Share

Delapan

Penulis: Evie Yuzuma
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-28 16:37:14

“Dho, ayo!” wanita itu menarik lengan lelakinya. Lelaki bertubuh tinggi itu mengikuti wanita dengan mini dress marun yang sudah menggelayuti lengannya dengan manja. Mereka memasuki VIP room di seberang ruangan yang Srikandi masuki.

Tak berapa lama, Arjuna bersama tiga orang berkewarganegaraan Jepang berjalan dari arah lift. Mereka terlihat mengobrol santai. Arjuna terlihat lebih keren, ketika dasi dan jasnya dia lepas, style lebih terlihat casual. Beruntung dia melihat tamunya mengenakan pakaian casual, ketika baru saja tiba di parkiran. Disimpannya jas miliknya, satu kancing kemeja bagian atas dia buka, lengan kemeja panjangnya dilipat sedikit.

Dua jam lebih mereka mengurung diri dalam ruangan karaoke. Pastinya ditemani oleh beberapa singer yang khusus dipesan oleh tamunya. Srikandi tetap stay tune bersama mereka. Sesekali sudut matanya melirik wajah bosnya yang tampak mencoba bersikap ramah.

Waktu mereka sudah hampir habis, pelayan sudah memperingatkan lima belas menit yang lalu. Para tamu memaksa Srikandi untuk bernyanyi, karena dari tadi wanita itu hanya ikut manggut-manggut saja tanpa berkontribusi. Srikandi tergagap, dia kebingungan mau bernyanyi lagu apa. Setelah berpikir beberapa detik, akhirnya Srikandi berdiri dan mengambil microphone dari Mr. Hosoda.

Ini kali pertamanya membawakan lagu lagi, setelah beberapa tahun tidak pernah tampil ke depan. Akhirnya dia memilih salah satu lagu britpop kesukaannya. Dia biasa mendengarkan lagu itu ketika hidupnya terasa sumpek dengan omelan-omelan bosnya yang menyebalkan. Kapan lagi bisa menyanyikan di depan orangnya langsung, kalau bukan sekarang.

Fix You

Coldplay

When you try your best but you don’t succeed

When you get what you want but not what you need

When you feel so tired but you can not sleep

Stuck in reverse

When the tears come streaming down your face

When you lose something you can’t replace

When you love someone but it goes to waste

Could it be worse?

Lights will guide you home

And ignite your bones

I will try to fix you

High up above or down below

When you’re too in love to let it go

But if you never try you’ll never know

Just what you’re worth

Lights will guide you home

And ignite your bones

And I will try to fix you

Tears stream down your face

When you lose something you cannot replace

Tears stream down your face

And I

Tears stream down your face

I promise you I will learn from my mistakes

Tear stream down your face

And I

Light will guide you home

And ignite your bones

And I will try to fix you

Tepukan riuh dari Mr Hosoda dan team-nya mengiringi berakhirnya lagu yang dinyanyikannya. Arjuna sudah menyanyi beberapa lagu sejak tadi. Lelaki itu sepertinya sudah terbiasa.

Nice voice, nice girl, could i get your phone number?” Mr Hosoda menggodanya, tatapan matanya serius.

Thank you Hososda-san, but for phone number I already give you my name card right?” Srikandi mengulas senyum. Orang Jepang itu manggut-manggut sambil tertawa.

Joke only,” ucapnya lagi sambil menepuk bahu Srikandi.

Arjuna san , next time please arrange more karaoke time, I like her voice, want to hear more,” ucap Mr Hosoda seperti begitu tertarik pada penampilan Srikandi barusan.

Of course, she multitalent girl.” Baru kali ini dia mendengar bos menyebalkan itu memujinya. Pencitraan di depan para tamu.

Obrolan berlanjut sebentar, sebelum akhirnya sebuah ketukan pintu dari pelayan yang mengingatkan waktu mereka selesai. Semuanya keluar. Mr Hosoda terus mengajak Srikandi mengobrol sepanjang perjalanan menuju lift, sampai ke depan lobi. Namun wanita itu undur diri, karena harus mengurus dokumen ke resepsionis.

