Share

Bab 8

Penulis: Miss Kay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-11 20:11:07

Sore hari, Bibi Hye Ri datang menjenguk Yoona di rumah sakit menjadi sebuah momen yang penuh kekhawatiran dengan ekpresi wajah yang cemas.

"Bagaimana keadaanmu, Yoona? Apa yang terjadi sampai kau bisa kecelakaan begini?" tanya Bibi Hye Ri dengan khawatir.

Yoona mencoba menenangkan bibinya. "Aku baik-baik saja, bibi. Ini murni kecelakaan karena aku yang kurang hati-hati."

Namun Bibi Hye Ri tak percaya begitu saja. "Hey Raydan, kau bagaimana bisa kecolongan? Keponakanku ini sangat berharga bagi keluarga kami."

Raydan akhirnya angkat bicara. "Aku memang kurang hati-hati, Bibi. Aku berjanji akan lebih berhati-hati lagi di masa depan."

Bibi Hye Ri masih terlihat kesal. "Yoona, sayang. Bagaimana bisa suamimu sibuk berkencan dengan wanita lain sementara kau di sini terluka parah?"

"Bibi, itu semua tidak benar. Raydan adalah suami yang baik dan setia padaku. Semua ini hanya kecelakaan biasa saja."

Bibi Hye Ri hanya menggelengkan kepala. "Kau selalu membelanya, Yoona. Tapi Bibimu ini
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 9

    Kabar serangan yang dilakukan di rumah Ketua Hakim Muda Raydan Han tersebar luas dan memunculkan kekacauan di seluruh negeri. Pelaku serangan yang tak dikenal melakukan aksi kekerasan di rumah Raydan Han, melemparkan bom molotov dan meninggalkan jejak yang membuat pihak berwenang bingung. Sebagai seorang hakim muda yang ambisius dan berani, Rayan Han dipandang sebagai sosok yang tegas dan adil dalam menjalankan tugasnya. Namun, serangan yang terjadi di rumahnya membuatnya merasa terancam dan khawatir akan keselamatan dirinya dan keluarganya. "Kabar ini sungguh mengkhawatirkan, siapa dan mengapa melakukan serangan ini," ujar Raydan kepada asisten Park. ketika mereka sedang berdiskusi di ruangannya yang dihiasi dengan lukisan-lukisan tua dan buku-buku hukum. "Apakah ada kemungkinan ini terkait dengan kasus-kasus yang saat ini tengah kita tangani, Park?" tanya Raydan sambil memandang asisten setianya dengan serius. "Ada beberapa orang yang saya curigai, salah satunya adalah keluarga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 10

    Pagi tiba, Raydan sudah rapi dengan setelan jasnya. Matanya menatap ke arah kamarnya Yoona, namun tidak ada tanda-tanda kehadiran wanita tersebut. Ada asisten Park yang menunggu di ruang tamu, menunggu kedatangan Raydan Han. "Dimana Yoona?" tanya Raydan Han dengan sedikit kebingungan. "Nyonya Yoona tadi hanya membuka pintu untuk saya masuk, tapi setelah itu dia masuk kembali ke kamarnya," jawab asisten Park. Raydan Han mengangguk, lalu berjalan ke meja makan. Matanya menyipit saat melihat bahwa tidak ada sarapan yang disiapkan oleh Yoona. 'Apa dia marah karena ucapan ku semalam?' ucap Raydan Han dalam hati. Dengan perasaan cemas, Raydan memandang pintu kamar Yoona. Namun tiba-tiba asisten Park berkata. "Sudah saatnya anda ke kantor Ketua, karena hari ini anda ada sidang." "Ya, ayo berangkat," jawab Raydan sambil mengurungkan niatnya untuk melihat Yoona di dalam kamarnya. Mereka berdua pun berangkat ke kantor. Selama perjalanan, Raydan merenungkan sikap Yoona. Setelah sampai di k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 11

