Sejak kepergian Esme, satu tahun terakhir Elanor jadi lebih sering tidur di kamarnya, Esme mendapat kabar tersebut dari Darius yang merupakan laki laki yang membawa Esme ke mansion pertama kali atau lebih dikenalnya sebagai laki laki yang menangkap Esme Ketika ingin mencari uangnya. Sejak awal kepindahan ke Amerika, Esme sempat berbohong mengenai pekerjaan tetap yang akan ia cari Ketika sudah sampai di Amerika, sebenarnya sudah dari dua bulan lalu sebelum pindah ke Amerika ia terlebih dulu melamar pekerjaan sebagai Agent CIA. Esme tidak ingin Frederick mengetahui hal ini walaupun sedikit susah untuk menutupi rahasia ini darinya Ketika mengetahui sumber informasi Geng Mafia Roycival berada di mana mana.
Sejak kepindahan Esme ke Amerika, Esme banyak melakukan perubahan pada style baju dan juga model rambut. Dan sampai sejauh ini Esme belom menemukan kejanggalan dari Mafia Roycival mengenai pekerjaannya. Sudah banyak kasus yang ditangani oleh Esme selama bekerja menjadi agent CIA, Esme selalu memberikan kesan positif dan juga tersendiri karena dialah yang selalu berhasil Ketika menyelesaikan kasus hanya seorang diri. Bagi Esme bekerja sendiri jauh lebih cepat daripada dengan Agent laen yang Esme sendiri tidak mengetahui kemampuannya.
Hari ini Esme sedang berjalan menuju kantor Agent CIA menggunakan Coat coklat dan aksesioris lainnya seperti kacamata hitam. Didalam kantor CIA Esme selalu dikenal sebagai Femme Fatale, tidak banyak yang mengenal nama aslinya kecuali orang orang yang dekat dengannya. Ketika sudah sampai didepan ruang kerja atasannya, Ray Jean Carter. Tanpa mengetuk pintu Esme langsung masuk ke dalam ruang kantor Ray karena dari jauh hanya ruang kantornya yang menggunakan kaca tanpa penghalang sedikit pun sehingga dari depan dapat terlihat jelas isi kantor Ray.
“Ms. Fatale, You look great today.” Ucap Ray menyapa dengan wajah sumrigahnya
“Ray, Bisakah aku memulai pekerjaan ini ?” tanya Esme tidak membalas sapaan Ray dan tidak ingin berbasa basi
“Aku tahu kalau kau memang professional. But No, Kita akan menunggu seseorang yang sebentar lagi akan sampai.” Ucap Ray santai sambil meminum secangkir kopinya
“Seseorang ?” tanya Esme sedikit kesal ketike menyadari ia akan bekerja bersama rekan
Untuk menjadi professional sebaik mungkin, Esme selalu bekerja sendirian. Tidak ada gangguan dan tidak ada siapapun kecuali dirinya yang harus ia jaga. Itu adalah bagaimana cara Esme bekerja sebagai Femme Fatale.
“Yes, kita membutuhkan dua, yaitu laki laki dan perempuan sebagai mata mata untuk pekerjaan ini.” Ucap Ray sambil menyenderkan punggungnya ke sofa lalu menyilangkan kaki satunya
“Sepertinya ada yang lupa untuk memberitahumu kalau aku bekerja sendirian, Sir Carter.” Ucap Esme memperingati sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya
“Kamu tetap akan bekerja sendirian. Kau lakukan pekerjaanmu dan juga sebaliknya partner kerjamu.” Balas Ray santai dengan wajah polosnya. “Waktu kalian akan bertemu satu sama lain adalah Ketika sedang memberikan situasi dan kondisi ter update denganku.” Lanjut Ray
“Kenapa kau tidak menjelaskanku di awal Ketika memberi tahukanku tentang pekerjaan ini ? Aku mempunyai musuh, dan kau tau itu.” Jelas Esme yang masih mempermasalahkan bahwa ia akan bersama dengan rekan. “Jika kau ingin aku professional dengan pekerjaan ini maka kau sendiri juga harus professional.” lanjut Esme berucap
Ray tampak berpikir sejenak dan mengangguk angguk sebagai tanda ia mengerti yang dimaksud oleh Esme barusan.
