Share

Aborsi

Penulis: Rosa Rasyidin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Amira keluar dari kamar mandi dengan raut wajah cemas. Takut-takut ia menunjukkan test pack itu pada mamanya. Kasih mengambil benda tersebut dan detik itu juga kedua orang tuanya memejamkan mata.

Sebuah aib telah terjadi dalam keluarga mereka. Walau tentu saja tidak di kerajaan Gunung Kalastra. Ada alasan mengapa Taksaka harus terus-terusan menjaga sang ratu. Keturunan Abhiseka yang baru akan segera lahir.

“Amira, cerita, Nak, siapa yang melakukan ini sama kamu? Kamu ingat siapa orangnya. Kita bisa tuntut dia ke penjara atas tuduhan pemerkosaan.” Kasih duduk di ranjang yang sama dengan putrinya. Bagaimanapun juga aib itu harus hilang, kalau tidak nama baik mereka sekeluarga akan tercoreng.

“Amira nggak ingat apa-apa, Ma? Sumpah, Amira nggak bohong. Amira merasa kalau Amira masih suci.” Gadis itu tak henti-hentinya berpaling dari kenyataan. Semudah itu mencampakkan kenangan malam pertama yang begitu indah dan berlanjut dengan malam-malam lainnya.

“Gusti Ratu, kau berdusta!” jawab Taksaka dari kejauhan. Ia yakin sekali kalau Amira tidak akan bisa melupakan Abhiseka.

“Mama takutnya ini bukan anak manusia, Nak. Bisa aja, loh, yang gitu sama kamu itu hantu atau siluman. Kamu di gunung, Nak, bukan di hotel!”

“Ma,” panggil Pak Bondan perlahan.

“Pa, please, nggak ada yang nggak mungkin. Kita harus bertindak cepat, Pa.” Mata Kasih sudah berembun mengenang nasib putrinya yang sial.

“Kalau misalnya siluman, Ma, kita gimana mau nangkap dia? Mama nggak ingat dulu kita panggil dukun buat ambil Amira pulang, mereka mati, kan?”

“Udah, Pa, Ma, jangan diributkan lagi. Amira juga nggak mau hamil, aborsi aja anak ini. Amira belum siap jadi ibu,” jawab gadis itu tanpa pikir panjang.

Taksaka yang mendengar kata aborsi bingung dengan maksud dari gusti ratu. Belum semua hal ia pelajari selama dua hari di dunia manusia.

“Apa, digugurkan? Kamu yakin, Nak?” Kasih bertanya lebih jelas-jelas lagi.

“Yakin, Ma. Bapaknya juga nggak jelas siapa. Ngapain dipertahankan, anak haram juga kalau hidup. Kasihan dia nanti menderita diejek sama teman-temannya.” Amira memejamkan mata dalam mengambil keputusan. Buah cintanya bersama Abhiseka tidak ia anggap penting sama sekali.

“Tidak bisa begitu, Gusti Ratu. Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada putri Gusti Prabu.” Taksaka menghilang dari sisi Gusti Ratu Amira. Dia memang bukan sosok yang banyak bicara. Lebih suka melakukan aksi nyata langsung.

Segera saja kedua orang tua Amira mengurus prosedur untuk aborsi bayi di rumah sakit yang sama. Jelas mendapat penolakan. Malam itu juga ketiganya keluar dari rumah sakit dan mencari tempat di mana biasanya dilakukan aborsi.

“Bapak cari klinik, atau apalah di mana biasanya orang-orang gugurin kandungan,” perintah Kasih pada supir mereka.

“Ini uang untuk tutup mulut, jangan sampai saya dengar berita ini tersebar atau kamu yang kepalanya saya dor!” ancam Pak Bondan sambil memberikan uang tunai pada supirnya.

Lelaki yang telah melayani Pak Bondan selama puluhan tahun itu menghubungi teman-temannya. Berbekal info dari sana sini mobil mewah itu bergerak ke sebuah klinik bidan yang agak jauh dari perkotaan.

Suasana di dekat klinik aborsi sangat mengerikan. Di belakang kliniknya menjadi kuburan massal bagi bayi-bayi yang tak diinginkan orang tua mereka. Yang datang kebanyakan bersama pacarnya.

