Share

Bab 29

Penulis: Miss Kay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-19 21:59:48
Bella merasa gemetar, tapi ia mencoba untuk tetap tenang. "Ada apa, Pak?" tanyanya pelan.

Bella merasa ada keanehan dalam tatapan Rayno, namun ia memilih untuk mengabaikan perasaannya. Sedangkan Rayno terlihat gelisah.

Tiba-tiba pintu lift terbuka Bella tersenyum saat beberapa pria pengusaha masuk ke dalam lift. Ia pun menjauh sedikit ke belakang, berusaha untuk tidak terlalu dekat dengan mereka. Namun, tiba-tiba saja Rayno atasan Bella menarik pinggangnya dengan sangat erat, bahkan terlalu dekat, membuat Bella tersentak kaget.

"Wah, ada tuan Rayno rupanya. Apa Anda akan pulang?" ucap salah satu pria pengusaha itu, mencoba untuk mengobrol dengan Rayno.

"Ya, besok kami akan kembali ke Korea," jawab Rayno dengan nada dingin.

"Bukannya dia sekretaris Anda, tuan Rayno?" tanya salah satu pria lainnya.

"Bukan," jawab Rayno dengan tegas, membuat suasana di dalam lift hening.

Namun, suasana seketika berubah ketika Rayno menambahkan. "Dia wanita ku."

Kata-kata itu membuat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 30

    Rayno mendorong tubuh Bella dia membuka selimut yang menutupi tubuh Bella. Tangannya mencengkram tangan Bella dengan kuat. Rayno mencium bibir mungil yang sudah bengkak itu dengan kasar. Dia memaksa kaki Bella terbuka lebar hingga memasukinya kembali tanpa ampun. Tetesan darah dipelipisnya dan tangisan Bella yang kencang sudah dia tak perdulikan lagi. Rayno menghujam Bella kembali. Meraba tubuh Bella dengan kasar. "Kau berani melukaiku, hah? Kau pikir aku sudi menidurimu kalau bukan karena obat laknat itu, hah?" ucap Rayno. Jangan kau pikir sikap baikku karena menyukaimu. Kau hanya wanita miskin yang pantas dikasihani," ucap Rayno lagi dengan kejam, membuat Bella menangis. Tiga kali Rayno menggempurnya, setelah beberapa jam yang lalu dia memperkosanya. Sedangkan Bella terdiam, tatapannya kosong meratapi ucapan Rayno yang begitu menyakitkan. Bella merasa hampa dan terpukul oleh perlakuan kejam Rayno. Hatinya hancur dan dirinya merasa tidak berdaya. Dia tahu dia harus melawan, t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 31

    Rayno semakin frustrasi karena tidak bisa menemukan Bella. Ia duduk di ruang kerjanya, sambil memikirkan kemungkinan di mana Bella berada. Anak buahnya Reza, datang mendekatinya. "Maaf Bos, kami sudah mencari kemana-mana tapi belum menemukan jejak Nona Bella. "Astaga, tidak bisa terus begini. Aku perintahkan kalian untuk memperluas pencarian ke luar negeri. Bella pasti ada di luar sana." "Siap Bos, tapi Mr Edi meminta bayaran yang cukup tinggi untuk pencarian selanjutnya." "Saya tidak perduli dengan biaya. Bella harus segera ditemukan dan saya tidak akan berhenti mencarinya sampai dia ditemukan. Saya percaya kalian pasti bisa menemukan Bella." "Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukannya, Bos." Tanpa ragu lagi, pengawal itu langsung menghubungi agen pencarian internasional yang bernama Mr Edi untuk membantu mereka menemukan Nona Bella. * * Pada suatu hari, Mr Edi memberikan kabar bahwa mereka menerima informasi bahwa Bella berada di sebuah rumah tua m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 32

