"Yeaayy, kita berhasil." Sorak Gira dan yang lainnya merayakan keberhasilan mereka. Mereka sudah bekerja selama dua minggu penuh untuk mengerjakan desain gedung dan juga perumahan karyawan untuk salah satu perusahaan semen terbesar di Jawa Timur tersebut. Jelas, ketika mendengar Sandi mengumumkan bahwa desain proyek mereka telah disetujui dan diterima oleh klien, membuat mereka bersorak senang.Tidak terkecuali Nadya!Dia yang telah kembali bekerja siang itu, tidak dapat menutupi rasa senangnya. Seolah, semua masalah sehari sebelumnya, menguap begitu saja dengan hasil yang timnya terima hari ini."Untuk merayakannya, saya pribadi mengundang semua orang untuk merayakannya di rumah saya. Semua orang di undang. Kita harus merayakan keberhasilan hari ini." Tambah Sandi bersemangat. Tentu saja, salah satu alasannya adalah karena ia ingin berdekatan dengan Nadya.Nadya kurang setuju dengan rencana itu sebenarnya, cuma karena Sandi mengatakan itu demi merayakan keberhasilan mereka, jadi Nad
Sandi dengan manis menutupi niat busuknya yang sebenarnya. Ia sengaja meminta Ayu untuk mengantar Nadya ke kamarnya, untuk menghindari kecurigaan semua orang. "Lebih baik wanita yang mengantar Nadya, 'kan? Lagian saya belum halal untuk Nadya, hahaha." Beberapa rekan pria langsug menyahuti ucapan Sandi, "Segera lamar saja Nadya nya, pak Sandi. Biar cepat halal. Jadi, pesta berikutnya kita akan menghadiri pesta pernikahan pak Sandi dengan Nadya, hahaha." Sandi tertawa senang mendengar ucapan mereka dan mengamininya, "Doakan saja, tidak lama lagi hal itu akan terjadi." Jawaban Sandi begitu manis, namun dalam hatinya sudah terbayang dengan beberapa rencana licik untuk bisa mendapatkan Nadya hari itu. "Pak, di sini ada kamar. Kenapa tidak memakai kamar ini saja untuk nona Nadya?" Tanya Ayu dengan polosnya. Ayu sebenarnya juga tidak setuju untuk mengantar Nadya beristirahat di kamarnya Sandi. Bagaimanapun Sandi adalah pria lajang, tidak etis rasanya menempatkan Nadya di kamar Sandi,
Sandi merasakan darahnya turun lebih cepat ke bawah, begitu mendengar suara yang tidak asing di telinganya itu memanggil namanya. Sandi dengan gugup berbalik, penampilannya tidak ubahnya seperti maling yang sedang kedapatan sedang mencuri."Eh, P-pak Fabian?" Ucap Sandi gugup.Fabian sudah tahu apa yang sebenarnya sedang di rencanakan Sandi dari pesan yang diterimanya beberapa saat yang lalu. Namun, ia sengaja bersikap seperti orang polos yang baru saja datang."Pak Fabian kapan datangnya? Saya baru saja akan menghubungi anda untuk acara hari ini." Ujar Sandi lebih lanjut dan memasang wajah bersalah karena terkesan seperti melewatkan Fabian untuk acara hari ini.Kenyataannya, Sandi sengaja tidak mengundang Fabian karena motifnya untuk mendapatkan Nadya hari ini. Jika ada Fabian di sekitarnya, bagaimana mungkin dia dapat menjalankan rencananya?Fabian membaca dengan jelas tujuan Sandi, tapi dia bersikap masa bodoh dan tidak mempermasalahkannya."Ah, kamu ini, acara ini untuk merayakan