Ada juga bersama orang tua. Tujuan mereka sama, untuk menutupi aib. Padahal saat membuat anak mereka tidak memikirkan semau itu

Ada banyak penampakan di dekat klinik itu. Salah satunya seorang lelaki yang menggunakan kain dari perut sampai ke atas lutut. Dari pancaran matanya yang berwarna kuning, Taksaka sudah terlihat mengerikan, bahkan sanggup mengusir hantu-hantu di sekitar klinik.

“Kamu yakin, ya, Nak? Aborsi itu pasti sakit, melahirkan normal aja sakit.” Kasih meyakinkan putrinya sekali lagi. Bagi wanita itu tak apa dilahirkan, toh anak tidak berdosa, tapi mau bagaimana lagi kalau Amira tidak mau.

“Yakin, Ma. Daripada hidup menanggung malu,” jawab Amira saat keluar dari mobil.

Nyonya Kasih dan Pak Bondan mengurus pendaftaran putri mereka terlebih dahulu. Bahkan lelaki itu berani bayar tiga kali lipat asalkan kandungan putrinya diluruhkan malam ini juga. Demi melihat tumpukan uang, bidan yang menangani klinik aborsi tersebut pun tersenyum lebar.

“Masuk,” pinta wanita berseragam putih itu pada Amira.

“Sakit nggak nanti?” tanya sang permaisuri.

“Nggak, kan masih sekecil kuku, nggak terlalu sakit. Kayak digigit semut aja, nggak akan terasa keluarnya. Udah bener kamu datang sekarang. Kalau tunggu dua atau tiga bulan bisa lebih sakit lagi.” Bidan itu meminta Amira untuk ganti baju dengan pakaian berwarna biru dan memintanya berbaring di ranjang eksekusi.

“Kenapa digugurin, Sayang? Pacar kamu nggak tanggung jawab, ya? Mau enaknya aja?” Sang eksekutor telah memakai sarung tangan dan mulai membuka lebar-lebar dua kaki Amira.

“Bukan, ini pemerkosaan, Bu.” Amira menarik napas panjang. Ia pasrahkan nasib anak tak diinginkan itu pada ibu bidan.

“Lakik di mana-mana emang sama aja bangsatnya.” Dengan entengnya bidan itu memaki Abhiseka.

“Dusta!” Taksaka ada di dalam kamar aborsi itu. Ia memejamkan mata dan lampu ruangan mati dan hidup tiba-tiba saja. Amira yang mencium aroma cendana sadar siapa yang ada di dalam sana.

“Kenapa lagi lampu kamar ini.” Ibu bidan berdiri dan ingin menghidupkan lampu yang hidup mati setiap sebentar. Namun, tiba-tiba saja benda-benda tajam yang ada di dalam kamar operasi itu bergerak ke sembarang arah sendirian.

“Eh, kenapa ini?” Bidan itu berlindung dan merunduk. Sebuah gunting tajam nyaris saja menancap di lehernya.

“Nggak, jangan! Jangan bunuh orang!” jerit Amira. Tak ia perhitungkan bahwa dirinya selalu diikuti oleh manusia harimau.

Bidan tersebut tentu saja merasa bingung. Beberapa detik setelahnya pisau bedah yang tipis dan tajam bergerak cepat dan menggorok leher ibu bidan hingga darah mengucur membasahi seragam putihnya.

Amira yang ketakutan langusung sembunyi di bawah kolong ranjang. Sang eksekutor mati di tangan Taksaka. Tidak ada yang boleh menyakiti anak keturunan Gusti Prabu Abhiseka.

“Gusti Ratu, pahamilah kedudukanmu sekarang, kau bukan gadis lagi, kau sudah ada yang punya. Anak ini tak hanya milikmu saja, tapi milik Gusti Prabu juga. Kau punya hak, gustri prabu juga begitu dan aku yang ditugaskan menjaga kalian berdua. Jangan coba-coba untuk mengulangi perbuatan ini lagi. Aku pasti akan membunuh semua yang terlibat. Sekalipun itu kedua orang tuamu.” Suara Saka terdengar begitu tegas dan mengerikan di telinga sang ratu.

Amira menggigil dan berkeringat dingin di dalam kolong ranjang. Mata sang ratu tertuju pada jenazah bidan yang mati dengan mata terbuka. Bayangnnya tertuju pada kedua orang tua, bagaimana kalau Taksaka benar membunuh mereka yang menjadi sandaran Amira sekarang.

