswa yang melambaikan tangan padanya. Namun, tanpa dia ketahui, seseorang sedang mengintainya. “Dia sudah keluar,” bisik Daniel. “Apa kita benar-benar akan melakukannya?” “Ya, kita harus cepat. Siapkan anak buahmu kita tidak punya waktu," jawab Mia, seraya menggigit bibirnya. “Jangan mundur sekarang.” Anak buah D

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 20

    Raydan duduk di ruang kerjanya terlihat serius. Di atas meja kayunya, tumpukan berkas berbunyi dan kertas tergelar tidak teratur. Sebagai hakim ketua termuda yang disegani di Korsel, pikiran Raydan saat ini terjebak dalam masalah pribadi yang rumit. Ia menarik napas dalam-dalam dan mengangkat teleponnya. Hari ini ia ingin konsultasi tentang perceraian yang entah akanbia jalani atau tidak kepada Yoona, istrinya. 'Selamat pagi, Hakim Han.' Suara pengacara, Pak Lee, terdengar dari telepon. 'Apa kabar?' 'Selamat pagi, Pak Lee. Kabar baik tapi saya merasa sedikit bingung dan tertekan akhir-akhir ini,' jawab Raydan. 'Saya perlu berbicara tentang perceraian. Saya ingin saran dari Anda.' 'Saya mengerti. Meninggalkan seseorang yang kita cintai adalah keputusan yang sulit. Kenapa anda mempertanyakan perceraian ini kalau hubungan baik saja baru dimulai.' Raydan terdiam sejenak. Kenangan indah bersama Yoona muncul dalam pikirannya. Dia menginginkan kebahagiaan, tetapi seiring waktu, per

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 21

    Yoona merintih kesakitan saat merasakan tamparan keras yang dilakukan oleh Mia. Wajahnya terlihat lebam dan luka di bibirnya, namun dia tetap berusaha bertahan dalam keadaan lemas dan terikat di bangku yang dingin. Suasana ruangan gelap terasa semakin menakutkan saat pintu terbuka dan Mia masuk bersama temannya Daniel. Mata Mia bersinar penuh kekejaman saat melihat Yoona yang terkulai lemah di depannya. “Wah… wah, kau itu kuat sekali ternyata masih hidup,” goda Mia dengan nada sinis. “Tapi tenang saja, sepertinya Raydan tidak akan menyelamatkanmu. Sampai sekarang dia tak menolongmu. Itu bukti bahwa dia tidak perduli dengan hilangnya kamu. Menyedihkan sekali, bukan?” Yoona hanya bisa menatap Mia dengan tatapan tajam meski wajahnya terlihat memerah akibat rasa malu dan marah yang bergelora di dalam hatinya. Dia tahu bahwa Raydan bukan orang seperti itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 22

    Berita menggemparkan tentang penculikan istri dari Hakim Ketua Han menjadi sorotan utama di jagat maya. Yang membuatnya semakin menarik adalah identitas penculik yang ternyata adalah anak dari seorang perdana menteri. Berita ini menjadi topik yang hangat diperbincangkan oleh netizen di media sosial. Perdana Menteri, yang merasa malu dan marah atas perilaku anaknya, memutuskan untuk menangani masalah ini dengan serius. Dia segera menuju kantor polisi setempat untuk membicarakan masalah ini bersama asistennya. Di sana, dia bertemu dengan kepala polisi. Dia meminta untuk membantunya dalam menyelesaikan masalah ini. Dia juga meminta agar seorang pengacara hadir untuk memberikan perlindungan hukum. "Kelakuan anak itu sudah kelewat batas karena obsesinya. Anak bodoh itu sudah mencoreng nama baikku," ucap Perdana Menteri dengan suara penuh emosi. Kepala Polisi Kwang mencoba menenangkan Perdana Menteri. "Bagaimana kalau anda menghubungi Hakim Ketua Han agar menarik kembali tuntutannya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15

Bab terbaru

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 73

    Raydan Han, mantan seorang hakimketua yang snagat terkenal di korea. Pria sukses yang telah berusia lanjut, duduk di kepala meja makan bersama keluarga besarnya. Dia tersenyum bahagia melihat anak, menantu dan cucunya berbicara dan tertawa bersama. "Aku sangat bersyukur bisa memiliki keluarga yang bahagia dan sukses seperti ini. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku bisa mencapai usia seperti ini dan masih bisa beraktifitas memegang perusahaan." Yoona Ri, istri Han, tersenyum dan memegang tangan suaminya. "Kamu telah melakukan yang terbaik, Han. Kamu telah membangun perusahaan yang sukses dan memiliki keluarga yang bahagia. Aku sangat bangga dengan kamu." Mereka semua menikmati makan malam bersama, berbicara dan tertawa bersama. "Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah mendukung aku selama ini. Aku tidak bisa melakukan semua ini tanpa bantuan kalian semua." Semua orang di meja makan mengangguk dan tersenyum, menunjukkan rasa hormat dan penghargaan me

