Dua kamar dan salah satunya ditempati Robert, sementara Barbara ingin tidur dikamarku.
"Apa Robert tidak marah?" Aku bertanya."Tidak apa apa," jawab Barbara kalm."Ayo, kita mandi. Badanku sudah gerah," kata Barbara."Dikolam atau di kamar mandi?" Tanyaku. "Dikamar mandi saja,""Mandilah, aku akan memasak,"ujarku.
"Aku mau istirahat saja dan membaca," Robert masuk kamar disebelahku.Barbara mengambil handuk dan masuk kamar mandi.
Aku memeriksa apa yang kubuat, bahan cukup tersedia untuk membuat nasi goreng dan makanan lain.
Selesai semuanya, aku juga mau mandi dan mengajak mereka makan bersama. Barbara lebih sering bercerita dan dekat padaku dari pada dengan Robert. Robert juga mandi sebelum makan bersama.Aku sebenarnya merasa risi juga sekamar dengan Barbara, namun aku telah mengajaknya.
Ia lebih suka tidur tidak pakai bra dan cuma celana dalam saja
Di Apartemen Dato Raf menelponku."Apa kabarmu Anna?" Tanyanya dengan sedikit tegang."Aku cuma jenuh, tanpa pekerjaan dan kesibukan."" Baiklah, bagaimana kamu ikut denganku ke Jepang?" Tanya Dato Raf."Seperti ke Sydney? Pergi sendiri dan ditinggal di hotel?" ujarku dengan suara sedikit menyesal."Apa salahnya jika kamu pergi sendiri," kata Dato Raf pelan."Ini menjadi pengalaman bagimu, agar juga kamu tidak jenuh." "Tokyo?" Tanyaku." ke Osaka juga," jawab Dato Raf. "Kamu menungguku di Tokyo saja ada sedikit urusan disana sebelum ke Osaka," berkata kata lagi Dato Raf. "Tapi mengertilah, aku ada sedikit bisnis dan kita tidak bisa menarik perhatian orang ""Mengapa ke Osaka?""Ada bisnis kontrak Batubara dan sawit."Dato kali ini menjelaskan bisnisnya."Ada beberapa pegawaiku disana mendampingi." Aku terdiam, masih berpikir untuk pergi dan mengingat pengalamanku di sydney . Itu
Aku mengambil tas kecilku dan melangkah keluar dari kamar dan mengunci pintu.Ketika melewati beberapa kamar, aku melihat Adipraba dan Ellysa Dewi keluar kamar berdua.Ia terkejut melihat dan aku menyapanya."Hi," sapaku.Ia tersenyum canggung dan Ellysa memisahkan diri."Kamu bersama siapa?" Tanyanya."Husband," jawabku."Kamu berpacaran dengan Ellysa," ujarku menyentilnya."Tidak," ujarnya"Jangan salah sangka." jawabnya."Ellysa sudah bersuami, aku tahu " ujarku.Senang dapat memojokan aktris tersebut. Tidak setiap kesempatan ada."Kau mengambil fotoku dengan ponsel" Tanyanya dengan kawatir."Hanya foto biasa, " sahutku."Tolong dihapus fotoku bersama Ellysa" ujarnya lagi dengan wajah memelas."Kenapa?"Tanyaku."Tidak bagus kalau dilihat orang lain."Dengan pembicaraan itu aku jadi tahu ada sesuatu terjadi pada aktor favoritku.Sebelumnya aku tidak menyangka, fot
Aku bertemu dengan ibu Michiko yang banyak mengurus masalah imigran terutama para wanita yang bermasalah. Bahasa Inggrisnya lancar."Mengapa kamu tidak kembali ke Indonesia," tanya Michiko. Aku tidak menjawab, sulit untuk menceritakan masalahku dan ibu Michiko agaknya mengerti."Baiklah, itu masalah pribadimu. Tapi negeri ini biaya hidup lebih mahal dan apakah keuangan kamu cukup.""Mungkin cukup," jawabku. "Aku akan pindah, hotel apa saran yang baik? Mengurus visa dan perpanjangannya." "Kamu tidak perlu khawatir, visa kamu masih cukup lama. Jika ada masalah kita bisa berbicara lagi."Ibu Mitsuko memberikan nomor teleponnya. "Aku hamil, apa saran kamu dengan masalah ini?" "Kamu harus mendaftarkan diri di kantor distrik setempat, kehamilan disini sangat dihargai dan mendapat banyak fasilitas. Tentu saja setelah ada surat dari klinik atau rumah sakit." *** Jepang mungkin ne
Aku tercengang dengan ajakan Sean. Aku bukan pacarnya dan dia mengajakku."Jangan salah sangka, aku tidak akan mengganggu wanita yang bersuami, aku cuma ingin berteman.""Apa yang kamu lakukan disana?""Ikut dalam sebuah tim penelitian," ujar Sean lagi." Aku diundang untuk investigasi kebocoran pembangkit nuklir Fukushima" jawabnya."Itu daerah berbahaya," ujarku mendengar kata nuklir."Tidak juga dalam batas batas tertentu, lagi pula semuanya memakai baju pelindung," ujar Sean lagi." Tapi kita akan tinggal di kota terdekat yaitu Yonezawa, cuma beberapa jam saja dari Tokyo.""Apa yang bisa dilihat di Yonezawa?""Bagian lain sisi Jepang, mungkin makanan dan kuil," ujar Sean lagi.Hati yang galau dan perasaan yang goyah membuat aku memenuhi ajakan Sean.Kemana lagi aku akan pergi? Aku telah kehilangan Ronald dan dikecewakan Dato Raf. Ikut dengan Sean pasti menarik.Jadi aku menyelesaikan