Bersambung

Bab terkait

  • BODYGUARD KESAYANGAN    Berhenti

    “Hah, Papa, Mama, tolooong!” jerit Amira dari ruang operasi.Beberapa saat kemudian Nyonya Kasih dan Tuan Bondan sampai. Mereka terkejut melihat bidan mati mengenaskan dengan mata terbuka dan ruangan jadi berantakan.“Cepet pergi dari sini. Sebelum kita jadi tersangka!” Tuan Bondan menarik Amira keluar dari kolong ranjang. Andai mereka berdua bukan orang tua dari permaisuri Abhiseka, mungkin nyawa keduanya akan melayang di tangan Taksaka.Setelah mereka bertiga pergi, jasad ibu bidan hilang begitu saja tanpa jejak. Jelas sekali itu ulah dari manusi harimau penunggu Gunung Kalastra. Tidak hanya sampai di sana, klinik aborsi tersebut terbakar tanpa sebab yang jelas. Amira memperhatikan kobaran api yang semakin mengganas dari dalam mobil. Ia tahu itu ulah siapa. Namun, sang permaisuri memilih bungkam.“Kita pulang dulu. Kita pikirin soal kandungan kamu besok saja!” Pak Bondan memerintahkan supir untuk terus melaju. Mereka tak tahu kalau Taksaka ikut berdiri di atas atap kendaraan. Ia ak

  • BODYGUARD KESAYANGAN    Pernikahan Palsu

    Tiga hari telah berlalu lagi. Pak Bondan membawa calon suami untuk Amira. Gadis itu turun dari lantai dua dengan model rambut baru. Amira memotong rambut sampai pendek sekali persis seperti laki-laki. Ia tak mau membuat siapa pun jatuh hati padanya lagi.“Amira, kenalin, ini calon suami kamu.” Pak Bondan memperkenalkan seorang lelaki pada putrinya. Taksaka hadir dalam pertemuan itu. Hanya saja dia masuk ke dalam patung yang ada di dalam rumah Pak Bondan.“Dia udah tahu, kan, kalau Amira lagi hamil,” ucap gadis cantik itu. Ia tak mau ada yang ditutup-tutupi.“Udah, Nak. Dia terima kamu apa adanya, dia ini pegawai terbaik Papa. Ternyata dia menyimpan rasa sama kamu dari dulu.”“Kamu sadar nggak, kamu dimanfaatin sama keluarga ini?” Amira memandang calon suaminya.“Saya sadar, tapi saya sudah telanjur cinta sama Non Amira,” jawab lelaki bernama Gilang. Ia terlihat seperti pemuda baik-baik.“Oke. Berarti kamu sudah siap jadi ayah? Tapi terserah, sih, mau ngakuin anak ini atau nggak ya say

  • BODYGUARD KESAYANGAN    Babu

    “Saya izinkan kamu buat punya perempuan lain di luar sana. Ingat di luar, jangan sampai dibawa ke rumah.” Ucapan Amira membuat Gilang dan Taksaka sama-sama kaget. Mereka pikir Amira akan mengikat layaknya tuan pada seekor anjing. “Aneh kamu, biasanya perempuan nggak mau diduakan, kamu malah mengizinkan saya buat melakukannya.” Gilang memastikan terlebih dahulu apakah pendengarannya tadi salah atau tidak. Takutnya jadi senjata makan tuan, maklum orang kaya bisa berbuat apa saja. “Saya memang perempuan luar biasa. Terserah kamu mau punya perempuan dua, lima, sepuluh, itu bukan urusan saya. Tapi ingat, jangan sekali-sekali kamu bawa dia ke depan muka saya. Atau kesempatan itu akan saya gunakan untuk memecat dan menceraikan kamu tanpa pesangon apa pun!” tegas sang permaisuri. Ketegasannya ditularkan dari percampuran dengan Abhiseka. “Saya seperti seorang badut di rumah ini. Sudah diperintah ini itu oleh kedua orang tua kamu, diperlakukan tidak manusiawi pula sama istri sendiri.” Gilang