“Aku tidak bekerja dengan newbie atau mata mata yang masih amatir dan aku tidak akan menaruh Sebagian hidupku ke orang yang tidak bisa sepenuhnya dipercaya.” Ucap Esme dengan sedikit harapan kalau atasannya akan mengubah pilihan mengenai Esme yang akan kerja bersama dengan rekan
“Of course, aku tau kau tetap akan professional. Dan masalah yang kau takutkan tidak perlu dikhawatirkan. Dia bukan seoarang newbie ataupun amartir, reputasinya termasuk bagus walaupun tidak sebagus denganmu. Aku pastikan ia tidak akan memberatkanmu” Balas Ray mencari alasan yang sedikit logis agar Esme tidak memberontak lagi
“Aku meragukan hal itu.” Ucap Esme sambil menyilangkan kedua tangannya lagi
Tiba tiba terdengar suara ketukan
“Ah...itu mustinya dia. Come in.” ucap Ray
“Ah TJ, Good to see you.” Sapa Ray ketika sudah melihat seseorang masuk ke ruangannya
“Senang bertemu denganmu juga, Ray.” Sapa TJ balik
“Ms. Fatale, ini sebuah kehormatan untuk bisa bekerja sama denganmu. Aku dengar dari Ray kalau kita akan bekerja Bersama.” Ucap TJ ketika menyadari sudah ada kehadiran Esme didalam
TJ mengulurkan tangannya seperti seorang yang mengajak berkenalan untuk pertama kali bertemu, terlihat ada sedikit ekspresi gugup dari wajah wajah TJ. Esme awalnya hanya menatap uluran tangan tersebut dan merasa akan terkesan galak jika ia membiarkannya ...
“Nice to meet you too, ehm—TJ—uh okay.” Balas Esme sambil membalas uluran tangan TJ
“Itu hanya sebuah panggilan yang selalu kupakai.” Jelas TJ yang berusaha ingin santai dengan Esme
“Aku sudah tau sejak awal.” Ucap Esme tidak peduli
“Of course you do.” Balas TJ sedikit canggung
“Karena semua sudah disini, kita bahas mengenai projectnya. Shall we ?” ucap Ray memecahkan kecanggungan di ruangannya
Ray langsung mengambil sebuah remote dan menekan salah satu tombol yang ada dan seketika ruangan yang awalnya menampilkan isi bagian dalam ruangan kerja Ray langsung tertutup dan kacanya berubah menjadi warna hitam. Esme tidak pernah melihat Ray harus sampai lebih privasi seperti ini, mungkin teknologi baru yang dipesannya saja.
“Aku ingin kalian mencari tau orang ini,” ucap Ray sambil menunjukkan dokumen yang berisikan foto foto
Esme dan juga TJ langsung megambil beberapa foto yang diberikan oleh Ray dan Sebagian dari fotonya begitu buram dan tidak terlihat. Ada yang hanya menunjukkan bagian belakang, dari samping dan tampak depan, walaupun tampak depan tetapi foto ini sangat tidak bisa di deteksi karena pengambilan atau kualitas fotonya yang sangat rendah.
“Kau ingin kami mencari apa dengan foto foto seperti ini ?” tanya Aria langsung menaruh kembali foto foto yang sempat ia pegang karena merasa foto yang diberikan oleh Ray sama sekali tidak bisa dipecahkan
“Orang itu memang sangat susah sekali untuk diincar, informasi tentangnya juga tidak banyak.” Ucap Ray sambil memberikan dokumen kasusnya kali ini.
Esme dan TJ mengambil masing masing Dokumen dan melihat isi seluruhnya. Esme menghela nafas Panjang Ketika membukan dokumen dan banyak dari isinya masih bolong dan kosong. Tidak banyak informasi yang didapat dari Esme maupun TJ.
“Informasi ini tidak mendukung untuk kita mencari orangnya,” ucap TJ yang sepahaman dengan Esme
“Aku juga sudah mengatakan seperti itu ke atasan dan hanya ini saja yang bisa kita galih sejauh ini, menurutku informasi ini sedikit membantu dikit.” Ucap Ray sambil menunjuk salah satu informasi yang terdapat di dokumen.
Nama Geng.