    Di dalam rumah mewah dengan penjagaan ketat, Bella duduk di sofa menunduk dengan meremas tangannya. Di depannya, ada wanita paruh baya yang masih sangat cantik seperti gadis dan seorang pria paruh baya yang tampan berjalan mondar mandir di depannya. "Siapa namamu, sayang?" tanya Yoona lembut. "Bella, Nyonya." "Bella saja?" 'Nama belakangku Ahn Kyo Nyonya," jawab Bella pelan. "Dimana orangtuamu? Apa mereka tidak khawatir kamu hilang begitu lama?" tanya Bella lagi. "Dia yatim piatu, sayang," jawab Raydan yang kini sudah duduk di samping istrinya, Yoona. "Oh, maaf nak. Saya tidak tahu. Tapi wajahmu mengingatkanku dengan seseorang teman," ucap Yoona. "Memangnya kau punya teman?" ledek Raydan. "Ih, Raydan, temanku banyak. Bukan hanya Sora saja," kesal Yoona yang merajuk. "Ya, aku hanya bercanda, sayang." Raydan pun memeluk Yoona lalu mencium keningnya. "Sayang, malu ada Bella," ucap Yoona. Di saat itu, terdengar suara langkah kaki dari seorang pria yang d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 33

    Bella duduk di sebelah Rayno dengan penuh lelah, setelah mengikuti upacara pernikahan mereka yang begitu megah. Namun, senyuman di wajahnya kini tergantikan dengan raut sedih yang tak dapat disembunyikan. Baju pengantin yang begitu indah namun sesak membuatnya merasa tak nyaman. Rayno, yang duduk disampingnya seperti biasa, melemparkan sindiran pedas ke arahnya. "Kau puas sekarang, menjadi menantu orang terpandang dan kaya?" ucap Rayno dengan sinis. Bella menengadahkan wajahnya, menatap ke arah suaminya. "Rayno, aku tidak seperti itu," ucapnya pelan. "Jangan panggil namaku, walaupun kita sudah menikah. Kau hanyalah seorang pekerja rendahan," sindir Rayno tanpa perasaan. Bella tersenyum getir. "Ya, tuan Rayno, ucapnya dengan pelan. Setelah mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, Rayno dengan santainya pergi menyapa tamu undangan yang hadir. Bella terdiam, merenungkan kata-kata suaminya yang begitu menusuk hatinya. Selama ini, ia selalu merasa Rayno adalah sosok yang baik

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 34

    "Saya pun baru mengetahuinya setelah diberitahukan kepala pelayan beberapa hari yang lalu," ucap Park. Raydan tampak diam berpikir lalu berkata. "Pastikan Rayno tak melewati batas kalau sampai hal yang tidak di inginkan terjadi halangi apapun yang berhubungan dengan kekuasaannya." "Baik, Ketua Han saya mengerti," jawab Park yang sudah tahu arah kemana pembicaran ini. Inilah Raydan Han walaupun sudah lama pensiun dini menjadi hakim ketua. Tapi kekuasaan dan ucapannya sangat berpengaruh kepada para pemerintah dan para pengusaha-pengusaha yang berani macam-macam dengannya. *** Bella yang sedang duduk di taman memperhatikan tukang kebun yang sedang bekerja dengan penuh konsentrasi. Dia menyesap secangkir teh hangat sambil menikmati udara segar pagi yang menyegarkan. Tiba-tiba, Bella terkejut oleh suara seorang pria yang tidak dikenalnya. "Wah, kenapa setelah sekian lama rumah ini begitu berbeda? Apalagi ada penghuni cantik yang sedang melamun," kata pria tampan yang wajahnya agak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 35

    "Mungkin saja, bro. Tapi aku tidak seperti kamu, yang memperlakukan istri dengan kasar," ujar James dengan suara tegas. Rayno langsung memandang James dengan tatapan marah. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan nada tinggi. James tetap tenang meskipun melihat reaksi Rayno. "Aku melihat cara kamu berbicara dengan Bella. Kamu tidak mencintainya, kan?" tanyanya sambil menatap tajam ke arah Rayno. Rayno semakin meradang mendengar ucapan James. "Apa yang kamu ketahui tentang aku dan Bella?!" teriaknya sambil menatap James dengan penuh amarah. James mengangguk pelan. "Aku tahu. Kau hanya melampiaskan amarahmu kepada Bella karena cinta pertamamu, Maria, menikahi temanmu," ujarnya dengan mantap. Rayno terdiam sejenak, mencerna kata-kata James. Hanya James yang tahu tentang masa lalunya dengan Maria, cinta pertamanya. Tapi, James tahu dari mana tentang perlakuan kasarnya kepada Bella. "Apa salahnya jika aku masih menyimpan perasaan untuk Maria?" ujar Rayno dengan suara pelan James