  • BODYGUARD KESAYANGAN    Keracunan

    Dalam beberapa bulan Amira berubah dari gadis cantik dan periang, menjadi pribadi yang bengis dan tanpa kasihan. Mungkin karena pengaruh bayi manusia harimau yang ia bawa dalam perutnya. Yang tak sampai satu bulan lagi akan dilahirkan ke dunia.“Gilang, kamu yang sabar, ya, sama Amira. Kalau kamu perlu kenaikan gaji tinggal bilang sama saya.” Pak Bondan turut bersuara. “Kenaikan gaji harus melalui persetujuan Amira, Pa. Sebentar lagi juga Papa akan Amira gantikan. Papa, kan, mulai nggak sehat. Mending Papa istirahat,” ucap sang permaisuri tanpa direm lagi. “Amira!” tegur Nyonya Kasih.“Ma, udah, apa yang dibilang Amira itu bener, kok. Papa semakin nggak sehat akhir-akhir ini. Nanti, Nak, setelah kamu melahirkan silakan ambil semua kepempimpinan. Papa cuman ingin di rumah aja main sama cucu. Papa semakin tua.” Pak Bondan menghela napas panjang. Sejak putri semata wayangnya turun dari gunung dan kembali dalam keadaan hamil, kesehatan lelaki itu menurun drastis. Sejak kepulangan Amira

  • BODYGUARD KESAYANGAN    Kelahiran

    Amira menjalani operasi caesar setelah meminum racun kelabang dari secangkir teh pemberian Gilang. Taksaka di mana? Ia sedang dalam keadaan lemah. Baru saja tadi demi kelangsungan hidup keturunan terakhir sang prabu yang masih hidup, ia salurkan semua tenaga dalamnya agar janin di dalam kandungan sang permaisuri tidak mati begitu saja.Dan kini sang pengawal yang amat setia itu sedang kembali dalam wujud aslinya. Di kaki Gunung Kalastra dan menunggu sampai dirinya membaik. Racun kelabang itu bukanlah cairan yang main-main. Astina merupakan musuh abadi sang prabu sejak dahulu. Tentu saja wanita berpakaian serba hitam tersebut tahu cara menyerang Abhiseka.Sementara itu di ruang operasi para dokter sedang berjuang menyelamatkan ibu dan anak yang berada di antara hidup dan mati. Berkat tenaga yang diberikan oleh Taksaka, anak Amira dan Abhiseka berhasil lahir dengan selamat tanpa kekurangan satu apa pun.Anak perempuan, dengan mata biru persis seperti ayahnya. Tidak ada yang aneh, wujudn

  • BODYGUARD KESAYANGAN    Putri Cahaya Argani

    Pak Bondan dan Nyonya Kasih bangun di pagi hari sambil merawat cucunya. Cahaya tumbuh layaknya bayi pada umumnya. Di hari ketujuh anak itu sudah minum susu menggunakan alat bantu yang sangat lunak. Namun, tetap saja Cahaya terlihat seperti kehausan terus menerus. Anak itu keturunan manusia harimau putih, tentu saja …“Ma, kita lihat Amira siang ini. Cahaya kasih saja sama pengasuh. Tadi malam Amira telpon sampai tiga kali nggak Papa angkat,” ucap Pak Bondan.Gilang yang baru turun dari lantai dua tertahan langkahnya mendengar Amira berhasil selamat. Masih ingat lelaki polos itu kata Ratih kalau racun itu sangat ampuh merenggut nyawa orang.“Kamu ini, ya, pantas aja Amira marah terus-terusan sama kamu. Jadi laki nggak ada gunanya, makan, tidur, gaji juga dikasih sama suami saya.”Kasih menyindir menantunya yang tidak punya empati sedikit pun atas kelahiran putri Amira. Yang di atas kertas merupakan anak Gilang. Status penting bagi keluarga Pak Bondan Argani.“Kalau tidak keberatan, sil

  • BODYGUARD KESAYANGAN    Perlawanan

    Taksaka menembus atap rumah setelah memastikan Cahaya tertidur lelap dengan perisai yang ia tinggalkan. Manusia harimau itu keluar dan menyambut tantangan dari Astina yang telah menunggunya di langit kota tempat tinggal gusti ratu juga anaknya.Senyum merekah dari bibir Astina. Dua makhluk gaib itu melayang di atas langit dengan kain yang beterbangan karena angin. Jika manusia biasa bisa melihatnya, pasti akan menjadi berita viral yang menyebar dalam sekejap mata.“Apa maumu?” tanya Taksaka baik-baik. Sebab perintah yang turun padanya ialah menjaga tuan putri serta gusti ratu sampai Abhiseka sadar. Namun, dalam keadaan terdesak ia diperbolehkan untuk membunuh siapa pun yang menggangu keadaan tuannya.“Aku mau kau,” jawab Astina. Jemari tangannya lentik di udara, seperti seorang penari yang siap menebarkan pesona.“Jangan mimpi kau, kelabang tak tahu diri!”“Menjijikkan isi kepalamu. Kau pikir aku ingin tubuhmu? Aku tak berselera dengan harimau yang bau seperti kalian. Aku ingin kau ma

