Share

03. Penghinaan

Author: NindaTanjung
last update Last Updated: 2023-10-22 12:39:59

Keesokan harinya, Davin benar-benar melakukan apa yang dia ucapkan. Memperlakukan Lia begitu buruk di kantornya. Seperti kali ini di mana Davin memerintah Lia untuk menyiapkan kopi untuknya. Itu memang terdengar mudah dan biasa dilakukan oleh sekretaris pada umumnya.

Namun tentu saja kali ini berbeda, karena dibalik perintah itu, Davin tidak mungkin melewatkan kesempatan untuk mengerjainya.

"Aku tidak mau buatan OB, tapi kamu Lia, dan jangan coba untuk menipuku!" peringat Davin penuh tekanan. Lia hanya bisa pasrah lalu mengangguk paham, kemudian pamit untuk ke pantry yang ada di perusahaan itu.

Awalnya baik-baik saja dan begitu lancar tanpa kendala, tapi ketika dia berbalik dan hendak mengantarkan kopinya. Sesuatu yang tak diduga terjadi.

Bram!!

"Sssttt ... panas!"

"Sial. Dasar perempuan pembawa sial. Baru hari pertama kamu sudah berani memperlihatkan nasib burukmu di sini!!"

Barusan Davin tiba-tiba saja sudah di depannya ketika Lia membalik badan, lalu secara tak sengaja karena tak bisa mengelak, tabrakan antara keduanya pun terjadi. Atau mungkin tepatnya Davinlah yang mendorongnya sampai terjatuh dan terkena tumpahan kopi panas. Kenyataannya memang bukan Lia yang salah, bahkan dia sendiri jatuh dan jadi korbannya, tapi Davin malah menyalahkannya.

Hal itu pun lantas menarik perhatian beberapa staf dan karyawan. Mereka menatap dengan penasaran dan juga penuh curiga. Ini pertama kalinya CEO ke pantry kantor, tapi malah menciptakan kehebohan yang para staf juga karyawan masih belum mengerti dengan apa yang terjadi.

Akan tetapi di sisi Davin, melihat pusat perhatian staf dan karyawan pada mereka, justru membuatnya punya ide mempermalukan Lia dengan mengungkapkan keburukannya.

"Bukan hanya tidak becus, tapi kamu juga hampir mencelakaiku. Lihatlah bahkan pakaian yang kamu pakai tidak pantas, kurang bahan dan terlalu melekat pada tubuhmu. Dasar perempuan rendahan, kamu pasti berniat menggodaku, hahh? Sial!! Harusnya aku tak punya sekretaris bodoh sepertimu!!" geram Davin dengan tanpa hati.

Orang-orang langsung menatap Lia, tapi bukannya kasihan, beberapa dari mereka menatap sinis.

"Lihat anak baru itu, baru masuk sudah menunjukkan sifat jala-ngnya!!"

"Mungkin kebelet kaya kali. Dia pikir mudah merayu Pak Davin!"

"Cih! Murah-an!!"

Bisik-bisik beberapa staf dan karyawan, membuat Lia menundukkan kepala dan merasa malu. Dia sedih, tapi dia tak mungkin menangis di sana juga, sehingga mau tak mau Lia cuma bisa menahan rasa sesak karena hinaan dan cacian kepadanya.

Sementara itu Davin malah menyeringai senang karena merasa berhasil menyiksa Lia. Meski setelahnya dia masih tak mendapatkan kepuasan.

"Apalagi yang kamu tunggu, cepat bereskan semua ini dan buatkan kopi yang baru. Awas jika sampai tumpah dan rasanya buruk!!" bentak Davin memperingatkan untuk yang terakhir sebelum kemudian dia melangkah pergi dari sana.

Seperginya Davin orang-orang juga perlahan bubar tanpa satupun yang punya hati atau sama sekali tak ada yang mau membantunya. Mereka meninggalkan Lia, tapi mungkin itu lebih baik. Setidaknya Lia tak perlu mendengar ocehan mereka yang menyakitkan itu. Tidak tahu apa-apa, tapi sudah berani menilai dan bahkan mencaci-maki orang lain.

