Home / Pernikahan / BERGANTI PASANGAN / Semoga Masalah Cepat Selesai

Share

Semoga Masalah Cepat Selesai

Author: KHABAA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sajadah berwarna hijau dan putih telah terhampar di ruangan berukuran empat meter kali empat meter, arahnya menghadap kepada kiblat orang Islam untuk beribadah, yakni Kakbah di Mekkah. Di atasnya ada seorang pria yang tengah bersujud khusyuk meletakkan dahinya di permukaan sajadah, kedua telapak tangannya pun juga menyentuh kain sajadah yang bertekstur sangat lembut.

Kedua matanya sudah memanas ingin mengeluarkan cairan beningnya, tetapi dia menahannya agar tidak keluar, pasalnya ini masih siang, bisa saja nantinya dia akan bertemu orang dan jejak bekas tangisnya masih nampak.

Menangis itu wajar untuk semua manusia, baik laki-laki dan perempuan tidak ada pengecualian, pun bagi pria ini juga sama, dia pernah menangis kok seumur hidupnya selain masa kanak-kanak nya, yakni yang di garis bawahi ada ketika seorang perempuan terbaik dalam hidupnya setelah umi nya pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Ingin sekali Ya'qub menangis kali ini bukan karena tertimpa kehilangan itu lagi di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • BERGANTI PASANGAN   Memang Teramat Tulus

    "Gue dan lo tidak akan pernah menikah," tutur pria berambut hitam ikal itu, dari intonasi bicaranya kental sekali begitu dingin dan datar. "Ohh tidak tidak tidak, kita pasti menikah," balas gadis di depannya mantap dan berani. Dia sebenarnya cukup terkejut dengan gaya bahasa lawan bicara yang berdiri di depannya ini, biasanya pria ini menggunakan bahasa formal, paling tidak menggunakan saya dan anda, sebab aku dan kamu terasa tidak pernah terdengar, tetapi yang kali ini adalah lo gue, kata yang terasa cukup kasar untuk lelaki yang dikenali begitu nyaris sempurna keagamaannya, perihal adab kepada orang yang lebih tua, tata krama kepada yang lebih muda, sopan santun dengan yang seumuran. Termasuk perihal gaya bahasa Ya'qub begitu apik dan tertata, sopan dan begitu mempesona. "Minggir! Gue ada operasi!" tukas Ya'qub mengusir, pasalnya Hanna berdiri tepat di depan pintu, seandainya Hanna sedikit saja berada ketepi dan dia bisa lewat, maka bisa Ya'qub pastikan dia akan langsung saja berj

  • BERGANTI PASANGAN   Request Jangan Kembar

    Tatapan curiga tepatnya menyelidik yang dilayangkan seseorang ke arahnya tidak terlalu membuat gadis bermata blue sapphire itu terganggu, hanya saja dia sedikit risih. Berhubung risih dia pun tidak mau membiarkan ditatap seperti itu lebih lama, Nayyara dengan segera memberikan pelototan mata. "Bukan urusan lo deh!" sentaknya, mencoba mengeluarkan sisinya yang urakan, bukan feminim seperti yang sekarang ini tengah terjadi, ini pun sebenarnya sangat sedikit. "Ciee, gue bakalan punya ponakan nih yee," goda pria di depannya bersenda gurau. Karakternya memang begini, suka bercanda dan melawak, pun Nayyara sendiri sebenarnya juga begitu, dia suka bercanda dan banyak bicara, sayangnya dia sedang tidak mood sekarang disebabkan kehabisan energi sekaligus juga pembahasannya ini yang terdengar begitu menyebalkan. Nayyara tau dan bisa menebak dengan jelas apa yang ada di pikirannya pria di depannya ini, Yusuf pasti berpikiran Nayyara tengah hamil makanya muntah-muntah di pagi hari begini, sepe

  • BERGANTI PASANGAN   Tidak Butuh Kasih Sayang!

