Terkadang, apa yang kita pikir mudah, belum tentu semudah kenyataan menjalaninya.Hal itulah yang dirasakan Adam, saat dirinya bersama dengan Nadya. Setiap kali mengingat saran dari ncang Hari beberapa hari yang lalu, setiap itu pula ia berhasrat untuk mengungkapkan perasaannya pada Nadya.Namun, setiap kali bibirnya hampir bicara, ia selalu tertahan oleh ketakutannya sendiri. Tidak bisa dipungkiri, Adam menikmati setiap waktunya bersama Nadya. Mereka selalu berangkat kerja dan pulangnya bersama. Terkadang, Nadya juga selalu mengajak Adam untuk makan siang bersama teman-temannya dan terkadang mereka hanya makan siang berdua.Layaknya sahabat, mereka saling berbagi cerita tentang banyak hal dan juga masa lalu mereka.Beberapa kali, Nadya juga bahkan mengajak Adam untuk sekedar menonton film yang mereka sewa di rumahnya Nadya. Adam merasa begitu bahagia, setiap kali melihat tawa Nadya.Mungkin, karena ini adalah kali pertamanya ia mencintai seorang wanita. Sehingga, apapun akan di usah
"Sebenarnya kita mau ke mana sih, Adam?" Tanya Adam untuk kesekian kalinya.Beberapa menit yang lalu, Adam mengatakan bahwa ada hal penting yang mau ia bicarakan dengannya. Karena itu, Adam sengaja mengajak Nadya menuju ke suatu tempat. Namun, Adam masih belum mengatakan ke mana tujuan mereka.Sehingga membuat Nadya begitu penasaran.Terlebih, Adam terlihat aneh dan bersikap lain dari biasanya."Tenang saja. Tempatnya, surprise pokoknya. Kamu pasti suka!" Ujar Adam terkesan misterius."Beneran? Awas saja kalau gak surprise, yah? Aku gak akan jemput kamu lagi sebagai hukumannya, kalau tempat yang kamu tunjukkan padaku ternyata gak mengejutkan." Balas Nadya sengaja memasang raut mengancam. Namun dalam hati, ia penasaran kenapa Adam sampai membawanya ke suatu tempat hanya untuk bicara. Apa ada rahasia Adam yang belum sempat ia ceritakan? Sehingga ia butuh tempat khusus untuk menceritakannya?Nadya tidak terlalu curiga dengan gelagat aneh Adam. Karena Adam biasanya memang suka mengejutkan
"Ternyata kamu sama saja dengan cowok lain, Adam." "Dibalik perhatian yang kamu berikan padaku selama ini, ternyata kamu memiliki tujuan busuk." "Kamu tau, aku benar-benar menganggap kamu sebagai sehabat terpenting dalam hidupku. Bahkan Aku menceritakan semua rahasiaku padamu." "Aku begitu bodoh percaya padamu. Menganggapmu beda dari cowok-cowok lainnya, ternyata sama saja." "Aku percaya jika kamu itu adalah teman sejatiku. Aku bahkan menceritakan semua rahasiaku padamu, memperkenalkanmu pada keluargaku." "Aku mengatakan pada semua orang, kalau kita adalah sahabat sejati." "Tapi..." "Apa yang kamu lakukan hari ini, telah menghancurkan semua kepercayaanku." "Kamu munafik, Dam. Kamu- kamu mengecewakanku!" Tidak seperti harapan Adam, tatapan mata Nadya justru terlihat penuh dengan kekecewaan. Tidak ada lagi kehangatan di dalam sana, tidak ada lagi keramahan yang selama ini selalu diperlihatkannya. Adam sendiri hanya bisa diam membeku tanpa tahu harus bereaksi seperti apa. Semula
