Ingin mengetahui kelanjutan ceritaku? Novelku kali ini terlambat tayang karena aku disibukkan dengan beberapa hal.Semoga kdi bulan Agustus aku tidak terlambat tayang. Doakan ya .
Tidak ada yang kuinginkan, hanya memeluk suamiku,”Tolong peluk aku sebentar ,pap. Aku ingin memeluk dan mencium aromamu,” kataku.Aku suka memeluknya ,dia memelukku. Aku suka aroma tubuhnya membuatku bergairah. Aku suka merasakan tubuh suamiku dalam pelukanku. Segalanya terasa menakjubkan merasakan tubuhnya bergetar ketika aku memeluknya. Tangan suamiku membelai lembut lenganku.Aku memejamkan mataku,”Peluk aku lebih erat.” Bisikku.“Mam, kamu tahu kamu selalu terlihat s*ksi.” Bisik suamiku dengan suara parau.“Jika aku polos pasti s*ksi.”“No, pakai bajupun kamu tetap terlihat s*ksi.Kau memiliki kecantikan yang menakjubkan. Aku suka memandangimu baik jika kau beraktivitas maupun kalau kau sedang tidur.”“Kalau kita sedang berhubungan intim? ““Kamu memiliki kecantikan abadi, menggairahkan yang membuatku sulit melepaskan tubuhmu yang indah.”“Hum.”Kami berciuman , aku di dalam bathtub suamiku duduk di ujung bathtub menatapku penuh gairah. Bagiku rasanya menyenangkan.Bibir kami menyat
Melihat kondisi suamiku yang direpotkan oleh ibu tiri dan saudara tirinya menciptakan ketakutan yang tiba-tiba muncul di pikiranku.Mereka adalah parasit atau benalu yang selalu menempel, menghisap apa yang bisa dihisap .Aku tidur dengan kegelisahan yang tidak bisa kusingkirkan.“Mengapa kamu gelisah?” tanya suamiku.“Besok pap ke Jakarta, akan menghadapi mama tiri dan saudara tirimu sendirian.” Kataku sambil memeluk tubuhnya.“Mas Marwan dan Mas Hukom akan mendampingiku, dia penasehat hukumku .Penasehat hukum perusahaan Budhi NIrwan, pap tidak percaya kualitas dan kapabilitasnya . Dia lebih condong ke pelacur tua dan si bangsat. Aku heran mengapa almarhum papa mengganti penasehat hukum perusahaan pak Surya Atmanegara yang sudah lama ikut opa. Alasannya pak Surya sudah tua,tidak energik lagi, lebih banyak di luar negeri."“Sebagai corporate lawyer meskipun sudah tua, dia pasti sudah berpengalaman mengenai masalah hukum dan aspek yang berkaitan dengan hukum kontrak, hukum perpajakan
Ketika melangkah di koridor suara yang lama tidak kudengar dan tidak ingin kudengar merayap masuk ke gendang telingaku.“Jeje, kaukah itu?”Karakter suara dan karakter orangnya sudah lama kublokir , kembali berdengung. Karena dia aku melarikan diri ke Jakarta dengan alasan ingin kuliah. Karena dia hubunganku dengan mama menjadi renggang.Sontak tubuhku gemetar, jantungku berdetak lebih cepat. Suara cempreng khas Wishnu.Ingin mempercepat langkahku tidak mungkin karena kakiku terasa lemas. Sepatu high heels yang kupakai agak goyah membuatku kelihangan keseimbangan. Aku mendengar suara tas kresek mengikuti langkah kakinya yang berjalan tergesa-gesa ingin menghampiriku.Akhirnya aku memperlambat langkahku, ‘apa yang terjadi terjadilah ,’batinku.Sebuah tangan besar dan kasar memegang lenganku. Aku membiarkan tangan Wishnu sejenak memegang lenganku.Setelah merasa keseimbanganku kembali normal, dengan sopan aku menepis tangannya.“Terima kasih .” Kataku.“Benar! Dari jauh aku sudah menduga
