Adam terkejut dengan kehadiran mendadak Nadya. Namun, ia dengan cepat bereaksi dan berkata pada Fabian, "Baiklah, pak Fabian. Nanti akan saya kerjakan dan kalau bapak mau pesan kopi lagi, bisa langsung hubungi bagian pantry."Adam memberi kode Fabian."Ah iya, terimakasih yah, Dam! Hmn, kopi buatan kamu ternyata memang sangat enak." Ujar Fabian dengan cepat menyesuaikan sikapnya.Adam bangkit dari tempat duduknya dan menyapa Nadya, "Pak Fabian tadi meminta kopi dan beliau memberi wejangan untuk karirku di sini.""Hmn, begitu, kah?" Kerutan halus tampak di kening Nadya, menandakan kalau ia meragukan jawaban Adam. Ia merasa tidak salah lihat, kalau sebelumnya Adam terlihat begitu akrab ketika bicara dengan Fabian.Seolah mereka sangat dekat."Iya, Adam ini ternyata orangnya sangat berbakat dan memiliki pengetahuan yang luas. Kalau ia bekerja dengan lebih giat, saya berencana untuk merekomendasikannya di posisi yang lebih baik, sesuai dengan keahliannya." "Tuh, kan, kamu dengar sendiri
Adam terkejut, begitu mendapati Nadya masuk ke dalam ruang kerjanya dalam keadaan berantakan. Ada juga jejak merah bekas tamparan di kedua pipi putihnya. Saat itu, Adam baru saja kembali setelah mengantar pesanan minuman karyawan dan hendak beristirahat sebentar."Nad, kamu kenapa?" Tanya Adam heran. Saat jam makan siang, ia masih melihat kalau Nadya masih baik-baik saja. Lalu, kenapa ia bisa berakhir seperti ini?Saat itu Nadya tidak menjawab, ia sudah menahan tangisnya sedari tadi. Saat bertemu Adam, ia segera berlari membenamkan dirinya dalam pelukan Adam dan menangis di sana, menumpahkan segala kecamuk perasaannya. Adam tercengang dan tidak bisa berbuat apa-apa, Susan dan Ayu yang saat itu juga berada di dalam ruangan, ikut menjadi bingung dengan apa yang sedang mereka lihat. Mereka akhirnya dengan sadar diri, berjalan keluar ruangan secara perlahan untuk memberi privasi pada Adam dan Nadya."Nad?" Panggil Adam lagi dengan lebih lembut. Adam bisa melihat kalau Nadya saat ini se
Perusahaan Widjaja Architect yang tergabung dalam Widjaja Grup menjadi heboh, ketika berita 'skandal' yang di kompori oleh istri Fabian menjadi viral. Satu-satunya yang menjadi objek pesakitan di sini adalah Nadya.Sekarang image sebagai pelakor telah melekat kuat pada Nadya.Banyak yang tidak mempercayainya, karena Nadya yang mereka kenal selama ini adalah sosok wanita yang supel, ramah dan baik pada semua orang. Namun, tidak sedikit juga yang termakan dengan isu murahan tersebut.Terlebih karena pernyataan Diah, didukung oleh HM perusahaan, Cecilia Agatha. Atasan Fabian yang saat itu ikut memergoki 'perselingkuhan' Fabian dan Nadya. Tidak hanya itu, Cecilia bahkan mengumumkan kalau ia telah memecat Nadya dengan tidak hormat karena perilaku buruknya.Saat Adam sampai di kantor, gosip ini bahkan belum mereda sama sekali dan justru tampak semakin panas. Apalagi orang yang hanya menerima berita itu dari orang lain, lalu menambahkannya dengan imajinasi liar mereka sendiri, semakin memper