Nadya terbangun dengan tubuh terasa begitu lelah, setelah tertidur dalam waktu yang lumayan lama. Ia bahkan masih mengenakan seragam yang sama yang digunakannya ketika kerja siang tadi. Beruntung, sepatunya sudah dilepas.Saat melihat sekelilingnya, Nadya terkejut menemukan dirinya terbangun di atas kasurnya sendiri.'Siapa yang membawaku pulang?' Pikir Nadya heran.Setelah mengumpulkan keasadarannya, Nadya mencuci muka terlebih dahulu, sebelum keluar untuk bikin makan, ia merasakan cacing dalam perutnya sudah berontak minta diisi. Saat itu, sudah menunjukkan pukul satu lewat tengah malam. Itu artinya, dirinya sudah tertidur lebih dari enam jam. Nadya awalnya berniat untuk membuat mie rebus untuk dirinya, mengingat hari sudah begitu larut untuk membuat ataupun sekedar mencari makan malam. Namun, ketika melewati meja makan, Nadya menemukan ada kotak makanan yang berisi bebek panggang kesukaannya."Loh, kakak sudah bangun?" Tanya Nala yang saat itu juga terbangun dan bermaksud mengamb
"Yeay.. kita liburan ke Bali."Gira dan yang lainnya bersorak senang, begitu Fabian mengumumkan rencana liburan perusahaan, khusus untuk divisi mereka. Hal ini sebagai reward karena beberapa desain proyek yang mereka tangani sukses besar dan berhasil diterima dengan sangat baik oleh klien mereka. Beberapa orang bahkan sudah menyiapkan beberapa rencana untuk liburan mereka nanti. Tidak terkecuali Gira, ia bahkan langsung pergi saat teman-temannya masih larut dengan euforia liburan mereka."Loh, Gira ke mana?" Tanya Nadya kebingungan, karena tidak menemukan Gira di antara mereka."Padahal dia masih di sini tadi?""Hmn, kemana lagi! Dia pasti sedang bersemangat buat ngajak 'mamas'nya buat liburan." Seru Rianti."Eleuh-eleuh, gak bisa ada kesempatan, Gira langsung mepet Adam. Semangat benar. ya?""Kayaknya, Gira memang seriusan deh sama Adam!""Hahaha, semoga aja mereka jadian pas di Bali nanti.""Oh, so sweet. Bisa jadian di pantai kuta. Ah, aku juga pegeen!" Nadya mendengar celotehan
Nadya merasakan bahu empuk dan kokoh sebagai sandaran kepalanya dan itu membuatnya terasa sangat nyaman. Kenyamanan itu, membuat Nadya seolah enggan untuk melepaskan sandaran tersebut.Nadya menggeliat dan terbangun, tapi kepalanya serasa masih betah bersandar lebih lama di atas pundak yang telah memberinya rasa nyaman tersebut."Eh, bahu siapa ini?" Saat kesadarannya sudah terkumpul penuh, Nadya baru terkejut ketika mendapati orang asing yang duduk di sebelahnya. Setahunya, yang duduk di sebelahnya adalah Sherin, sahabatnya. Bagaimana tiba-tiba bisa berganti dengan orang lain?Saat itu pemandangan cukup redup karena malam hari. Saat Nadya melihat lebih dekat, begitu cahaya lampu jalan memasuki bagian dalam bis, ia terkejut menemukan seorang cowok duduk dan tertidur di sana.Reflek, Nadya langsung berteriak, "Kyaaa, ada cowok mesum!"Adam yang saat itu sedang tertidur, ikut terbangun karena teriakan Nadya. Ia tergagap dan segera memperhatikan keadaan sekelilingnya dengan waspada, "M
Meski tema perusahaan di Bali kali ini adalah liburan, bukan berarti semua orang bisa bebas melakukan apa saja. Karena pihak panitia acara sudah menyiapkan serangkaian kegiatan untuk membuat liburan mereka di sana lebih semarak dan lebih mengutamakan kebersamaan. Sebelum itu, pagi sebelum jam tujuh ada jadwal sarapan bersama, sebelum dilanjutkan dengan acara liburan mereka di pantai Kuta.Nadya tidak nampak di antara karyawan wanita yang ikut sarapan pagi ini, karena itu Adam berinisiatif membawakan sarapan Nadya ke kamarnya. Adam mengira jika nadya masih tertidur.Saat Adam sampai di sana, ternyata ada seseorang yang baru keluar dari kamar Nadya. Ketika melihat Adam, ia tersenyum kecil dan berkata, "Adam, kamu mau mengantar sarapan buat Nadya, ya? Barusan aku dari dalam untuk mengajaknya untuk ikut acara hari ini. Tapi, sepertinya ia masih tidur. Mungkin akan kesiangan. Kamu temani Nadya saja, ya! Nanti, biar aku yang lapor ke panitia, kalau kalian berdua tidak bisa ikut acara hari i