    Bibir bawah seorang gadis berhijab hitam itu bergetar hebat mendengar kalimat dari seorang lelaki paruh baya barusan, ia merasa sudah tidak bisa lagi menahan untuk tidak memberikan teguran, bukan kepada lelaki paruh baya itu, tetapi kepada putranya lelaki tersebut, seorang pria muda yang duduk diam di pinggiran kasur rumah sakit. "Muhammad Ansel Zarawka!" pekik gadis itu kemudian. Sudah lekat dalam pengetahuan banyak orang ya kan bahwa jika seseorang menyebutkan nama lengkap seseorang, itu artinya dia ingin berbicara serius dan kalimatnya harus didengarkan. Itu pun juga termasuk dalam pengetahuannya Ansel dan sang papa, sebab mereka berdua juga sering melakukan itu, tepatnya sih papanya Ansel sering menyebutkan nama lengkapnya setiap kali mereka berdebat, terhitung tidak hanya sekali setiap perdebatan. Ansel tak suka nama nya baik nama panggilan terlebih lagi nama lengkap terlalu sering disebutkan oleh papanya, baginya mulut papanya tidak pantas mengucapkan namanya. Cukup kelewatan

  • BERGANTI PASANGAN   Mencintai Wanita Ini

    Mulut seorang gadis yang berwarna merah muda itu sejak beberapa menit yang lalu tidak berhenti komat kamit bukan karena membaca mantra melainkan disebabkan menggerutu tanpa henti. "Waalaikumussalam, kunci rumah ada di nona?"Gelengan kepala gadis itu tampilkan setelah salamnya dijawab, dan dilempari pertanyaan. Ia sudah menghentikan kegiatan ngedumel unfaedah yang dirinya lakukan. "Ya ampun, nona, untung saya sudah datang, kalau saya belum datang, nona perlu hubungin den Ya'qub dulu supaya bisa masuk rumah," cerocos pembantu rumah tangga di rumahnya abi Yasser Ahnaf Al Lathif dan umi Yasmin Al Aziz ini, bibi Siti panggilannya kebiasaan. Memang benar apa yang diucapkan bibi Siti, biasanya beliau datang lebih siang daripada ini, hari ini sedang ada kemudahan saja di rumahnya beliau, makanya bisa datang sedikit lebih pagi. Jam segini memang sudah lewat jam sarapan, memang bukan bibi Siti yang menyiapkan sarapan, biasanya umi Yasmin memasak sendiri dan bibi Siti hanya bertugas beberes.

  • BERGANTI PASANGAN   Kenapa Lo Lancang?!

    Setelah memegang pigura foto seorang gadis yang begitu cantik itu, tangan Nayyara rasanya tidak bisa untuk tidak menyalurkan kelembutan dalam memegangi pigura tersebut, rasanya begitu wajib baginya menjaga pigura agar tidak lecet sedikit pun. Dengan hati-hati Nayyara mendudukkan diri di pinggiran kasur besar kepunyaan Ya'qub, tidak lama setelah itu dirinya juga menjatuhkan punggungnya ke kasur dengan posisi kaki yang menjuntai ke bawah. Perlahan-lahan foto di pigura itu kembali ia tatap, setelahnya rasa kantuk menerjang kedua mata Nayyara, merasa tak mampu melawannya Nayyara memilih untuk mencoba tidur saja, toh dia juga sedang bingung harus melakukan apa, yang dirinya perlukan adalah bertemu dengan Ya'qub dan berbicara dengan pria itu, sayangnya sampai kini mereka belum bertemu, jadilah segala pembicaraan terpaksa Nayyara tahan. Nayyara tidak tahu apakah yang dia rasakan begitu melihat foto gadis ini adalah perasaan cemburu? Mengapa dia harus cemburu? Ya'qub bukan siapa-siapanya, j

  • BERGANTI PASANGAN   Lo Pasti Mencintainya?

