Home / Romansa / BENIH PRESDIR LUMPUH / Bab 16 Pakaian Seksi

Share

Bab 16 Pakaian Seksi

Author: Simbaradiffa
last update Last Updated: 2024-09-13 23:37:14

Setelah melihat Max yang keluar dari ruang VIP yang di tempati William. Dengan penuh percaya diri, Fiona mendorong pintu ruang VIP yang tidak terkunci itu, membukanya dengan keras hingga mengejutkan William dan wanita tersebut. Ruangan itu hanya diisi oleh mereka berdua, membuat Fiona merasa kesal, dia melangkah masuk dengan tatapan marah.

"Baby! Oh, jadi kau berbohong padaku demi bersama dengannya? Sangat luar biasa sekali," teriak Fiona dengan nada sinis, berjalan mendekati William dan tanpa ragu duduk di atas pangkuannya.

William terkejut dengan ulah Fiona, namun dia memilih diam dan tidak melarangnya. Sementara itu, wanita yang duduk di hadapan mereka tampak bingung dengan apa yang terjadi.

Fiona menatap tajam ke arah wanita tersebut, melihat penampilan wanita itu dengan tatapan meremehkan, dia berkata, “Hei, kau! Kenapa menggoda suami orang lain? Apa kau sedang kesepian?” ucapnya dengan nada yang terkesan mengejek.

Wanita itu hanya tersenyum tipis, tampak kebingungan. "Apa mak
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
kalau g mau dua2nya ya udah sekolah j kyk biasanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 17 Memeluknya

    Setelah berpikir sejenak, dia akhirnya mengangguk pelan. “Baiklah, aku setuju,” gumamnya dengan nada enggan. “Kau bisa mengatur semuanya.”Namun, Fiona kembali terkejut saat William kembali berkata, “Kau harus melamar pekerjaan itu secara resmi. Seperti orang lain yang melamar pekerjaan di kantorku. Kau juga harus melewati wawancara.”“Apa? Tidak mau, aku tidak mau, William! Kau tidak serius, kan? Aku ini istrimu!” Fiona menekankan kata ‘istri’ agar William menarik perkataannya itu. Namun, William tetap pada pendiriannya. Dengan suara tegas dia berkata, “Aku tidak main-main, Fiona. Jika kau benar-benar ingin aku membeli sekolah itu, kau harus melewati semua prosedur. Termasuk wawancara.”Fiona menggigit bibir bawahnya, terdiam sejenak, dan berpikir keras untuk bisa membujuk William agar mempermudahnya. Dengan mata yang menatap ke arah William, dia tiba-tiba berjalan untuk menghampirinya. “Jangan mendekat,” seru William menghentikan langkah kaki Fiona yang ingin mendekatinya. Dia cuk

    Last Updated : 2024-09-15
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 18 Menarik Pinggangnya

    Fiona yang takut dan panik karena tidak mau terlambat, dia tanpa sengaja mendorong seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam lift. "Aduh! Apa yang kau lakukan?" seru wanita itu marah.Wanita itu mengenakan pakaian yang lebih formal dari pelamar kerja lainnya, karena dia seorang karyawan tetap di kantor William, dan Fiona tidak menyadarinya. "Berani-beraninya kau mendorongku!" ucapnya dengan nada sinis.Fiona dengan cepat membela diri, "Kami semua sudah menunggu lama, kau baru datang dan langsung masuk begitu saja!" protes Fiona. “Apa kau tidak tahu siapa aku? Dibandingkan kalian aku lebih lama bekerja disini!”“Aku tidak peduli kamu senior atau bukan, tapi kita harus mematuhi aturan.” Fiona dengan percaya diri membicarakan tentang peraturan untuk membela dirinya. Dua orang wanita yang ada di samping Fiona, tiba-tiba mendorong Fiona dengan kasar, hingga jatuh ke lantai dan salah satu lututnya terluka.Wanita yang didorong Fiona sebelumnya tersenyum puas, melihat ada orang yang

    Last Updated : 2024-09-17
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 19 Merayu

