Share

BAB 31

Author: Eka Fitriani
last update Last Updated: 2022-04-13 05:53:37

POV TANIA.

******

Telapak tanganku masih terasa dingin, sama seperti tadi ketika aku berbaris melingkar dan mengelilingi sesuatu yang kasap mata, aku tidak tau apa yang menggenggam tanganku. Aku hanya merasakan sesuatu yang lembut dan sejuk seperti angin malam yang datang setelah hujan.

Tidak lama setelah itu bunyi gemuruh terdengar, sesuatu menyembul dari bawah akar pohon yang besar. Tubuhku terombang ambing karena tanah yang kupijak bergetar. Angin kencang berputar-putar di atas gundukan yang muncul itu.

Aku memejamkan mata karena takut, telingaku mendengarkan Nek Imah yang sedang berbicara. Aku tidak tau pasti dengan siapa dia berbicara, namun terdengar samar-samar Nek Imah memanggil nama seseorang.

Angin mulai reda, getaran di tanahpun sudah berhenti. Aku membuka mata melihat Gua yang kala itu pernah aku lihat. Aku mengikuti Nek Imah dari belakang, mencari jasad Bu Sri yang tidak mampu aku tolong pada malam kejad
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 32

    POV TANIA.*****Angin sepoi-sepoi membangunkan aku dari tidur malam ini. Aku membolak balikan tubuh karena mata tidak mau kembali terpejam."Tiik..! "Tikk..! "Tiik...! Suara jam dinding, semakin mengganggu.Aku berdiri, lalu duduk di tepi jendela. Sesekali melihat layar dari benda pipih yang berada di atas meja. Aku mulai bosan karena merenung tidak jelas dengan pikiran yang tidak karuan."Brak..!" "Brakk...!" Suara pintu yang terdorong oleh angin.Terdengar suara gaduh dari kamar belakang. Aku hanya berpikir jika itu hanyalah kucing liar, yang masuk ke dalam rumah untuk mencari sisa-sisa makanan.Suara erangan terdengar lirih, pikiranku mulai tertuju kepada Nek Imah yang tidur di kamar belakang. "Mas, bangun." Aku mencoba membangunkan Zaki yang masih terbalut selimut."Emm..!" Sambil membetulkan slimut dan kembali tidur. Aku memberanikan diri untuk melihat keadan di luar tanpa Zaki."Klek."

    Last Updated : 2022-04-15
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 33

    POV AUTHOR.*******Baru beberapa langkah Zaki dan Tania berjalan, Putri sudah menunggu dan menghadang mereka berdua. Kini wujudnya benar-benar terlihat menyeramkan. Rambut awut-awutan dengan kuku panjang dan tubuhnya yang berbulu kasar, ekor panjangnya bergerak liar kesana kemari."Jika aku tidak bisa memiliki dirimu. Maka orang lainpun tidak boleh memiliki mu Zaki." Mata Tania terbelalak mendengar ucapan Wanita itu.Putri berlari sangat cepat, tangan dengan kuku panjang itu langsung mencengkeram leher Zaki. Untung saja Zaki bisa melepaskan tangan Putri dari lehernya.Tangan Zaki mengepal, dengan cepat dan tepat dia melemparkan bodem mentah ke pipi kiri istri gaibnya itu. Terlihat wajah Putri yang meradang, taringnya beradu satu sama lain. Matanya melotot melihat ke arah Zaki."Tania, pergih lah. Cari tempat aman dan sembunyi." Zaki berteriak menyuruh Tania untuk pergih."Aku gak bisa tingalin kamu sendiri melawan wanit

    Last Updated : 2022-04-16
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 34

    Parjo, lelaki bertubuh kurus, Dia baru saja datang di tanah Minang. Rencanaya dia akan bekerja di sana, untuk merubah nasib menjadi lebih baik.Parjo di ajak temannya yang lebih dulu merantau untuk bekerja di pabrik sawit. Namun Parjo yang hanya tamatatan sekolah dasar itu, tidak di terima di perusahan temannya bekerja.Namun Parjo di terima di bagian lain, iya itu menjadi tukang panen buah sawit. Akan tetapi Parjo yang saat itu belum tau menau tentang sawit. Dia menolak, walapun pihak perusahan menawarkan untuk mengajarinya terlebih dulu.Parjo yang bingung belum mendapatkan pekerjaan, sementara istri dan anaknya sudah menaruh harap kepadanya di kampung halaman. Temanya mencarikan pekerjaan yang lain untuk Parjo.Kebetulan pada saat yang sama Datuak Panjang, juga sedang mencari orang untuk menjaga kebun miliknya. Tanpa pikir panjang Parjopun menerima pekerjan dari Datuak.Melihat Parjo yang rajin, Datuak sangat menyayanginya. Parjo di be