Sedikitnya 16 pekerja terluka dalam ledakan tersebut, sementara puluhan lainnya terkena radiasi saat mereka bekerja untuk mendinginkan reaktor dan menstabilkan pembangkit listrik Nuklir.Tiga orang dibawa ke rumah sakit setelah paparan tingkat tinggi."Saya menduga ada peningkatan kanker dalam jangka panjang," kata Mike.Efek jangka panjang dari radiasi adalah bahan perdebatan dari pekerjaan mereka.Bencana tersebut pada saat ini tidak akan dapat dilihat adanya peningkatan kanker yang belum dapat diamati di wilayah tersebut."Bagaimana kesimpulannya?" Tanya Hannah kepada Mike."Tim independen menemukan kurangnya kesiapan untuk pengamanan PLTN dari Operator pembangkit Tokyo Electric Power atau TEPCO" jawab Mike.Investigasi independen menyimpulkan bahwa Fukushima adalah "bencana yang melibatkan unsur kelalaian buatan manusia".Pemerintah harus memikul sebagian
Kuil itu menjadi rumah dan museum kehidupan penduduk setempat yang tinggal di bawah bayang-bayang gunung berapi."Mari kita lihat," ujar Hannah. Ia juga mengajak ke Fujiyoshida sebuah desa kecil dengan pemandangan Gunung Fuji.Berdiri disana dapat menatap gunung Fuji. Di sisi utara Gunung Fuji adalah wilayah Lima Danau Fuji, dengan keindahan alam yang luar biasa yang juga memberikan pemandangan gunung yang luar biasa. Lima danau. Danau Shoji, Kawaguchi, Saiko, Yamanako, dan Motosuko Kegiatan menyenangkan, memancing hingga kayak.Lima Danau adalah Desa Penyembuhan. Desa tradisional Jepang menampilkan kehidupan dan mata pencaharian penduduk setempat selama berabad-abad yang lalu. Di negeri Timur banyak legenda iya?" Ujar Hannah."Legenda apa?" Tanyaku. "Katanya di Gunung Fuji menjadi tempat tinggal bagi beberapa dewa dan dewi, jadi zaman dahulu kita para wanita tidak boleh naik gunung," kat
Bertemu dengan Rahmana Adi Setio suami Yuriko cukup menyenangkan. Dia berasal dari Semarang dan lebih dari separuh umurnya tinggal di Jepang. Dari bea siswa S1 sampai S3 yang didapatnya dari sebuah perguruan Tinggi di Osaka. Pendidikan di Institut Technologie of Design dan Departemen Robotic."Senang sekali, kamu bisa berteman dengan Yuriko," ujar Rahmana menyalamiku.Yoriko rupanya telah bercerita tentang aku kepadanya suaminya."Aku sering pergi meninggalkan Yuriko, ada undangan sebagai dosen tamu atau juga berkunjung," ujar Rahmana. "Beberapa hari lagi ke Canada dan setelah itu ke Seoul Korea."Rahmana menjelaskan, negara itu sangat tertarik untuk pengembangan Komputer Quantum. '"Bagaimana anda kembali ke Indonesia?" Tanyaku. "Entahlah, mungkin jarang, " ujar Rahmana pula."Mungkin setelah Indonesia juga tertarik "ujarnya pula.Rahmana menghela napas dalam-dalam. "Aku
Pergi kerumah sakit untuk konsultasi kehamilan dengan Yuriko cukup melegakan. Rumah sakit menaruh perhatian yang sangat besar bagi ibu hamil yang berobat. Aku tidak perlu kawatir jika sudah terdaftar di rumah sakit Aku dan bayiku akan terjaga dengan baik, jika melahirkan di Jepang . Ibu dan bayi akan dirawat di Rumah sakit selama 4 sampai 5 hari. "Jadi kamu tenang saja, kita akan dirawat dan melahirkan ditempat yang sama," ujar Yuriko. " Tinggal berdekatan di Apartemen kita bisa saling memberikan dukungan," tambah Yuriko lagi.Di Jepang sejak dini harus menentukan tempat kelahiran agar lebih mudah untuk dirawat. Semua data sudah tercatat dengan baik. *** Tinggal di Apartemen dengan kamar kecil di Jepang memang terasa kurang menyenangkan. Dibandingkan dengan Jakarta, Apartemenku lebih luas.Tapi aku harus membiasakan diri.Tetangga Apartemen cu