Hosoda-san, I need to discuss with the reception, Arjuna-san will accompany you.” Srikandi mengangguk hormat. Lelaki bertubuh sedang itu tersenyum. Mata sipitnya semakin mengecil. Dia kemudian mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Sweet chocolate for sweet girl,” ucapnya sambil memberikan satu batang cokelat premium. Ah, lelaki itu ternyata romantis juga. Srikandi menerimanya dengan penuh senyuman.

Arigatoo gozaimsu, watashi no happy desu,” ucapnya mencoba berbicara bahasa jepang walau dia sebetulnya hanya tahu itu saja. Mr Hosoda terkekeh, dan membalas anggukan Srikandi.

Do itashimasta,” ucapnya, kemudian obrolan mereka berlanjut dengan Arjuna yang mengantar mereka ke depan lobi.

Srikandi memisahkan diri menuju bagian resepsionis.

“Mbak, nanti untuk billing-nya atas nama PT Sejahtera Bagaskara dikirim by email aja ya.” Srikandi menyodorkan satu buah kartu nama pada resepsionis. Wanita itu menerimanya.

“Baik Bu, terima kasih sudah berkunjung,” ucap resepsionis itu dengan ramah. Srikandi kemudian berjalan menuju pintu keluar dari lobi.

Arjuna masih berdiri di depan lobi setelah melepas ketiga tamu jepangnya. Dia berbalik mencari Srikandi. Terlihat wanita itu sedang berjalan ke arahnya. Namun yang membuatnya terkesiap, ketika matanya melihat  wanita berpakaian mini dress marun yang baru keluar dari lift.

“Cantika,” gumamnya dalam dada. Dilihatnya wanita itu tengah menggandeng lelaki yang sama, yang ditemukannya malam itu.

Beruntung Cantika tidak melihatnya. Namun lelaki yang berada di sampingnya yang tidak lain adalah Ridho, kembali melihat Srikandi yang tengah berbincang dengan Arjuna. Dia kembali mengeluarkan ponselnya dan melihat sebuah foto dalam galerinya. Namun ketika dilihatnya lagi, Srikandi sudah menghilang. Wanita itu sudah masuk ke mobil yang dikemudikan Pak Slamet. Sementara Arjuna berjalan tergesa untuk menghindari bertatap muka dengan wanita yang sudah melukainya.

“Pak Slamet suka cokelat?” Srikandi bertanya ketika sudah merasa duduknya nyaman.

“Enggak terlalu sih, Mbak, tapi anak saya yang doyan banget,” ucap Pak Slamet masih fokus mengemudi. Srikandi mengambil cokelat yang diberikan Mr. Hosoda.

“Ini Pak, tadi orang jepang itu ngasih saya, tapi saya nggak suka cokelat, buat anak Bapak aja, dibuang sayang cokelat mahal.” Srikandi menyodorkan cokelat itu pada Pak Slamet yang menyambutnya dengan sumringah.

Mobil avanza silver yang mereka tumpangi melaju sedang. Membelah malam dan keramaian yang tidak berkurang. Srikandi menyandarkan tubuhnya dan memeriksa ponselnya yang sejak tadi disilent dan disimpan ke dalam tasnya. Ada dua panggilan tak terjawab dari nomor Ibu. Kemudian ada satu pesan sekitar satu jam yang lalu.

[Sri, keluarga Bu Yunita udah nanyain lagi, kamu kapan ada waktu buat pertemuan keluarganya?] Pesan ibundanya.

Srikandi menutup ponselnya kembali. Dia menghela napas dalam-dalam. Sejak adiknya meninggal, ibunya terus mendesak dirinya segera meresmikan pertunangannya. Bu Sartika, ibunya Srikandi memiliki sahabat yang tinggal di kota Bekasi. Karena kedekatan mereka sejak SMA, tercetuslah ide untuk menjodohkannya dengan anak lelaki sahabatnya itu. Srikandi sama sekali belum pernah mengenal lelaki itu, dia baru tahu namanya saja, Ridho.