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 36

    Rayno masuk ke kamar Bella tanpa melepaskan tangan wanita itu dari genggamannya. Matanya terus memancarkan ketegasan, meskipun hatinya sebenarnya penuh dengan kekesalan. "Tidur dan jangan lagi keluar diam-diam. Kalau kau butuh sesuatu, panggilkan pelayan yang berjaga malam. Biar mereka yang menyiapkannya," ucap Rayno dengan suara dingin, tetapi tetap penuh perhatian. "Ya, Tuan," jawab Bella pelan sambil mengangkat kakinya ke atas kasur. Pergerakan tubuhnya terhenti sejenak, menyesuaikan posisi karena perutnya yang sudah semakin membesar, meskipun baru menginjak usia empat bulan kehamilan. Saat melihat Bella kesulitan mengangkat kakinya, refleks Rayno membantu wanita itu. Tanpa disadari, tangan Rayno menyentuh perut Bella saat menarik selimut untuk menutupinya lebih rapat. Bella menahan nafas secara tiba-tiba, merasa sedikit kaget dengan sentuhan tak terduga tersebut. Wanita itu tahu betul betapa sensitifnya Rayno tentang sentuhan pada perutnya. Sejak awal kehamilan, Rayno se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 37

    "Maksud anda?" "Lihat matamu kedepan bukannya pemandangan disana begitu menarik," ucap James yang melihat seorang wanita berambut panjang coklat, tinggi langsing berjalan ke arah mereka. Reza menatap datar wanita yang sedang berjalan ke arahnya. "Siang Reza, Raynonya sudah datang. Aku ingin ke ruangannya," ucap Maria. "Wah, ada apa ini Nyonya Maria jauh-jauh datang ke kantor kami?" tanya James. "Tentu saja ada keperluan penting. Dan kau sedang apa disini?" tanya Maria tak suka kepada James. "Aku manager perancangan baru disini. Kalau kau ingin ke ruangan Rayno, mari kesana. Aku juga akan kesana," ucap James. "Baiklah, ayo kita ke ruangan Rayno." Mereka berjalan menuju ruangan Rayno yang terletak di lantai atas. Begitu masuk, mereka disambut oleh Rayno yang tersenyum ramah kepada Maria. "Kau sudah datang. Ada yang bisa aku bantu, Maria?" tanya Rayno lembut. Maria menjelaskan keperluannya dengan jelas. Mereka berdiskusi panjang mengenai proyek baru yang akan mereka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23

Bab terbaru

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 74

    Boy menyaksikan polisi memborgol Chloe. Suasana kafe sunyi, hanya terdengar suara langkah kaki polisi dan isakan Chloe yang teredam. Boy bergumam pada dirinya sendiri. "Selesai... akhirnya selesai." Ia menghela napas panjang, lega, namun terlihat kosong. "Aku... aku lega. Tapi..." Ia mengusap wajahnya, terlihat bingung. Rasanya aneh. Seperti kehilangan sesuatu. "Bukannya seharusnya aku merasa senang? Dia... dia adalah Chloe. Wanita yang pernah kucintai." Boy menyaksikan Chloe dibawa pergi, tatapannya dingin dan tenang. Tidak ada sedikitpun emosi yang terlihat di wajahnya. "Tersangka sudah diamankan, Tuan muda. Terima kasih atas kerjasamanya," ucap Yash. Boy dengan nada datar. "Bagus." Ia mengangguk pelan, tanpa ekspresi. "Semoga dia menda