    Last Updated : 2022-04-20
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 35

    Para tetangga yang berada di sekitar kebun berdatangan, Parjo lalu di turunkan dari jerat tali yang menggantungnya. Tertulis sepucuk surat di atas lantai dari Parjo, dia berharap ada orang yang mau mengurus Arman.Parjo memberitahukan tabungannya yang di amanahkan kepada Datuak Panjang. Dan rencananya uang itu akan di gunakan untuk biyaya pendidikan serta kehidupan sehari-hari Arman.Para tetangga menangis pilu melihat Parjo yang sudah terbujur kaku. Di perkirakan dia meninggal pagi hari setelah pulang dari mengantar Arman sekolah.Parjo di kenal baik oleh tetangga serta teman-temannya yang lain. Orangnya yang sopan dan mudah bergaul, membuatnya banyak teman. Jika ada yang datang meminta bantuan Parjo dengan senang hati menolongnya.Para warga terheran-heran karena tidak adanya Marsria. Warga segera mengurus jenazah Parjo dan segera memandikannya. Tidak lama Datuak Panjangpun datang, setelah mendapat kabar berita kematian Parjo.Datuak me

    Last Updated : 2022-04-22
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 36

    Teriakan Putri membangunkan Orang Pandak yang sedang bersemedi. Mata merahnya membuka tajam. "Putri, anakku." Dia bangkit dari duduknya. Berayun dari satu pohon ke pohon yang lain. Penciumannya dia pertajam untuk mencari keberadaan anaknya itu.Hidungnya terus mengendus, mempertajam indra penciuman. Mata tajam menyala, hatinya merasakan kesedihan yang sulit untuk di gambarkan. Perasaan tidak enak membuat dirinya bertingkah kebingungan.Sesosok mahluk berbulu meringkuk di tengah hamparan kebun sawit. Tubuhnya tidak berdaya lagi untuk berdiri, hanya sanggup untuk menahan dinginnya malam. Rasa sakit di pungungnya menjalar kesemua persendian tulang-tulang.Erangannya semakin kuat, dia merasa sudah tidak sanggup lagi untuk hidup. Benda yang tertancap itu seprti menghisap habis tenaga dan kekuatannya. "Ayah, tolong aku." Lirihnya.Tubuhnya meregang, tangannya melebar. Putri berteriak keras, karena menahan rasanya sekarat. Tubuhnya terus terguncang, rasa

    Last Updated : 2022-04-22
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 1

    "Mas, bangun!" Aku membangunkan mas Zaki, yang tidur di sebelah kanan ku.Mendengar suaraku, dia terlihat sedikit kaget dengan membuka matanya perlahan. "Kenapa, Dek?" Tanyanya dengan nada yang terdengar khawatir."Tengah malam seperti ini siapa yang sedang masak ya Mas?"Aku menatap mas Zaki yang sedikit berpikir, dengan mata melirik kekanan dan kekiri. Jujur saja saat ini hatiku di landa kecemasan yang luar biasa.Aku merasa takut yang teramat, bulu kudu merinding setiap kali tercium aroma masakan seperti saat ini. Terlebih pada saat tengah malam seperti kali ini."Tetangga dekat kebun sebelah mungkin Dek." tangannya menunjuk arah yang dia maksudkan. "mungkin lagi masak untuk besok pagi, ayo tidur lagi Dek, aku masih ngantuk berat ini." Mas Zaki mengajak aku untuk kembali tidur, namun aku tidak menurutinya.Kubiarkan Mas Zaki kembali tidur, terdengar dengkuran halus darinya. Secepat kilat dia kembali mengarungi mimpi yang terjeda, sebab karena terusik olehku.Rasa penasaran belum jug