‘Tunggu dulu! Orang ini adalah geng mafia ??’ batin Esme dalam pikirannya
Data yang cukup informatif bagi Esme hanyalah nama geng ini karena dari hal lainnya informasi tersebut tidak terlalu mendukung.
“Jadi orang ini ikut dalam sebuah geng mafia yang bernama Mavros ?” tanya TJ tampak bingung dengan situasi project yang ia dapat nanti
“Orang yang akan kalian cari adalah ketua geng Mavros, mereka menyebutnya dengan sebutan four.” Jelas Ray
“Mungkin kedua informasi itu lumayan untuk kita selidiki, Right Ms. Fatale ?” tanya TJ yang masih berusaha untuk bersikap santai dengan Esme, tapi ...
“Kedua informasi ini lebih berguna tapi tetap tidak cukup,” jelas Esme tajam
TJ langsung menundukkan wajahnya karena rasanya percuman untuk bersikap santai dengan Esme yang sifatnya tidak bisa santai melainkan akan selalu serius dalam hal apapun. Esme yang sedikit menyadari rekan kerjanya cukup minder akibat ucapan darinya hanya bisa memutar kedua bola matanya ...
“Four memiliki bisnis gelap yang begitu banyak diluar sana dan aku ingin Ms. Fatale menyelidikanya.” Jelas Ray memberikan kode dan artian lain kepada Esme
Tentu saja Esme mengerti dan memahami kemana arah tujuan pembahasan Ray. Dengan project kali ini yang ditugaskan untuk mencari informasi dari sebuah laki laki misterius dan Esme sendiri yang diutus maka tugasnya yang tak lain dan tak bukan adalah mendekati laki laki misterius itu dengan sedikit menggodanya agar Esme dapat mencari celah untuk mendapat informasi bisnis gelap laki laki misterius itu.
“Tapi tunggu!..jadi kau ingin aku menggoda pria ini ? untuk mencari tau tentangnya ??” lanjut Esme bertanya kepada Ray
“Inilah mengapa aku ingin kau tidak bekerja sendiri Ms. Fatale. Karena kau yang mengejar Four dan TJ yang akan mengawasi dari luar.” Jelas Ray tersenyum
‘Tidak pernah sekalipun aku mendapat kerjaan kasus untuk menggoda pria’ batin Esme
TO BE CONTINUED ----
____________________Terimakasih sudah membaca sampai sejauh ini. Jangan lupa untuk masukkan Novel Bet On Me ke dalam Libary kalian dengan klik tanda + ya. Dan jangan lupa juga untuk meninggalkan komentar untuk memberi semangat kepada Author juga Hehehe. Jika kalian berkenan, boleh di request a friend di F* author @Heiikez. Terimakasih
Sudah lewat beberapa hari sejak diskusi kasus bersama dengan Ray dan juga TJ. Dan sejauh ini Esme dan TJ masih belom menemukan informasi terbaru dari kantor CIA di seluruh dunia mengenai keberadaan Four, ketua geng mafia Mavros. Sebelumnya Esme tidak pernah mendapat kasus yang harus ditunda berhari hari seperti ini, tetapi kasus ini cukup menantang Esme. Dentuman music yang begitu keras mengelilingi seluruh ruangan membuat orang yang ada di dalamnya ikut menari, mana lagi kalau bukan sebuah Club. Esme cukup sering untuk datang ke klub Bersama dengan empat sekawannya, Poison Angel. Mungkin satu club ini sudah sangat mengenal dengan siapa saja member dari Poison Angel karena terlalu seringnya mereka datang ke club. “Hey Amber, mungkin malam ini ada yang menarik perhatianmu di ujung sana” ucap Sabrina sambil munjukkan Amber sosok laki laki yang disebut oleh Sabrina “Duh! too young, tidak menarik!” ucap Amber sambil me