Lia mendesah kasar, bangkit dan segera membereskannya ditengah luka memar karena tumpahan kopi panas.

'Tidak apa Lia. Kamu kuat dan selama ini kamu sudah menunjukkannya, lihat bagaimana dirimu sendiri sudah berhasil membesarkan satu anak tanpa bantuan siapapun!' batin Lia pada dirinya sendiri.

"Ini hanya luka kecil, cuma memar, jadi bukan apa-apa!" lanjut Lia sambil bersuara getir dan berusaha menguatkan perasaannya. Dia ingin menunjukan kalau dirinya tak serapuh itu, dia perempuan kuat dan juga tegar.

Kurang dari lima belas menit pun berlalu, disinilah Lia sekarang. Di ruang kerja Davin dan membawakannya kopi. Pria kejam dan tidak punya hati itu terlihat sibuk dan tak memperdulikan kehadirannya.

Lia berdehem sebelum kemudian meminta izin untuk meletakkan kopinya di atas meja dengan sopannya. Selanjutnya tak ada yang terjadi, Lia hanya kembali ke meja kerjanya lalu bekerja dengan baik di sana dengan bimbingan sekretaris sebelumnya.

Mengatur jadwal Davin dan juga hal lainnya yang terkait dengan pekerjaan sekretaris. Akan tetapi walaupun lancar, di hari ke dua bekerja, Lia sudah merasa tertekan. Pekerjaannya bertumpuk dan begitu banyak, tapi dia tak heran setelah teringat ucapan Davin. Lia yakin mantan suami sekaligus bosnya itu pasti sengaja melakukannya.

"Andai saja aku tidak gegabah dan terlalu senang waktu itu. Mungkin aku tidak akan seperti ini. Tidak perlu bekerja di neraka bajing-an itu lagi!" ujar Lia menyesal.

❍ᴥ❍

Keesokan harinya, Lia bangun cepat dan dengan awal datang bekerja. Dia segera ke halte bus untuk menghemat pengeluaran, sebab jika naik taksi pasti ongkos yang dia bayarkan lebih banyak.

Namun, lagi-lagi kesialan menimpanya. Ketika sudah turun dari bus, Lia berjalan besisian dengan genangan air yang ada di sisi jalan karena semalam hujan. Semuanya masih baik sampai kemudian tiba-tiba saja sebuah mobil melaju dengan cepat, memutar rodanya di atas genangan air. Lia yang tak sempat menghindar pun terkena cipratannya.

Byur!!

Lia langsung geram, dan hampir saja dia akan menuntut pemilik mobil itu, andai pemiliknya tidak turun lebih dahulu lalu menghampirinya. "Aku hampir saja meminta maaf karena merasa bersalah, tapi sepertinya aku tidak akan melakukannya. Kamu memang pantas mendapatkan itu. Kotoran pantas menempeli dirimu. Untuk mengingatkanmu kalau kamu lebih kotor dari kotoran itu!!" cibir Davin dengan tanpa perasaan.

Jujur bola mata Lia langsung berkaca-kaca mendengarnya. Hatinya sakit dan sesak di saat yang bersamaan. "Sebenarnya apa salahku padamu. Bukankah dulu kamu yang sudah memintaku pergi dan aku juga sudah melakukannya. Lalu sekarang kamu juga yang menahanku bekerja di kantormu, lalu aku tak berdaya dan terpaksa terus bertahan. Apa maumu Pak Davin?!" bentak Lia marah, tak tahan karena merasa sangat terhina.

Namun bukannya merasa bersalah, raut wajahnya Davin sama sekali tak menunjukkan reaksi apapun. Dia terlihat datar dan juga tenang. "Tidak usah pura-pura bodoh atau hilang ingatan. Dulu aku menceraikanmu karena kamu ini memang istri rendah-an yang tidak pantas dipertahankan. Kamu penghianat Lia!!" bentak Davin dengan suara keras.