    Dengan penuh semangat Fiona menyetir mobilnya menuju kantor William. Di kursi sampingnya, tergeletak sebuah bekal makanan yang telah dibuatnya susah payah. Fiona tersenyum sendiri saat memandang bekal tersebut, membayangkan betapa terkesannya William nanti ketika mencicipi masakannya. Dan dia pun mempermudahnya untuk menjadi asistennya, tanpa harus berulang kali melakukan wawancara. Fiona berharap, dengan cara ini, dia bisa mempermudah dirinya bekerja di kantor tersebut dan membalas dendam pada wanita yang menolaknya kemarin. Rasa malu dan harga diri Fiona terasa terinjak-injak, dan dia tidak bisa membiarkan hal itu berlalu begitu saja.Setibanya di kantor William, Fiona merasa aneh ketika melihat beberapa orang menatapnya dengan tatapan heran. Dia menepis keanehan mereka dan berjalan cepat menuju meja resepsionis. "Saya datang untuk menemui William Stefanus Thene. Apakah dia ada di ruangannya?" tanyanya dengan penuh percaya diri.Resepsionis tampak sedikit terkejut namun langsung me

    Last Updated : 2024-09-18
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 20 Pelukan Gadis Itu

    Saat air mata masih mengalir, Fiona merasakan kehadiran seseorang yang memperhatikannya. Dia mencoba mendongak dan melihat ke kanan dan kiri sampai dia terkejut mendapati William yang berada di luar gerbang rumahnya sambil duduk di dalam mobil, menatap ke arahnya dengan tajam. Fiona menarik napas, mencoba menenangkan dirinya. Dia tidak ingin terlihat lemah dihadapan William. Fiona mengusap air matanya dengan cepat, meskipun tahu bahwa William pasti sudah melihatnya menangis. Tanpa berkata apa pun, dia bangkit dan berjalan menuju mobil William yang berhenti tak jauh dari depan rumahnya. Fiona tidak menyangka jika William akan mencarinya. Ada rasa senang yang membuat perasaannya sedikit membaik. Dia segera berjalan ke arah mobil William, seakan semua terlihat baik-baik saja. Begitu masuk ke dalam mobil, suasana di dalam terasa sunyi. Hingga akhirnya, William memecah keheningan dengan nada datar."Kau ingin melarikan diri?" tanya William tiba-tiba.Fiona menoleh, menatap wajah William

    Last Updated : 2024-09-20
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 21 Berada di atas Pangkuannya

    Adel yang telah mendengar bisikan Fiona sedikit meragukannya. “Fiona apa rencana ini akan berhasil? Dan, bagaimana jika kita dikeluarkan dari sekolah ini, karena rencanamu sedikit kelewatan.”“Apanya yang sedikit ke lawatan? Menurutku itu masih batas wajar, kita hanya mengurungnya di gudang sekolah bukan menjualnya pada pria hidung belang,” ujar Maya yang terlihat sangat setuju dengan rencana Fiona. Setelah sejenak merasa ragi, Adel akhirnya setuju dengan rencana Fiona. Setelah jam sekolah selesai, saat para siswa sudah mulai pulang, Fiona, Adel, dan Maya masih berada di sekolah. Dengan langkah hati-hati, mereka mengamati gerak-gerik Juwita dari kejauhan. Mereka melihat Juwita yang baru saja keluar dari kelasnya, memastikan dia sendirian. Mereka menunggu hingga Juwita terpisah dari kerumunan teman-temannya dan tidak ada yang memperhatikannya.Saat Juwita hendak ke ruangan OSIS–Sintia yang di suruh Maya untuk memberitahu Juwita, bahwa seseorang telah memberikannya surat dan juga seb

    Last Updated : 2024-09-23
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 22 Telah Melakukan

    William membiarkan Fiona dengan posisi yang jelas membuatnya tidak nyaman.Sejenak, William menatap Fiona yang terlihat sangat rapuh. Dalam kebingungan William ingin memindahkan Fiona ke tempat tidur, tapi dengan keadaannya yang lumpuh, hal itu membuatnya merasa kesal. Ada keinginan yang tiba-tiba tubuh di hatinya. Dia tidak ingin meminta bantuan siapa pun, namun dia sendiri kesulitan.Saat William tengah berpikir, tiba-tiba Fiona membuka matanya sedikit, menatapnya dengan pandangan sayu. "William, aku ingin bicara," ucap Fiona dengan suara pelan namun terdengar jelas.William menghela napas, mendengus ringan. Sejak tadi Fiona mengatakan ingin berbicara padanya."Apa yang ingin kau bicarakan?" tanyanya dengan nada serius, sedikit penasaran dengan apa yang hendak diungkapkan oleh gadis di depannya itu.Fiona terdiam sejenak, lalu tersenyum seperti gadis bodoh dan menjawab, "William, setelah aku pikir-pikir aku hanya ingin mengatakan, kenapa kamu tampan sekali?"Kata-kata Fiona membua