Nadya benar-benar syok dengan kenyataan yang baru saja dihadapinya. Sahabat yang ia percayai selama ini, telah mengkhianatinya dengan pernyataan cintanya. Bagi Nadya yang selalu menjunjung tinggi nilai kepercayaan, begitu menghadapi kenyataan seperti ini, membuatnya begitu terguncang.Sehingga, ketika sampai di rumah, Nadya berlalu begitu saja ke dalam kamarnya. Bahkan, ia tidak menghiraukan panggilan cemas adiknya yang melihat penampilannya saat itu. Nadya berlalu begitu saja ke dalam kamarnya."Loh, kak. Kakak kenapa?""Kaak?"Panggil Nala berulang kali, namun tidak mendapat respons dari kakaknya.Kakaknya pulang dalam keadaan basah kuyup dan berantakan. Selain itu, Nala juga melihat kalau Nadya saat itu sedang menangis.Ia ingin mencari tahu apa yang terjadi. Berbagai pikiran buruk sempat melintas dalam kepalanya dan itu membuat kecemasan Nala semakin tinggi. Hanya saja, karena tidak mendapat tanggapan dari kakaknya, membuat ia menjadi panik.Nadya langsung masuk ke dalam kamarnya
Total, ada dua hari Nadya tidak masuk ke kantor dan hari itu, Gira dan yang lainnya berencana untuk menjenguk Nadya.Tidak ada yang tahu, Nadya sedang sakit apa dan mereka semua mencemaskan keadaan Nadya. Setali tiga uang dengan Nadya, selama itu juga Adam tidak masuk ke kantor. Sehingga membuat orang mulai bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan keduanya? Hanya saja, pada hari ke tiga ternyata Nadya secara tiba-tiba masuk kantor. Namun, dengan wajah terlihat sedikit kuyu dan tidak bersemangat. Melihat penampilan Nadya yang seperti itu, membuat teman-temannya jadi ragu bertanya padanya. Mereka bisa melihat, jika Nadya bukan hanya sekedar sakit biasa, karena ekspresinya seperti sedang memendam masalah. Bahkan, saat Fabian datang ke ruang kerja mereka dan menanyakan kabar Nadya, respons Nadya juga terlihat datar. "Nad, kamu tidak apa-apa, 'kan? Kamu bisa istirahat dan tidak usah masuk kerja dulu, jika kondisimu belum terlalu fit." Uja
Ini hanya komplek perumahan sederhana padat penduduk yang terletak di pinggiran ibu kota Jakarta, di mana penduduknya rata-rata berada di kelas menengah ke bawah. Hampir semua penduduk yang tinggal di sana, bisa dikatakan tidak ada yang memiliki mobil sebagai kendaraan pribadi mereka. Jika pun ada, akan sangat sulit untuk memarkirkan kendaraan mereka. Mengingat komplek perumahan yang sangat padat dan jalan akses masuk ke dalam komplek perumahan hanya berupa gang sempit yang hanya cukup untuk dilewati oleh satu mobil.Namun, suasana siang itu sedikit berbeda. Dikarenakan adanya sebuah konvoi mobil mewah yang berhenti persis di jalan depan ujung gang.Hal itu menarik perhatian para penghunyi dalam komplek yang merasa janggal melihat antrian kendaraan mewah seperti itu datang di komplek perumahan mereka.Para pemuda yang biasa nongkrong di pos ronda, tidak jauh dari jalan masuk gang perumahan, seketika menghentikan aktifitas mereka karena mengira ada pejabat
Ncang Ari dan istrinya terbelalak ngeri begitu melihat nominal yang tertera di atas kertas cek tersebut. Sontak Ncak Ari langsung menolak pemberian, "Tidak perlu berterimakasih seperti ini, pak, bu. Kami ikhlas dan justru sangat senang ada Adam di rumah ini. Anak-anak saya juga senang dengan keberadaan Adam dan menganggap dia sebagai kakak laki-laki mereka. Jadi, tolong..." Ncang Ari merasa tidak pantas menerima pemberian seperti itu dari keluarga Adam. Karenang memang, mereka sudah mengangaggap Adam layaknya anak laki-laki mereka sendiri. Namun, sebelum ncang Ari selesai menyelesaikan kalimatnya, pak Ali tiba-tiba menyela mereka, "Tidak baik menolak pemberian, pak. Maksud pak Eka baik. Ini hanya sebagai ungkapan terimakasih semata, tidak lebih." Akhirnya, dengan berat hati dan tangan sedikit gemetar, ncang Ari baru bersedia menerima cek yang diberikan oleh Eka Widjaja. Meski dengan begitu, ia masih merasakan beban dihatinya saat itu. Leha di sisi lai
