Share

BAB 13

Penulis: Eka Fitriani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-06 06:40:38
"Tangkap mereka berdua Pak, suami istri itulah yang sudah membunuh pak Abdul suami saya!" Wanita itu berteriak histeris, dengan terus menunjuk-nunjuk ke arahku dan mas Zaki.

"Sabar bu. sabar!" Ucap salah seorang warga, Mencoba menenangkan.

"Jangan asal menuduh bu!" Malin berbicara dengan nada ketus kepada bu Sri, wajahnya menapakkan ketidak sukanya kepada istri pak Abdul itu.

"Benar yang di katakan Mas ini, kita harus memiliki bukti-bukti yang kuat terlebih dulu, tidak bisa asal menuduh seperti itu." Jawab pak Polisi tegas. Warga yang mendengarnya pun ikut mengangguk-anggukkan kepala.

"Saya punya bukti, tidak asal tuduh!"

"Mana buktinya, jangan cuma fitnah teman saya!" Suara Malin terdengar berang.

"Tadi malam, saya melihat mereka sedang mengendap-endap disekitar sini dan seperti sedang mencari sesuatu Pak." Perkataan bu Sri memancing perhatian warga yang hampir bubar kembali berkerumun mendengarkan kesaksiannya.

"Mohon maaf Bu, begitu saja tidak bisa di jadikan bukti. Harus ada saksi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 14

    "Saudara Tania. apakah benar, kalung ini milik anda?""Be-benar pak. Tapi kalung ini sudah hilang sejak lima hari yang lalu." Jawabku gugup."Sebaiknya, anda jelaskan nanti di kantor polisi! Silahkan ikut dengan kami.""Tunggu pak! Istri saya tidak bersalah. Pasti ada yang sengaja menjebaknya.""Kita bicarakan masalah ini di kantor saja pak. mari silahkan ikut dengan kami untuk menjalani pemeriksaan." Pak Polisi membawaku menuju mobil patroli. Banyak warga yang menyoraki. Makian dan sumpah serapah mereka lontarkan begitu saja. Andai mereka tau, bukan aku pelaku sebenarnya.Aku berjalan menunduk tidak sanggup rasanya melihat orang-orang menatap begitu penuh kebencian kepadaku."Tunggu pak. Tunggu sebentar." Aku menarik nafas panjang, siapa lagi itu. Menoleh pun rasanya enggan. hanya sekedar mendengarkan apa yang mau orang itu bicarakan."Tunggu pak. saya yakin bukan mbak Tania pelakunya. Sebelum kejadian ini, pak Abdul sudah lama tidak terlihat." Laki-laki berambut pirang dan bertubuh

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-06
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 15

    Aku menghentikan mobil di depan toko kue, membeli beberapa buah tangan untuk di bawa ke rumah Amak. Biasanya aku membuat singgang ayam kampung atau ikan nila, jika ingin berkunjung ke rumah mertua, karena ini darurat jadi aku memilih yang mudah saja.Jarak tempuh dari kota, menuju rumah Amak kurang lebih sekitar satu jam perjalanan. Melewati hamparan kebun karet dan sawit di setiap tepian jalannya. Pemandangan yang indah di kala siang hari, tapi sangat menyeramkan jika malam tiba.Konon katanya, sebelum di jadikan pemukiman warga, di sini dulunya adalah hutan belantara. Banyak cerita seram dari penduduk pribumi maupun pendatang.Pada tahun 1976 pemerintah mengadakan Transmigrasi. Dan kini hutan-hutan itu di ubah menjadi pemukiman yang padat penduduk. dulunya jarak rumah satu ke rumah yang lain sangat jauh, karena masih sepi orang yang tinggal.Meskipun kini sudah ramai dan padat oleh rumah-rumah warga, nuansa seram itu masih tetap ada. Dan masih sering terdengar dentuman alat tradisona

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-06
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 16