Lia membuang wajahnya kasar. Melihat emosi Davin dan tabiatnya yang masih cukup Lia hapal membuatnya tak mau berlama-lama meladeninya.

"Terserahmu saja bajing-an!" umpat Lia sebelum dengan sengaja melewati Davin dan berlalu dari sana begitu saja. Bodoh amatlah Davin marah dengan ucapannya, toh Davin sendiripun lebih kejam dan merendahkannya jauh lebih rendah dari kotoran.

Sementara itu Davin masih diam di tempatnya, mengepalkan tangan sambil menatap kepergian Lia dengan tajam. "Sial! Ini masih belum cukup Lia. Aku akan memastikanmu menderita lebih dari apa yang sudah aku rasakan lima tahun terakhir ini!!"

❍ᴥ❍

Siang hari, Davin membawa Lia rapat dan kali itu juga, dia kembali merencanakan sesuatu. Berusaha untuk mempermalukan Lia dihadapan kliennya. Kemudian Davin dengan tanpa hatinya masih tak melepaskan Lia saat mereka sedang berdua. Dia menyerang mentalnya dengan mengomelinya habis-habisan, kasar, kejam dan tanpa perasaan.

"Apakah kamu tidak bisa bersikap baik walau sebentar dan tidak mengacaukan apapun wanita bereng-sek?!" geram Davin menatap Lia penuh intimidasi. "Iya, aku tahu kau itu jala-ng, tapi di sini kau adalah karyawanku dan harusnya bersikaplah sebagaimana mestinya!!"

"Aku tidak melakukan apapun dan aku mengerjakan segalanya dengan baik, Pak Davin. Apa lagi yang salah, tadi hanya sebuah kecelakaan. Aku tidak sengaja menyenggol gelasnya dan membuat mejanya jadi basah," jawab Lia membela diri. Lama-lama dia tak tahan juga ditekan Davin terus menerus.

Seandainya Davin marah karena pemberontakannya ini lalu memecatnya, maka baguslah. Lia harap dia segera pergi dan tak perlu melihat Davin lagi.

"Tutup mulut kotormu, perempuan sial-an!! Apa yang kamu anggap kesalahan kecil itu, adalah kesalahan tidak termaafkan. Kamu pasti sengaja melakukan itu untuk mempermalukanku dihadapan klienku bukan?!" geram Davin dengan emosi yang lebih tersulut. Dia mengepalkan tangan dan menatap Lia dengan tajamnya.

"Andai kamu tidak menyenggol tanganku, gelas itu mungkin tak akan jatuh."

"Oh, jadi maksudmu itu kesalahanku?"

"Ya dan ya. Itu memang salahmu Pak Davin yang terhormat, tapi kesalahan itu malah kau lemparkan padaku. Seolah-olah hanya aku yang bersalah dan kau terlalu membesar-besarkan masalah dan sekarang aku tanya sebenarnya siapa diantara kita yang ingin mempermalukan siapa?!" sarkas Lia dengan sengit.

Persetan dengan Davin yang merupakan bossnya atau dia yang baru mulai bekerja. Jika pria itu bisa marah dan mendendam padanya, maka Lia pun sama.

"Pikiran baik-baik itu, dan jangan pikir hanya karena jabatanmu bisa membuatku takut?!" tambah Lia sebelum kemudian berlalu karena muak berlama-lama dengan Davin.

Pria itu sejak bertemu selalu saja bersikap seolah-olah dialah yang paling tersakiti, tanpa tahu bahwa Lia mempunyai luka yang sama, atau mungkin lebih buruk darinya.

Bagi Lia, Davin adalah masalalu terburuknya. Pria itu penghianat, tapi sekarang dia justru bersikap seolah-olah dialah yang paling tersakiti. Lia mengusap kelopak matanya, menghapus air mata sebelum tumpah membasahi pipinya.

"Kenapa harus bertemu dengannya dan kenapa harus seperti ini lagi. Apa mungkin aku tak berhak bahagia?!" ujar Lia dengan suara yang getir.