  • BODYGUARD KESAYANGAN    Jalan Hidup

    “Dia kuat, dia akan bertahan, ada alasan mengapa dia aku pilih sebagai pengawal Gusti Prabu. Walau kalian mengalami kegagalan untuk pertama kalinya. Tetap pada pekerjaanmu, Cakrabuana. Kau harus terus memastikan api untuk Abhiseka terus hidup.”“Baik, Guru, lalu bagaimana dengan putri Gusti Prabu? Bukankah Taksaka sedang terluka?”“Taksaka, dia tidak meninggalkan Cahaya begitu saja. Dia memberikan Tuan Putri sebuah perisai yang sangat kuat. Taksaka mati baru perisai itu hilang. Cahaya, nama yang sangat indah. Aku yakin belasan tahun lagi dia akan menjadi gadis yang cantik dan siap menjadi penerus garis keturunan Gusti Prabu, andaikata beliau harus meninggalkan dunia ini.” Wirata menutup matanya kembali. Ia bertapa, sembari memerintah kerajaan yang singgasananya sedang goyah.***Taksaka merasakan sakit yang teramat sangat pada sekujur tubuhnya. Ia ingin bangun tapi tidak bisa. Ingin berdiri tapi untuk bicara saja tidak bisa buka mulut. Suara Cahaya tidak terdengar lagi di telinganya.

Bab terbaru

  • BODYGUARD KESAYANGAN    94

    Abhiseka membuka mata secara tiba-tiba ketika ia merasakan tubuhnya terasa sakit. Lelaki itu sedang menyendiri di puncak Gunung Kalastra. Tanpa kehadiran satu pun pengawalnya termasuk Cakra Buana. “Ada apa ini?” Ia memegang jantungnya yang berdetak kuat. Lelaki itu berdiri perlahan dan hendak turun ke istana. Perlahan-lahan ia melangkah bahkan serasa nyaris tumbang karena raganya tak kokoh lagi. Abhiseka semakin kesakitan. Pada saat ia hampir sampai di depan istana, rasanya lelaki bermata biru itu tak sanggup lagi melangkah. Abhiseka duduk di dekat pohon dan memandang semua pencapaiannya selama menjadi raja di Gunung Kalastra. Anak, cucu, dan cicit yang sudah tewas dan sekarang tergantikan oleh tiga putra yang kini sudah tinggi ukuran tubuhnya. “Apakah ini saatnya?” gumam Abhi sambil menahan rasa dingin yang tiba-tiba merambat dari dari telapak kakinya. Dari kejauhan Amira berjalan ke arahnya, tetapi langkah wanita itu tertahan ketika salah satu putranya mengajaknya bermain. Abhi

  • BODYGUARD KESAYANGAN    93

    Saka mencakar-cakar tabir gaib yang dibuat oleh Sanaha beberapa kali. Namun, benda itu bahkan tak berkurang sedikit pun kadar ketebalannya. Harimau kuning itu mengubah wujudnya menjadi manusia. Ia menarik pedang di pinggang kemudian berkali-kali menacapakannya. Tak menyerah terus diulang Saka tetapi tidak juga ada perubahan. “Tuan, bagaimana ini, nanti Tuan Putri kesakitan di atas sana,” ucap Mei yang tak bisa membantu apa-apa. “Aku juga bingung. Aku belum menguasai dengan baik wilayah ini, aku takut semua akan berakhir tak baik.” Menetes peluh di dahi Saka saking ia telah lelah mencoba. “Kita kembali ke Gunung Kalastra, meminta pertolongan pada Gusti Prabu Abhiseka,” bujuk Mei. “Jangan. Ini bukan urusannya lagi, ini menjadi urusanku. Mei kau tunggu di sini, aku akan kembali ke istana dan mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk menghantam tabir gaib ini.” Saka menghilang begitu saja. Mei tidak bisa melakukan apa pun. Begitu juga dengan peri capung yang menatap dari kejauhan sa