"Holiday map? Jadi, ada beberapa pantai dan tempat hiburan di Bali ini yang sangat ingin kamu datangi?" Tanya Adam dengan kening berkerut penasaran, begitu Nadya pada akhirnya mempersilakan dirinya untuk melihat peta liburan yang sudah dibuatnya.Nadya tersenyum malu dan mengangguk, "Terkesan kekanak-kanakan, ya?""Gak kok! Biasa saja kali, setiap orang puya impiannya sendiri-sendiri. Tidak ada yang konyol, selama itu ada dalam daftar impianmu. Karena itu, kamu harus mewujudkannya. Tapi, serius kamu belum pernah ke Bali sama sekali, Nad?" Tanya Adam heran.Nadya tersenyum malu dan berkata, "Iya, dulu aku pengen banget ke Bali. Ada kesempatan saat tur sekolah, eh akunya sakit. Pas keluarga liburan ke Bali, giliran aku nya lagi tes masuk kuliah saat itu. Jadi, aku membuat peta liburan itu dan berencana mengunjunginya suatu saat nanti. Itu semua tempat yang sangat ingin aku kunjungi. Aku membacanya dalam buku 'Journey Through Bali and Lombok', akibatnya aku malah semakin ingin liburan ke
Cara kejam Adam untuk membuat Silvi bicara, benar-benar efektif dan memberi tekanan piskologis yang besar terhadap mental Silvi. Dibanding rahasia yang dijaganya, kehormatannya jauh lebih penting. Silvi tidak bisa mebayangkan, jika dirinya akan diperkosa secara ramai-ramai oleh orang-orang brutal ini. Membayangkannya saja sudah membuatnya sangat ketakutan apalagi harus mengalaminya secara langsung?"Saya akan bicara, saya akan bicara!" Isak Silvi ketakutan. Bahkan, tanpa Adam perlu bertanya, Silvi dengan sukarela menceritakan semua yang ia ketahui dan tugasnya, adalah membuat nama dan citra Adam rusak di dalam perusahaan. Semua sudah direncanakan dengan sangat matang. Jika rencana mereka berhasil, nama Adam tidak hanya rusak di mata publik tapi juga internal perusahaannya. Jika begitu, tidak akan ada yang menghormati Adam jika ia memimpin perusahaan di masa depan nantinya.Meski menurut Adam, informasi yang diberikan oleh Silvi masih tidak lengkap dan banyak detail yang terlewatka
Jantung Silvi bergemuruh kencang, saat melihat Adam mulai masuk ke dalam ruangan. Padahal saat itu, Adam terlihat cuek, seperti tidak menganggapnya ada sama sekali di dalam ruangan itu.Tidak hanya itu, Adam dengan acuh tak acuh memperhatikan sekeliling ruangan tempat Silvi disekap.Tidak lama, seorang lelaki berbadan tegap menyusul masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah kursi untuk Adam duduk.Saat itu, Silvi berusaha keras untuk menenangkan dirinya. Meski sebenarnya, ia ingin menanyakan tentang Andre dan yakin kalau supir tampan tersebut yang telah menculiknya. Namun, setelah melihat Adam muncul, ia langsung menebak, jika Andre adalah orang suruhan Adam untuk menjebaknya. "Pak- pak Adam, apa maksudnya semua ini? Kenapa saya disekap di sini? Apa salah saya?"Silvi bersikap seolah-olah dia tidak memiliki kesalahan apapun dan tidak layak diperlakukan seburuk itu. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri, jika penculikan dirinya adalah suatu kesalahan.Bukannya langsung menjawab p