    Last Updated : 2022-03-05
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 2

    Bab. 02.Suara kuku tajam mengaruk dinding pondok ini, lebih tepatnya di luar kamar ini. Aku bergidik ketika kembali mendengar benda tajam menggores papan kayu.Kkreet ... kreettt ....!Ini kali pertama aku mendengar suara mirip benda tajam yang sengaja digoreskan lalu di tarik. Jantungku berdetak naik turun, rasanya begitu takut.Baru sebentar saja bisa sedikit lega, sebab bau yang mengganggu tadi telah hilang, kini muncul kembali gangguan lain yang lebih menegangkan.Aku urungkan niat untuk membangunkan mas Zaki, kemungkinan besar dia akan marah kembali seperti tadi.Kenapa malam ini begitu terasa lama, mungkin aku terlalu gelisah karena takut atau memang waktu yang tidak bergerak sejak tadi.Kkreet ... Kkreet ... Kkreet!Aku terperanjat ketika dinding kayu di sebelahku berderit dan sedikit memantulkan getar-getar samar.Kini degup jantungku berdetak lebih kuat, panas dingin hawa di kamar ini menjalar ke beberapa bagian tengkuk leher dan persendian.Alih-alih menghilang, suara itu j

    Last Updated : 2022-03-06
  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 3

    BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN03.Menjelang fajar aku bergegas turun untuk membuatkan sarapan, terlihat mas Zaki tengah sibuk dengan berbagai macam benda yang entah apa namanya, karena aku tidak begitu tau.Sudah menjadi pekerjaannya setiap menjelang pagi seperti ini mempersiapkan berbagai macam pekakas seperti pisau sadap dan lain sebagainya yang berhubungan dengan perkejaanya sebagai penderes getah karet."Mas mau sarapan apa pagi ini?""Terserah kamu saja." Jawabnya tanpa menoleh.Aku bergegas ke dapur untuk membuat menu sederhana yang biasa aku buat. Di luar rumah langit masih terlihat gelap bercampur cahaya oranye aku bisa melihat jelas sebab ada beberapa dinding yang berlubang.Mengingat pagi sudah semakin dekat aku memilih sarapan sederhana yang mudah dan cepat. Tidak butuh waktu lama, cukup lima belas menit saja nasi goreng buatanku sudah matang."Mas, masakannya sudah siap." Aku memanggil mas Zaki."Iya, tunggu sebentar." Teriaknya dari lantai dua pondok kayu ini.Sambil menung

    Last Updated : 2022-03-06

Latest chapter

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 36

    Teriakan Putri membangunkan Orang Pandak yang sedang bersemedi. Mata merahnya membuka tajam. "Putri, anakku." Dia bangkit dari duduknya. Berayun dari satu pohon ke pohon yang lain. Penciumannya dia pertajam untuk mencari keberadaan anaknya itu.Hidungnya terus mengendus, mempertajam indra penciuman. Mata tajam menyala, hatinya merasakan kesedihan yang sulit untuk di gambarkan. Perasaan tidak enak membuat dirinya bertingkah kebingungan.Sesosok mahluk berbulu meringkuk di tengah hamparan kebun sawit. Tubuhnya tidak berdaya lagi untuk berdiri, hanya sanggup untuk menahan dinginnya malam. Rasa sakit di pungungnya menjalar kesemua persendian tulang-tulang.Erangannya semakin kuat, dia merasa sudah tidak sanggup lagi untuk hidup. Benda yang tertancap itu seprti menghisap habis tenaga dan kekuatannya. "Ayah, tolong aku." Lirihnya.Tubuhnya meregang, tangannya melebar. Putri berteriak keras, karena menahan rasanya sekarat. Tubuhnya terus terguncang, rasa