    POV ZAKI.Aku menoleh ke belakang, ketika mendengar benda terjatuh dengan bunyi yang cukup keras. Betapa terkejutnya aku, ketika mendapati Tania sudah terbaring di tanah dengan keadaan pingsan.Aku membopong tubuh kurus istriku masuk kedalam rumah. Amak dan Apak tergopoh berlari menghampiriku, rasa panik terlihat dari raut wajah yang sudah menua itu."Kenapa Tania, Zak?" Amak bertanya, dengan nada gemetar."Indak tau Mak." Aku meletakan Tania di atas kasur santai, yang berada di ruang tv."Pake ini mak." Apak memberikan minyak kayu putih.Amak mengoleskan minyak kayu putih di hidung, tangan dan kaki Tania. Aku hanya mematung. bingung, tidak tau apa yang harus di lakukan.Aku meratapi wajah pucat Istriku yang terbaring lemas di sampingku, tangannya sangat dingin, namun keringat terus mengalir."Tania, bangun nak." Suara Amak yang sangat khawatir."Telpon bidan desa Zak, cepat ....!" Aku segera menghubungi bidan desa. Namun bu Bidan sedang menangani pasien yang aka melahirkan."Bawa ke D

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-06
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 17

    Flashback..Keributan besar terjadi kala itu penyebabnya adalah karena aku tidak kunjung menikah, padahal usiaku saat itu sudah menginjak usia 30 tahun.Seandainya mereka tau kalo aku sudah menikahi wanita idaman yang sangat cantik bagaikan bidadari surga.Wajahnya sangat sempurna berkulit putih, hidung mancung bermata biru. Tubuh tinggi semampai dengan rambut hitam yang menjuntai, membuatku sulit untuk berpaling darinya.Laki-laki mana yang tidak tergila-gila melihat bidadari secantik itu? Tapi anehnya, ketika aku mengenalkan istriku kepada orang tua serta keluarga besar, mereka semua tidak melihatnya.CK, entah benar tidak lihat atau pura-pura saja. Bahkan mengatakan jika aku sudah tidak waras, padahal mereka yang mulai gila, sudah menolak menantu idaman para mertua seperti Putri istri yang menikahi secara siri.Istri cintaku itu pandai melakukan apapun, tangannya lihai dalam memasak berbagai jenis masakan. Rasanya sangat lezat, lebih enak dari restoran berbintang.Pernah aku menyar

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-06
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 18

    .Sesampainya di rumah aku langsung masuk kedalam kamar, dengan kasar aku hempaskan tubuh ini di atas kasur. Emosiku tidak terkendali lagi, tanpa sadar aku membanting semua benda yang berada di kamar.Prraang ... Bruk!Apak dan Amak mengetuk pintu kamar ini, suara gaduh dari benda jatuh yang ku lempar sepertinya terdengar oleh mereka.Akan tetapi aku tidak menghiraukan Amak dan Apak, membuka pintu pun rasanya malas. Akhirnya ketukan itupun menghilang dengan sendirinya.Aku memejamkan mata, untuk mereda emosi yang sudah memuncak di kepala. Duduk termenung di sudut dinding sambil ku pandangi kekacauan yang aku buat sendiri."Sayang. Tenangkan lah hatimu." Kecupan lembut mendarat di pipiku, ternyata istriku yang secantik seperti bidadari telah datang. Dia memeluk erat tubuh ini, dan seketika amarah ku mereda."Sayang ... besok lusa abang akan menikah lagi." Aku menunduk lesu."Kenapa abang gak kasih tau aku dulu, kalo mau kesana. Abang jahat. Abang bohong sama aku!""Maafkan abang Putri.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-06
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 19

    POV AUTHOR..Ssrak ... Ssrak ... Bruk ....!Mahluk berbulu dengan mata besar melompat dari satu pohon ke pohon lain, lalu kemudian dia melompat di atas atap rumah kayu milik Zaki.Kukunya yang tajam menggores rumah yang beratapkan seng itu, bunyi gesekan yang terdengar terasa ngilu ditelinga. Semakin lama semakin keras suara kuku beradu dengan atap itu.Mata merah menyala lebar, terbelalak melihat ke penjuru arah. Hidungnya kembang kempis mengendus sesuatu dari ketinggian rumah Zaki."Argh ... bedebah, gadis Prugu itu telah meninggalkan tempat ini!" Teriaknya marah.Tangan panjang menggapai apa saja yang berada di dekatnya, dan mengguncang kuat-kuat pohon-pohon yang dilaluinya.Mahluk itu membuka rahang mulutnya lebar. Tampak taring panjang yang menyembul keluar dan lidahnya menjulur panjang terlihat sangat mengerikan.Dengan kencang dia berteriak melolong panjang. Tangan yang berbulu dengan kuku-kuku panjang itu mengguncangkan tiap-tiap pohon yang dia lewati.Sejenak matanya memindai