Adam dikuasai amarah, tapi nalarnya masih bekerja dengan baik. Adam berkata dengan dingin, "Demi persahabatan kita, aku akan memaafkan istrimu untuk kali ini, Fabian. Tapi, tidak ada lain kali." Kalimat Adam tajam dan mengancam, Fabian bahkan tidak berani untuk membatahnya. Adam menyebut namanya secara langsung, itu artinya ia tidak main-main saat ini. Persahabatan mereka dipertaruhkan. Tentu saja, Fabian yang paling tau bagaimana karakter Adam, karena mereka berteman dekat cukup lama. Adam memiliki karakter setia dan suka menolong orang lain, bahkan untuk orang yang baru dikenalnya. Fabian mendengar sendiri dari Nadya, kalau Adam dan Nadya bersahabat. Melihat Adam masih menahan diri membalas istrinya, merupakan suatu hal yang luar biasa karena ia masih bisa berhenti saat ini dan itu semua karena Adam masih memandang persahabatan mereka. Jika tidak, bahkan jika Diah mengandalkan keluarganya sekalipun untuk melindunginya, maka ia masih tidak dapat menahan kemarahan Adam. "Terimaka
Fabian segera keluar, melihat kehadirannya dalam ruangan itu tidak diperhatikan. Istrinya sibuk menenangkan Cecilia. Istrinya bahkan tidak peduli dan sama sekali tidak menganggap kehadirannya dalam ruangan tersebut. Fabian pun memutuskan untuk keluar, menyusul Adam.Dia berjalan secepat yang dia bisa, "Itu dia!"Fabian melihat punggung Adam yang sedang berjalan di lobi parkir. Beruntung Fabian sudah memiliki dugaan sebelumnya, jika Adam pasti akan kembali atau paling tidak ia akan menemui Nadya."Adam, tunggu!"Fabian setengah berlari menyusul Adam.Adam berhenti dan berbalik."Ada apa?" Tanya Adam datar.Fabian masih terengah-engah, "Bro, gue mau minta maaf." Ujar Fabian berterus terang.Paling tidak, Fabian ingin menjernihkan masalah hari ini dengan Adam. Ia tidak ingin, karena masalah yang terjadi, hubungan persahabatan dirinya dengan Adam rusak."Langsung saja, apa yang sebenarnya ingin lu katakan?" Ucap Adam datar.Jujur, ia sedang menahan perasaan marah pada Fabian. Karena keti
Mungkin masalah pelik yang menimpa Nadya sudah selesai dengan Cecilia menarik kembali pernyataannya dan menjernihkan nama Nadya. Ditambah, Cecilia juga telah membatalkan keputusannya memecat Nadya. Sehingga, Nadya bisa tetap aktif bekerja di perusahaan.Meski begitu, efek dari kejadian hari itu, membuat Nadya sempat mengalami trauma dan berakibat pada menurunnya kondisi kesehatannya. Nadya terserang demam tinggi dan itu membuat Adam terpaksa meliburkan kerjanya hari itu untuk menjaga Nadya.Sebenarnya, bisa saja Gira atau Sherin yang berada di sana untuk menemani Nadya. Hanya saja, mereka masih memiliki banyak perkerjaan yang harus segera di selesaikan. Sehingga keduanya harus segera kembali ke kantor. "Nad, makan dulu buburnya, ya!" Ujar Adam dengan lembut ketika menyuapkan sesendok bubur ke mulut Nadya."Udah, Adam... pahit tau!" Ujar Nadya cemberut dan menutup mulutnya rapat-rapat."Kamu harus menghabiskannya, Nad! Ingat, kamu butuh energi biar cepat pulih. Katanya kamu mau cepat
"Yeaayy, kita berhasil." Sorak Gira dan yang lainnya merayakan keberhasilan mereka. Mereka sudah bekerja selama dua minggu penuh untuk mengerjakan desain gedung dan juga perumahan karyawan untuk salah satu perusahaan semen terbesar di Jawa Timur tersebut. Jelas, ketika mendengar Sandi mengumumkan bahwa desain proyek mereka telah disetujui dan diterima oleh klien, membuat mereka bersorak senang.Tidak terkecuali Nadya!Dia yang telah kembali bekerja siang itu, tidak dapat menutupi rasa senangnya. Seolah, semua masalah sehari sebelumnya, menguap begitu saja dengan hasil yang timnya terima hari ini."Untuk merayakannya, saya pribadi mengundang semua orang untuk merayakannya di rumah saya. Semua orang di undang. Kita harus merayakan keberhasilan hari ini." Tambah Sandi bersemangat. Tentu saja, salah satu alasannya adalah karena ia ingin berdekatan dengan Nadya.Nadya kurang setuju dengan rencana itu sebenarnya, cuma karena Sandi mengatakan itu demi merayakan keberhasilan mereka, jadi Nad