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 72

    Perjalanan bulan madu mereka di Rusia sangatlah indah dan penuh kenangan. Mereka berdua menikmati setiap momen bersama, dari mengunjungi tempat-tempat wisata hingga menikmati keintiman mereka. Cinta mereka semakin kuat dan dalam setiap hari, dan mereka berdua tahu bahwa cinta mereka akan bertahan selamanya. Mereka berdua sangat bahagia dan puas dengan kehidupan mereka bersama. Sementara itu, Stevani dan Crush juga sangat bahagia bermain bersama. Mereka berdua seperti saudara yang terpisah, dan mereka sangat menyukai kebersamaan mereka. *** Stevani berlari ke arah Scot dan Preya dengan senyum lebar. "Ayah! Ibu! Selamat datang kembali!" Scot memeluk Stevani dengan h

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 71

    Setelah tiba di Korea, Scot langsung melamar Preya dengan cincin yang indah dan lamaran yang romantis. Preya terkejut dan tersenyum, lalu menerima lamaran Scot. keluarga Preya pun menerima Scot dengan baik. Seminggu kemudian, mereka menikah dalam sebuah upacara yang indah dan romantis. Banyak tamu yang hadir, termasuk Maria dan Park, yang datang dari Dubai untuk merayakan hari bahagia Scot dan Preya. Raydan dan Yoona juga datang, mereka membawa hadiah yang indah dan menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan baru itu. Rayno dan Bella juga datang bersama anaknya, Crush, yang gendut dan lucu. Crush yang berusia tiga tahun itu, langsung berlari ke arah Stevani dan memeluknya. "Kakak Stevani!" teriak Crush dengan suara yang kencang. Stevani tersenyum dan memeluk Crush. "Adik Crush! Aku

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 70

    Pagi harinya, Stevani memanggil-manggil ayahnya dengan suara yang keras sambil mengetuk-ngetuk pintu. "Ayah! Ayah!" Scot yang masih berbaring di tempat tidur, berpelukan dengan Preya dan selimut yang masih menutupi tubuhnya, tersentak kaget karena kesiangan. Dia membuka mata dan melihat jam di atas meja, lalu dia terkejut karena sudah terlambat. "Ahh, kita kesiangan!" Scot berkata dengan suara yang panik, sambil melempar selimut ke samping dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. Preya juga terbangun dan memandang Scot dengan senyum. "Pagi, Scot. Kita hanya kesiangan?" Scot mengangguk dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. "Ya, jangan terlambat. Kita harus pergi sekarang dan menikmati hari bersama Stevani!" Stevani masih memanggil-manggil ayahnya dari luar kamar. "Ayah! Ayah! Ayo kita sarapan! Kita bisa telati ke taman nasional Hulhumale!"

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 69

    Scot dan Preya berjalan di pantai, menikmati pemandangan laut yang indah dan angin yang sejuk. Stevani berlari di depan mereka, bermain dengan pasir dan air laut. Scot memandang Preya dengan senyum dan membalas. "Aku senang bisa membuat Stevani bahagia," katanya. Preya tersenyum dan membalas. "Aku juga senang, Scot. Stevani sangat menyenangkan dan aku senang bisa menjadi bagian dari hidup kalian." Scot memandang Preya dengan lebih serius dan berkata. "Aku juga senang kamu bisa menjadi bagian dari hidup Stevani, Preya. Kamu sangat baik dengan dia dan aku senang bisa melihatnya." Preya tersenyum menatap Scot. "Terima kasih, Scot. Aku senang bisa membantu dan menjadi bagian dari hidup Stevani." Scot memandang Preya dengan lebih dalam. "Aku rasa aku mulai menyukaimu, Preya. Kamu sangat berbeda dan aku senang bisa memiliki kamu di sampingku." Preya terkejut dan tidak siap untuk mendengar ungkapan cinta Scot. Dia memandang Scot dengan mata yang lebar dan tidak bisa mengucapkan ap