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 73

    Raydan Han, mantan seorang hakimketua yang snagat terkenal di korea. Pria sukses yang telah berusia lanjut, duduk di kepala meja makan bersama keluarga besarnya. Dia tersenyum bahagia melihat anak, menantu dan cucunya berbicara dan tertawa bersama. "Aku sangat bersyukur bisa memiliki keluarga yang bahagia dan sukses seperti ini. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku bisa mencapai usia seperti ini dan masih bisa beraktifitas memegang perusahaan." Yoona Ri, istri Han, tersenyum dan memegang tangan suaminya. "Kamu telah melakukan yang terbaik, Han. Kamu telah membangun perusahaan yang sukses dan memiliki keluarga yang bahagia. Aku sangat bangga dengan kamu." Mereka semua menikmati makan malam bersama, berbicara dan tertawa bersama. "Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah mendukung aku selama ini. Aku tidak bisa melakukan semua ini tanpa bantuan kalian semua." Semua orang di meja makan mengangguk dan tersenyum, menunjukkan rasa hormat dan penghargaan me

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 72

    Perjalanan bulan madu mereka di Rusia sangatlah indah dan penuh kenangan. Mereka berdua menikmati setiap momen bersama, dari mengunjungi tempat-tempat wisata hingga menikmati keintiman mereka. Cinta mereka semakin kuat dan dalam setiap hari, dan mereka berdua tahu bahwa cinta mereka akan bertahan selamanya. Mereka berdua sangat bahagia dan puas dengan kehidupan mereka bersama. Sementara itu, Stevani dan Crush juga sangat bahagia bermain bersama. Mereka berdua seperti saudara yang terpisah, dan mereka sangat menyukai kebersamaan mereka. *** Stevani berlari ke arah Scot dan Preya dengan senyum lebar. "Ayah! Ibu! Selamat datang kembali!" Scot memeluk Stevani dengan h

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 71

    Setelah tiba di Korea, Scot langsung melamar Preya dengan cincin yang indah dan lamaran yang romantis. Preya terkejut dan tersenyum, lalu menerima lamaran Scot. keluarga Preya pun menerima Scot dengan baik. Seminggu kemudian, mereka menikah dalam sebuah upacara yang indah dan romantis. Banyak tamu yang hadir, termasuk Maria dan Park, yang datang dari Dubai untuk merayakan hari bahagia Scot dan Preya. Raydan dan Yoona juga datang, mereka membawa hadiah yang indah dan menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan baru itu. Rayno dan Bella juga datang bersama anaknya, Crush, yang gendut dan lucu. Crush yang berusia tiga tahun itu, langsung berlari ke arah Stevani dan memeluknya. "Kakak Stevani!" teriak Crush dengan suara yang kencang. Stevani tersenyum dan memeluk Crush. "Adik Crush! Aku

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 70

    Pagi harinya, Stevani memanggil-manggil ayahnya dengan suara yang keras sambil mengetuk-ngetuk pintu. "Ayah! Ayah!" Scot yang masih berbaring di tempat tidur, berpelukan dengan Preya dan selimut yang masih menutupi tubuhnya, tersentak kaget karena kesiangan. Dia membuka mata dan melihat jam di atas meja, lalu dia terkejut karena sudah terlambat. "Ahh, kita kesiangan!" Scot berkata dengan suara yang panik, sambil melempar selimut ke samping dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. Preya juga terbangun dan memandang Scot dengan senyum. "Pagi, Scot. Kita hanya kesiangan?" Scot mengangguk dan berusaha untuk bangun dari tempat tidur. "Ya, jangan terlambat. Kita harus pergi sekarang dan menikmati hari bersama Stevani!" Stevani masih memanggil-manggil ayahnya dari luar kamar. "Ayah! Ayah! Ayo kita sarapan! Kita bisa telati ke taman nasional Hulhumale!"

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 69

    Scot dan Preya berjalan di pantai, menikmati pemandangan laut yang indah dan angin yang sejuk. Stevani berlari di depan mereka, bermain dengan pasir dan air laut. Scot memandang Preya dengan senyum dan membalas. "Aku senang bisa membuat Stevani bahagia," katanya. Preya tersenyum dan membalas. "Aku juga senang, Scot. Stevani sangat menyenangkan dan aku senang bisa menjadi bagian dari hidup kalian." Scot memandang Preya dengan lebih serius dan berkata. "Aku juga senang kamu bisa menjadi bagian dari hidup Stevani, Preya. Kamu sangat baik dengan dia dan aku senang bisa melihatnya." Preya tersenyum menatap Scot. "Terima kasih, Scot. Aku senang bisa membantu dan menjadi bagian dari hidup Stevani." Scot memandang Preya dengan lebih dalam. "Aku rasa aku mulai menyukaimu, Preya. Kamu sangat berbeda dan aku senang bisa memiliki kamu di sampingku." Preya terkejut dan tidak siap untuk mendengar ungkapan cinta Scot. Dia memandang Scot dengan mata yang lebar dan tidak bisa mengucapkan ap