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 35

    Para tetangga yang berada di sekitar kebun berdatangan, Parjo lalu di turunkan dari jerat tali yang menggantungnya. Tertulis sepucuk surat di atas lantai dari Parjo, dia berharap ada orang yang mau mengurus Arman.Parjo memberitahukan tabungannya yang di amanahkan kepada Datuak Panjang. Dan rencananya uang itu akan di gunakan untuk biyaya pendidikan serta kehidupan sehari-hari Arman.Para tetangga menangis pilu melihat Parjo yang sudah terbujur kaku. Di perkirakan dia meninggal pagi hari setelah pulang dari mengantar Arman sekolah.Parjo di kenal baik oleh tetangga serta teman-temannya yang lain. Orangnya yang sopan dan mudah bergaul, membuatnya banyak teman. Jika ada yang datang meminta bantuan Parjo dengan senang hati menolongnya.Para warga terheran-heran karena tidak adanya Marsria. Warga segera mengurus jenazah Parjo dan segera memandikannya. Tidak lama Datuak Panjangpun datang, setelah mendapat kabar berita kematian Parjo.Datuak me

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 34

    Parjo, lelaki bertubuh kurus, Dia baru saja datang di tanah Minang. Rencanaya dia akan bekerja di sana, untuk merubah nasib menjadi lebih baik.Parjo di ajak temannya yang lebih dulu merantau untuk bekerja di pabrik sawit. Namun Parjo yang hanya tamatatan sekolah dasar itu, tidak di terima di perusahan temannya bekerja.Namun Parjo di terima di bagian lain, iya itu menjadi tukang panen buah sawit. Akan tetapi Parjo yang saat itu belum tau menau tentang sawit. Dia menolak, walapun pihak perusahan menawarkan untuk mengajarinya terlebih dulu.Parjo yang bingung belum mendapatkan pekerjaan, sementara istri dan anaknya sudah menaruh harap kepadanya di kampung halaman. Temanya mencarikan pekerjaan yang lain untuk Parjo.Kebetulan pada saat yang sama Datuak Panjang, juga sedang mencari orang untuk menjaga kebun miliknya. Tanpa pikir panjang Parjopun menerima pekerjan dari Datuak.Melihat Parjo yang rajin, Datuak sangat menyayanginya. Parjo di be

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 33

    POV AUTHOR.*******Baru beberapa langkah Zaki dan Tania berjalan, Putri sudah menunggu dan menghadang mereka berdua. Kini wujudnya benar-benar terlihat menyeramkan. Rambut awut-awutan dengan kuku panjang dan tubuhnya yang berbulu kasar, ekor panjangnya bergerak liar kesana kemari."Jika aku tidak bisa memiliki dirimu. Maka orang lainpun tidak boleh memiliki mu Zaki." Mata Tania terbelalak mendengar ucapan Wanita itu.Putri berlari sangat cepat, tangan dengan kuku panjang itu langsung mencengkeram leher Zaki. Untung saja Zaki bisa melepaskan tangan Putri dari lehernya.Tangan Zaki mengepal, dengan cepat dan tepat dia melemparkan bodem mentah ke pipi kiri istri gaibnya itu. Terlihat wajah Putri yang meradang, taringnya beradu satu sama lain. Matanya melotot melihat ke arah Zaki."Tania, pergih lah. Cari tempat aman dan sembunyi." Zaki berteriak menyuruh Tania untuk pergih."Aku gak bisa tingalin kamu sendiri melawan wanit

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 32

    POV TANIA.*****Angin sepoi-sepoi membangunkan aku dari tidur malam ini. Aku membolak balikan tubuh karena mata tidak mau kembali terpejam."Tiik..! "Tikk..! "Tiik...! Suara jam dinding, semakin mengganggu.Aku berdiri, lalu duduk di tepi jendela. Sesekali melihat layar dari benda pipih yang berada di atas meja. Aku mulai bosan karena merenung tidak jelas dengan pikiran yang tidak karuan."Brak..!" "Brakk...!" Suara pintu yang terdorong oleh angin.Terdengar suara gaduh dari kamar belakang. Aku hanya berpikir jika itu hanyalah kucing liar, yang masuk ke dalam rumah untuk mencari sisa-sisa makanan.Suara erangan terdengar lirih, pikiranku mulai tertuju kepada Nek Imah yang tidur di kamar belakang. "Mas, bangun." Aku mencoba membangunkan Zaki yang masih terbalut selimut."Emm..!" Sambil membetulkan slimut dan kembali tidur. Aku memberanikan diri untuk melihat keadan di luar tanpa Zaki."Klek."