    Perasaan bersalah langsung menghujam hatinya pria bermata hitam kelam tersebut, pendengarannya yang sangat tajam membuatnya tetap mendengar kalimat dari gadis yang duduk memeluk lutut di pinggiran bawah kasur, selain itu pernah dia batinkan bukan? Bahwa telinganya seolah-olah tidak akan pernah tuli atas kata yang diucapkan Nayyara sepelan apa pun itu. Atas dua kata Nayyara takut itulah Ya'qub dirundung rasa bersalah yang teramat sangat sekarang ini. "G-gue gak maksud..."Kini keadaan seolah berbalik, sekarang Ya'qub yang sedikit terbata dalam ucapannya. "Nayyara tidak berani, hiks..."Air mata terjun bebas dari kedua matanya Nayyara, isakan nya terdengar begitu menyayat hati siapapun yang mendengarnya, termasuk satu sisi di hati kecilnya Ya'qub pun juga. Selain bersalah Ya'qub pun juga merasa bingung sekarang ini, memang tidak pertama kalinya Ya'qub melihat Nayyara menangis di depannya karena ketakutan, tapi ini sudah yang kedua kalinya mungkin. Namun, bedanya situasi tangis pertam

  • BERGANTI PASANGAN   Dia Calon Istri Gue?

    "Bukan dia yang beruntung.""Lalu?" tanya gadis berambut coklat itu keheranan."Justru dia yang dirugikan telah hadir di tengah-tengah Al Lathif, tersakiti, terlukai, dituntut, pesakitan apa lagi yang diinginkan agar dia bisa dinilai jadi mutiara keluarga yang sempurna?""Kami yang beruntung dia terlahir ke dunia, hadirnya dia di dalam kehidupan adalah kebahagiaan terbesar keluarga Al Lathif, meski dia bukan bagian Al Lathif," ucapan Ya'qub memelan pada kalimat terakhir. "Terutama gue, dengan adanya dia semuanya terasa lancar dan mudah, hingga dia pergi, semuanya runyam, berantakan, dan tidak pernah sebaik ketika ia masih nyata di dunia."Nayyara menganggukkan kepalanya sekali, dalam hati gadis itu membenarkan, kemudian berujar untuk memantapkan, "Benar, saking runyam nya setelah dia tiada, lo dipertemukan dengan gue yang hanya membuat lo tidak bahagia.""Bukan begitu." Tak tau kenapa Ya'qub merasa ingin meralat kalimatnya Nayyara. "Lantas?""Bertemu dengan lo bukan runyam pertama y

  • BERGANTI PASANGAN   Baiklah, Aku Menyayangi Papaku!

    "Aku pamit keluar.""Apa maksudmu, Medina?" tanya seorang pria berkulit kecoklatan yang reflek berdiri dari duduknya begitu mendengar tiga kata tadi diucapkan seorang gadis. "Ya aku mau keluar, tidak sepatutnya aku berlebihan mendengarkan pembicaraan antara ayah dan anak, yang pembahasannya sendiri sudah kelewatan," jelas Medina lugas. "Sudah kubilang, bukan? Kamu harus mendengarkan selengkapnya dari awal hingga akhir! Karena kamu sudah terlanjur masuk pada duniaku hingga tau dengan berbagai lukaku!" tegas Ansel bersikeras. "Ku tegaskan menjawab tidak mau jika kamu menyuruhku mendengarkan aib masa lalu papamu. Semua manusia punya masa lalu, sama-sama punya aib pastinya di masa lampau, tetapi tidak seharusnya selalu diungkit, bukan pula harus begitu diingat, tidak berarti mesti dilupakan, masa lalu perlunya diingat untuk menjadi batu loncatan di masa depan, jika menyakitkan pertama diingat agar tidak terjerumus ke lubang yang sama, kedua agar bisa menjadi lebih baik lagi. Apabila me