  • BODYGUARD KESAYANGAN    92

    Abhiseka membuka matanya. Ia tidak tidur, hanya sedang mengawasi tiga anak lelakinya bermain bersama Amira. Sang prabu mengulang dari awal lagi membangun keluarga besar ketika semuanya meninggal. “Apa yang kau harapkan dengan mengirim Cahaya ke sana, putraku?” Ratu Swastamita muncul. Abhiseka menoleh. Sang ratu duduk di sisinya. “Aku berharap Cahaya dan Saka bisa membangun semua peradaban kita dari awal lagi, Ibu.” Hanya Abhiseka saja yang bisa melihat Ratu Swastamita yang bentuknya tembus pandang. “Bahkan ibu saja tidak bisa melawan ular hijau itu. Apalagi Cahaya yang setengah manusia biasa.” “Ada Saka yang melindunginya.” “Bagaimana kalau Saka juga tewas, lalu putrimu tak bisa bertahan?” Pertanyaan sang ratu membuat Abhiseka terdiam sejenak. “Kalaupun Cahaya tewas, aku masih memiliki tiga putra yang akan meneruskan takhta.” Abhiseka menjawab sambil menahan nyeri di hatinya. Sang ratu kemudian menghilang. Tak pernah ada yang menyangka Abhiseka tega berbuat demikian pada putri

  • BODYGUARD KESAYANGAN    91

    Ratu harimau tewas di tangan Sanaha. Jantung binatang itu masih berdetak ketika diambil paksa oleh sebuah tangan berkuku panjang. Ibunda sang pangeran berubah wujud menjadi harimau lalu berpendar menjadi abu. Tak ada lagi yang tersisa dari dalam istana. Semua sudah habis. Sanaha mengubah wujudnya menjadi manusia seutuhnya, ia melayang di atas istana. Siluman ular tersebut menyaksikan sendiri betapa banyak darah yang tumpah akibat murkanya. Murka yang disebabkan oleh perbuatan panglima elang dan harus ditanggung oleh seluruh rakyat. “Apakah semuanya mati?” tanya Sanaha pada jantung gusti ratu yang masih berdetak. “Apakah Abhi juga tewas?” Siluman ular itu meneteskan air mata walau tanpa terisak. Walau bagaimanapun mereka punya kisah yang sangat manis. Abhiseka tidak mati, ia terlihat berlari dan melompat menuju istana. Hingga terlihat olehnya Sanaha menggunakan sutera campuran berwarna hijau hitam dan di tangannya ada sesuatu yang membuat Abhiseka tak mampu lagi melangkah. “Terlamb

  • BODYGUARD KESAYANGAN    Balas Dendam

    Sanaha tersenyum ketika beberapa hari lagi bayi dalam kandungannya akan lahir ke dunia. Akhirnya ia tak akan kesepian lagi. Selama hamil ular hijau itu memang melemah kekuatannya, ditambah Abhiseka tak pernah datang ke tempatnya lagi. Sanaha tak tahu kalau di atas sana panglima elang dan beberapa anak buahnya datang mengawasi dan menunggu saat yang tepat baginya untuk menghabisi keturunan ular hijau penghuni telaga. Pernikahan dilangsungkan oleh Abhiseka bersama seorang putri dari kerajaan lain. Sanaha tahu dari desas-desus yang ia dengar. Ular itu tidak bisa mencegah takdir yang terjadi. Malam itu kerajaan sedang berbahagia atas penobatan pangeran dan putri makhota serta dua selirnya. Selama tujuh hari tujuh malam para duyung menyanyikan lagu-lagu bahagia hingga Abhiseka tak sempat memikirkan Sanaha. Gusti Ratu Swastamita tak melihat kedatangan panglima elang. Artinya makhluk yang setia padanya masih mengawasi telaga dan menunggu waktu yang tepat. Tengah malam ketika pesta perni

  • BODYGUARD KESAYANGAN    Tak Bisa Memilih

    Abhiseka bangky dari pembaringannya. Di sana ia tidur bersama Amira. Manusia biasa yang ia jadikan permaisuri setelah semua istrinya tewas di tangan siluman kelabang. Meski sudah hampir ribuan tahun tinggal di Gunung Kalastra. Harimau putih itu masih merindukan kampung halaman tempatnya lahir. Tempat itu ia tutup rapat dari pandangan baik manusia atau siluman, bahkan Guru Wirata tak bisa menemukannya. Hingga pada akhirnya ia serahkan pada Cahaya dan Saka agar tempat itu hidup kembali. Apakah ia tak memikirkan apabila Sanaha bangkit dari tidur panjangnya dan tak akan mengganggu Cahaya. Abhi memikirkan semua itu. Ia yakin putrinya yang dari garis manusia biasa bisa menangani ditambah kehadiran Saka—pengawal yang sangat ia percaya. Walau demikian ia termasuk mempertaruhkan semuanya. Bisa saja Cahaya mati. “Sanaha, aku harap kemarahanmu tidak seperti dulu lagi. Sudah ribuan tahun berlalu, biarkan putriku mengambil tempat nenek moyangnya kembali. Aku sudah menepati janjiku untuk tidak k