Bab terkait

  • BOS VS ME   Sembilan

    Kringgg Kringgg KringggJam weker di atas nakas berbunyi. Tak berapa lama nada alarm dari ponselnya menyusul membangunkannya. Srikandi berusaha membuka matanya yang masih terasa berat. Bagaimanapun dia tidur cukup larut malam tadi. Dia mencoba membujuk kelopak matanya untuk terbuka. Mengingat-ingat sesuatu yang menarik.“Ahh, sarapan Mas Anwar,” gumamnya sambil mencoba mendorong kelopak mata yang begitu lengket.“Aku nggak boleh kesiangan, demi membalas budi baiknya,” gumamnya sambil melempar selimut yang membuatnya enggan bergerak.Diambilnya remote AC dan segera dimatikan. Memeriksa ponsel, melihat pesan namun sepi. Dilihatnnya bayangan dirinya dalam cermin. Bangun tidur, kecantikan natural pikirnya. Gadis itu tersenyum sendiri melihat pantulan dirinya. Mata panda, rambut kusut, dia membayangkan ke kantor dengan tampilan seperti itu. Ah, sudahlah Sri jangan menghayal dipagi buta. Bergegaslah mandi.Bilasan air mem

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • BOS VS ME   Sepuluh

    “Kalau bukan karena ayah menggantikanmu dengannya, mungkin hari ini kita masih berbahagia.” Arjuna bersandar pada kursi kebesarannya. Matanya beralih menatap seisi ruangan. Masih selalu terbayang bagaimana kehangatan yang tercipta setiap hari di ruangan itu. Suasana yang sungguh jauh berbeda dengan sekarang.“Apa lagi rencana gilanya, seenaknya mau menjodohkanku dengan orang yang tidak dikenal, huh!” Arjuna mengacak rambutnya tanpa sadar, mengingat perkataan Tuan Bagaskara tempo hari tentang rencana memperkenalkannya dengan anak kolega bisnisnya.Tuan Bagaskara sebenarnya merasa bersalah, ketika malam itu melihat putranya pulang dengan wajah berantakan. Akhirnya dia menghubungi kolega bisnisnya untuk memperkanalkan putra-putri mereka. Tuan Arnold setuju, begitupun putrinya yang baru saja kembali dari kuliah di luar negeri. Pak Bagaskara pastinya memiliki alasan kuat kenapa dia bersikeras tidak merestui hubungan putra sematawayangnya dengan Canti

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • BOS VS ME   Sebelas

    Srikandi, Bisma dan Anwar akhirnya sampai di tempat yang mereka pesan. Hari itu sang sekretaris mengurusi reservasi untuk kepentingan dirinya. Tempat makan yang dipilihnya bukan yang tergolong mahal, namun tetap berkelas dan nyaman. Mereka mengambil tempat di lantai dua, di paling pojok, sengaja Srikandi memilih tempat makan outdoor, sehingga mereka bisa menikmati taburan bintang gemintang di langit lepas.Ketiga orang itu sudah melepaskan alas kaki. Balai-balai bambu yang didominasi dengan hiasan tradisional begitu tepat, menjadikan suasana menjadi romantis. Srikandi memilih duduk di pinggir, sehingga bisa bersandar pada dinding anyaman bambu yang menjadi pembatas setiap gazebo.“Sri.” Bisma dan Anwar berbarengan. Keduanya saling menatap dan tertawa.“Lo duluan Mas,” ucap Anwar yang memang usianya lebih muda beberapa bulan daripada Bisma.“Ya, iyalah, gue kan lebih senior daripada elo,” ucap Bisma sambil menepuk dada.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • BOS VS ME   Dua belas