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-06
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 20

    POV TANIA.Aku membuka mata perlahan, memandang sekitar tempatku berada saat ini. Terasa asing sekali, seingatku tadi sedang berada di rumah Amak. mengapa kini tubuhku tergeletak di atas semak belukar seperti ini.Aku memindai keseluruhan tempat yang seperti hutan ini. Teramat sunyi dan sepi sekali.Kepalaku terasa berdenyut sedikit sakit saat disentuh di bagian belakang, seperti terbentur benda keras. Dengan susah payah aku berusaha untuk bangkit, pelan-pelan aku duduk bersandar di akar pohon yang sangat besar.Entah kenapa tiba-tiba bisa di tempat seperti ini, sebab aku sendiri tidak ingat apapun yang terjadi sebelumnya. Bunyi monyet owa-owa terdengar riuh, beberapa bahkan terlihat malu-malu mengintip dari celah-celah ranting pohon di atasku.Hari terlihat mulai gelap, entah karena mendung atau memang hari sudah malam. Aku mulai gelisah karena tidak mempunyai senter atau apa saja yang bisa digunakan sebagai penerangan.Bagaimana nanti jika ada binatang buas, atau hewan berbisa. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-06
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   bab 21

    POV ZAKI.______Setelah selesai mandi aku menghampiri Tania. Berniat ingin meminta izin, rencananya hari ini aku akan pulang ke kebun terlebih dulu.Mendengar kekacauan di bukit Ragusa, hati ini rasanya tidak tenang.Ku pandangi wajahnya yang cantik natural itu. Sudah beberapa hari ini dia mendiamkan aku tanpa alasan yang jelas. Di ajak bicara pun menjawab hanya seperlunya saja."Sayang, hari ini aku mau pulang. Mau lihat kondisi rumah dan ....""Dan selingkuhan kamu udah nunggu, kan?" Belum selesai aku bicara, Tania langsung menjawab."Selingkuhan?""Iya, selingkuhan. Malam itu aku melihat kalian bercumbu mesra. Cih, menjijikan." Suaranya sedikit meninggi.Aku mengerutkan kening, merasa bingung dengan arah pembicaraannya itu. "Sayang, kamu ngomong apa sih?""Alah, pura-pura gak tau. Aku sudah lihat semuanya. Aku benci sama kamu mas, benci!" Tania melempar bantal dan berjalan keluar meninggalkan aku, yang masih bingung."Dek, kamu ngomong apa sih? Coba jelasin dulu apa maksud kamu." A

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-09

Bab terbaru

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 36

    Teriakan Putri membangunkan Orang Pandak yang sedang bersemedi. Mata merahnya membuka tajam. "Putri, anakku." Dia bangkit dari duduknya. Berayun dari satu pohon ke pohon yang lain. Penciumannya dia pertajam untuk mencari keberadaan anaknya itu.Hidungnya terus mengendus, mempertajam indra penciuman. Mata tajam menyala, hatinya merasakan kesedihan yang sulit untuk di gambarkan. Perasaan tidak enak membuat dirinya bertingkah kebingungan.Sesosok mahluk berbulu meringkuk di tengah hamparan kebun sawit. Tubuhnya tidak berdaya lagi untuk berdiri, hanya sanggup untuk menahan dinginnya malam. Rasa sakit di pungungnya menjalar kesemua persendian tulang-tulang.Erangannya semakin kuat, dia merasa sudah tidak sanggup lagi untuk hidup. Benda yang tertancap itu seprti menghisap habis tenaga dan kekuatannya. "Ayah, tolong aku." Lirihnya.Tubuhnya meregang, tangannya melebar. Putri berteriak keras, karena menahan rasanya sekarat. Tubuhnya terus terguncang, rasa