Hari ini adalah hari ke tiga, semenjak Nadya kembali masuk kerja setelah sempat jatuh sakit, dua hari lamanya.Awalnya, Nadya mengira dirinya akan baik-baik saja dan bisa kembali menjadi seperti dirinya yang dulu, setelah memutuskan untuk menghapus nama Adam dari kehidupannya.Nadya memang telah berusaha untuk tampil seperti biasa dan hampir tidak ada yang berubah dari dirinya sebelumnya. Nadya kembali menjadi sosok dirinya yang riang dan ramah ke semua orang.Perubahan itu, membuat Nadya sempat merasa telah berhasil menjadi dirinya sepenuhnya.Hanya saja, saat Nadya sedang sendirian, ia kembali merasa ada sesuatu yang besar hilang dari dirinya.Seperti, saat beberapa kali ketika OB mengantar pesanan minum atau makanan untuknya, Nadya seringkali salah dan tanpa sadar masih menyebut nama Adam.Tidak hanya itu, saat Nadya merasa mentok dengan pekerjaannya. Saat seperti itu, biasanya ada Adam yang dengan celotehannya, seringkali mem
Cara kejam Adam untuk membuat Silvi bicara, benar-benar efektif dan memberi tekanan piskologis yang besar terhadap mental Silvi. Dibanding rahasia yang dijaganya, kehormatannya jauh lebih penting. Silvi tidak bisa mebayangkan, jika dirinya akan diperkosa secara ramai-ramai oleh orang-orang brutal ini. Membayangkannya saja sudah membuatnya sangat ketakutan apalagi harus mengalaminya secara langsung?"Saya akan bicara, saya akan bicara!" Isak Silvi ketakutan. Bahkan, tanpa Adam perlu bertanya, Silvi dengan sukarela menceritakan semua yang ia ketahui dan tugasnya, adalah membuat nama dan citra Adam rusak di dalam perusahaan. Semua sudah direncanakan dengan sangat matang. Jika rencana mereka berhasil, nama Adam tidak hanya rusak di mata publik tapi juga internal perusahaannya. Jika begitu, tidak akan ada yang menghormati Adam jika ia memimpin perusahaan di masa depan nantinya.Meski menurut Adam, informasi yang diberikan oleh Silvi masih tidak lengkap dan banyak detail yang terlewatka
Jantung Silvi bergemuruh kencang, saat melihat Adam mulai masuk ke dalam ruangan. Padahal saat itu, Adam terlihat cuek, seperti tidak menganggapnya ada sama sekali di dalam ruangan itu.Tidak hanya itu, Adam dengan acuh tak acuh memperhatikan sekeliling ruangan tempat Silvi disekap.Tidak lama, seorang lelaki berbadan tegap menyusul masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah kursi untuk Adam duduk.Saat itu, Silvi berusaha keras untuk menenangkan dirinya. Meski sebenarnya, ia ingin menanyakan tentang Andre dan yakin kalau supir tampan tersebut yang telah menculiknya. Namun, setelah melihat Adam muncul, ia langsung menebak, jika Andre adalah orang suruhan Adam untuk menjebaknya. "Pak- pak Adam, apa maksudnya semua ini? Kenapa saya disekap di sini? Apa salah saya?"Silvi bersikap seolah-olah dia tidak memiliki kesalahan apapun dan tidak layak diperlakukan seburuk itu. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri, jika penculikan dirinya adalah suatu kesalahan.Bukannya langsung menjawab p