    Sementara itu, Srikandi segera menuju resepsionis untuk melakukan reservasi. Dia memilih ruangan tertutup mengingat tamunya ingin karaoke lagi. Kali ini dia sudah memikirkan sebuah lagu jika pada akhirnya harus tetap menyanyi.Beruntung di tempat seperti itu ada juga ruangan premium meskipun tidak sebagus di hotel berbintang. Lagipula salah mereka sendiri, kenapa membuat acara seperti membuat sambel, dadakan. Srikandi memang masih mengenakan pakaian kantor, mengingat tadi langsung berangkat tanpa pulang dulu ke kost paviliunnya.Srikandi tengah duduk dan bersantai di ruangan itu. Dia sengaja memesan ruangan large untuk meminimalisir kesan sumpek, karena dinding ruangan ini didesain tidak terlalu tinggi. Sebuah notifikasi pesan masuk berbunyi.Tring[Ruangan mana?] Pesan dari Arjuna.[Room D75 Pak.] Ucap Srikandi.[Large?] rupanya dia sudah hapal.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • BOS VS ME   Tiga belas

    Mobil yang dikendarai Bisma membelah keramaian. Waktu belum terlalu malam, jalanan masih ramai lancar. Lelaki itu memutar lagu untuk menemani perjalanan mereka. Lampu jalanan yang terang berbaris, berpendar menyala menambah hangatnya rasa. Perasaan lelaki itu menghangat setiap dia melihat raut bahagia wanita yang tengah asyik sendiri dengan pemikirannya. Srikandi duduk nyaman pada kursi di sebelahnya, pandangannya terlempar keluar jendela.“Sri.” Bisma memulai kembali obrolan yang terhenti begitu saja.“Ya, Mas.” Wanita itu menoleh sekilas ke arahnya. Kemudian berpaling kembali menatap dunia luar yang terlihat indah.Namun belum sempat obrolan berlanjut, ponsel milik wanita itu berdering. Srikandi melihatnya sekilas kemudian mengabaikannya. Berdering lagi, didiamkan lagi. Berulang kali, hingga pada deringan kelima akhirnya Srikandi mengangkat telepon itu.“Hallo!” Akhirnya wanita itu menjawab telepon dengan malas.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • BOS VS ME   Empat belas

    “Hmm hmm hmm hmm hmm hmm.” Srikandi berjalan sambil bersenandung. Entah apa yang membuat paginya begitu riang.“Pagi Pak!” Gadis itu menyapa security.“Pagi Bu!” Security mengangguk. Srikandi terus berjalan sambil melanjutkan senandungnya.“Hmm hmm hmm hmm hmm hmm...” Srikandi meneruskan lagu kebangsaannya cold play. Entah kenapa wanita karir dari generasi millenial itu, begitu menyukai alunan lagu cold play. Sementara itu pandangannya fokus pada layar ponsel yang dipegangnya.BrukkTubuhnya sedikit terhuyung karena membentur sesuatu. Ponselnya hampir terjatuh. Beruntung masih bisa diselamatkan.“M-maaf,” tukasnya sambil menyeimbangkan kembali badannnya.“Jalan tuh, pake mata!” Ah ternyata yang dia tabrak adalah manusia besi.“Pak, di mana-mana jalan tuh, pakai kaki, mana ada jalan pake mata?” Srikandi menimpali ucapan

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • BOS VS ME   Lima belas

    Chevrolet Orlando summit white itu melaju sedang, menuju salah satu butik ternama. Srikandi sudah memesan satu dress seperti instruksi atasannya. Informasi dari Arjuna, pertemuan malam ini adalah pertemuan penting sehingga meminta sekretarisnya itu berdandan maksimal agar tidak mempermalukannya.Arjuna tidak menemani Srikandi masuk ke butik. Lelaki itu malah menunggu, duduk di luar sambil mengecek email pada gawainya. Tidak berapa lama, Srikandi sudah keluar dengan mengenakan gaun yang terlihat simple namun terkesan sopan dan elegan. Dress dengan rok di bawah lutut dan model lengan tertutup, hiasan puring yang berlapis terlihat manis.Sial, kenapa dia terlihat begitu manis. Kejujuran hatinya tidak bisa dipungkiri. Namun egonya tetap berusaha melawan.“Sekarang kita ke salon, wajah kamu yang standard itu terlihat kurang pas dengan gaun elegan ini.” Sebuah kalimat merendahkan yang terlontar. Srikand