    Last Updated : 2024-09-24
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 23 Mendesah

    William mendesah pelan, dia terlihat tidak senang. “Ya, kau mabuk. Dan tentu saja ada urusannya denganku, kau telah membuat kekacauan,” jelasnya dengan nada dingin. "Sekarang kau malah menuduhku macam-macam?""Tapi … kita tidur bersama begitu dekat! Kau memelukku erat! Apa yang terjadi di antara kita?" Wajahnya semakin memerah karena malu.William mendengus, matanya menatap Fiona tajam. "Kau benar-benar tidak sadar dengan apa yang terjadi semalam? Atau sedang berpura-pura,” tanyanya tegas lalu kembali berkata. "Aku ini pria lumpuh. Apa yang bisa kulakukan padamu? Malah kau yang semalam bersikap seenaknya padaku. Bahkan kau lebih liar dari seekor kucing.” Fiona menelan ludah, merasa terpojok."Aku–liar? Apa maksudmu?" tanyanya dengan bingung. "Lihat ini." William menunjuk lehernya, memperlihatkan tanda merah yang sedikit samar, tidak terlalu jelas seperti semalam.Mata Fiona membelalak lebar. “William, lehermu?” Suara yang terdengar terkejut , tidak percaya dengan apa yang dilihatnya

    Last Updated : 2024-09-30
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 24 Luka di sudut bibirnya

    Pak Herman melangkah maju, napasnya memburu. Dia tiba-tiba mengayunkan tangannya dan memukul Fiona dengan keras, membuatnya terjatuh ke lantai. Pak Herman merasa tidak terima dengan perkataan Fiona yang mendadak berubah dan tidak takut padanya. “Shit!” umpat Fiona pelan.“Fiona … “ Adel dan Maya begitu terkejut secara bersamaan memanggil nama Fiona yang terjatuh, mereka mencoba untuk membangunkannya. Maya, kini tidak tinggal diam karena Pak Herman telah bermain kasar pada mereka. Dia berdiri tegak dan berkata, "Pak, ini semua salah Juwita! Dia yang memulai masalah dengan kami! Jadi, Anda tidak bisa menyalahkan kami sepenuhnya dan bersikap kasar pada kami!"Tapi kata-kata itu justru membuat kemarahan Pak Herman memuncak. Wajahnya berubah semakin gelap, dan dengan cepat, dia melayangkan tamparan keras pada Maya. *PLAK!* Maya terhuyung, membuat kepala membentur tembok begitu keras. Tubuhnya tiba-tiba jatuh dan terkulai lemas, matanya perlahan-lahan menutup tak sadarkan diri.“Maya …”

    Last Updated : 2024-10-04

Latest chapter

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 62 Sosok Yang Familiar

    Fiona mengemudi menuju sebuah restoran paling mewah dan terkenal di kota, tempat ia berencana mentraktir teman-temannya untuk merayakan kemenangannya di acara sekolah. Restoran itu terkenal dengan suasana elegan dan hidangannya yang memanjakan lidah, tempat yang sempurna untuk merayakan momen istimewa. Namun, pikirannya terganggu oleh kejadian di tengah jalan.Saat mobilnya berhenti di lampu merah, Fiona secara tak sengaja melihat sosok yang familiar di sebelah mobilnya. Ia melihat Azalea yang sudah lama menghilang. Azalea bersama seorang wanita yang Fiona tidak kenal, tetapi wajahnya tampak familiar. Fiona mengingat wanita itu beberapa kali terlihat bersama William dalam berbagai acara penting.Fiona meremas setir mobilnya, dadanya terasa sesak. Pikiran-pikiran yang tak terhitung mulai memenuhi kepalanya. ‘Apakah William tahu Azalea sudah kembali? Jika William tahu, kenapa dia tidak mengatakan apa-apa padaku?’Ketika lampu berubah hijau, Fiona menarik napas dalam-dalam, berusaha m

