Halo kakak raider, terima kasih VOTE n FOLOW nya ya, semakin banyak, semakin author semangat untuk menulis, dibela-belain begadang, untuk persembahan pada kakak semua, SALAM
Bukan_ itu bukan suara istrinya, tapi suara seorang ibu sedang mengingatkan anaknya untuk membaca bismilah dan doa makan sebelum makan, Ibu dan anak yang duduk di seberang samping meja Darto, Darto tertunduk, terima kasih bu telah mengingatkan aku, ucap Darto, tentu saja hanya dalam hati, hatinya terasa nyeri, dia teringat dengan istrinya, “Humai aku rindu” gumam Darto sambil menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan dengan keras, dengan begitu dadanya yang sesak menjadi agak longgar Darto lanjut memakan buburnya dengan pelan dan malas, usai makan dia melanjutkan jalan ke taman kota, setelah memarkir motor, dia jalan-jalan sendirian, dia mengingat kembali saat moment hampir ditangkap Satpol, dia tersenyum sendiri, kembali dia duduki bangku saat dia bersama istrinya di sini, dibawah pohon bambu kuning yang rindang, hatinya kembali teriris, dia merasa berdosa telah menghianati wanita yang dicintainya itu, walau dia sendiri tidak ingat keajdiannya secara persis, tapi tanda ditubuhnya
Darto terduduk dengan mata merem, dia menahan gusarnya, saat dia ingin menenangkan diri ada lagi pengacau, ‘bagaimana bisa gadis genit itu berada di sini,’ pikir Darto, dia tidak mau terlibat dengan gadis ini, masalahnya sudah rumit, nanti ditambah dengan gadis resek ini, bisa gawat aku, kemudian dia segera melarikan diri dari situGadis genit itu mengeluarkan ponselnya CEKREKDarto pilih ngacir pergi ke Bengkel, harinya terasa sia*Saat sudah di Bengkel Darto memilih untuk tenggelam di ruang kerjanya“Darto memeriksa semua ffile-file, dia mencocokkan antar barang keluar dan masuk, juga stok yang ada, dia catat satu-satu barangkali ada piutang yang belum terselesaikan,TOTKTOKTOK“Masuk .... !” teriak Darto masih dengan file-filenya“Sibuk mas Darto ....? suara seorang permpuan“Eh_Ooh_ya, maaf Dok ada apa ya ... kemarin sudah saya tranfer kan ? kata Darto, sebenarnya dia juga tidak heeran dokter Nova datang ke Bengkelnya, dia pelanggan tetep, hampir sebulan sekali dia memeriksakan mo
-Beberapa menit yang lalu- Ibunya Darto bu Zulaikha turun dari Ojek Online turun di depan Bengkel anaknya, terlihat dia tergopoh-gopoh turun segera berlari hendak menemui anaknya “Bu ... Helmnya !” teriak driver ojol itu Zulaikha berbalik “Eh, Astaghfirullah ... !” seru bu Zulaikha, dia segera mencopot Helm dari kepalanya segea menyerahkan kepada driver ojol itu segera berlari “Bu ... ! teriak driver ojol itu lagi Zulakha berbalik lagi “ada apa lagi mas ....” Zulaikha sedikit bersungut “ongkosnya ... !” teriak lagi driver ojol itu, “Astaghfirullahhaladzim ... “ bu Zulaikha kesal dengan dirinya sendiri, bisa-bisanya dia melupakan hak orang “Eh maaf ya mas ... “ ujar ibu Zulaikha agak sedikit malu, dia segera mengeluarkan uang merah dari dompetnya dan menyerahkan kepad driver itu, dan segera berbalik dan berjalan cepat “Bu ... !” teriak driver ojol itu lagi, bu Zulaikha berbalik dan melotot, apa lagi sih, kesalnya dalam hati, dia merasa sudah tidak ada urusan dengan driver itu,
Sedari kecil Darto adalah Pejuang kehidupan sejati, seorang anak yang begitu berbakti pada keluarga, dia bertekat membuat ibunya bahagia dan tidak kekurangan apapun, setelah lulus STM dia hanya bekerja satu tahun di Bengkel orang, dia selalu mengambil lembur, dan berikutnya dia membuka bengkel dengan alat terbatas dan manual, hasil menabung peralatan selama dia kerja, lahan masih sewa, dan semua pekerjaan masih dikerjakan sendiri, dari mulai mencari spare part dan pengerjaannya, bahkan dia hanya tidur sebentar setiap malamnya, dan segera terbangun untuk mengerjakan kembali pekerjaannya, setelah pelanggannya makin banyak baru dia mengambil karyawan satu, begitu semakin ramai dia ambil karyawan lagi satu, begitulah seterusnya hingga mempunyai karyawan banyak seperti saat ini, kareana keahlianya dan dedikasinya pada pelanggan, banyak pelanggan puas, membuat usahanya maju pesat, akhirnya bisa membeli lahan yang sekarang jadi Bengkel ternama di kota S ini, dan saat ini semua kerja keras Da