Latest chapter

  • BERGANTI PASANGAN   THE END

    Beberapa bulan kemudian... "Mama, umi? Ini bagusnya yang mana ya?" tanya Nayyara menunjuk sebuah rak yang tersusun beberapa baju bayi. "Kalau bayi baru lahir, baiknya gak usah pake baju yang begini," timpal umi Yasmin. "Bener, memakaikannya susah," sahut mamanya Nayyara menanggapi. Tiga orang wanita yang memiliki usia berbeda itu sedang recok di salah satu toko perlengkapan bayi di sebuah mall, usia kandungan Nayyara yang sudah memasuki tiga puluh minggu membuatnya dan para ibunya harus berbelanja kebutuhan bayinya dan Ya'qub. "Astaghfirullah!" pekik Nayyara kaget melihat keranjang belanja miliknya sudah berisi setengah penuh perlengkapan si kecil. "Kok udah penuh ya? Mama, umi! Ini keranjang kita kan, ya? Atau bukan? Kok udah berisi banyak banget?" tanyanya mencolek wanita paruh baya di sisinya agar memperhatikan sesuatu yang ia maksud. Tepat ketika dua wanita ibunya itu membalikkan badan tuk melihat keranjang, seorang pria berambut hitam ikal datang dengan tangan penuh barang

  • BERGANTI PASANGAN   Mengidam

    Beberapa hari kemudian... Rumah abi Yasser dan umi Yasmin sedang sepi-sepinya karena waktu memang menunjukkan tengah malam, kecuali sebuah kamar di lantai atas milik sang putra pertama, di sana cerocosan uring-uringan dari seorang perempuan memenuhi isi kamar. "Ihhh gak suka, ganti ganti!" suruh Nayyara kepada suaminya yang baru saja membalikkan badan ke arahnya. Perempuan berambut coklat terurai itu tengah duduk di sofa dengan bersedekap dada, posisi kakinya sekejap-sekejap berganti, kadang bersila kadang diluruskan. Sementara Ya'qub suaminya berdiri di depan lemari yang pintunya terbuka tidak kunjung ditutup sejak satu jam yang lalu. "Yang mana lagi, Nayya?" tanya Ya'qub bingung. Tepat tengah malam tadi, Nayyara membangunkan dirinya memintanya untuk memakai baju-bajunya, katanya Nayyara menginginkan melihat suaminya ini memakai pakaian yang beragam. "Baju kamu banyak tauk, cobalah pakai semuanya, aku mau liat!" Nyaris saja Ya'qub menganga mendengar penuturannya Nayyara, memak

  • BERGANTI PASANGAN   Kamu Benar Mencintainya

    Perasaan Nayyara campur aduk saat ini, biarpun sesuatu yang sudah lama dia inginkan, yakni bergenggaman tangan dengan Ya'qub suaminya sendiri, sudah tercapai, tetap saja ada suatu perkara lain yang membuatnya belum bisa untuk benar-benar senang. Bagaimana jika... Bagaimana jika... Sejak tadi kalimat berawalan dua kata diatas selalu terlintas di benaknya, ketimbang terpikir semua pertanyaan ketakutannya itu Nayyara ingin mencoba berfokus pada bagaimana caranya dia untuk tidak merisaukan semua itu. "Tenang, bumil tidak seharusnya risau," celetuk Ya'qub tiba-tiba membuka obrolan, membuat Nayyara segera menolehkan kepala ke arahnya. "Gak bisa," ungkap Nayyara jujur. "Tarik nafas, buang, lakukan beberapa kali sampai tenang." Ya'qub memberikan arahan berharap bisa menjadi solusi. Sesuai petunjuk dari suaminya, Nayyara pun melakukannya, setelah mulai tenang dia menimpali, "Kayak mau lahiran aja di suruh tarik dan buang nafas!""Emang mau lahiran sekarang?" tawar Ya'qub asal, moodnya s