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 68

    Maria tersenyum dan menutup teleponnya, merasa lega setelah berbicara dengan Stevani. Park, yang duduk di sebelahnya, memperhatikan ekspresi wajah Maria dan bertanya. "Bagaimana kabar Stevani?" tanya Park dengan senyum. Maria tersenyum dan membalas. "Dia baik, dia akan pergi ke Maladewa bersama Scot dan Aunty Preya katanya." Park mengangguk dan bertanya lagi. "Bagaimana dengan Scot dan Preya? Apakah mereka sudah...?" Maria memperhatikan pertanyaan Park dan tersenyum. "Aku tidak tahu, Park. Aku pikir mereka masih dalam proses mengenal satu sama lain. Tapi aku senang melihat mereka dekat dengan Stevani." Park mengangguk dan membalas. "Ya, aku juga senang melihat mereka dekat dengan Stevani. Tapi aku juga penasaran, apakah Scot sudah memiliki perasaan yang lebih dalam terhadap Preya?" Maria tersenyum dan berkata. "Aku tidak tahu, Park. Tapi aku pikir kita harus menunggu dan melihat bagaimana hubungan mereka berkembang." Park, suami Maria, tersenyum dan memandang ke arah jend

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 67

    Scot mengajak Preya makan siang di sebuah restoran yang elegan. Mereka duduk di meja yang nyaman, menikmati pemandangan kota yang indah. Saat mereka makan, banyak orang yang melihat mereka dan berpikir bahwa mereka adalah pasangan suami istri. Mereka terlihat sangat nyaman dan akrab, seperti pasangan yang telah bersama selama bertahun-tahun. Scot dan Preya tidak memperhatikan orang-orang yang melihat mereka, mereka terlalu sibuk menikmati makan siang dan berbicara tentang berbagai hal. "Aku sangat senang kamu bisa mengajar Stevani tentang fotografi," kata Scot dengan senyum. "Dia sangat menyukainya." Preya tersenyum dan membalas. "Aku juga sangat senang bisa membantu Stevani. Dia sangat berbakat dan memiliki semangat yang besar." Mereka terus berbicara dan menikmati makan siang, tidak memperhatikan orang-orang yang melihat mereka dengan rasa penasaran. Preya memandang Scot dengan senyum dan berkata, "Scot, aku ingin berbagi sesuatu denganmu. Aku telah memutuskan untuk pergi

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 66

    Scot terus berbicara dengan Maria, membicarakan tentang kabar Stevani dan rencana mereka untuk masa depan. Mereka berbicara dengan santai dan nyaman, seperti biasa. Setelah beberapa lama berbicara, Scot dan Maria memutuskan untuk mengakhiri panggilan telepon. Scot merasa lega karena bisa berbicara dengan Maria dan memastikan bahwa Stevani baik-baik saja. Scot kemudian berjalan ke kamar tidurnya, merasa lelah setelah hari yang panjang. Dia berbaring di tempat tidur dan memikirkan tentang rencana masa depannya dengan Preya dan Stevani. Dia merasa bahwa dia telah menemukan kebahagiaan lagi, dan dia ingin memastikan bahwa Preya dan Stevani juga merasa bahagia. Scot tersenyum dan memejamkan mata, merasa lega dan bahagia. Esoknya... Scot mengajak Stevani ke sekolah fotografi milik Preya. Stevani sangat bersemangat karena dia ingin belajar fotografi dari Preya. "Aku senang sekali, Ayah!" kata Stevani dengan mata yang berbinar. "Aku ingin belajar fotografi dari Aunty Preya!" Scot

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 65

    Dariell berjalan menuju ruang makan, ingin melaporkan hasil meetingnya dengan Aiden Group kepada Scot. Namun, saat dia melihat ke dalam ruang makan, dia tertahan sejenak. Scot sedang tertawa bersama Preya, dan suasana di ruang makan terlihat sangat hangat dan nyaman. Dariell tidak bisa tidak merasa senang melihat tuannya tidak kesepian lagi. "Ah, Tuan Scot terlihat sangat bahagia," pikir Dariell, dengan senyum di wajahnya. Dariell memutuskan untuk tidak mengganggu Scot dan Preya, dan memilih untuk menunggu sampai mereka selesai makan malam. Dia berharap bahwa Scot akan lebih bahagia dan santai setelah bertemu dengan Preya. Setelah selesai makan malam mereka kembali ke ruang keluarga. Preya bertanya kepada Scot dengan penasaran, "Scot, aku ingin bertanya, kenapa Stevani tidak belajar saja di sekolah ku? Aku memiliki sekolah anak-anak khusus fotografer, dan aku pikir Stevani akan sangat menyukainya." Scot terlihat terkejut dengan pertanyaan Preya, tapi kemudian dia tersenyum. "

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status