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 35

    Para tetangga yang berada di sekitar kebun berdatangan, Parjo lalu di turunkan dari jerat tali yang menggantungnya. Tertulis sepucuk surat di atas lantai dari Parjo, dia berharap ada orang yang mau mengurus Arman.Parjo memberitahukan tabungannya yang di amanahkan kepada Datuak Panjang. Dan rencananya uang itu akan di gunakan untuk biyaya pendidikan serta kehidupan sehari-hari Arman.Para tetangga menangis pilu melihat Parjo yang sudah terbujur kaku. Di perkirakan dia meninggal pagi hari setelah pulang dari mengantar Arman sekolah.Parjo di kenal baik oleh tetangga serta teman-temannya yang lain. Orangnya yang sopan dan mudah bergaul, membuatnya banyak teman. Jika ada yang datang meminta bantuan Parjo dengan senang hati menolongnya.Para warga terheran-heran karena tidak adanya Marsria. Warga segera mengurus jenazah Parjo dan segera memandikannya. Tidak lama Datuak Panjangpun datang, setelah mendapat kabar berita kematian Parjo.Datuak me

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 34

    Parjo, lelaki bertubuh kurus, Dia baru saja datang di tanah Minang. Rencanaya dia akan bekerja di sana, untuk merubah nasib menjadi lebih baik.Parjo di ajak temannya yang lebih dulu merantau untuk bekerja di pabrik sawit. Namun Parjo yang hanya tamatatan sekolah dasar itu, tidak di terima di perusahan temannya bekerja.Namun Parjo di terima di bagian lain, iya itu menjadi tukang panen buah sawit. Akan tetapi Parjo yang saat itu belum tau menau tentang sawit. Dia menolak, walapun pihak perusahan menawarkan untuk mengajarinya terlebih dulu.Parjo yang bingung belum mendapatkan pekerjaan, sementara istri dan anaknya sudah menaruh harap kepadanya di kampung halaman. Temanya mencarikan pekerjaan yang lain untuk Parjo.Kebetulan pada saat yang sama Datuak Panjang, juga sedang mencari orang untuk menjaga kebun miliknya. Tanpa pikir panjang Parjopun menerima pekerjan dari Datuak.Melihat Parjo yang rajin, Datuak sangat menyayanginya. Parjo di be

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 33

    POV AUTHOR.*******Baru beberapa langkah Zaki dan Tania berjalan, Putri sudah menunggu dan menghadang mereka berdua. Kini wujudnya benar-benar terlihat menyeramkan. Rambut awut-awutan dengan kuku panjang dan tubuhnya yang berbulu kasar, ekor panjangnya bergerak liar kesana kemari."Jika aku tidak bisa memiliki dirimu. Maka orang lainpun tidak boleh memiliki mu Zaki." Mata Tania terbelalak mendengar ucapan Wanita itu.Putri berlari sangat cepat, tangan dengan kuku panjang itu langsung mencengkeram leher Zaki. Untung saja Zaki bisa melepaskan tangan Putri dari lehernya.Tangan Zaki mengepal, dengan cepat dan tepat dia melemparkan bodem mentah ke pipi kiri istri gaibnya itu. Terlihat wajah Putri yang meradang, taringnya beradu satu sama lain. Matanya melotot melihat ke arah Zaki."Tania, pergih lah. Cari tempat aman dan sembunyi." Zaki berteriak menyuruh Tania untuk pergih."Aku gak bisa tingalin kamu sendiri melawan wanit

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 32

    POV TANIA.*****Angin sepoi-sepoi membangunkan aku dari tidur malam ini. Aku membolak balikan tubuh karena mata tidak mau kembali terpejam."Tiik..! "Tikk..! "Tiik...! Suara jam dinding, semakin mengganggu.Aku berdiri, lalu duduk di tepi jendela. Sesekali melihat layar dari benda pipih yang berada di atas meja. Aku mulai bosan karena merenung tidak jelas dengan pikiran yang tidak karuan."Brak..!" "Brakk...!" Suara pintu yang terdorong oleh angin.Terdengar suara gaduh dari kamar belakang. Aku hanya berpikir jika itu hanyalah kucing liar, yang masuk ke dalam rumah untuk mencari sisa-sisa makanan.Suara erangan terdengar lirih, pikiranku mulai tertuju kepada Nek Imah yang tidur di kamar belakang. "Mas, bangun." Aku mencoba membangunkan Zaki yang masih terbalut selimut."Emm..!" Sambil membetulkan slimut dan kembali tidur. Aku memberanikan diri untuk melihat keadan di luar tanpa Zaki."Klek."