Sampai di apartemen suamiku langsung menemuiku,” Bagaimana? Berhasil ketemu pak Koswara?Apakah dia menjanjikan mam bekerja di perusahaanku?” Cicit suamiku tak berhenti.Aku membuka sepatuku meletakkan di rak sepatu,”Mam minum dulu.”“Air putih?”“Hum.”Suamiku langsung menuju ke dispenser. Dia tahu kebiasaanku minum air hangat meskipun cuaca panas jarang aku minum air dingin.Sambil menunggu suamiku membawa gelas berisi air minum, aku memijat betisku yang terasa pegal. Sudah lama tidak memakai high heels membuat betis dan pergelangan kakiku terasa pegal.“Pegal? Sini kupijat.”Aku mengangsurkan kakiku ke arah paha suamiku yang duduk di sampingku.“Hum, otot betismu tegang.Kamu memaksa dirimu pakai high heels.”“Iya, aku memaksa kakiku dalam posisi tertekuk ke bawah, otot betisku terasa tegang dan membatasi gerakanku selama berjalan. Apalagi tadi aku kaget mendengar suara cempreng yang tidak ingin kudengar lagi kembali berdengung bagai lebah di telingaku membuatku oleng.”“Siapa yang be
Aku bangun di tengah malam, mencari ponselku di atas nakas, tidak dapat. Kuulurkan tanganku sejauh mungkin untuk meraihnya tidak ada. Dengan malas aku bangun , ponselku tidak ada di nakas. Biasanya suamiku menaruh di atas nakas. Dia tahu kebiasaanku begitu bangun tidur, melihat jam digital yang tertera di ponsel.’Mungkin pap tidak menemukan ponselku, mungkin jatuh di lantai karena keseruan kami di siang bolong membuat aku kalap dibuatnya, minta terus memasuki diriku,’ batinku sambil tersenyum mengingat kejadian siang tadi yang menurutku spektakuler.Aku meraih jubah kamar keluar kamar tidur. Terdengar suara suamiku menelpon seseorang,”Blokir akun sampah itu. Cari siapa yang menguploadnya. Kalau bisa polisikan dia, biar kapok!”“Pap..”“Eh, sudah bangun, maaf pap bangun duluan.” Kata suamiku lalu menghampiriku.“Ada apakah? Kok serius banget sampai mau diblokir dan dipolisikan?” tanyaku.“Berita sampah, mau pansos dengan merugikan orang lain.”“Pap lihat ponselku?” tanyaku.“Hum.. ini!
Aku merasakan urat syarafku menggelenyar ketika mencoba menghadirkan Sari dalam pikiranku. Aku dan Sari sudah lama berteman, bahkan waktu itu aku merasakan Sari adalah sahabatku meskipun dia menganggap aku saingannya. Dia selalu ingin terlihat lebih unggul dalam pelajaran daripadaku, lebih terkenal daripadaku ,dia akan memuntahkan kemarahannya kepadaku jika ada siswa yang dinaksirnya dekat denganku. Dia manipulative, tidak punya empati , boleh dikatakan narsis dan toxic.Dalam pergaulan , Sari selalu memancing keributan, mengontrol orang lain, suka adu domba, akulah yang menjadi pemadam kemarahan teman-teman.Pertemanan kami mulai goyah dengan masuknya Wishnu ke sekolah kami, siswa pindahan dari Jogja. Dia dipindahkan karena bermasalah dengan guru. Wishnu terkenal karena kegantengannya, dia benar-benar tampan, sangat enak dilihat , anak dari pengusaha kaya yang cukup terkenal di Surabaya.“Jeje, aku akan berkencan dengan dia.” Ucap Sari ketika Wishnu diperkenalkan di depan kelas.