Laki laki yang membukakan pintu untuk Esme adalah mantan anggota CIA yang tidak lain lagi adalah mantan kekasih Esme sendiri. Esme sempat mencubit dirinya sendiri dibagian paha dengan harapan jika orang di depannya hanyalah khayalan semata tetapi nyatanya semuanya nyata. Esme begitu kaget melihat kondisinya yang seperti ini, sangat jauh berbeda Ketika mereka masih Bersama dan bekerja menjadi anggota CIA. “Esme !” ucap Fontainez terkaget dengan kehadiran Esme “Apa kau sudah mendapatkannya ?” tanya Esme tidak ingin mengulur waktu dan main nyelonong masuk ke dalam rumah kecil itu “Sudah, saudaraku sudah mencari informasi yang bisa didapat.” Ucap Fontainez sambil menutup pintu ‘Ouh ternyata yang seorang IT adalah saudaranya.’ Batin Esme Fontainez mempersilahkan Esme masuk ke dalam rumah yang lebih bisa diartikan sebagai tempat persembunyiaa nya. Entah ini bisa dibilang temp
Esme terbangun dari tidurnya karena tiba tiba handphone nya yang terus bergetar sedari tadi. Esme melirik sedikit jam yang ditampilkan layar handphonenya, lalu mematikan alarmnya. Kali ini Esme tidak tidur di Kasur kesayangannya melainkan di sebuah sofa yang sangat tidak nyaman untuk di tiduri. Esme berjalan sedikit menuju kamarnya dan mendapati ketiga temannya yang masih nyenyak sekali dalam tidurnya. Untung sekali sedari awal Esme memesan Kasur dengan ukuran king size sehingga masalah model seperti hari ini tidak membuatnya pusing. Setelahnya Esme pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya karena jam delapan nanti ia harus pergi bekerja. Esme meninggalkan ketiga temannya berada di apartemennya dan hanya meninggalkan secarik kertas kecil yang menginfokan kalau Esme tidak akan pulang untuk beberapa bulan kedepan. Ketiga teman Esme akan selalu mengerti Ketika Esme sudah mendapatkan project, jangan berharap Esme akan balik dalam waktu 1-3 hari melainkan ber
Esme langsung melajukan mobilnya dan segera keluar dari Gedung CIA. Esme berjalan ke arah pulang menuju apartemennya karena ia akan segera mengemas barang barangnya, karena malam ini ia akan segera pergi dan tidak tahu akan balik kapan. Esme selalu berharap untuk bisa menyelesaikan project dengan cepat dan tepat sehingga tidak perlu berlama lama, biasanya Esme memerlukan waktu sekitar dua sampai tiga bulanan untuk menyelesaikan sebuah project. Saat berada di lampu merah, Esme menghentikan mobilnya sehingga sekarang posisi mobilnya berada di paling depan sebelum batas lampu merah. Ada cukup banyak orang yang akan menyebrang jalan dan salah satunya sempat menarik perhatian Esme. Yang mana dan tak lain adalah mantan kekasihnya dulu, Fontainez. Esme melepaskan kacamata hitamnya dan melihat dengan menyuluruh Fontainez yang sudah sangat berubah, Badannya tampak begitu kurus dan lemah. Esme menghela nafas Panjang jika mengingat kejadian malam i
Esme langsung terbangun Ketika merasakan sebuah goncangan yang cukup besar yang datang dari pesawat yang Esme tumpangi. Esme akui bahwa ia akan merasa sangat takut Ketika berada di pesawat, Sebagian orang akan mengira ia akan takut pada ketinggian tetapi sebenarnya bukan itu yang Esme takutkan. Esme memejamkan matanya dan memegang erat kedua sisi tempat menaruh tangannya. Pesawat terus bergoncang selama kurang lebih 20 menit, dan setelah itu pesawat kembali normal. Esme menghela nafas yang begitu Panjang setelah pesawat sudah berada di atas awan. Tidak ada yang mengetahui ketakutan Esme kecuali teman temannya. Bahkan Elanor dan Frederick pun tidak mengetahui kalau Esme takut berada di dalam pesawat terlebih terhadap goncangan yang cukup keras. Untung saja kursi penumpang yang diberikan oleh ticketing sangat jauh, sehingga TJ berada di kursi business class sedikit kebelakang sedangkan Esme lebih ke arah depan. “Fear of high ?” tanya salah