    Langit kembali memperlihatkan sinarnya yang terang cerah dan segar. Raydan Han duduk di samping tempat tidur Yoona setelah mengantarnya ke toilet. "Kau tidak pergi ke kantor?" "Istriku sedang sakit jadi aku harus menjaganya dan hari ini libur," ucap Raydan dengan suara pelan.Yoona yang terbaring lemah di atas tempat tidur mengangguk pelan, dengan wajah bersemu merah. "Tapi aku sudah lebih baik, bisakah kita pulang saja?" tanya Yoona dengan suara lembut. "Besok baru boleh pulang, darahmu juga rendah. Kenapa kamu tak sayang tubuhmu?" omel Raydan sambil mengupas buah jeruk kesukaan Yoona. "Maaf," ucap Yoona sambil tersenyum lemah. Aku hanya ingin segera pulang tak ingin merepotkanmu." Krak! Tiba-tiba, pintu ruang perawatan terbuka dan seorang pria muda yang berseragam dokter tampak masuk dengan santai. Dokter tersebut adalah Devan Kim, seorang dokter muda yang baru saja bergabung di rumah sakit tersebut. Meskipun baru bekerja sebentar, Devan Kim sudah dikenal sebagai dokter yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 12

    Setelah menyelesaikan semua administrasi di rumah sakit Raydan dan Yoona berjalan ke parkiran menuju mobil. Di dalam mobil, Raydan dan Yoona duduk berdampingan tetapi atmosfer di dalam mobil terasa hening. Raydan hanya diam tanpa mengajak bicara Yoona, sementara Yoona sibuk melihat ponselnya. "Raydan, besok ada undangan pernikahan temanku. Bisakah kau menemaniku?" tanya Yoona dengan lembut. Raydan sejenak terdiam sebelum akhirnya menjawab. "Besok aku ada sidang. Kau bisa diantar pengawal." "Tapi mereka juga mengundangmu. Orangtuanya teman Appaku," ucap Yoona mencoba meyakinkan Raydan Han. Raydan Han tidak menjawab. Sebaliknya, ia malah mengangkat telepon dari asisten park. 'Ya, bicaralah Park,' jawab Raydan sambil mendengarkan Park berbicara. 'Ketua hakim, semua berkas kasus Kang Min sudah lengkap. Saya letakkan diruangan anda. Besok sidang pertama,' ucap Park. 'Baiklah, besok datang lebih pagi sebelum memulai sidang,' ucap Raydan Han sebelum menutup panggilan. "Yoona,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 13

    "Selamat datang, Yoona. Terima kasih sudah datang," ucap Sora, sang pengantin. "Ya, kau juga selamat atas pernikahanmu. Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu," balas Yoona sambil tersenyum manis. “Dimana ketua han? Aku tidak melihat dia bersamamu," tanya Sora penasaran. "Suamiku ada jadwal sidang hari ini. Sepertinya dia akan menyusulku setelah selesai sidang," jawab Yoona sambil melirik ke arah pintu. "Ah, begitu ya. Ya sudah, kalau begitu melihatmu bisa datang saja sudah membuatku bahagia," ucap Sora tulus. Mereka berdua pun tertawa bersama sambil mengobrol ringan. Dan banyaknya tamu undangan yang mulai memadati acara pesta pernikahan itu. Pesta pernikahan Sora dan Jay berlangsung begitu meriah. Berbagai macam hidangan disajikan di meja makan, tamu-tamu berbaur dan bersenang-senang, serta musik yang mengalun merdu mengiringi acara tersebut. Tak lama kemudian, suara bisik-bisik tamu dan bidikan kamera terarah kepada sosok yang baru saja datang memasuki ruangan. S

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 14

    “Mau kemana hari ini?” tanya Yoona sambil mengaduk jusnya. Raydan menyeka mulutnya dengan napkin dan menjawab, “Kau ingin jalan-jalan hari ini? Kebetulan aku ambil cuti.” Yoona terkejut. “Benarkah? Kita jarang punya waktu bersama, tapi... aku sudah berencana ke kampus untuk mengurus tugas.” “Tenang saja, aku sudah menghubungi kepala kampusmu agar memberikan kamu cuti.” “Kepala kampus? Hem, benarkah?” Yoona bertanya, kaget dengan pernyataan suaminya. “Ya, aku minta izin untuk kamu. Jadi bersiap-siaplah. Aku tunggu di mobil,” jawab Raydan dengan datar, lalu beranjak dari meja makan. Yoona memandangi punggung Raydan yang sudah menuju pintu. 'Kenapa dia jadi begitu baik?' ucapnya dalam hati, merasa bingung sekaligus bahagia. Di luar, Raydan menunggu dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. “Ayo kita berangkat?” “Siap!” jawab Yoona, merasa excited. Mereka melewati berbagai tempat yang biasa mereka lewati, tetapi hari itu terasa berbeda. “Sepertinya ki