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • BOS VS ME   Enam Belas

    “Papah akan membatalkan perjodohan kamu dengan anak om Arnold, kalau kamu memang bias mendapatkan dia jadi mantu papah, Srikandi. Ayo Mah!” Tuan Bagaskara menepuk bahu anaknya berkali-kali, kemudian pergi meninggalkannya. Arjuna termenung, semua terjadi di luar kendali dan rencananya. Setelah tersadar, lelaki itusegera berlari mengejar Srikandi yang sudah sampai halaman rumahnya.“Sri!”Namun gadis itu sudah berada di luar gerbang. Arjuna tinggal beberapa langkah lagi, tetapi ojek online sudah tiba di depan gadis itu. Srikandi menerima helm dan memakainya dengan tergesa.“Sri!”Suara Arjuna tak mengurungkan niat Srikandi untuk segera pergi dari rumah itu. Dia tidak menyangka, bosnya yang notabene berpendidikan dan lulusan magister, mau melakukan hal seperti itu. Sesuatu hal yang selama ini hanya dia baca dalam novel-novel atau film di layar kaca.Sebuah kebohongan hanya akan melahirkan keboho

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-12

Bab terbaru

  • BOS VS ME   Empat puluh Enam - session 1 end

    BAB 46 –MENIKAH Tidak berapa lama Arjuna dan Tuan Bagaskara beserta Nyonya Arimbi datang kembali ke kamar Srikandi. Gadis itu tampak masih terduduk dan mencoba mencerna semua keadaan yang terjadi. Rasa trauma kejadian semalam belum hilang. Tubuhnya masih luka-luka dan terasa sakit semua. Pagi-pagi sudah ditangkap basah harus menikah. Kepalanya berdenyut hebat dan tidak bisa berpikir jernih lagi. “Saya sudah memutuskan kalian untuk menikah hari ini!” Srikandi masih duduk menunduk. Dia tidak merespon apapun ucapan ayah dari Arjuna itu. “Saya tidak tahu harus berkata apa? Menolak atau menerima? Tapi saya pun tidak tahu apa yang telah terjadi pada kami malam tadi,” ucap Srikandi setelah terdiam beberapa lama. “Ini demi kebaikanmu juga, Sri! Lelaki itu bisa bebas kapan saja dan mencarimu, dia bisa lebih brutal lagi setelah tidak berhasil mendapatkanmu!” ucap Tuan Bagaskara dengan tenang. “Meskipun kita menuntut dan memasukkan

  • BOS VS ME   Empat Puluh Lima

    BAB 45 –Tertangkap BasahDi tengah keseruan mereka. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Nyonya Arimbi datang membawakan dua gelas susu cokelat. Dia meletakkannya di atas nakas di samping tempat tidur yang sedang diduduki bertiga.“Juna, Sri, ini diminum dulu susunya mumpung masih hangat.” Wanita itu menyodorkan satu gelas susu kepada Srikandi.“Makasih, Bu!” Srikandi menerimanya. Gadis itu segera meneguk susu hangat tersebut hingga sisa setengah gelas.Bi Ikah menyimpan kembali gelas dengan susu yang masih setengah sisa. Dia melanjutkan memijit lengan Srikandi.Nyonya Arimbi menghampiri putranya yang baru saja menutup kotak P3K. Lelaki itu masih duduk di ujung dipan tempat Srikandi bersandar.“Sini kotak P3K-nya Jun, ini kamu minum dulu mumpung masih hangat!” Nyonya Arimbi menyodorkan segelas susu lainnya pada Arjuna.“Tumben, biasanya Bi Ikah yang buatin?” Arjuna mencebik