18 Jam perjalanan sudah ditempuh oleh Esme untuk sampai ke Macau. Esme meminum kopi yang sudah ia pesan sebelum pesawat landing. Esme juga sudah membereskan kembali beberapa perlengkapan yang dibutuhkan sebelumnya. Esme begitu menyukai bau wangi kopi oleh karena itu Esme salah satu pecinta kopi. “Coffee addicted ?” tanya laki laki itu yang masih saja tidak bisa berhenti menganggu Esme ’19 jam penerbangan dan tidak ada sedikitpun laki laki ini tidak berhenti bertanya’ batin Esme ngelus dada “Seperti yang kau lihat,” ucap Esme kembali meminum secangkir kopinya “Ada tujuan apa ke Macau ?” tanya laki laki itu sedikit penasaran “Having fun.” balas Esme sangat singkat “Berapa lama akan liburan di Macau ?” tanya laki laki itu terus memancing ‘Lord, sekarang dia menginterogasiku.’ Batin Esme “Masih tidak tahu,
Esme dan TJ diantar ke sebuah hotel bintang lima yang ada di kota Macau. Dan pas kebetulan Esme mendapat kamar yang cukup besar untuk dirinya sendiri, sama hal nya dengan TJ yang juga mendapat model kamar yang sama seperti Esme hanya berbeda beberapa lantai saja. Esme segera masuk ke kamarnya dan begitu pula dengan TJ yang berada tiga lantai diatas Esme. Ketika sudah sampai di depan ruang kamar Esme, Esme segera masuk menggunakan kartu access lalu mengunci pintunya. Seperti biasanya Esme akan mengecek ke seluruh ruangan jika terdapat penyudup suara atau kamera tersembunyi di dalam ruangan Esme. Ketika sudah mengecek ke seluruh ruangan Esme tidak mendapat kamera atau penyudup suara apapun dari kamar ini, dan disitulah Esme baru merebahkan tubuhnya di atas Kasur ukuran Queen size. Malam ini Esme harus datang ke sebuah club malam, tempat dimana ia akan bertemu dengan salah seorang lain yang sama sama menjadi incerannya. Dari informasi yang
Esme diantar untuk menuju ke sebuah ruangan VVIP yang letaknya begitu privasi dari di lantai dasar. Dan Esme tidak melihat banyak orang yang berlalu lalang di lantai VVIP ini, hanya wanita wanita yang memang bekerja di The Box Club saja. Mereka pun sudah didandan sedemikian rupa sampai harus mengenakan pakaian yang begitu terbuka seperti itu, Mungkin salah satu tempat yang akan Esme akan masuki adalah salah satu tempat yang sudah pernah ada orang yang berhubungan badan disitu. Charles mempersilahkan Esme untuk masuk terlebih dahulu ke sebuah ruangan yang begitu gelap, redup dan dingin. Entah ruangan ini bisa dibilang sebuah ruangan atau untuk bersantai atau lebih ke kamar tempat untuk berhubungan badan, karena sekilas Esme dapat melihat beberapa alat yang memang sering digunakan ketika sedang bermain. Di dalam hati Esme, ia sedikit takut jika Charles berani mengambil sesuatu yang sudah Esme jaga jaga. Walaupun Esme bisa saja menghajarnya sampai mati tetapi tet