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 61 Bibirnya Tetap Terkunci

    Namun, tepat saat itu, pintu aula terbuka, dan Fiona muncul dengan anggun.Dengan mengenakan dress putih yang memancarkan keanggunannya, Fiona berjalan perlahan menuju panggung, membawa gitar pink miliknya, ia ambil dari rumah ayahnya.Semua mata kini tertuju padanya, termasuk teman-teman sekelasnya yang langsung bersorak gembira.“Dia datang!” seru Azka merasa lega, disambut dengan tepuk tangan dari Adel dan Maya di ikuti yang lainnya.Fiona naik ke atas panggung, duduk di kursi yang telah disediakan. Ia menggantungkan gitar di bahunya dan mengambil napas dalam-dalam. Sebelum memulai, ia mengangkat pandangannya ke arah penonton. “Lagu ini … aku persembahkan untuk seseorang,” katanya dengan suara lembut, pada saat itu juga pandangannya terkunci pada sosok yang tidak disangkanya akan hadir di acaranya—William. Pria itu duduk di barisan paling depan dengan kursi rodanya, mengenakan jas hitam yang rapi. Mata mereka bertemu sesaat.Fiona terkejut, tetapi ia segera memalingkan wajahnya. I

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 60 Erangan Yang Lembut

    Erangan yang lembut terdengar mengalun dalam ruangan, membiarkan perasaan mereka berbicara lebih dari kata-kata. Meski belum ada kata cinta yang terucap langsung di antara mereka. Namun dalam hati mereka sudah memperlihatkan bahwa mereka saling mencintai. Ketika semuanya berakhir, William membaringkan tubuh Fiona di lengannya, membiarkannya bersandar dengan nyaman. Ia mengecup kening istrinya dengan lembut. “Tidurlah,” ucap William pelan, suaranya nyaris seperti bisikan.Fiona tidak menjawab. Ia hanya memejamkan matanya, tetapi senyum kecil terlihat di bibirnya. Dalam hati, ia merasa ada sesuatu yang berubah di antara mereka. Setelah beberapa saat hening, tiba-tiba Fiona membuka matanya perlahan, mendongak menatap William yang masih memeluknya dengan erat. “William, jadi mulai sekarang aku tidak boleh keluar dari rumah ini?” tanyanya dengan nada datar, tetapi rasa ingin tahu menjalar di pikirannya.William terdiam sejenak, menatap wajah Fiona dengan pandangan lembut yang jarang i

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 59 Memberikan Sensasi Hangat

    William melepaskan tautannya, menatap wajah Fiona yang semerah tomat. Ia tersenyum sambil mengusap bibir Fiona dengan lembut.Fiona tidak mengerti dengan dirinya sendiri, kenapa ia tidak menolaknya. Akhirnya ia memilih menyandarkan kepalanya di bahu William untuk menyembunyikan rasa malunya, sementara pria itu mempererat pelukannya.Angin yang berhembus lembut seolah menjadi saksi bisu dari kebersamaan mereka, menciptakan kenangan yang tidak akan mudah dilupakan.****Hari ini Fiona ingin pergi menemui teman-temannya. Ia sudah bersiap dengan pakaian kasual yang rapi.Fiona melangkah menuju pintu keluar rumah, tetapi langkah kakinya melambat keti

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 58 Ciuman Kembali Menyatukan

    Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Fiona yang terlihat damai.Ketika Fiona mengerjapkan matanya, William tetap menatapnya, menunggu reaksi pertama yang akan dilihatnya.Fiona membuka matanya perlahan, dan pandangan mereka bertemu. Seketika, rasa terkejut melintas di wajah Fiona.“William … apa yang kau lakukan?” tanya Fiona dengan suara terkejut, mencoba menjauh.Matanya perlahan melihat dada bidang William yang tidak memakai baju. Fiona mengedipkan matanya beberapa kali, membuat William yang melihatnya merasa gemas.Saat ia menyadari dirinya juga tidak mengenakan apa pun di bawah selimut, Fiona langsung berteriak, “Ahh! Bajuku &h