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 68

    Maria tersenyum dan menutup teleponnya, merasa lega setelah berbicara dengan Stevani. Park, yang duduk di sebelahnya, memperhatikan ekspresi wajah Maria dan bertanya. "Bagaimana kabar Stevani?" tanya Park dengan senyum. Maria tersenyum dan membalas. "Dia baik, dia akan pergi ke Maladewa bersama Scot dan Aunty Preya katanya." Park mengangguk dan bertanya lagi. "Bagaimana dengan Scot dan Preya? Apakah mereka sudah...?" Maria memperhatikan pertanyaan Park dan tersenyum. "Aku tidak tahu, Park. Aku pikir mereka masih dalam proses mengenal satu sama lain. Tapi aku senang melihat mereka dekat dengan Stevani." Park mengangguk dan membalas. "Ya, aku juga senang melihat mereka dekat dengan Stevani. Tapi aku juga penasaran, apakah Scot sudah memiliki perasaan yang lebih dalam terhadap Preya?" Maria tersenyum dan berkata. "Aku tidak tahu, Park. Tapi aku pikir kita harus menunggu dan melihat bagaimana hubungan mereka berkembang." Park, suami Maria, tersenyum dan memandang ke arah jend

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 67

    Scot mengajak Preya makan siang di sebuah restoran yang elegan. Mereka duduk di meja yang nyaman, menikmati pemandangan kota yang indah. Saat mereka makan, banyak orang yang melihat mereka dan berpikir bahwa mereka adalah pasangan suami istri. Mereka terlihat sangat nyaman dan akrab, seperti pasangan yang telah bersama selama bertahun-tahun. Scot dan Preya tidak memperhatikan orang-orang yang melihat mereka, mereka terlalu sibuk menikmati makan siang dan berbicara tentang berbagai hal. "Aku sangat senang kamu bisa mengajar Stevani tentang fotografi," kata Scot dengan senyum. "Dia sangat menyukainya." Preya tersenyum dan membalas. "Aku juga sangat senang bisa membantu Stevani. Dia sangat berbakat dan memiliki semangat yang besar." Mereka terus berbicara dan menikmati makan siang, tidak memperhatikan orang-orang yang melihat mereka dengan rasa penasaran. Preya memandang Scot dengan senyum dan berkata, "Scot, aku ingin berbagi sesuatu denganmu. Aku telah memutuskan untuk pergi

  • BUKAN PERNIKAHAN BISNIS   Bab 66

    Scot terus berbicara dengan Maria, membicarakan tentang kabar Stevani dan rencana mereka untuk masa depan. Mereka berbicara dengan santai dan nyaman, seperti biasa. Setelah beberapa lama berbicara, Scot dan Maria memutuskan untuk mengakhiri panggilan telepon. Scot merasa lega karena bisa berbicara dengan Maria dan memastikan bahwa Stevani baik-baik saja. Scot kemudian berjalan ke kamar tidurnya, merasa lelah setelah hari yang panjang. Dia berbaring di tempat tidur dan memikirkan tentang rencana masa depannya dengan Preya dan Stevani. Dia merasa bahwa dia telah menemukan kebahagiaan lagi, dan dia ingin memastikan bahwa Preya dan Stevani juga merasa bahagia. Scot tersenyum dan memejamkan mata, merasa lega dan bahagia. Esoknya... Scot mengajak Stevani ke sekolah fotografi milik Preya. Stevani sangat bersemangat karena dia ingin belajar fotografi dari Preya. "Aku senang sekali, Ayah!" kata Stevani dengan mata yang berbinar. "Aku ingin belajar fotografi dari Aunty Preya!" Scot

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status