  • BERGANTI PASANGAN   Mau Lihat Anakku

    "Kira-kira anak siapa itu?"Mendengar pertanyaan barusan membuat Nayyara menarik kemudian menghela nafasnya panjang, ia tidak diperkenankan untuk sakit hati atas pertanyaan itu, sebab ulahnya sendirilah yang memancing suaminya bisa bertanya demikian. Lalu, sebuah iPad mini dilemparkan Nayyara asal tetapi dia yakin akan mendarat di pahanya Ya'qub yang memang berposisi duduk. Di layar iPad itu sudah tampak suatu gambar yang ingin Nayyara tunjukkan pada Ya'qub, dia yakin pria itu bisa memahaminya sendiri tanpa harus dia jelaskan, sekarang mood Nayyara kembali berubah jadi malas bicara meniru Ya'qub. "Mengapa membuat drama ini?" tanya Ya'qub heran, sembari menscroll layar iPad tersebut. "Karena aku kesal," judes Nayyara. Krik... Krik... Setengah menit terjadi hening di ruang tamu apartemen itu, Nayyara enggan memulai pembicaraan lagi, dia ingin menunggu pria dingin ini lebih dulu bersuara. Bahkan, Nayyara juga membuang muka mengalihkan tatapannya dari sang suami. "Eh!" pekik Nayyar

  • BERGANTI PASANGAN   Apakah Nayyara Hamil?

    "Kenapa mama biarin pria ini masuk sih, ma?" keluh Nayyara ketika melihat seorang pria muda berambut ikal berdiri di belakang mamanya. "Kalian harus bicara tau, Nay," sahut sang mama enteng. "Udah, ma, kita udah-""Belum semuanya," potong pria itu yang tidak lain adalah Ya'qub Lutfi Al Lathif. Dua kata yang Nayyara dengar itu sontak saja membuat hatinya bergetar, malangnya bukan bergetar karena baper ataupun bahagia, tetapi karena tegang takut Ya'qub menyampaikan sesuatu yang tidak dia inginkan. Bagaimana jika dia membicarakan tentang perceraian? batin Nayyara ketakutan. Jujur saja Nayyara belum siap tentang itu, sama sekali, di samping ada seseorang ini yang kehadirannya belum diketahui seorang pun terkecuali dirinya dan Allah Ta'ala. "Yasudah mama tinggal dulu, mama tau kalian berdua sudah dewasa, sudah bisa mengambil keputusan dengan bijak seharusnya, jangan sampai salah mengambil keputusan, itu saja pesan mama," timpal mamanya Nayyara, kemudian berlalu pergi. Tidak akan, ma,

  • BERGANTI PASANGAN   Ngejar Cewek?

    Nayyara menggigit bibirnya sekuat mungkin agar suara tangisnya tidak terdengar, air matanya mungkin tidak akan sederas ini seandainya tidak mendengar satu kalimat lirih barusan, sekalipun dia dan suaminya terhalang sebuah pagar taman tidak membuat Nayyara tuli akan kalimat yang terucap dari bibirnya Ya'qub ternyata. Akhir-akhir ini Nayyara juga cukup moodyan, moodnya bisa berubah secepat dia mengedipkan mata, dan Nayyara tau kok mengapa dia begitu. Ternyata bawaan... Dengan segera dia menggelengkan kepala enggan semakin mengingat perkara itu lagi, ia tidak seharusnya terlalu bahagia takut nantinya akan jatuh pada relung kesedihan saja.Tidak seharusnya terlalu lama berada di sini takut nantinya malah diketahui pria yang dia hindari, Nayyara pun segera mengetikkan pesan kepada sopirnya untuk menjemputnya di taman ini. Posisi Ya'qub yang duduk di pinggiran jalan yang mana jalan tersebut mau tak mau harus dilewati Nayyara untuk pulang, membuat Nayyara kebingungan apakah dia harus menut