❍ᴥ❍

Bersambung

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
lia yg bikin sengsaramu itu othoor wkwkkk
goodnovel comment avatar
CacaCici
Sangat sangat menunggu Davin bucin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   04. Perlawanan

    Satu-satunya kebahagiaan Lia saat ini adalah putra kecilnya Raka. Penghilang stress dan juga perasaan buruk lainnya. Setelah pulang kerja dari tempat yang seperti neraka itu, mengalami hal buruk dan tidak adil, Lia akan kembali baik-baik saja saat Raka berhambur dan memeluknya."Mama kenapa lama puyang? Raka kangen dan lapal," ujar Raka yang masih belum pas bicara, sehingga beberapa kata-katanya masih terdengar cadel.Lia melepas pelukan putranya dan langsung menggandengnya ke dapur. "Mama banyak kerjaan Sayang dan harus mencari uang yang banyak supaya bisa membeli mainan yang Raka inginkan.""Benarkah?""Ya.""Kalau begitu apakah Raka sekarang sudah boleh beli mainan balu lagi?"Lia mendesah sedikit kasar lalu berhenti untuk menatap sejenak putranya. Hatinya langsung merasa sesak saat menyadari sorot mata Raka persis seperti mantan suaminya atau orang yang sama dengan yang sudah membuat harinya buruk seperti di neraka. Namun, dia segera menepisnya karena tak mau membenci Raka.Tidak.

    Last Updated : 2023-10-22
  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   05. Pembalasan

    Perkataan Lia bukan hanya mempengaruhi seorang Davin Geraldo, tapi juga membuatnya tak tenang. Sepanjang waktu, pria itu terus memikirkannya dan terhina karenanya. Seperti radio rusak itu terus berputar dikepalanya."Sial! Aku tidak akan membuat perempuan itu merasa menang dan menghinaku begini. Aku harus melakukan sesuatu untuk mempermalukannya dan membuatnya sadar dengan posisinya!" ujar Davin serius sambil mengepalkan tangannya erat."Perempuan brengsek itu harus tahu diri, apapun caranya!" lanjutnya seperti tengah berapi-api. "Cih, secepatnya akan kuberi perhitungan supaya tahu rasa!"Davin benar-benar tak terima dan marah dengan ucapan Lia beberapa saat lalu padanya. Sementara itu Lia di depan ruangan Davin juga terlihat tak tenang.Wanita itu bukan menyesali perkataannya pada Davin, tapi merasa waswas sekarang. Jika tadi saja Davin berani melecehkan dirinya, bagaimana kedepannya mau jadi apa Lia selanjutnya di perusahaan itu. Dia tak mau jadi jala-ng pribadi pria itu. Sungguh, m

    Last Updated : 2023-10-22
  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU    06. Terhina

    "Lepas!!" Lia membentak sambil menepis tangan Davin dengan kasar."Jangan menolak, lihatlah kondisimu. Kau tidak sedang baik-baik saja Lia!" balas Davin tak menyerah.Lia tak mengerti dengan Davin dan langsung bingung dengan perhatiannya, tapi tentu dia juga tidak mau terbawa perasaan dengan hal itu. "Terus memangnya kenapa kalau aku terluka? Bukankah dengan begitu kau bisa bahagia, dan tidak perlu repot menyakitiku dengan tanganmu sendiri ...."Walau merasa ngilu karena barusan diserempet motor, rupanya Lia bisa berdiri dan dia membuktikan ucapannya. Dia bisa tanpa Davin.Sementara itu Davin yang kecewa dengan penolakan Lia, juga tak bisa diam saat menyadari sekretarisnya terluka meski itu hanya luka ringan. Davin terasa aneh dengan kepeduliannya itu, sebab seperti yang Lia katakan. Penderitaan Lia adalah kebahagiaan untuknya. "Baiklah, tapi sekarang kita harus ke rumah sakit!" ujar Davin yang kemudian menggandeng Lia dan berusaha membantu dengan memapahnya. Sedikit memaksa, meski d