Sandi dengan manis menutupi niat busuknya yang sebenarnya. Ia sengaja meminta Ayu untuk mengantar Nadya ke kamarnya, untuk menghindari kecurigaan semua orang. "Lebih baik wanita yang mengantar Nadya, 'kan? Lagian saya belum halal untuk Nadya, hahaha." Beberapa rekan pria langsug menyahuti ucapan Sandi, "Segera lamar saja Nadya nya, pak Sandi. Biar cepat halal. Jadi, pesta berikutnya kita akan menghadiri pesta pernikahan pak Sandi dengan Nadya, hahaha." Sandi tertawa senang mendengar ucapan mereka dan mengamininya, "Doakan saja, tidak lama lagi hal itu akan terjadi." Jawaban Sandi begitu manis, namun dalam hatinya sudah terbayang dengan beberapa rencana licik untuk bisa mendapatkan Nadya hari itu. "Pak, di sini ada kamar. Kenapa tidak memakai kamar ini saja untuk nona Nadya?" Tanya Ayu dengan polosnya. Ayu sebenarnya juga tidak setuju untuk mengantar Nadya beristirahat di kamarnya Sandi. Bagaimanapun Sandi adalah pria lajang, tidak etis rasanya menempatkan Nadya di kamar Sandi,
Cara kejam Adam untuk membuat Silvi bicara, benar-benar efektif dan memberi tekanan piskologis yang besar terhadap mental Silvi. Dibanding rahasia yang dijaganya, kehormatannya jauh lebih penting. Silvi tidak bisa mebayangkan, jika dirinya akan diperkosa secara ramai-ramai oleh orang-orang brutal ini. Membayangkannya saja sudah membuatnya sangat ketakutan apalagi harus mengalaminya secara langsung?"Saya akan bicara, saya akan bicara!" Isak Silvi ketakutan. Bahkan, tanpa Adam perlu bertanya, Silvi dengan sukarela menceritakan semua yang ia ketahui dan tugasnya, adalah membuat nama dan citra Adam rusak di dalam perusahaan. Semua sudah direncanakan dengan sangat matang. Jika rencana mereka berhasil, nama Adam tidak hanya rusak di mata publik tapi juga internal perusahaannya. Jika begitu, tidak akan ada yang menghormati Adam jika ia memimpin perusahaan di masa depan nantinya.Meski menurut Adam, informasi yang diberikan oleh Silvi masih tidak lengkap dan banyak detail yang terlewatka
Jantung Silvi bergemuruh kencang, saat melihat Adam mulai masuk ke dalam ruangan. Padahal saat itu, Adam terlihat cuek, seperti tidak menganggapnya ada sama sekali di dalam ruangan itu.Tidak hanya itu, Adam dengan acuh tak acuh memperhatikan sekeliling ruangan tempat Silvi disekap.Tidak lama, seorang lelaki berbadan tegap menyusul masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah kursi untuk Adam duduk.Saat itu, Silvi berusaha keras untuk menenangkan dirinya. Meski sebenarnya, ia ingin menanyakan tentang Andre dan yakin kalau supir tampan tersebut yang telah menculiknya. Namun, setelah melihat Adam muncul, ia langsung menebak, jika Andre adalah orang suruhan Adam untuk menjebaknya. "Pak- pak Adam, apa maksudnya semua ini? Kenapa saya disekap di sini? Apa salah saya?"Silvi bersikap seolah-olah dia tidak memiliki kesalahan apapun dan tidak layak diperlakukan seburuk itu. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri, jika penculikan dirinya adalah suatu kesalahan.Bukannya langsung menjawab p