Aku , Sari dan Tama teman di SD dan SMP yang sama. Karena tinggal satu kompleks kami sering pergi dan pulang sekolah bersama-sama bahkan mamanya Tama sering mengundang kami singgah ke rumah untuk menikmati makan siang bersama.Mamanya Tama menyukai Sari, dia tidak suka kepadaku, menurutnya aku tidak sepadan dengan putra kesayangannya.Tama anak satu-satunya keluarga Dharmadji, pengusaha beras yang mempunyai sawah berhektar-hektar serta penggilangan padi yang terkenal kaya di desa Sukolilo yang letaknya tidak jauh dari kompleks kami. Mungkin merasa kaya Tama menjadi pribadi yang menurutku sombong. Kekurangannya suaranya tidak sepadan dengan physiknya, menurutku dia anak mama yang dimanjakan, semua keingingannya selalu dipenuhi. Terlalu dimanjakan dia lebih mementingkan dirinya sendiri tanpa peduli kebutuhan orang lain. Dimataku, Tama terlihat tolol.Ketika masuk ke jenjang SMA, Tama dipindahkan orangtuanya ke Jogja. Kelas dua SMA kelas kami menerima siswa pindahan dari Jogja , langsu
Ketika mengetahui bahwa Wishnutama menikah dengan Sari aku terheboh-heboh sendirian.Bukankah Sari pacaran dengan Surya bahkan mereka telah melakukan hubungan intim yang waktu itu kepergok olehku membuatku muntah-muntah. Kok bisanya dia menikah dengan Wishnutama ?Waktu perjalanan ke Jakarta, Sari mengatakan bahwa dia sakit hati pada Wishnu, “Jeje, kamu tahu, aku melamar Wishnu agar mau menjadi pacarku.”“Oh! “ Jawabku pura-pura kaget.“Ternyata dia tidak menerima lamaranku, dia akan menunggumu setelah kamu selesai kuliah.”“Silahkan menungguku. Aku tidak minta dia menungguku.Aku tidak peduli seberapa menggebu keinginannya untuk menungguku , bagaikan si cebol merindukan bulan.”“Bagai pungguk merindukan bulan.” Ralat Sari.“Sama saja , mengharapkan sesuatu yang mustahil terjadi."Kataku sarkastik.“Aku patah hati dibuatnya.”“Lupakan Wishnutama, siapa tahu di kampus banyak pria tampan tertarik padamu. Kamu cantik….”Ujarku seolah-olah menghibur. Aku tahu yang keluar dari mulutku sekedar
Kepalaku yang sejak tadi pusing semakin pusing dan berdenyut, aku menutup wajahku seakan mengusir kebimbangan, ketakutan , kecemasan ditambah kegusaran karena berita hoaks .Ingin rasanya aku segera balik ke Jakarta , menemui suamiku dan mengatakan apa yang diberitakan di Lagi Viral tidaklah benar atau hoaks.Aku sibuk dengan pikiranku, menerima saran Mr. Grayson berakibat aku lebih lama tinggal di LA, sedangkan suamiku hanya memberi ijin aku untuk tujuh hari saja, termasuk kepulanganku ke Jakarta. Jika aku tinggal lebih lama pasti dia mengira apa yang diberitakan di Lagi Viral benar adanya meskipun dik Fanny sudah mengkonfirmasikannya dan mengirim foto-foto penghormatan terakhir Profesor Thomas Black.Sedang sibuk dengan pikiranku ponselku berbunyi, cepat aku raih ponselku, siapa tahu suamiku menelpon , betapa kecewaku ternyata bukan dari dia dari Miss Alexandra Brown dia menanyakanku apakah aku akan hadir dalam pembacaan surat wasiat. Aku katakan bahwa aku harus menghubungi suamik
Ketika profesor Thomas Black disemayamkan di rumah duka, Mr. Grayson memberikan dua ponsel kepadaku,” Accept it, it's the professor's cell phone” Ujarnya.Aku memandangnya tidak mengerti, melihat keraguanku dia meletakkan di tanganku, "I have no right to keep it, there were some private conversations, fotos and videos abaout you and profesor.”Aku menerimanya dengan tangan gemetar, kemudian minta ijin untuk meninggalkannya sebentar ke ruang istirahat yang disediakan rumah duka. Aku membelai dua ponsel yang sangat kuingat milik Profesor Black, kami sering selvie, video bersama. Aku membukanya membaca beberapa percakapan kami dari yang serius sampai vulgar membuatku merinding, membuka galeri ada beberapa foto kami bedua baik dalam berpakaian lengkap bahkan polos, aku membuka video, betapa terperajatku melihat video kami , video saling bercanda, di ranjang, di kamar tamu dan ruang kerja Profesor Black bahkan ketika kami sedang berhubungan intim.Aku mengurut dadaku, menangis dan ingin men
