Share

BAB 20. LURUH

Aku membayangkan jika ibuku diperlakukan demikian, bagaimana perasaannya. Berdiri berjam-jam di depan pintu mengharapkan pintu terbuka karena datang ingin mengungkapkan sesuatu, meskipun yang akan diungkapkan akan mendatangkan bencana.

Aku akhirnya membuka jas kamar, mengganti dengan dres panjang, menyikat rambutku yang acak-acakan dan keluar kamar tidur membuka pintu . Perempuan renta itu duduk di kursi plastik yang dibawakan oleh oom Herkules.

“Syukurlah mbak Jeje baik-baik. Kami khawatir jika terjadi sesuatu.” Kata oom Herkules.

“Silahkan masuk,” kataku tidak menggubris perkataan oom Herkules .

Ibu Soraya masuk dipapah oleh oom Herkules, dia nampak rentan berbeda ketika dia datang ke apartemen untuk pertama kalinya, mengusirku dari apartemen. Aku mempersilahkan ia duduk, oom Herkules keluar , menutup pintu apartemen dengan perlahan-lahan.

Di depanku wanita renta itu, yang berusaha nampak anggun. Dia terlihat lahir sebagai sosok yang hidup di lingkungan berkelas. Rambut hitamnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status