Audy tampak begitu senang, ketika membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya. Ia bahkan segera menunjukkan isi pesan tersebut pada sepupunya, Wika."Ka, lihat deh! Si Silvi baru saja dapat promosi kenaikan jabatan dan juga kenaikan gaji. Hahaha, udah berhasil jadi mata-mata kita di perusahaannya Adam. Kini, ia malah dapat penghargaan! Beruntung banget anak itu!"Silvi adalah sepupu jauh Audy dan sekaligus menjadi perpanjangan mata Audy untuk mengawasi Adam. Itu sebabnya, ia bisa tahu setiap kegiatan Adam di perusahaan dan juga, jadwalnya di Bali.Dengan bantuan Silvi juga, Audy bisa dengan mulus memasang jebakannya untuk Adam. Sekarang, Audy merasa telah menjadi pemenang dengan berhasil membalaskan dendamnya pada Adam dan Nadya.Bagaimana tidak?Dengan adanya isu skandal ini, nama Adam telah tercoreng tinta hitam dan secara tidak langsung, ikut mencoreng reputasi perusahaan Widjaja di mata publik.Hanhya dengan sedikit gorengan isu untuk memanaskan situasi, berita ini sema
Staf Adam harus pulang terlebih dahulu, begitu urusan bisnis mereka di pulau Bali rampung. Perjalanan bisnis mereka kali ini, membawa banyak pengalaman baik dan buruk sekaligus. Baik karena urusan bisnis mereka yang berjalan lancar dan bisa dikatakan sukses. Mereka berhasil mengunci transaksi untuk pembelian tanah yang akan menjadi cabang dari perusahaan Widjaja Grup nantinya, khususnya untuk wilayah Timur.Dan berita buruknya, atasan mereka justru tersandung kasus negatif yang sedikit mencoreng nama perusahaan dan semua itu semakin diperparah oleh media yang membuat noda hitam di atas nama Adam semakin tebal. Hanya saja, setelah seminggu berlalu dan respons cepat perusahaan, membuat berita tentang Adam menghilang dengan sendirinya.Begitu para staf ini menginjakan kaki di Bandara, masing-masing mereka mendapat notifikasi pesan di ponsel mereka."Eh, ini beneran?" Teriak salah seorang staf wanita yang pertama kali membaca isi pesan tersebut melonjak senang, penuh suka cita."Beneran
"Sis, semua- semua ini tidak seperti yang kamu lihat!" Jelas Nadya dengan suara sedikit gugup saat hanya tinggal mereka berdua. Ia khawatir, jika Siska salah paham terhadapnya. Kenyataannya, tidak ada sesuatu istimewa yang terjadi antara dirinya dengan Andre, selain hubungan pekerjaan. Sebelum Siska datang, kebetulan Nadya sedang curhat tentang masalah yang sedang ia hadapi dan mereka larut dengan suasana saat itu dan entah kapan, tangan mereka sudah bertaut tanpa Nadya sadari.Siska hanya tersenyum tipis dan terkesan acuh tak acuh saat melihat kegugupan Nadya, "Memangnya, apa yang aku lihat?""Hmn, itu..." Nadya terlihat bingung bagaimana menjelaskan situasinya tanpa terlihat ada masalah yang coba ia sembunyikan.Mau tidak mau, Nadya harus menjelaskan dari awal, kenapa ia bisa berada bersama Andre siang itu. Semua itu, hanya kebetulan. Karena tujuan mereka sebenarnya hanya membicarakan urusan bisnis semata. Nadya lalu, menjelaskan jika Andre adalah kakak tingkatnya waktu di universi