Bagiku permohonanku disetujui suamiku adalah anugerah terindah yang diberikan Sang Penyelenggara Ilahi yang berkenan membuka hati suamiku ,”Jalan yang ditunjukkan Tuhan kepada ku meluweskan semua jalan ke Los Angeles. Visa , tiket ,surat-surat perjalanan sudah ditanganku ,” bisikku ketika aku memasukkan beberapa pakaian ke koper.Aku diantar suamiku ke bandara Soeta,”Adakah yang menjemputmu di bandara Los Angeles?” tanya suamiku.“Mr. Grayson Hopkins, kuasa hukum Profesor Black.” Jawabku.“Begitu tiba kasih khabar, jangan membuat papa bertanya-tanya apakah kamu tiba dengan selamat.”Kami berpisah sambil memeluk , cipika cipiki,”Papa akan merindukanmu.”Bisik suamiku.“Mama juga akan merindukanmu, setelah menikah baru pertama kali kita berpisah antara dua benua. Mudah-mudahan mama bisa cepat pulang.” Kataku menciumnya sekali lagi.Perjalanan panjang ke California aku berusaha tidur,agar sampai di California aku minta langsung ke rumah sakit. Setelah menjenguk Profesor Black, berbisik d
Aku bingung menghadapi dilemma yang harus aku pilih,berangkat ke Los Angeles menjenguk Profesor Black yang sedang sekarat atau membiarkannya dalam kesendiriannya dan mungkin kerinduannya untuk bertyemu denganku tidak terwujud.Kepalaku rasanya mau pecah, masalahku sekarang bertambah lagi. Masalah bertumpuk di otakku membuatku semakin stress, rasanya ingin menjerit sekeras-kerasnya. Pelukan lembut di bahuku menyadarkanku, aku membalikkan tubuhku berhadapan dengan suamiku yang menatapku lekat-lekat,”Kamu ingin menjenguknya?” tanyanya lembut .Aku menatap suamiku, bertanya dalam hatiku mengapa dia tiba-tiba cepat berubah, tadi kami sempat bertengkar , tidak menerima permohonan kuasa hukum Profesor Black agar aku ke Los Angeles.“Mam, ingat kamu sekarang ibu dari Adhie dan Mira, isteri dari BuluSriyanto, bukan mahasiswi Profesor Black. Lupakan dia, lupakan kalau dia sakit, siapa tahu itu jebakan agar kamu ke LA , dia …”“Dia sekarat! Bukan menjebakku!” Kataku dengan suara keras.“Apa bukti
Hari-hari sibuk di kantor, sidang naik banding ibu Dewitasari, sidang penghinaan dan pencemaran nama baik juga belum selesai . Ibu Dewitasari dikenakan tuntutan berlapis-lapis karena perbuatan tindak pidana penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun. Ibu Dewitasari minta naik banding, seharusnya hukuman harus lebih ringan.Demikian halnya sidang ibu Kasmawati dan Sari dijerat pasal pencemaran nama baik di media sosial dengan maksud supaya hal tersebut diketahui umum .Perbuatan yang merendahkan atau merusak nama baik atau harga diri orang lain sehingga merugikan orang tersebut, termasuk menista dan/atau memfitnah dipidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Empat Ratus Juta Rupiah.Ancaman yang semakin membuatku ketakutan atas keselamatan diriku, suami dan anak-anakku meskipun sudah dilaporkan kepada pihak yang berwenang tidak membuatku aman dan nyaman dalam melaksanakan aktivitas di luar.Yang paling menyedihkan hatiku adalah perub