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 15

    Di dalam kamar hotel yang sunyi, Raydan membayangi wajah istrinya, Yoona, dengan wajah bersedih dengan cahaya redup, Raydan tidak bisa menahan perasaannya lagi. Yoona begitu nyata ada dihadapannya. "Yoona," sebutnya lembut, sambil menggenggam gelas wine di tangannya. "Bagaimana aku harus mengakhiri pernikahan ini? Wajahmu selalu bersedih." "Aku... aku tidak ingin kamu merasa terbebani dengan semua ini." Raydan menggelengkan kepala. "Tapi aku merasa aku tidak bisa membuatmu bahagia. Melihatmu selalu murung, hatiku hancur." "Apakah ini semua salahku?” Raydan melanjutkan. “Aku merasa seperti suami yang tak tahu diri. Aku ingin kau bahagia, Yoona. Bahagia tanpa diriku.” “Raydan, kenapa kamu harus berpikir begitu? Mungkin kau hanya butuh waktu. Hanya butuh waktu untuk bisa merasakan kebahagiaan lagi.” “Tidak, Yoona. Ini bukan hanya soal waktu. Ini tentang kita,” jawab Raydan, suaranya mulai bergetar. “Aku merasa seolah kita terjebak dalam dunia yang tidak kita inginkan. Kita h

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 16

    Esoknya, Raydan kembali ke Korea dengan Mia yang selalu menempel kepadanya. "Nanti temani aku ke butik, bisakan?" tanya Mia sambil tersenyum ceria. "Maaf, Mia. Aku harus pulang. Istriku sudah menungguku. Tak enak kalau kita bepergian berdua saja." "Tapi Raydan, kita belum punya waktu untuk bersenang-senang! Kita sudah berencana ini sejak lama." "Ya, aku tahu. Tapi ada hal-hal yang lebih penting," jawab Raydan, mengalihkan pandangannya. "Apakah kamu sudah mencintainya? Sepanjang waktu kita bersama, aku merasa kamu sudah mencintainya dibandingkan aku yang sudah menunggumu begitu lama." “Dia istriku dan aku tidak merasa memintamu menungguku. Kau akan diantarkan asistenku," jawab Raydan tegas. Asisten Park muncul dari belakang mereka. “Maaf, Ketua Han sudah lama menunggu," ucap Park dengan sopan. Mia menatap Raydan dengan tajam. "Kau benar-benar kejam, Raydan! Aku pikir kita memiliki sesuatu yang spesial." "Maaf, Mia. Aku tidak ingin kau salah paham, tapi aku harus mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11

Bab terbaru

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 73

    Raydan Han, mantan seorang hakimketua yang snagat terkenal di korea. Pria sukses yang telah berusia lanjut, duduk di kepala meja makan bersama keluarga besarnya. Dia tersenyum bahagia melihat anak, menantu dan cucunya berbicara dan tertawa bersama. "Aku sangat bersyukur bisa memiliki keluarga yang bahagia dan sukses seperti ini. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku bisa mencapai usia seperti ini dan masih bisa beraktifitas memegang perusahaan." Yoona Ri, istri Han, tersenyum dan memegang tangan suaminya. "Kamu telah melakukan yang terbaik, Han. Kamu telah membangun perusahaan yang sukses dan memiliki keluarga yang bahagia. Aku sangat bangga dengan kamu." Mereka semua menikmati makan malam bersama, berbicara dan tertawa bersama. "Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah mendukung aku selama ini. Aku tidak bisa melakukan semua ini tanpa bantuan kalian semua." Semua orang di meja makan mengangguk dan tersenyum, menunjukkan rasa hormat dan penghargaan me