Hembusan angin pagi yang masuk ke dalam sebuah ruangan makeup langsung mengipas seluruh helaian rambut Esme yang sudah di hias dengan begitu indah ditambah Veil putih panjang di bagian belakang. Hari ini adalah hari bahagia sekaligus hari barunya Esme untuk memulai hidupnya yang baru dan melupakan kejadian kelam, sedih yang terjadi di masa lalu. Seluruh Member Poison Angels sudah berkumpul dan mengabadikan moment mereka bersama dengan Esme di hari bahagianya."Ash ! Padahal kita sudah sepakat untuk Melajang bersama." ucap Sabrina sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada."Kalau begitu kau saja yang melajang. Melihat Esme mengenakan gaun putih seperti ini membuaku jadi begitu iri untuk ikutan menikah, hanya kurang calonnya saja." ucap Amber sambil cemberut melihat pakaian yang Esme kenakan model V depan belakang sehingga terlihat kesan Hot serta Sexy Saat ia gunakan."Aku juga ! Tingga kita tunggu saja siap
'Ini tidak bisa terjadi. TIDAK MUNGKIN !' Batin Esme berteriak ketika melihat sosok yang ada di depannya sudah tergeletak tak bernyawa lagi dengan sebuah peluru yang masih tersimpan di dalam kepala orang tersebut akibat tembakan yang ia kenakan kepada diri sendiri.Esme sudah berusaha mati-matian menanti penderitaannya dan inikah hasil yang Esme dapatkan ? Andai saja ia tidak mendengar perkataan Frederick dan perkataan Johan maka orang yang ada di depannya tersebut tidak akan berakhir segampang ini. Esme tidak terima jika Theizz harus berakhir dengan jalan yang begitu cepat, yaitu dengan bunuh diri. Esme ingin membuat Theizz merasakan sebuah penderitaan di dalam sel penjara dengan tuduhannya selama seluruh hidupnya di balik jeruji."Esme Esme !!" seru Aaric berlari masuk ke dalam dan langsung memeluk Esme dengan begitu erat seperti orang yang takut akan kehilangan lagi."Aku tidak terima dia mati dengan mudah
Theizz yang mendengar sebuah suara perempuan dari arah belakangnya tentu saja langsung terlintas dengan nama Esme di dalam kepalanya. Theizz mendongakkan kepalanya dan seketika ia dapat merasakan sebuah benda yang sudah diarahkan tepat ke bagian kepalanya, apa lagi kalau bukan senjata api. Esme tersenyum miring menyadari Theizz yang tampaknya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui siapa dirinya."Désolé de vous avoir fait attendre si longtemps." ucap Esme sambil tertawa pelan(Maaf Membuatmu menunggu lama.)"Je sais déjà que vous regarderez, qu'attendez-vous?" ucap Theizz berbalik badan dan tersenyum lebar menunjukkan kalau ia sama sekali tidak takut dengan sebuah senjata yang mengarah ke kepalanya.(Aku sudah tahu kalau kau akan mengincarku, apalagi yang kau tunggu sekarang ?)"No lo haré tan fácilmente, Theizz" balas Esme menarik kerah Theizz unt
Setelah menghabiskan waktu berbincang-bincang membahas mengenai rencana yang akan Esme lakukan kepada Theizz tentu saja terus mendapat tolak belakang dengan Johan yang tidak mengizinkannya untuk membunuh. Mungkin Theizz bisa membunuh satu keluarga Esme tetapi Johan tidak bisa membiarkan Esme untuk ikutan menjadi seorang pembunuh, memang selama Esme bekerja menjadi Agent CIA dengan lebih daru puluhan project tidak ada satupun dari project yang Esme dapat melibatkan nyawa orang melayang. Hanya baru kali ini saja terlintas di benak Esme untuk membunuh seseorang yaitu Theizz sendiri.Sekarang Esme sedang berada di dalam sebuah mobil sewaannya karena tidak akan mungkin Esme kembali ke hotel tempat penginapannya yang saat Esme lewati saja begitu banyak anak anak Roycival yang berkelerian disana. Oleh karena itu Esme memilih untuk menyewa sebuah mobil yang sedikit tua tapi masih bisa Esme gunakan walaupun kecepatannya sangat berbeda dengan mobil listrik miliknya.