Audy tampak begitu senang, ketika membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya. Ia bahkan segera menunjukkan isi pesan tersebut pada sepupunya, Wika."Ka, lihat deh! Si Silvi baru saja dapat promosi kenaikan jabatan dan juga kenaikan gaji. Hahaha, udah berhasil jadi mata-mata kita di perusahaannya Adam. Kini, ia malah dapat penghargaan! Beruntung banget anak itu!"Silvi adalah sepupu jauh Audy dan sekaligus menjadi perpanjangan mata Audy untuk mengawasi Adam. Itu sebabnya, ia bisa tahu setiap kegiatan Adam di perusahaan dan juga, jadwalnya di Bali.Dengan bantuan Silvi juga, Audy bisa dengan mulus memasang jebakannya untuk Adam. Sekarang, Audy merasa telah menjadi pemenang dengan berhasil membalaskan dendamnya pada Adam dan Nadya.Bagaimana tidak?Dengan adanya isu skandal ini, nama Adam telah tercoreng tinta hitam dan secara tidak langsung, ikut mencoreng reputasi perusahaan Widjaja di mata publik.Hanhya dengan sedikit gorengan isu untuk memanaskan situasi, berita ini sema
Staf Adam harus pulang terlebih dahulu, begitu urusan bisnis mereka di pulau Bali rampung. Perjalanan bisnis mereka kali ini, membawa banyak pengalaman baik dan buruk sekaligus. Baik karena urusan bisnis mereka yang berjalan lancar dan bisa dikatakan sukses. Mereka berhasil mengunci transaksi untuk pembelian tanah yang akan menjadi cabang dari perusahaan Widjaja Grup nantinya, khususnya untuk wilayah Timur.Dan berita buruknya, atasan mereka justru tersandung kasus negatif yang sedikit mencoreng nama perusahaan dan semua itu semakin diperparah oleh media yang membuat noda hitam di atas nama Adam semakin tebal. Hanya saja, setelah seminggu berlalu dan respons cepat perusahaan, membuat berita tentang Adam menghilang dengan sendirinya.Begitu para staf ini menginjakan kaki di Bandara, masing-masing mereka mendapat notifikasi pesan di ponsel mereka."Eh, ini beneran?" Teriak salah seorang staf wanita yang pertama kali membaca isi pesan tersebut melonjak senang, penuh suka cita."Beneran
"Sis, semua- semua ini tidak seperti yang kamu lihat!" Jelas Nadya dengan suara sedikit gugup saat hanya tinggal mereka berdua. Ia khawatir, jika Siska salah paham terhadapnya. Kenyataannya, tidak ada sesuatu istimewa yang terjadi antara dirinya dengan Andre, selain hubungan pekerjaan. Sebelum Siska datang, kebetulan Nadya sedang curhat tentang masalah yang sedang ia hadapi dan mereka larut dengan suasana saat itu dan entah kapan, tangan mereka sudah bertaut tanpa Nadya sadari.Siska hanya tersenyum tipis dan terkesan acuh tak acuh saat melihat kegugupan Nadya, "Memangnya, apa yang aku lihat?""Hmn, itu..." Nadya terlihat bingung bagaimana menjelaskan situasinya tanpa terlihat ada masalah yang coba ia sembunyikan.Mau tidak mau, Nadya harus menjelaskan dari awal, kenapa ia bisa berada bersama Andre siang itu. Semua itu, hanya kebetulan. Karena tujuan mereka sebenarnya hanya membicarakan urusan bisnis semata. Nadya lalu, menjelaskan jika Andre adalah kakak tingkatnya waktu di universi