"Saya menduga, jika Silvi mengetahui tentang wanita yang menjebak pak Adam kemarin."Kening Adam berkerut dan rasa penasarannya terusik, "Bagaimana kamu tahu?"Ani menjelaskan, jika setelah Adam memanggil mereka semua untuk ditanyai pada siang sebelumnya. Silvi berkata pada Ani dan rekan-rekannya yang lain, jika Adam adalah seorang penjahat wanita alias playboy. Ia juga mengatakan, jika Adam pernah dipenjara karena kasus yang melibatkan wanita di masa lalu. Silvi bahkan juga menyebutkan nama mantan Adam yang berprofesi sebagai artis.Tidak hanya satu kasus, Silvi dengan gamblang menceritakan semua kasus yang pernah menyeret Adam berurusan dengan hukum di masa lalu."Jadi, tidak heran jika bapak sampai tersandung kasus seperti ini. Begitu kata Silvi, pak." Jelas Ani dengan eskpresi yang terlihat rumit. Sama seperti rekannya yang lain, Ani tidak percaya dengan gosip yang ditebar oleh Silvi. Karena selama ini, ia mengenal Adam sebagai karakter pemimpin yang baik hati.Ani menduga, jika S
Efek dari beredarnya video pelecehan tersebut mulai meluas, setelah beberapa media mulai memberitakannya. Karena keesokan harinya, kantor Widjaja Grup dan beberapa anak perusahaan mereka mulai didemo oleh banyak orang, mulai dari beberapa LSM, masyarakat hingga mahasiswa yang mengutuk keras pelecehan yang dilakukan Adam dan menuntut Adam dihukum berat.Berbagai macam cercaan dan tuduhan ditujukan pada Adam dan membuat citra Adam semakin buruk dimata publik.Hal ini memaksa Eka Widjaja mengambil langkah antisipasi dengan mengumumkan, bahwa perusahaan sedang menyelidiki masalah ini hingga tuntas dan untuk meredakan kemarahan publik, Adam untuk sementara waktu terpaksa di nonaktifkan dari perusahaan.Sementara itu, di hotel tempat Adam menginap.Adam dan sekelompok tim pengawal sedang terlibat diskusi serius tentang kasus yang menimpa Adam saat ini.Tim keamanan Adam, dibantu oleh tim yang dikirim oleh ayahnya, bekerja keras untuk mengungk
Nadya begitu syok saat menerima kiriman video dari sebuah nomor tidak dikenal. Pertama, ia coba mengabaikannya, karena merasa tidak kenal dengan si pemilik nomor. Apalagi nomor tersebut tidak ada di dalam daftar kontaknya.Namun, saat Nadya bermaksud menghapus dan memblokir nomor tersebut, ia dikejutkan dengan thumbnail video yang menunjukkan gambar suaminya."Video mas Adam?" Gumam Nadya penasaran dan akhirnya, ia memutar video tersebut.Baru melihat tampilan pertama dari video tersebut, Nadya langsung syok.Nadya merasakan dunia seakan berputar lebih kencang dan membuat pijakannya menjadi goyah."Astaga! Ini- ini tidak mungkin mas Adam." Ujar Nadya coba menyangkalnya.Namun, semakin lama ia menonton video tersebut, ia semakin tidak bisa membantah jika pria yang di dalam video tersebut adalah benar suaminya.Nadya kalut, ia merasa asing dengan sosok Adam yang ada di dalam video. Perasaannya begitu hancur pa
Adam bangun keesokan harinya, menjelang subuh dengan kepala sedikit berat. Ini pertama kalinya Adam minum sampai semabuk ini, setelah masa jahilnya dulu. Ternyata dirinya tidak sekuat dulu, baru beberapa gelas dan ia sudah begitu pusing. Adam tidak ingat apa yang terjadi setelah ia meninggalkan diskotik. "huft, sepertinya aku memang tidak cocok minum alkohol lagi!" Keluh Adam sambil mengusap wajahnya. Seelah itu, Adam coba bangun dan ia terkejut saat mendapati dirinya sudah mengenakan kimono. "Siapa yang mengganti pakaianku?" Gumam Adam heran. Tubuhnya juga sudah bersih, tidak ada lagi aroma alkohol yang menempel dibadannya. Adam memutuskan untuk mengabaikannya untuk sementara waktu dan menanyakannya pada pengawal pribadinya setelah mandi. Tidak lama kemudian, setelah Adam selesai mandi dan mengganti pakaian, ia memanggil dua pengawal pribadinya ke ruangannya. "Terimakasih, kalian telah mengganti pakaianku! Aku benar-benar mabuk semalam dan tidak ingat apa yang terjadi. Kala