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 57 Menindih Tubuhnya

    Sudah satu jam berlalu, tetapi Fiona tidak juga keluar dari kamar mandi. William merasa cemas. Akhirnya, ia memutuskan untuk memeriksa keadaannya.Saat membuka pintu kamar mandi, William tertegun. Wajah Fiona tampak pucat, dan air di dalam bak penuh dengan potongan es.Fiona sempat meminta pelayan untuk menambahkan es ke dalam bak mandinya.“Fiona!” seru William, langsung melangkah maju. Ia mengangkat tubuh Fiona dari dalam bak dengan cepat.Fiona membuka matanya sedikit, menatap William dengan lemah. “William … tubuhku masih panas. Meski sudah berendam di air es, aku tetap merasa tidak nyaman. Tapi di dekatmu … aku merasa sedikit lebih baik,” gumamnya sambil menggesekkan pi

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 56 Lebih Baik Mati daripada Kau Menyentuhku

    “Aku tidak butuh bantuanmu!” Fiona berusaha berjalan menjauh, tetapi tubuhnya hampir terjatuh. Tom dengan cepat menangkapnya, memegang kedua pundaknya dengan erat.“Lihat? Aku benar-benar hanya ingin membantumu berjalan dengan benar,” katanya dengan nada pura-pura ramah. Namun, senyum di wajahnya menunjukkan niat lain.Fiona merasa sedikit nyaman dengan pegangan Tom, tetapi pikirannya tetap waspada. Ia tahu ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuhnya yang beraksi seperti itu.“Lepaskan aku,” desaknya sambil berusaha mendorong tubuh Tom.Namun, Tom tidak menyerah. Ia terus membujuk Fiona dengan suara lembut, mencoba membuatnya tetap di tempat.

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 55 Apa Yang Terjadi Dengan Tubuhku

    Fiona memasuki rumah mewah yang sudah cukup lama ditempatinya, ia baru saja pulang dari rumah Adel. Fiona mendudukkan dirinya di ruang tamu sambil memandangi televisi yang menyala. Tiba-tiba dia terkejut dengan kedatangan William, Fiona segera bangkit dan tersenyum padanya. William terlihat begitu datar, seakan tak menganggap Fiona ada di sana.“William, apa kau ingin aku membuatkan teh?” tanyanya dengan nada ceria.“Tidak perlu,” jawab William tanpa ekspresi.Fiona menghela napas, lalu mencoba berjalan ke arahnya. “Kau tahu, hari ini Adel bilang aku terlihat semakin cantik. Apa kau–” belum selesai Fiona berucap, William sudah memotongnya. “Jika kau sudah selesai bicara, aku ingin istirahat.” William berhenti sejenak, menatap Fiona dengan tatapan datar.Fiona terdiam. Kata-kata William terasa seperti tamparan baginya. Ia merasa tidak ada gunanya lagi mencoba berbicara dengan pria itu. Dengan langkah pelan, ia kembali ke kamarnya.Saat Fiona duduk di depan cermin, ia memandangi ba

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 54 Menahan Rasa Kecewa

    Fiona merasa ada sesuatu yang salah. Namun, ia tetap mendekati William dengan senyum manis. Ia duduk di atas pangkuan pria itu, melingkarkan kedua tangannya di pundaknya.“William,” ucapnya lembut. “Aku membutuhkan bantuanmu.”William menatap Fiona tajam. “Sudah kuduga. Setiap kali kau bersikap manis, pasti ada sesuatu yang kau inginkan.” Nada suaranya terdengar sinis, membuat Fiona terkejut.“Apa maksudmu?” tanya Fiona bingung.William menyingkirkan tangan Fiona dari pundaknya. “Aku sibuk. Kalau kau butuh bantuan, mintalah pada kekasihmu,” ucapnya dengan dingin.Kata-kata itu membuat Fiona terdiam, sekaligus bingung. Seketika bibirnya tersenyum lebar dan mengira William cemburu padanya. “William, apa kau mulai cemburu padaku?” tanyanya mencoba menggoda.William tidak menjawab. Ia mengangkat tubuh Fiona dari pangkuannya dan menurunkannya ke atas ranjang sedikit kasar. “Aku tidak punya waktu untuk membahas yang tidak penting,” ucapnya sebelum berjalan keluar dari kamar.Fiona hanya bi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status