Audy tampak begitu senang, ketika membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya. Ia bahkan segera menunjukkan isi pesan tersebut pada sepupunya, Wika."Ka, lihat deh! Si Silvi baru saja dapat promosi kenaikan jabatan dan juga kenaikan gaji. Hahaha, udah berhasil jadi mata-mata kita di perusahaannya Adam. Kini, ia malah dapat penghargaan! Beruntung banget anak itu!"Silvi adalah sepupu jauh Audy dan sekaligus menjadi perpanjangan mata Audy untuk mengawasi Adam. Itu sebabnya, ia bisa tahu setiap kegiatan Adam di perusahaan dan juga, jadwalnya di Bali.Dengan bantuan Silvi juga, Audy bisa dengan mulus memasang jebakannya untuk Adam. Sekarang, Audy merasa telah menjadi pemenang dengan berhasil membalaskan dendamnya pada Adam dan Nadya.Bagaimana tidak?Dengan adanya isu skandal ini, nama Adam telah tercoreng tinta hitam dan secara tidak langsung, ikut mencoreng reputasi perusahaan Widjaja di mata publik.Hanhya dengan sedikit gorengan isu untuk memanaskan situasi, berita ini sema
Staf Adam harus pulang terlebih dahulu, begitu urusan bisnis mereka di pulau Bali rampung. Perjalanan bisnis mereka kali ini, membawa banyak pengalaman baik dan buruk sekaligus. Baik karena urusan bisnis mereka yang berjalan lancar dan bisa dikatakan sukses. Mereka berhasil mengunci transaksi untuk pembelian tanah yang akan menjadi cabang dari perusahaan Widjaja Grup nantinya, khususnya untuk wilayah Timur.Dan berita buruknya, atasan mereka justru tersandung kasus negatif yang sedikit mencoreng nama perusahaan dan semua itu semakin diperparah oleh media yang membuat noda hitam di atas nama Adam semakin tebal. Hanya saja, setelah seminggu berlalu dan respons cepat perusahaan, membuat berita tentang Adam menghilang dengan sendirinya.Begitu para staf ini menginjakan kaki di Bandara, masing-masing mereka mendapat notifikasi pesan di ponsel mereka."Eh, ini beneran?" Teriak salah seorang staf wanita yang pertama kali membaca isi pesan tersebut melonjak senang, penuh suka cita."Beneran
"Sis, semua- semua ini tidak seperti yang kamu lihat!" Jelas Nadya dengan suara sedikit gugup saat hanya tinggal mereka berdua. Ia khawatir, jika Siska salah paham terhadapnya. Kenyataannya, tidak ada sesuatu istimewa yang terjadi antara dirinya dengan Andre, selain hubungan pekerjaan. Sebelum Siska datang, kebetulan Nadya sedang curhat tentang masalah yang sedang ia hadapi dan mereka larut dengan suasana saat itu dan entah kapan, tangan mereka sudah bertaut tanpa Nadya sadari.Siska hanya tersenyum tipis dan terkesan acuh tak acuh saat melihat kegugupan Nadya, "Memangnya, apa yang aku lihat?""Hmn, itu..." Nadya terlihat bingung bagaimana menjelaskan situasinya tanpa terlihat ada masalah yang coba ia sembunyikan.Mau tidak mau, Nadya harus menjelaskan dari awal, kenapa ia bisa berada bersama Andre siang itu. Semua itu, hanya kebetulan. Karena tujuan mereka sebenarnya hanya membicarakan urusan bisnis semata. Nadya lalu, menjelaskan jika Andre adalah kakak tingkatnya waktu di universi
"Saya menduga, jika Silvi mengetahui tentang wanita yang menjebak pak Adam kemarin."Kening Adam berkerut dan rasa penasarannya terusik, "Bagaimana kamu tahu?"Ani menjelaskan, jika setelah Adam memanggil mereka semua untuk ditanyai pada siang sebelumnya. Silvi berkata pada Ani dan rekan-rekannya yang lain, jika Adam adalah seorang penjahat wanita alias playboy. Ia juga mengatakan, jika Adam pernah dipenjara karena kasus yang melibatkan wanita di masa lalu. Silvi bahkan juga menyebutkan nama mantan Adam yang berprofesi sebagai artis.Tidak hanya satu kasus, Silvi dengan gamblang menceritakan semua kasus yang pernah menyeret Adam berurusan dengan hukum di masa lalu."Jadi, tidak heran jika bapak sampai tersandung kasus seperti ini. Begitu kata Silvi, pak." Jelas Ani dengan eskpresi yang terlihat rumit. Sama seperti rekannya yang lain, Ani tidak percaya dengan gosip yang ditebar oleh Silvi. Karena selama ini, ia mengenal Adam sebagai karakter pemimpin yang baik hati.Ani menduga, jika S