    Last Updated : 2023-11-14
  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   07. Tak Terkendalikan

    Setelah kejadian buruk yang membuatnya merasa hina, Lia tak bisa menuntut atau kabur dari masalah itu. Mungkin sekarang dia sudah sama buruknya dengan perempuan panggilan, tapi Lia tak berdaya. Melihat bagaimana Davin setelah sekian lama dan bagaimana pria itu sekarang, memang tak bisa dipungkiri membuat Lia sangat takut. Apalagi dengan ancaman dan kekuasaannya. Teringat akan keberadaan Raka, mungkin karena hal itu, Lia putuskan untuk menyembunyikannya saja. Tidak perduli dengan apa yang dialaminya sekarang, penderitaan dan siksaan yang tiada habisnya, tapi Lia tetap akan memastikan kalau anaknya akan baik-baik saja. Termasuk jika dia harus jadi jala-ngnya Davin. Dia mencoba untuk tak perduli itu, meski sangat menyakitkannya. "Apa kamu baik-baik saja, Lia? Aku perhatikan sejak kamu bekerja kembali kamu bertambah stress saja dan beberapa hari terakhir kamu terlihat murung?!" tanya Lyra sahabatnya yang selama ini mengasuh Raka di penitipan anak. Lia menghela nafasnya kasar, kemud

    Last Updated : 2023-11-14
  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU    08. Luka yang Terpendam

    Setelah kejadian naas yang membuat Lia merasa kehilangan harga dirinya, wanita itu tak pergi bekerja selama tiga hari. Dia di rumah, meski anaknya tetap saja diantar ke penitipan anak sampai jam kerjanya selesai. Supaya sahabatnya Lyra yang juga bekerja di sana tak curiga.Tak ada kabar atau izin yang dia lakukan supaya izin tak masuk kerja. Lia semena-mena dan berharap hal itu bisa jadi pertimbangan HRD untuk memecatnya secepatnya.Tak ada yang dia lakukan selain malas-malasan dan memperbaiki perasaannya yang buruk. Tidur dan menonton, meski pada akhirnya, Lia sendiri tak bisa menikmati kegiatannya itu. Dia masih gelisah dan terluka karena seorang Davin dan bahkan tak jarang karenanya tatapannya sesekali sempat kosong.Tok-tok!Mendesah kasar, Lia mengerutkan dahinya heran, menatap pintu dan memikirkan siapa yang datang. Baru setelahnya bangkit dan berdiri untuk memeriksanya.Cl

    Last Updated : 2023-11-15
  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   09. Tidak Punya Hati

    Davin terlihat puas saat melihat Lia kembali bekerja. Dia senang karena artinya berhasil menyelesaikan perempuan yang dibencinya. Saat ini dia bahkan tak sabar untuk menyiksanya kembali. Seolah-olah penderitaan wanita itu adalah kebahagiaannya. "Lia!" ujar Davin memanggil dengan suara kerasnya. Lia yang bekerja di depan ruangannya mendengar dan menghampirinya dengan cepat. Jangan sampai pria tak punya hati itu semakin membuatnya marah. "Iya, Pak!" "Siapkan tiket pesawat perjalanan ke luar kota, penginapan dan segala macam hal lainnya. Lakukan dengan baik dan jangan sampai ada yang salah. Aku harus ke sana selama tiga hari ke depan untuk bertemu klien kita," ujar Davin memberitahu. Dia memang sudah cukup jelas memberikan perintahnya, dan Lia pun melakukannya dengan baik. Akan tetapi semuanya tak selancar itu, karena ternyata Davin mau dirinya ikut menemaninya. "Tapi Pak, Anda tidak memberi perintah pada Saya sebelumnya tentang itu. Dua jam lagi pesawatnya berangkat dan karena itu

    Last Updated : 2023-11-15
  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   10. Merebut Rumah