"Saya menduga, jika Silvi mengetahui tentang wanita yang menjebak pak Adam kemarin."Kening Adam berkerut dan rasa penasarannya terusik, "Bagaimana kamu tahu?"Ani menjelaskan, jika setelah Adam memanggil mereka semua untuk ditanyai pada siang sebelumnya. Silvi berkata pada Ani dan rekan-rekannya yang lain, jika Adam adalah seorang penjahat wanita alias playboy. Ia juga mengatakan, jika Adam pernah dipenjara karena kasus yang melibatkan wanita di masa lalu. Silvi bahkan juga menyebutkan nama mantan Adam yang berprofesi sebagai artis.Tidak hanya satu kasus, Silvi dengan gamblang menceritakan semua kasus yang pernah menyeret Adam berurusan dengan hukum di masa lalu."Jadi, tidak heran jika bapak sampai tersandung kasus seperti ini. Begitu kata Silvi, pak." Jelas Ani dengan eskpresi yang terlihat rumit. Sama seperti rekannya yang lain, Ani tidak percaya dengan gosip yang ditebar oleh Silvi. Karena selama ini, ia mengenal Adam sebagai karakter pemimpin yang baik hati.Ani menduga, jika S
Efek dari beredarnya video pelecehan tersebut mulai meluas, setelah beberapa media mulai memberitakannya. Karena keesokan harinya, kantor Widjaja Grup dan beberapa anak perusahaan mereka mulai didemo oleh banyak orang, mulai dari beberapa LSM, masyarakat hingga mahasiswa yang mengutuk keras pelecehan yang dilakukan Adam dan menuntut Adam dihukum berat.Berbagai macam cercaan dan tuduhan ditujukan pada Adam dan membuat citra Adam semakin buruk dimata publik.Hal ini memaksa Eka Widjaja mengambil langkah antisipasi dengan mengumumkan, bahwa perusahaan sedang menyelidiki masalah ini hingga tuntas dan untuk meredakan kemarahan publik, Adam untuk sementara waktu terpaksa di nonaktifkan dari perusahaan.Sementara itu, di hotel tempat Adam menginap.Adam dan sekelompok tim pengawal sedang terlibat diskusi serius tentang kasus yang menimpa Adam saat ini.Tim keamanan Adam, dibantu oleh tim yang dikirim oleh ayahnya, bekerja keras untuk mengungk
Nadya begitu syok saat menerima kiriman video dari sebuah nomor tidak dikenal. Pertama, ia coba mengabaikannya, karena merasa tidak kenal dengan si pemilik nomor. Apalagi nomor tersebut tidak ada di dalam daftar kontaknya.Namun, saat Nadya bermaksud menghapus dan memblokir nomor tersebut, ia dikejutkan dengan thumbnail video yang menunjukkan gambar suaminya."Video mas Adam?" Gumam Nadya penasaran dan akhirnya, ia memutar video tersebut.Baru melihat tampilan pertama dari video tersebut, Nadya langsung syok.Nadya merasakan dunia seakan berputar lebih kencang dan membuat pijakannya menjadi goyah."Astaga! Ini- ini tidak mungkin mas Adam." Ujar Nadya coba menyangkalnya.Namun, semakin lama ia menonton video tersebut, ia semakin tidak bisa membantah jika pria yang di dalam video tersebut adalah benar suaminya.Nadya kalut, ia merasa asing dengan sosok Adam yang ada di dalam video. Perasaannya begitu hancur pa
Adam bangun keesokan harinya, menjelang subuh dengan kepala sedikit berat. Ini pertama kalinya Adam minum sampai semabuk ini, setelah masa jahilnya dulu. Ternyata dirinya tidak sekuat dulu, baru beberapa gelas dan ia sudah begitu pusing. Adam tidak ingat apa yang terjadi setelah ia meninggalkan diskotik. "huft, sepertinya aku memang tidak cocok minum alkohol lagi!" Keluh Adam sambil mengusap wajahnya. Seelah itu, Adam coba bangun dan ia terkejut saat mendapati dirinya sudah mengenakan kimono. "Siapa yang mengganti pakaianku?" Gumam Adam heran. Tubuhnya juga sudah bersih, tidak ada lagi aroma alkohol yang menempel dibadannya. Adam memutuskan untuk mengabaikannya untuk sementara waktu dan menanyakannya pada pengawal pribadinya setelah mandi. Tidak lama kemudian, setelah Adam selesai mandi dan mengganti pakaian, ia memanggil dua pengawal pribadinya ke ruangannya. "Terimakasih, kalian telah mengganti pakaianku! Aku benar-benar mabuk semalam dan tidak ingat apa yang terjadi. Kala