  • BODYGUARD KESAYANGAN    Rawa Berdarah

    Abhiseka menghidupkan kayu kering dengan api biru dari tangannya. Sang pangeran memandang rumput tempat mereka berdua memadu kasih tadi. Sanaha mengajarkan banyak hal padanya. Sayangnya ular itu pergi dan hanya tersisa sisik yang rontok di tanah saja. Abhiseka berenang dan kembali ke danau bagian atas tempat ia pertama kali bertemu dengan ular hijau itu. Sanaha masih tidak ada. Abhiseka berpamitan pada angin di atas tebing. “Aku tahu kau mendengarku, aku akan kembali lagi, aku harus pulang karena masih punya istana,” gumam Abhiseka. Tidak ada yang menjawab, lelaki bermata biru itu turun dengan cara melompat dari atas tebing. Di sana panglima elang ternyata telah menunggu. “Pangeran tidak apa-apa? Mengapa tidak pulang, Gustri Ratu mencari,” ucap penjaga dengan sayap menjuntai sampai ke tanah itu. “Aku tidak apa-apa. Jangan khawatir, aku bisa pulang sendiri.” “Untuk apa Pangerang ke tebing itu. Bukankah kau tahu larangan?” “Aku tidak apa-apa, jadi tidak ada yang perlu ditakutkan.

  • BODYGUARD KESAYANGAN    Hadiah

    Seekor ular berwarna hijau seperti lumut menggeliat di dalam danau. Danau itu berada di atas tebing tertinggi, bahkan elang pun belum pernah sampai terbang ke sana. Wilayah yang memang berada dalam kuasa manusia harimau, tetapi tidak ada yang berani mengusik kediaman ular setengah manusia itu. Binatang meleta tersebut menyembulkan kepalanya. Lidah cabang duanya keluar. Mata berwarna hijau itu memandang mangsa di atas pohon. Seekor monyet yang sedang tertidur pulas dan dan tak sadar sebentar lagi akan berpindah ke perut ular. Tubuh licin itu tegak dan dalam waktu cepat, kera yang tadinya baik-baik saja kini telah berada di dalam mulutnya. Empat gigi tajam tersebut mematahkan tulang seekor kera dan tenggorokannya mendorong masuk makanan terus masuk ke perut. Setelah teredam laparnya ular hijau itu masuk ke dalam danau. Kemudian bagian atas tubuhnya berubah menjadi setengah manusia dan ia pun berjemur di bawah sinar matahari yang malu-malu menyapa wajah cantiknya. Sanaha—nama ular it

  • BODYGUARD KESAYANGAN    Putra Makhkota

    Saka memastikan dirinya terkunci di dalam ruang rahasia yang semalam tak sengaja ia temukan. Di dalam sana tidak ada satu makhluk pun selain dirinya. Di sana juga tidak ada para peri yang akan mengganggunya. “Tempat ini masih banyak misterinya. Aku harus tahu, karena aku seorang raja,” gumamnya perlahan. Saka menyentuh satu demi satu benda asing yang ia temukan. Selama beberapa saat lamanya pun tidak ada perubahan. Termasuk zirah perang yang ia sentuh, seakan-akan tempat itu kosong dari segala sihir yang biasanya memenuhi kediaman mereka. “Kalau tidak ada apa-apa, lebih baik aku kembali saja. Sudah terlalu lama aku meninggalkan Cahaya.” Manusia harimau itu tidak tahu kalau istrinya pun pergi berkelana ke luar. Pendengaran Saka di dalam ruang rahasia itu pun tertutup rapat. Baru saja ingin menggeser dinding, sebuah kitab lama terlempar dan menghantam kepalanya. Saka mengaduh dan menoleh ke belakang. Ia ambil kitab lama yang penuh lukisan itu. Sang raja ingin membaca di sebelah ist

DMCA.com Protection Status