  • BERGANTI PASANGAN   Alhamdulillah Tidak Nayyara

    "Salah satu kewajiban seorang suami adalah memaafkan kesalahan istrinya, jika sang istri melakukan kesalahan maka seharusnya seorang suami menegurnya dan menasehatinya terlebih dahulu, jika tidak berdampak juga maka boleh memukulnya, dengan catatan tidak boleh memukul yang keras hingga memar dan menyakiti, ingat! Benar-benar tidak boleh! Pukulan yang dimaksudkan di sini pun tidak menggunakan telapak tangan, melainkan memakai benda berupa sikat gigi misalnya, nah itu dipukulkan ringan saja kepada istri, bukan dengan niatan menyakiti, tetapi niatan mendidik. Jadi ingat ya, semua ada tahapannya, pertama-tama ditegur, jika tidak mau juga kemudian dinasehati, masih tidak mempan baru dipukul yang sangat-sangat ringan!"Jleb... Semua kalimat dari seorang pria yang duduk di barisan terdepan dan menghadap ke arahnya serta seluruh jemaah yang lain membuat Ya'qub tertohok, hatinya tersentil dan dibuat bergetar, ia dibuat sadar akan kesalahannya. Saat ini pria itu sedang berada di sebuah masjid

  • BERGANTI PASANGAN   Dituntut Membuat Nayyara Kembali

    Beberapa hari kemudian... Siang ataupun malam terasa begitu lambat berlalu dan juga seperti sangat monoton, seakan-akan tidak ada yang begitu menarik sejak hari itu, semenjak hari di mana Nayyara pergi darinya, dunia Ya'qub seperti dingin lagi, tampak tidak berwarna, bahkan akan terasa sangat membosankan juga seandainya Ya'qub tidak menyibukkan diri dengan fokus kepada pekerjaannya dan mengambil shift lebih banyak dari biasa. Nasehat ataupun semangat dari Yusuf, abi, dan umi pun tidak berdampak banyak pada Ya'qub, bukan nasehat mereka yang tidak bagus, tetapi mood Ya'qub saja yang amburadul sejak hari itu, dia belum siap melakukan perubahan karena bimbang harus melakukan perubahannya dari sisi mana terlebih dahulu, sekaligus takut juga salah berbuat. Ya'qub sedang lelah, sungguh, fisiknya tidak terlalu, tetapi hati dan pikirannya rasanya benar-benar semrawut, kalau dia sedang lelah ya biarpun satu dunia menyemangatinya tetap saja dia ingin beristirahat. Jadilah akhir-akhir ini Ya'q

  • BERGANTI PASANGAN   Teramat Kelewatan!

    "Foto apa ini? Siapa ini?" tanya Ya'qub to the point, begitu dia masuk ke kamarnya dan mendapati seorang perempuan yang jelas ia kenali berdiri di depan jendela. Perempuan itu menoleh ke arahnya dan mengulurkan tangan meminta diberikan handphone nya Ya'qub yang sedang menunjukkan suatu foto, tidak perlu mengelak Ya'qub pun menyerahkannya. Ekspresi gadis itu tidak terbaca saat menatap foto itu, arah pandangnya yang menunduk membuat Ya'qub tidak bisa membaca manik matanya. Beberapa detik setelahnya tiba-tiba saja Nayyara memeluk Ya'qub erat, membuat Ya'qub di posisinya mengernyitkan dahi keheranan dengan respon istrinya. "Ya, itu aku dan Arthan, oh ya aku punya cerita yang mau diceritakan sama kamu, suami istri seharusnya bersikap terbuka kan, rasanya momen itu begitu menyenangkan dan membuatku puas."Sebenarnya Ya'qub sudah mengerti dengan yang diucapkan Nayyara, tetapi dia memilih untuk bersikap sok bodoh dengan bertanya meminta diperjelas, lebih tepatnya ingin mengorek kejujuran,

DMCA.com Protection Status