    "Kau benar-benar udah gila. Tidak punya hati dan akal sehat! Aku pikir aku di sini untuk pekerjaan, tapi apa? Semua ini cuma demi kesenanganmu. Bajing-an, aku bahkan meninggalkan anakku demi kamu?!" amuk Lia kesetanan dan marah mengetahui kalau dirinya tak melakukan apapun di sana.Davin cuma main-main dan bersenang-senang. Tak ada pertemuan ataupun pekerjaan. Dia murni untuk menyenangkan hatinya saja. Sayangnya Lia baru sadar saat memperhatikan kegiatan Davin yang cuma bermalasan dan tak melakukan kegiatan apapun sejak dua hari.Awalnya Lia memang tak curiga, masih berpikir positif dan berpikir Davin mungkin kelelahan karena perjalanan mereka cukup jauh. Namun dia juga tak bisa terus-terusan merasa wajar setelah beberapa hari terus begitu."Apa kau sudah memiliki anak? Jadi kau sudah menikah lagi Lia?!" tanya Davin syok dan tak percaya.Lia tertegun dan baru menyadari kesalahan ucapnya itu. Te

    Last Updated : 2023-11-16
  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU    11. Pertemuan Ayah dan Anak

    Davin sedang bersantai di ruang tengah rumahnya Lia. Oh, bukan, tapi rumahnya juga sekarang. Melihat desain interior ruang tengah, Davin terkagum dengan selera mantan istrinya. Lia memang tak di ragukan soal begituan, sehingga walaupun sederhana rumahnya sangat indah dan sekaligus nyaman di saat yang bersamaan. Siapapun bakalan betah tinggal di sana, dan bahkan Davin sendiri pun demikian.Lia sedang mandi saat pintu di ketuk dari luar. Mendengar itu, Davin yang masih do ruang tengah terpaksa bangkit dan membukanya.Rupanya yang datang suaminya Lyra yang mengantarkan Raka pulang. "Maaf, anda siapa dan di mana Lia?"Davin mengeras menyadari seorang pria yang berkunjung dan dia tak terima karena berpikir hal yang buruk. Davin memanas sendiri dengan pikirannya."Kamu yang siapa?!" balas Davin dengan sinis dan terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya.Pria itu tersenyum ramah dan

    Last Updated : 2023-11-16

Latest chapter

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   72. The End

    "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Perempuan itu sudah menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam masalah. Dia menikah dengan salah satu CEO yang perusahaannya pernah bekerjasama sama dengan kita, Pak," jelas Kevin memberitahu.Davin menganggukkan kepala, lalu tanpa menyela. Dia menggunakan gesture tubuh yang meminta agar asistennya itu melanjutkan ucapannya."Pak Mahendra pebisnis di bidang properti yang istrinya itu sedang sakit parah, dan di rawat di rumah sakit Singapore. Dia dan saudaranya sengaja menjebak nona Liona, karena wanita itu merupakan saudara seayah dari istrinya.""Bagus. Aku suka kerjamu! Teruslah seperti itu dan dapatkan bonusmu. Hm, tapi mulai sekarang Kau bisa menghentikan pengawasan terhadap perempuan itu. Aku yakin seorang Mahendra tidak akan melepaskannya lagi, sehingga Dia tidak akan bisa lagi menjadi pengacau dalam keluargaku," jawab Davin puas, dan Kevin mengangguk senang.

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   71. Sulit Untuk Menerima Bagi Alsen

    “Apa yang Tante katakan, bukankah Kita sudah setuju dan setuju?!” Juga terlihat prajurit berkuda dan kecewa. Sementara ibu Linda Lia justru terlihat merasa bersalah."Maafkan Tante, Nak. Semua ini murni kesalahanku. Aku terlalu terpengaruh oleh balas dendam dan juga emosi. Sampai tidak berpikir panjang. Lia masih punya suami dan sekarang Dia sudah mempunyai dua orang anak. Sangat egois jika Aku memaksamu terus bersama dengan putriku. Terlebih lagi Kamu ini lajang dan pantas mendapatkan wanita yang lebih baik dari Lia."Alsen mengusap rambut kasar.