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 31

    POV TANIA.******Telapak tanganku masih terasa dingin, sama seperti tadi ketika aku berbaris melingkar dan mengelilingi sesuatu yang kasap mata, aku tidak tau apa yang menggenggam tanganku. Aku hanya merasakan sesuatu yang lembut dan sejuk seperti angin malam yang datang setelah hujan.Tidak lama setelah itu bunyi gemuruh terdengar, sesuatu menyembul dari bawah akar pohon yang besar. Tubuhku terombang ambing karena tanah yang kupijak bergetar. Angin kencang berputar-putar di atas gundukan yang muncul itu.Aku memejamkan mata karena takut, telingaku mendengarkan Nek Imah yang sedang berbicara. Aku tidak tau pasti dengan siapa dia berbicara, namun terdengar samar-samar Nek Imah memanggil nama seseorang.Angin mulai reda, getaran di tanahpun sudah berhenti. Aku membuka mata melihat Gua yang kala itu pernah aku lihat. Aku mengikuti Nek Imah dari belakang, mencari jasad Bu Sri yang tidak mampu aku tolong pada malam kejad

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 30

    POV ZAKI.********"Parjo...!" Apak berlari menuju tubuh Parjo yang terkapar. "Ini benar Parjo, tapi bukankah dia sudah meninggal sejak 25 tahun yang lalu?" Semua mata melihat ke arah Apak."Kau mengenalnya?" Datuak menayai Apak."Iya Bang, dia dulu kerja sama Aku. Tapi dia sudah mati bunuh diri, karena di tinggal pergih Istrinya. Tapi kini kebun itu sudah aku jual sama orang yang mengaku suruhan anak Parjo.""Ta-tapi Datuk, Dukun Parjo sudah lama tinggal dan membuka praktek sihir di kampung ini." Salah seorang warga bicara."Apa mungkin kau salah orang.?""Tidak Bang, aku masih ingat betul wajahnya. Ini benar Parjo yang mati gantung diri itu.""Benar yang di katan oleh Penghulu. Dia adalah Parjo yang kalian urus jasadnya waktu itu." Malin melangkah dengan tangan terborgol. Semua orang terlihat pucat."Bagai mana mungkin, orang m

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 29

    POV ZAKI.*******Ke esokan paginya aku mendatangi rumah Nek Imah. Lalu aku menceritakan semua kejadia kemarin malam kepada Nek Imah, tidak lupa ku berikan air yang ku bawa kepadanya.Nek Imah, merapalkan doa-doa setelah itu meniupkannya ke dalam botol yang berisi air. Asap tebal mengebul dari dalam botol, air yang tadinya jernih kini berubah menjadi merah pekat seperti darah.Botol itu terguncang sangat keras, lalu muncul gelembung seperti air yang mendidih. "Menyingkir Zak." Nek Imah, menyuruhku untuk menjauh."Drakk...!" Botol itu terbelah menjadi dua bagian."Apa yang terjadi Nek.""Itu buhul sihir yang di masukan kedalam air.""Hah. Buhul sihir?""Air itulah penyebab Tania keguguran. Jin itu masuk kerahim Tania melalui air, lalu mengoyak jabang bayi yang ada di dalamnya.""Apa! Jadi selama ini, aku di tipu

  • BAU MASAKAN DI TENGAH HUTAN   BAB 28

    POV ZAKI.*****Aku yakin sekali jika semua kejadian yang menimpa Tania, ada kaitannya dengan Putri. Sebab, sebelum kejadian itu. Aku melihat Putri sibuk dengan tempat sampah yang berada di dapur. Saat ku tanyai dia hanya bilang akan membuang sampah.Aku melarangnya karena pada saat itu sudah tengah malam, dan juga ada bekas Tania yang sedang datang bulan. "Besok saja, biar Tania yang membuang. Biyasanya sampah-sapah itu di bakarnya.""Tidak apa-apa Bang. Biar aku saja." Aku yang percaya, membiarkan dia begitu saja."Zaki kau benar-benar bodoh. Bodoh..!" Aku memarahi diri sendiri. Berkali-kali aku memukuli kepala. Siapa tau dengan begitu, aku bisa sedikit pintar.******Aku berjalan menghampiri Putri yang sudah lama menunggu di ruang tamu. "Abang...!" Wanita itu memeluk erat pingangku dari belakang."Abang pasti sudah lapar kan?" Dengan manja dia membelai dadaku.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status