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 31

    POV TANIA.******Telapak tanganku masih terasa dingin, sama seperti tadi ketika aku berbaris melingkar dan mengelilingi sesuatu yang kasap mata, aku tidak tau apa yang menggenggam tanganku. Aku hanya merasakan sesuatu yang lembut dan sejuk seperti angin malam yang datang setelah hujan.Tidak lama setelah itu bunyi gemuruh terdengar, sesuatu menyembul dari bawah akar pohon yang besar. Tubuhku terombang ambing karena tanah yang kupijak bergetar. Angin kencang berputar-putar di atas gundukan yang muncul itu.Aku memejamkan mata karena takut, telingaku mendengarkan Nek Imah yang sedang berbicara. Aku tidak tau pasti dengan siapa dia berbicara, namun terdengar samar-samar Nek Imah memanggil nama seseorang.Angin mulai reda, getaran di tanahpun sudah berhenti. Aku membuka mata melihat Gua yang kala itu pernah aku lihat. Aku mengikuti Nek Imah dari belakang, mencari jasad Bu Sri yang tidak mampu aku tolong pada malam kejad

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 30

    POV ZAKI.********"Parjo...!" Apak berlari menuju tubuh Parjo yang terkapar. "Ini benar Parjo, tapi bukankah dia sudah meninggal sejak 25 tahun yang lalu?" Semua mata melihat ke arah Apak."Kau mengenalnya?" Datuak menayai Apak."Iya Bang, dia dulu kerja sama Aku. Tapi dia sudah mati bunuh diri, karena di tinggal pergih Istrinya. Tapi kini kebun itu sudah aku jual sama orang yang mengaku suruhan anak Parjo.""Ta-tapi Datuk, Dukun Parjo sudah lama tinggal dan membuka praktek sihir di kampung ini." Salah seorang warga bicara."Apa mungkin kau salah orang.?""Tidak Bang, aku masih ingat betul wajahnya. Ini benar Parjo yang mati gantung diri itu.""Benar yang di katan oleh Penghulu. Dia adalah Parjo yang kalian urus jasadnya waktu itu." Malin melangkah dengan tangan terborgol. Semua orang terlihat pucat."Bagai mana mungkin, orang m

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 29

    POV ZAKI.*******Ke esokan paginya aku mendatangi rumah Nek Imah. Lalu aku menceritakan semua kejadia kemarin malam kepada Nek Imah, tidak lupa ku berikan air yang ku bawa kepadanya.Nek Imah, merapalkan doa-doa setelah itu meniupkannya ke dalam botol yang berisi air. Asap tebal mengebul dari dalam botol, air yang tadinya jernih kini berubah menjadi merah pekat seperti darah.Botol itu terguncang sangat keras, lalu muncul gelembung seperti air yang mendidih. "Menyingkir Zak." Nek Imah, menyuruhku untuk menjauh."Drakk...!" Botol itu terbelah menjadi dua bagian."Apa yang terjadi Nek.""Itu buhul sihir yang di masukan kedalam air.""Hah. Buhul sihir?""Air itulah penyebab Tania keguguran. Jin itu masuk kerahim Tania melalui air, lalu mengoyak jabang bayi yang ada di dalamnya.""Apa! Jadi selama ini, aku di tipu

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 28

    POV ZAKI.*****Aku yakin sekali jika semua kejadian yang menimpa Tania, ada kaitannya dengan Putri. Sebab, sebelum kejadian itu. Aku melihat Putri sibuk dengan tempat sampah yang berada di dapur. Saat ku tanyai dia hanya bilang akan membuang sampah.Aku melarangnya karena pada saat itu sudah tengah malam, dan juga ada bekas Tania yang sedang datang bulan. "Besok saja, biar Tania yang membuang. Biyasanya sampah-sapah itu di bakarnya.""Tidak apa-apa Bang. Biar aku saja." Aku yang percaya, membiarkan dia begitu saja."Zaki kau benar-benar bodoh. Bodoh..!" Aku memarahi diri sendiri. Berkali-kali aku memukuli kepala. Siapa tau dengan begitu, aku bisa sedikit pintar.******Aku berjalan menghampiri Putri yang sudah lama menunggu di ruang tamu. "Abang...!" Wanita itu memeluk erat pingangku dari belakang."Abang pasti sudah lapar kan?" Dengan manja dia membelai dadaku.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status