Hari Sabtu kami mengurung diri di kamar Executive suite . Kami sepakat mematikan ponsel, tidak mengadakan hubungan kelua. Jum’at malam setelah candle light dinne kami berkurung di kamar, melakukan apa saja sesuai keinginan kami, kalau ingin bercinta kami bercinta sampai puas, kalau lapar dan haus kami memesan melalui layanan kamar atau room service,makanan dan minuman diantarkan tanpa harus meninggalkan kenyamanan kami.Saat ini kami berbaring di ranjang, mendengarkan musik romantis dari ponsel suamiku. Ponsel milik kami berdua,berisi semua yang namanya romantic. Musik romantis, video romantis dan pembicaraan kami berisi kata-kata cumbu rayuan. Itu hasil karya suamiku kalau kami berdua di kamar tidur , musik pengantar untuk melakukan hal-hal yang romantis.Dua malam, tiga hari hari kami rencanakan diisi dengan healing dan refreshing, rekonsiliasi batin , mencari kesegaran batin agar kami semakin mencintai serta mengolah tubuh kami, dengan hubungan intim kami percaya akan meny
Suamiku benar-benar mampu menguasai diriku pada pemanasan, dia mengenal titik-titik sensitif yang sangat kusukai jika dia menyentuhnya entah dengan jemarinya, bibir atau lidahnya yang mampu membuatku terus mendesah dan mengerang. Pemanasannya saja membuatku blingsatan apalagi kalau memasukiku.“Aku akan membuatmu terus menggelinjang, mendesah dan mengerang. Aku ingin mengalahkan si dia yang ada di LA. “ Katanya setiap kami melakukan hubungan intim.Aku tertawa terkikik-kikik mendengar celotehnya, teringat kata-kataku waktu kami berbicara pertama kali di teras tempat kostku. Setelah ronde pertama selesai suamiku belum puas menginginkan kami melakukannya lagi setelah kami beristirahat.Suamiku membisikkan sesuatu di telingaku, aku terkejut mendengar bisikannya.“Mengapa terkejut? Baru kamu dengar pose itu?” tanya suamiku ingin mengetahui reaksiku.Aku tidak berani menatapnya, aku pura-pura sibuk merapikan rambutku yang acak-acakan, melirik cermin besar yang berdiri kokoh , menyatukan
Dua minggu lagi kami akan merayakan tiga tahun pernikahan kami, sesuai kesepakatan ,kami akan merayakan di hotel. Suamiku sudah reservasi untuk tiga hari . Menjelang anniversary perkawinan kami suamiku sibuk memanjakanku dengan membeli pakaian, mulai dari gaun tidur, gaun pesta , sepatu high heels untuk pesta candle light anniversary yang dibungkus dalam box berbalut kain sutra dipermanis dengan pita besar , baru boleh aku buka di hotel.“Ma, nanti dipakai waktu anniversary perkawinan kita,”kata suamiku menyerahkan goody bag dengan nama designer terkenal dengan gaun haute couture.“Pa, terlalu memanjakanku,” ujarku.“Kalau papa kasih uang suruh mama beli pasti mama cari yang tidak bermerek,”“Mama tidak gila barang bermerk, yang penting enak dipakai.”“Posisi mama sebagai direktur keuangan dan papa sebagai pengusaha harus berkualitas dalam penampilan, makin tinggi kedudukan harus semakin berkualitas dalam penampilan.” Ujar suamiku.“Mama takut semakin papa terlihat berkualitas dalam
Semalam kami melampiaskan gairah liar kami, tadi pagi aku terbangun ketika suamiku sudah minta, “Ma, si kecil minta,”bisiknya di telingaku.Mataku yang masih malas untuk dibuka, aku buka paksa, melihat miliknya telah berdiri tegak menuntut untuk dilayani.“Masih ngantuk.” Kataku.“Ma,dia sudah nggak tahan.”“Dia atau papa,”Usilku untuk menggodanya menghilangkan kantukku.“Dua-dua.”“Pa, mulai saja nanti aku nurut saja keinginan papa.”“Boleh? Sesuai keinginanku? Sure?” tanyanya .“Hum..”Aku memejamkan mataku menikmati setiap sentuhan suamiku yang selalu membuatku insomnia, melupakan di sekitarku, membiarkan jemari, bibir dan lidahnya bereaksi di kedua payudaraku, berakhir dengan menghisapnya. Aku bisa merasakan miliknya terus berkedut di pahaku . Aku membelai miliknya dengan lembut, tidak saja aku yang mendesah karena ulah suamiku, suamiku juga mendesah ketika jemariku membelai, mengurut miliknya.“Mam, uenaak banget,”“Hum..”Aku tidak tahu berapa lama kami melakukan pemanasan, aku