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 72

    Perjalanan bulan madu mereka di Rusia sangatlah indah dan penuh kenangan. Mereka berdua menikmati setiap momen bersama, dari mengunjungi tempat-tempat wisata hingga menikmati keintiman mereka. Cinta mereka semakin kuat dan dalam setiap hari, dan mereka berdua tahu bahwa cinta mereka akan bertahan selamanya. Mereka berdua sangat bahagia dan puas dengan kehidupan mereka bersama. Sementara itu, Stevani dan Crush juga sangat bahagia bermain bersama. Mereka berdua seperti saudara yang terpisah, dan mereka sangat menyukai kebersamaan mereka. *** Stevani berlari ke arah Scot dan Preya dengan senyum lebar. "Ayah! Ibu! Selamat datang kembali!" Scot memeluk Stevani dengan h

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 71

    Setelah tiba di Korea, Scot langsung melamar Preya dengan cincin yang indah dan lamaran yang romantis. Preya terkejut dan tersenyum, lalu menerima lamaran Scot. keluarga Preya pun menerima Scot dengan baik. Seminggu kemudian, mereka menikah dalam sebuah upacara yang indah dan romantis. Banyak tamu yang hadir, termasuk Maria dan Park, yang datang dari Dubai untuk merayakan hari bahagia Scot dan Preya. Raydan dan Yoona juga datang, mereka membawa hadiah yang indah dan menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan baru itu. Rayno dan Bella juga datang bersama anaknya, Crush, yang gendut dan lucu. Crush yang berusia tiga tahun itu, langsung berlari ke arah Stevani dan memeluknya. "Kakak Stevani!" teriak Crush dengan suara yang kencang. Stevani tersenyum dan memeluk Crush. "Adik Crush! Aku

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 70

    Pagi harinya, Stevani memanggil-manggil ayahnya dengan suara yang keras sambil mengetuk-ngetuk pintu. "Ayah! Ayah!" Scot yang masih berbaring di tempat tidur, berpelukan dengan Preya dan selimut yang masih menutupi tubuhnya, tersentak kaget karena kesiangan. Dia membuka mata dan melihat jam di atas meja, lalu dia terkejut karena sudah terlambat. "Ahh, kita kesiangan!" Scot berkata dengan suara yang panik, sambil melempar selimut ke samping dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. Preya juga terbangun dan memandang Scot dengan senyum. "Pagi, Scot. Kita hanya kesiangan?" Scot mengangguk dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. "Ya, jangan terlambat. Kita harus pergi sekarang dan menikmati hari bersama Stevani!" Stevani masih memanggil-manggil ayahnya dari luar kamar. "Ayah! Ayah! Ayo kita sarapan! Kita bisa telati ke taman nasional Hulhumale!"

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 69

    Scot dan Preya berjalan di pantai, menikmati pemandangan laut yang indah dan angin yang sejuk. Stevani berlari di depan mereka, bermain dengan pasir dan air laut. Scot memandang Preya dengan senyum dan membalas. "Aku senang bisa membuat Stevani bahagia," katanya. Preya tersenyum dan membalas. "Aku juga senang, Scot. Stevani sangat menyenangkan dan aku senang bisa menjadi bagian dari hidup kalian." Scot memandang Preya dengan lebih serius dan berkata. "Aku juga senang kamu bisa menjadi bagian dari hidup Stevani, Preya. Kamu sangat baik dengan dia dan aku senang bisa melihatnya." Preya tersenyum menatap Scot. "Terima kasih, Scot. Aku senang bisa membantu dan menjadi bagian dari hidup Stevani." Scot memandang Preya dengan lebih dalam. "Aku rasa aku mulai menyukaimu, Preya. Kamu sangat berbeda dan aku senang bisa memiliki kamu di sampingku." Preya terkejut dan tidak siap untuk mendengar ungkapan cinta Scot. Dia memandang Scot dengan mata yang lebar dan tidak bisa mengucapkan ap