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   70. Menuruti Mama Lia

    Sejak hari di mana Amel bersujud di kaki besannya, kehidupan pernikahan anak dan menantunya mulai membaik. Hari ini tepat saat hasil tes DNA antara Davin dan Ares akan keluar, setelah dua minggu lalu mereka melakukan tes. Amel harap setelah ini semua masalah dan kesusahan anak juga menantunya akan berakhir.Hari yang sama di saat suaminya Linda keluar dari rumah sakit. Kesempatan yang tepat untuk memberitahu hasil tes dan meluruskan segalanya."Ares memang bukan anaknya Davin, syukurlah Mama senang mendengar hal ini. Setidaknya anakku tidak bersama orang yang pernah berani menghianatinya!" ujar Linda merasa senang, tapi tidak dengan suaminya yang terduduk di kursi roda. Meski tak mengatakan apapun, tapi Dia tak menunjukkan reaksi apapun.Davin merasa lega, begitu juga Lia dan Amel merasa senang karena merasa inilah akhir dari drama yang membuat anak juga menantunya terpisah. Sementara Kiandra tak ada di

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   69. Mulai Luluh

    "Selama ini aku sudah tahu Ares bukan cucuku. Aku tahu Liona berbohong dan memalsukan kelahirannya. Dia mendapatkan Ares dari panti asuhan. Namun Aku diam saja, dan terus saja egois berpikir mungkin dengan itu dia akan memberiku cucu yang nyata. Anaknya Davin sendiri.Namun, kemudian Aku mulai menyadari saat aku mulai menyayangi Ares. Selama ini aku memang membutuhkan cucu, pewaris keluargaku, tapi anak asing juga tak masalah. Bukan karena Aku tak mau cucu kandung sendiri, tapi untuk apa cucu kandung jika karena itu anakku tidak pernah tidur lagi dengan nyenyak, tidak pernah menikmati hidupnya lagi dan paling buruk harus dibayangi wanita benalu yang cuma ingin uangnya saja," jelas Amel dengan sangat serius sambil kemudian mengusap air matanya yang terus turun.Dia benar-benar sangat menyesali perbuatannya. Meski selama ini, Lia tak melakukan apapun untuk membalasnya, tapi penyesalannya adalah rasa sakit yang mungkin tidak akan pe

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   68. Keegoisan Linda

    Linda terlihat sangat marah, saat Lia baru saja pulang. Ibunya itu langsung menghadang dan menginterogasinya. "Dari mana saja kamu? Habis bersenang-senang dengan suamimu yang tidak punya hati itu?!""Ma, dia itu ayah dari anak-anakku. Lagipula sudah seharusnya kami bersama. Setelah papa pulang dari rumah sakit, aku juga akan kembali padanya!" jelas Lia dengan tegas."Apa kamu bilang? Jadi kamu tidak mau meninggalkan pria tak tahu diuntung itu? Dimana akal pikiran kamu Lia, mudah sekali kamu putuskan itu? Dia sudah menyakitimu!" tegas Linda tak habis pikir."Mama juga sudah menyakiti aku, Ma. Bukan hanya Mas Davin!" ujar Lia kelepasan. Dia sudah lelah meladeni ibunya, bukannya tidak hormat, tapi kehidupannya juga adalah miliknya. Dia berhak memutuskannya."Papa, Mama dan bahkan Kiandra. Kalian sama sekali tak mendengarkan aku, kalian membuangku tanpa belas kasih. Memangnya kenapa jika aku

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   67. Memberi Balasan Setimpal

    "Maaf ... ak-aku tidak bermaksud menyembunyikan ini darimu. Aku tidak ingin kamu salah paham," ujar Lia sedikit trauma lima tahun lalu di mana Davin meragukannya."Jangan mengatakan hal seperti itu lagi," jawab Davin serius, sambil kemudian mengangkat dagu istrinya, sebab wajah itu sempat menunduk dan terlihat takut.Jujur saja, perasaan Davin cukup tercubit melihat Lia demikian. Penyesalan datang, dan Davin sesak mengingat bagaimana dirinya sudah tidak mempercayai perempuan yang bahkan sudah seperti budak cintanya itu. Bahkan dirinya sampai hati menyakiti dan berulang kali menyiksanya.Namun apa yang didapatkan olehnya sekarang, itu semua seakan tak adil. Lia sungguh pemaaf atau mungkin keibuan wanita itu yang lebih mementingkan kebahagiaan anak-anaknya, sehingga tetap bertahan di sisi Davin. Entahlah, apapun itu yang pasti selanjutnya Davin hanya ingin membahagiakannya."Aku