Tetesan darah terus mengalir deras dan dapat dirasakan sesuatu yang hangat terus mengalir ke seluruh wajah Esme yang habis dilumuri oleh darah. Kondisi yang sedang dialaminya sekarang sangat tidak mendukungnya untuk meminta tolong karena itu hanya akan menambah kecurigaan orang orang dan membuat masalah kecil ini menjadi lebih besar. Tetapi setidaknya Esme dapat bernafas lega karena telah lolos dari orang yang mengincar untuk membunuhnya. Siapa lagi kalau bukan Theizz yang menyuruhnya sudah jelas ia merasa takut jika Esme melakukan macam macam padanya setelah terkuat seluruh fakta yang membunuh seluruh anggota keluarganya."Anda tidak kenap--" ucap seorang anak kecil melihat kondisi Esme seperti seseorang yang kebingungan. "OH FU*K!" seru Esme spontan karena merasa kaget dengan kedatangan anak kecil di sampingnya."Kenapa seluruh tubuh anda dilapisi oleh darah ?" tanya anak kecil itu mencolek kulit Esme yang telah dilumuri oleh d
Austin berjalan lemas menuju mansion miliknya yang kini terasa begitu sepi dan juga hampa. Sudah begitu banyak anak anak Mavros yang memilih untuk ikut bersama dengan Theizz ketimbang bersama dengan Austin yang ingin mengubah Mavros. Austin mengusap wajahnya dengan kasar sampai ketika terkejut melihat kehadiran Henry yang sedang duduk menunggu kedatangan Austin pulang."¿Dónde has estado todo el día? Te llamé pero no contestaste." tanya Henry ketika sudah menyadari kehadiran Austin yang baru saja menginjakkan kakinya ke Mansion miliknya di jam 9 malam.(Kemana saja kau seharian ini ? Aku menelponmu tapi tidak kau angkat angkat.)"Estoy cansado hoy ... quiero descansar primero." balas Austin merasa seluruh tubuhnya melemas dan tidak ada tenaga lagi.(Aku sedang lelah hari ini ... aku ingin istirahat dulu.)"Necesito tu ayuda, Austin. Este es el problema de Theizz y nec
Esme dan Aaric berjalan keluar dari gedung Agent CIA untuk terakhir kalinya. Esme yang setidaknya sudah terlepas dari sebuah pekerjaan dan membuatnya menjadi seorang pengangguran sama sekali tidak membuat Esme pusing atau juga malu dengan status penganggurannya. Esme langsung memasuki mobil Aaric dan disusul pula oleh Aaric yang langsung menancapkan gasnya menuju arah balik pulang. Tetapi Esme yang melihat terdapai sebuah kedai makanan di pinggir jalan tampak begitu ramai diserbu oleh pembeli membuat Esme tertarik untuk mencobanya."Tidak lama kau baru saja makan dan kau ingin makan lagi ?" tanya Aaric tetap menurut dengan menepikan mobilnya di pinggir jalan."Aku hanya penasaran ... kita bisa membawa makanannya pulang." ucap Esme melepaskan sabuk pengamannya dan segera turun dari mobil Aaric."Oh ya ... kau tunggu saja disini aku tidak akan lama." Seru Esme di kaca jendela sebelum dirinya berjalan masuk ke d
"Querida Esme, no estás tramando algo, verdad?" tanya Elanor sedikit was was melihat ekspresi wajah Esme yang menjadi tajam dan kesal.(Esme sayang, kau tidak sedang merencakan sesuatu bukan.)"Esme, entendemos que debes estar molesta y enojada en este momento, pero vengarse no es algo que siempre te enseñe." jelas Frederick meningatkan Esme untuk tidak melakukan hal jahat dengan membalas dendam.(Esme kami mengerti kau pasti kesal dan marah sekarang tetapi membalas dendam bukanlah hal yang selalu aku ajarkan padamu.)"No, no ... después de todo Mateo se ha ido, ¿por qué vengarse de él? Tal vez tenga una fiesta junto a su tumba." ucap Esme berusaha santai di depan yang lain.(Tidak tidak ... lagipula Mateo sudah tidak ada jadi untuk apa membalas dendam padanya ? Mungkin aku hanya akan merayakan pesta di sebelah kuburannya.)"Esme !" bentak Elanor kaget ketika
Italy 10.00 a.mEsme yang berlarian mengejar seekor kupu kupu biru yang mengipas kedua sayap indahnya kemana mana di halaman belakang rumah Esme. Esme yang sudah sedari pagi berlarian kemana mana sekitar halaman belakang rumahnya tiba tiba merasa haus dan juga merasa lelah. Sudah menjadi aktivitas Esme sejak ia mulai bisa berlari, Esme begitu menyukai bermain di taman belakang rumahnya tempat para bunga kesukaan ibunya tumbuh disana. Esme yang kerjaannya hanya berkeliling mencabut satu tangkai bunga dan menyusunnya menjadi satu bouqet untuk ia berikan ke ibunya ketika akan pulang. Esme kembali berlari menuju rumahnya yang cukup jauh mengetahui halaman belakang begitu luas."Mamma sono tornata a casa, ho portato dei fiori ---" ucap Esme terhenti ketika melihat banyak sekali bercak darah dimana mana.(Mama aku pulang, aku bawa bunga ---)Esme mendapati kedua adek laki lakinya yang sudah ter