  • BOS VS ME   Empat Puluh Empat

    BAB 44 –Pulang Ke Rumah Arjuna Arjuna menghampiri Benny dan menepuk pundaknya. “Saya akan urus kamu setelahnya, ikut dulu saja ke kantor polisi buat kesaksian yang memberatkan dia!” Mata Arjuna memicing ke arah Ridho. Kemudian dia melanjutkan memapah Srikandi yang terpincang-pincang menuju mobilnya. Wanita itu masih terlihat syok. Air mata masih sesekali menggenang di matanya. Arjuna membukakan pintu depan. Srikandi menatapnya merasa sungkan. Bagaimanapun kondisinya kotor dan berantakan. “Nanti mobilnya kotor, Pak!” Arjuna terdiam sebentar. Dia melihat pakaian Srikandi yang basah kuyup. Kemudian lelaki itu membuka pintu belakang mobilnya dan mengambil jas yang menggantung di sana. “Pakailah, nanti kedinginan! Jangan pikirkan mobil saya, pikirkan dirimu sendiri!” Dia menyodorkannya pada Srikandi. Wanita itu masih diam mematung. Arjuna segera melepas hunger dan menyamp

  • BOS VS ME   Empat Puluh Tiga

    BAB 43 – PENANGKAPANSrikandi perlahan melepas heel-nya. Satu tangannya merogoh ke dalam tasnya dan mengambil sesuatu. Dadanya sudah bergemuruh hebat. Dia sama sekali tidak menyangka lelaki yang akan dijodohkan dengannya akan berbuat senekat ini.“Bang, sadar Bang! Kamu akan merusak hubungan kedua orang tua kita, kalau kamu melakukan ini?” Srikandi mencoba mengulur waktu.Lelaki itu semakin mendekatkan wajahnya. Jemarinya mulai menyentuh pipi Srikandi, tetapi wanita itu menepisnya.“Sri, jangan jual mahal! Nggak ada siapapun yang bisa menolongmu di sini! Pilihannya cuma dua, mau dipaksa atau suka rela?” Matanya menatap penuh hasrat.Wajah Srikandi semakin memerah. Darahnya mengalir berdesir hebat. Ketakutan menyelimuti dirinya. Dia mencoba menarik napas beberapa kali. Matanya mengintip ke dalam tas untuk mencari benda pipih miliknya.Dia mengusap layar ponselnya dan mencari nama sese

  • BOS VS ME   Empat Puluh Dua

    BAB 42 – Kau Akan Jadi MilikkuTidak lama, terlihat Srikandi keluar dari gerbang menuju mobilnya. Ridho menyambutnya dengan senyuman ramah ketika gadis itu sudah duduk di sampingnya. Mobil melaju sedang meninggalkan perusahaan Bagaskara Group.Mobil yang mereka tumpangi melesat membelah keramaian. Menuju sebuah kafe yang sudah Ridho booking terlebih dulu.“Sri, akhir-akhir ini kamu jarang banget bales pesan aku? Ada apa, ya?” Lelaki itu menelisik.“Aku sibuk, Bang! Sejak bos aku kecelakaan, banyak banget urusan yang harus aku selesaikan.”“Sekarang bisa ketemu, berarti bos kamu udah sembuh?”“Iya, Bang.”Hanya percakapan-percakapan singkat yang terjadi antara mereka. Srikandi terlihat tidak seperti biasa. Senyum yang indah itu sudah tidak lagi tampak pada raut wajahnya. Ridho benar-benar yakin, jika sudah terjadi sesuatu.Apakah lelaki itu sudah mence

  • BOS VS ME   Empat Puluh Satu

    BAB 41 – Bertemu RidhoAkhir pekan yang melelahkan. Begitulah kira-kira kesan yang diperoleh wanita kelahiran Garut itu. Mereka tiba menjelang malam. Minggu malam yang harusnya digunakan untuk istirahat maksimal, menjadi malam yang menyita waktu.Senin pagi akhirnya tiba. Srikandi sedang berdiri di depan gerbang kost paviliunnya menunggu ojek online yang dipesannya. Wanita itu menenteng satu bag besar berisi oleh-oleh untuk rekan-rekan kantornya.Baru saja ojol datang. Sebuah Chevrolet menepi. Mobilnya diparkirkan di depan tukang ojol yang baru saja menyerahkan helm pada Srikandi.Arjuna turun dari Chevrolet miliknya. Lelaki itu berjalan menghampiri Srikandi yang tengah mengenakan helm."Pagi, Pak! Ngapain ke sini dulu, semalem ada yang ketinggalan?" Akhirnya dia berhasil mengunci helmnya. Menoleh ke arah Arjuna yang mendekat ke arahnya."Iya, ada! Ayo berangkat!"Arjuna mengambil alih tentengan dari tangannya.