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   66. Peringatan

    Lia masuk ke kamarnya saat Davin baru saja keluar dari kamar mandi. Pria itu tak mengenakan apapun selain selembar handuk yang melingkari pinggang sampai lututnya. Melihat itu Lia segera meneguk ludahnya kasar, sambil kemudian dengan cepat meletakkan nampan makanan di atas meja.Davin tersenyum menyeringai, gemas melihat aksi salah tingkah istrinya. "Kamu masih aja kayak anak perawan, masa kamu masih nggak biasa gitu sih ngeliatin aku yang seperti ini?""Ch, apaan sih Mas?!" Lia memelototi Davin dengan tajam."Padahal udah bulat gitu loh, perut kamu Sayang," ujar Davin melanjutkan dan menggoda istrinya."Udah! Jangan bicara lagi. Lebih baik pakai sana pakaian kamu Mas, atau mau masuk angin saja nanti?!" ujar Lia memperingatkan, sambil kemudian buang muka.Davin mengangguk patuh, tapi kemudian dia malah bicara dengan sesuatu yang membuat Lia jengkel. "Baju aku nggak ada, Sayang ..

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU    65. Kebersamaan yang Dirindukan

    Davin terbangun lebih dahulu dan menemukan Lia pulas dalam pelukannya. Pria itu lantas tersenyum lalu mendaratkan kecupannya. Sayangnya hal itu malah membuat Lia istrinya terganggu dan bahkan terbangun."Mas ....""Iya, Sayang," jawab Davin dengan lembut sambil mengusap pipinya Lia, kemudian beralih pada perut istrinya yang lumayan buncit karena hamil itu."Kamu kok masih disini, nanti mama dan Kiandra tahu bagaimana?" tanya Lia sedikit khawatir sambil dirinya berupaya bangkit dibantu Davin yang sigap untuk duduk. Wanita itu memang agak kesulitan melakukan hal semacam itu sekarang, tapi bukan hal yang aneh, itu hal yang biasa yang dialami ibu hamil."Tidak akan kenapa-napa Sayang. Tidak akan ada yang tahu aku di sini dan lagipula semalam kamu juga tidak lupa mengunci pintunya bukan?" jawab Davin menenangkan Lia supaya tak panik."Aku tahu, tapi ... hm, Mas maafkan aku, maafkan ke

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   64. Bukan Pria Baik

    Kiandra pulang dengan wajah kusutnya, tapi sepertinya itu bukan karena kurang tidur atau karena harus menjaga ayahnya semalaman di rumah sakit. Hal itu bahkan tak pernah jadi masalah untuknya, meski letih dan lelahnya cukup menguras tenaganya."Kamu kenapa, Kiandra?" ujar Lia bertanya, karena merasakan perbedaan pada adiknya itu.Menghela nafasnya kasar, Kiandra menggelengkan kepalanya. Kemudian menghampiri rak gelas dan mengambil salah satu gelas, mengisinya dengan air minum kemudian meneguknya."Apa kamu punya masalah, kamu bisa ceritakan padaku Kia. Aku kakakmu, siap berbagi masalah denganmu!" tegur Lia dengan serius.Wanita itu cukup peka akan sesuatu yang diperlihatkan oleh tatapan adiknya yang tidak bisa ditutupi."Jangan cemaskan aku dan menikah dengan Kak--" Kiandra terlihat meneguk ludahnya kasar sebelum kemudian dia melanjutkan ucapannya dengan segera. "Kak Alsen secepa

DMCA.com Protection Status