Efek dari beredarnya video pelecehan tersebut mulai meluas, setelah beberapa media mulai memberitakannya. Karena keesokan harinya, kantor Widjaja Grup dan beberapa anak perusahaan mereka mulai didemo oleh banyak orang, mulai dari beberapa LSM, masyarakat hingga mahasiswa yang mengutuk keras pelecehan yang dilakukan Adam dan menuntut Adam dihukum berat.Berbagai macam cercaan dan tuduhan ditujukan pada Adam dan membuat citra Adam semakin buruk dimata publik.Hal ini memaksa Eka Widjaja mengambil langkah antisipasi dengan mengumumkan, bahwa perusahaan sedang menyelidiki masalah ini hingga tuntas dan untuk meredakan kemarahan publik, Adam untuk sementara waktu terpaksa di nonaktifkan dari perusahaan.Sementara itu, di hotel tempat Adam menginap.Adam dan sekelompok tim pengawal sedang terlibat diskusi serius tentang kasus yang menimpa Adam saat ini.Tim keamanan Adam, dibantu oleh tim yang dikirim oleh ayahnya, bekerja keras untuk mengungk
Nadya begitu syok saat menerima kiriman video dari sebuah nomor tidak dikenal. Pertama, ia coba mengabaikannya, karena merasa tidak kenal dengan si pemilik nomor. Apalagi nomor tersebut tidak ada di dalam daftar kontaknya.Namun, saat Nadya bermaksud menghapus dan memblokir nomor tersebut, ia dikejutkan dengan thumbnail video yang menunjukkan gambar suaminya."Video mas Adam?" Gumam Nadya penasaran dan akhirnya, ia memutar video tersebut.Baru melihat tampilan pertama dari video tersebut, Nadya langsung syok.Nadya merasakan dunia seakan berputar lebih kencang dan membuat pijakannya menjadi goyah."Astaga! Ini- ini tidak mungkin mas Adam." Ujar Nadya coba menyangkalnya.Namun, semakin lama ia menonton video tersebut, ia semakin tidak bisa membantah jika pria yang di dalam video tersebut adalah benar suaminya.Nadya kalut, ia merasa asing dengan sosok Adam yang ada di dalam video. Perasaannya begitu hancur pa
Adam bangun keesokan harinya, menjelang subuh dengan kepala sedikit berat. Ini pertama kalinya Adam minum sampai semabuk ini, setelah masa jahilnya dulu. Ternyata dirinya tidak sekuat dulu, baru beberapa gelas dan ia sudah begitu pusing. Adam tidak ingat apa yang terjadi setelah ia meninggalkan diskotik. "huft, sepertinya aku memang tidak cocok minum alkohol lagi!" Keluh Adam sambil mengusap wajahnya. Seelah itu, Adam coba bangun dan ia terkejut saat mendapati dirinya sudah mengenakan kimono. "Siapa yang mengganti pakaianku?" Gumam Adam heran. Tubuhnya juga sudah bersih, tidak ada lagi aroma alkohol yang menempel dibadannya. Adam memutuskan untuk mengabaikannya untuk sementara waktu dan menanyakannya pada pengawal pribadinya setelah mandi. Tidak lama kemudian, setelah Adam selesai mandi dan mengganti pakaian, ia memanggil dua pengawal pribadinya ke ruangannya. "Terimakasih, kalian telah mengganti pakaianku! Aku benar-benar mabuk semalam dan tidak ingat apa yang terjadi. Kala