“Jadi ini yang kamu perbuat, kamu buat, kamu berzina ha .... !” ada istri cantik dirumah masih kurang ha, apa kamu meniru bapakmu, anak kurang ajar”BUG BUG BUGZulaikha terus saja mencaci sekaligus memukuli anaknya itu, dia seakan kembali ke masa lalu, dia sangat membenci perselingkuhan, anak sendiripun dia akan membencinya,Sedang Darto hanya meringkuk di kursinya, dia menerima kemarahan ibunya, dia mamang pantas menerimanya, dia tidak hendak melawan ataupun sekedar menghindar, dia biarkan ibunya melampiaskan kemarahan sampai ibunya puas dan lelah, itu lebih baik baginya,Zulaikha sudah kelelahan, nafasnya sudah ngos-ngosan, dia terduduk di kursi sambil meraung-raung, hingga Zulaikha mereda dan terisak-isak, sedangkan Darto menghampiri dan sujud di kaki ibunyaDarto tahu persis, saat ibunya sudah meluapkan marahnya, saat yang tepat bagi Darto untuk bersujud dan mohon ampun,Dia masih ingat, ibunya tidak pernah marah besar, kecuali saat Darto kecil dituduh orang mencuri uang di kotak
Darto memutuskan pulang dengan ibu, sesampai di depan rumah ibu, Darto deg-degan, dia tidak tahu harus mengatakan apa pada istrinya itu, tak terkecuali ibu Darto, dia juga deg-degan, mengira-ngira apa yang akan terjadi nanti Assalamualaikum, Darto dan ibunya salam bersamaan, kemudian merka membuka pintu dan masuk juga bersamaan, tidak ada jawaban, terdengat lamta-lamat suara orang mengaji, Darto dan ibu saling pandang, kemudian Darto melangkah mendekati kamar, dia berdiri di depan pintu, menikmati alunan suara istrinya mengaji, tak terasa menetes air matanya, dadanya terasa sesak, tapi pikirannya terasa damai saat mendengar suara istrinya mengaji, Darto masih setia berdiri di depan pintu, saat istrinya menyudahi mengaji, dan didengarnya istrinya itu berdoa, banyak sekali yang didoakannya, di antara doa yang menyentuh hatinya “Ya Allah ya Rob ... jagalah suami hamba dimanapun dia berada, lindungi dia dari segala marabahaya, lancarkanlah segala urusannya dan jagalah imannya dari se
Darto bengong dengan tingkah istrinya, di lihatnya Ninik membuka sedikit jarinya, nampak matanya mengintip, kemudia Ninik berjalan mendekat, wajahnya merah seperti kepiting rebus, Darto mengamati setiap gerakan Ninik, dia deg-degan, wajahnya nampak tegang, mengira istrinya itu mengetahui sesuatu, semakin Ninik mendekat semakin hatinya deg-degan, dan sarungnya semakin dirapatkan, dia takut sekali bila tiba-tiba istrinya meminta membuka sarungnya, setelah Ninik mengikis jarak “Bi ... Onderdil” bisik Ninik dengan masih menutup wajahnya dengan jari renggang “Apa Humai ...? onderdil ...? di bengkel semua Humai ... memang Humai butuh onderdil untuk apa dan merk apa? bila kak Jaka butuh onderdil, suruh ke bengkel saja,” Cerocos Darto “Ih_ Habi, itu, onderdil Habi ... kalau mau ya nantilah Bi, setelah makan malam dulu? Ujar Ninik jarinya menuding ke bawah Darto, dan suaranya masih dengan nada manja dan malu-malu “Ha ....!” Darto kaget matanya melotot Darto baru sadar, dia tengok kebawah,
Darto dan ibunya masih terpaku dan bengong dengan tingkah Ninik, keduanya hanya diam di tempat menunggu apa selanjutnya yang terjadi, sesaaat kemudian mereka melihat Ninik keluar sambil membawa sesuatu kemudian disodorkan kepada Darto, Ibu dan anak itu saling berpandangan kembali sambil tersenyum, ekspresinya nampak lega, ternyata Ninik mengambil kaos untuk suaminya, “Cepat di pakai gih ... biar nggak masuk angin lagi, maaf ya Bi ... tadi tidak nyiapin air hangat, jadi Habi masuk angin mandi malam-malam” ujar Ninik dengan wajah sedih ‘Ya Tuhan, istriku ini benar-benar imut, aku pikir dia mengetahui sesuatu terus mencak-mencak sama suami, karena semalam tidak pulang, dan mencurigai sesuatu tentang suami, ternyata dia begitu tulus, tidak mempermasalahkan apapun,’ “Terima kasih Humai,” Darto menerima dengan terharu, “sekarang yuk kita makan,” sahut Darto sambil langsung memakai kaus yang disodorkan oleh istrinya itu Mereka sudah berada di meja makan, ritual makan berjalan dengan dama