  • BOS VS ME   Empat Puluh

    BAB 40 - Ke Makam Ayah"Ah, akhirnya bisa kubuka,” gumamnya sambil tiduran kembali. Dia membaca halaman demi halaman buku catatan harian sekretarisnya tanpa permisi.Arjuna segera merapikan kembali semua keadaan kamar yang sudah dibuatnya berantakan. Meskipun demikian, jika dilihat dengan seksama maka akan bisa di pastikan ada perbedaan sebelum dan sesudah dibereskan.Lembar demi lembar buku harian itu dia baca. Lancang memang, tapi karena penasaran akhirnya lelaki itu mengabaikan tata krama. Toh, semua kondisi sudah dirapikan seperti semula. Tidak akan ketahuan, pikirnya.Waktu sudah semakin malam, namun masih banyak lembaran yang belum dia selesaikan. Kantuk menyerang tanpa kompromi, sehingga Arjuna terlelap dengan buku masih dalam genggaman.Subuh akhirnya menjelang.Gedoran pada pintu tidak lekas membuat mata Arjuna terbuka. Lelaki itu benar-benar terlelap. Setelah menyetir untuk perjalanan panjang

  • BOS VS ME   Tiga Puluh Sembilan

    BAB 39 – Lampu HijauArjuna menarik koper Srikandi dan meletakkannya di dekat TV. Kemudian dia duduk di sofa yang tersedia di sana. Tidak lama Srikandi datang dengan secangkir kopi hitam kesukaannya. Arjuna menatap lekat gadis itu, rona bahagia terlihat begitu terpancar menambah aura kecantikannya.“Bapak, kenapa lihatin saya seperti itu? Naksir?”Srikandi melirik sekilas, kemudian meletakkan secangkir kopi pada meja di depan lelaki itu. Arjuna baru sadar jika dia sedang menatap sekretarisnya itu dengan tidak berkedip. Dia memalingkan wajah. Beruntung Bu Sartika datang. Wanita itu memilih duduk lesehan pada gelaran karpet yang tidak jauh dari sofa.Srikandi ikut duduk lesehan sambil menggelendoti tangan ibunya. Sementara wanita paruh baya itu tak henti mengusap pucuk kepala putrinya.“Nak Juna, maaf ya, sekalinya berkunjung ke sini nggak ada apa-apa, habisnya ini nih, ngasih taunya dadakan,” ucap bu Sarti

  • BOS VS ME   Tiga Puluh Delapan

    BAB 38 – Ketemu Calon Mertua“Ayo cepetan ganti baju, malah diem, nanti kemaleman di jalan!” tukas Arjuna. Sudut matanya melirik ke arah Srikandi yang masih mematung sambil mengerucutkan bibirnya.“Mana bisa, Pak! Emang saya cewek apaan maen ganti baju aja di depan lelaki sembarangan,” jawab Srikandi.“Eh, apa kamu bilang, saya lelaki sembarangan?”“B-Bukan duh ... maksudnya sembarangan ganti bajunya.”“Ayo cepetan, mumpung saya berbaik hati mau nganterin Kamu!” perintahnya.“B-Bapak keluar dulu lah! Ayo Pak ... ih ... cepetan!”Srikandi kembali menggoyang-goyangkan kaki Arjuna yang terjulur ke lantai. Lelaki itu masih tak bergeming. Akhirnya Srikandi mengambil kemoceng yang tergantung dekat jendela. Tanpa disangka, gadis itu menggunakan bulu-bulu ayam itu untuk menggelitiki pinggang bosnya.“Duh! Apaan Sri, geli! Itu kotor tahu!&r

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status