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 68

    Maria tersenyum dan menutup teleponnya, merasa lega setelah berbicara dengan Stevani. Park, yang duduk di sebelahnya, memperhatikan ekspresi wajah Maria dan bertanya. "Bagaimana kabar Stevani?" tanya Park dengan senyum. Maria tersenyum dan membalas. "Dia baik, dia akan pergi ke Maladewa bersama Scot dan Aunty Preya katanya." Park mengangguk dan bertanya lagi. "Bagaimana dengan Scot dan Preya? Apakah mereka sudah...?" Maria memperhatikan pertanyaan Park dan tersenyum. "Aku tidak tahu, Park. Aku pikir mereka masih dalam proses mengenal satu sama lain. Tapi aku senang melihat mereka dekat dengan Stevani." Park mengangguk dan membalas. "Ya, aku juga senang melihat mereka dekat dengan Stevani. Tapi aku juga penasaran, apakah Scot sudah memiliki perasaan yang lebih dalam terhadap Preya?" Maria tersenyum dan berkata. "Aku tidak tahu, Park. Tapi aku pikir kita harus menunggu dan melihat bagaimana hubungan mereka berkembang." Park, suami Maria, tersenyum dan memandang ke arah jend

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 67

    Scot mengajak Preya makan siang di sebuah restoran yang elegan. Mereka duduk di meja yang nyaman, menikmati pemandangan kota yang indah. Saat mereka makan, banyak orang yang melihat mereka dan berpikir bahwa mereka adalah pasangan suami istri. Mereka terlihat sangat nyaman dan akrab, seperti pasangan yang telah bersama selama bertahun-tahun. Scot dan Preya tidak memperhatikan orang-orang yang melihat mereka, mereka terlalu sibuk menikmati makan siang dan berbicara tentang berbagai hal. "Aku sangat senang kamu bisa mengajar Stevani tentang fotografi," kata Scot dengan senyum. "Dia sangat menyukainya." Preya tersenyum dan membalas. "Aku juga sangat senang bisa membantu Stevani. Dia sangat berbakat dan memiliki semangat yang besar." Mereka terus berbicara dan menikmati makan siang, tidak memperhatikan orang-orang yang melihat mereka dengan rasa penasaran. Preya memandang Scot dengan senyum dan berkata, "Scot, aku ingin berbagi sesuatu denganmu. Aku telah memutuskan untuk pergi

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 66

    Scot terus berbicara dengan Maria, membicarakan tentang kabar Stevani dan rencana mereka untuk masa depan. Mereka berbicara dengan santai dan nyaman, seperti biasa. Setelah beberapa lama berbicara, Scot dan Maria memutuskan untuk mengakhiri panggilan telepon. Scot merasa lega karena bisa berbicara dengan Maria dan memastikan bahwa Stevani baik-baik saja. Scot kemudian berjalan ke kamar tidurnya, merasa lelah setelah hari yang panjang. Dia berbaring di tempat tidur dan memikirkan tentang rencana masa depannya dengan Preya dan Stevani. Dia merasa bahwa dia telah menemukan kebahagiaan lagi, dan dia ingin memastikan bahwa Preya dan Stevani juga merasa bahagia. Scot tersenyum dan memejamkan mata, merasa lega dan bahagia. Esoknya... Scot mengajak Stevani ke sekolah fotografi milik Preya. Stevani sangat bersemangat karena dia ingin belajar fotografi dari Preya. "Aku senang sekali, Ayah!" kata Stevani dengan mata yang berbinar. "Aku ingin belajar fotografi dari Aunty Preya!" Scot

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 65

    Dariell berjalan menuju ruang makan, ingin melaporkan hasil meetingnya dengan Aiden Group kepada Scot. Namun, saat dia melihat ke dalam ruang makan, dia tertahan sejenak. Scot sedang tertawa bersama Preya, dan suasana di ruang makan terlihat sangat hangat dan nyaman. Dariell tidak bisa tidak merasa senang melihat tuannya tidak kesepian lagi. "Ah, Tuan Scot terlihat sangat bahagia," pikir Dariell, dengan senyum di wajahnya. Dariell memutuskan untuk tidak mengganggu Scot dan Preya, dan memilih untuk menunggu sampai mereka selesai makan malam. Dia berharap bahwa Scot akan lebih bahagia dan santai setelah bertemu dengan Preya. Setelah selesai makan malam mereka kembali ke ruang keluarga. Preya bertanya kepada Scot dengan penasaran, "Scot, aku ingin bertanya, kenapa Stevani tidak belajar saja di sekolah ku? Aku memiliki sekolah anak-anak khusus fotografer, dan aku pikir Stevani akan sangat menyukainya." Scot terlihat terkejut dengan pertanyaan Preya, tapi kemudian dia tersenyum. "

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status