Wanita renta itu, bernama Soraya meninggalkan kesesakan di hatiku, meninggalkan ambigu , keraguan dalam hatiku apakah yang dikatakan wanita renta itu atau drama luruh yang dibuatnya adalah benar atau untuk membuatku iba. Apakah aku harus mengalah, menyerah atau luruh ? Tapi aku juga ingin bahagia. Mengenai hidup kami nanti,yang tidak mempunyai apa-apa aku tidak mempermasalahkannya, bagiku daddy dan bayiku akan menjadi kebahagiaanku. Bagaimana dengan cita-citamu menggapai gelar S2 bahkan S3. Apa yang akan kau katakan pada mamamu, bahwa kau belum bisa pulang karena sibuk mempersiapkan kuliahmu di Jepang? Pikiranku mulai bergerilya lagi. Menggapai kebahagiaan bersama daddy dan bayimu atau menggapai gelar S2 sampai S3? Dengan kurang ajarnya pikiranku membuat aku kelimpungan. Selama ini kamu bahagia dengan daddy, yang kau peroleh darinya adalah hasrat dan gairahnya yang membuatmu lepas kendali , apakah itu yang kamu cari? Suara hati kecilku mulai protes. Apakah menikah dengannya me
Hidup memang misterius, banyak yang terjadi dalam hidup kita sesuai keinginan kita , tetapi lebih banyak yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Sejak mengenal pak Bulus yang kemudian menjadi my sugar daddy aku terobsesi padanya. Bagiku daddy adalah dewa penyelamatku , ekspresi cintanya melalui permainan cintanya dan kasih sayangnya dengan melimpahi hadiah yang tidak tanggung-tanggung membuat aku tergantung padanya. Daddy pernah berkata bahwa dia tidak pernah tertarik pada wanita secantik dan semolek apapun tubuhnya. Tapi melihatku ketika membuka pintu apartemennya, dia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Perkataannya menurut persepsiku bahwa aku sangat berarti baginya. Telah dua minggu daddy tidak mengunjungiku, aku menjadi tidak tenang ,perasaan takut, khawatir dan gelisah dalam kesendirianku di apartemen, jika daddy meninggalkanku.Aku tidak berani keluar apartemen, dari balik gorden tipis aku melihat beberapa laki-laki tegap berpakaian safari kadang-kadang menengad
Aku melihat sisa uang di rekeningku, aku akan pindahkan ke bank atas namaku sendiri, batinku. Aku mempunyai dua kartu, kartu kredit atas nama daddy, satu kartu debet bank swasta atas namaku. Itupun atas permintaan daddy kalau dia mentransfer uang dua puluh lima juta setiap bulannya, sesuai kontrak kencan kami yang telah habis masa berlakunya . Daddy tetap mengirimnya meskipun kontrak sudah berakhir, kadang-kadang jumlahnya melebihi kontrak. yang aku ambil setiap bulan untuk mengirim uang ke mama. Ponselku tiba-tiba berdering, dari daddy. “Maaf baby , daddy tadi pagi tidak membangunkanmu, kau tidur lelap sekali. Daddy akan kirim uang seratus juta ke rekening di bank. Sebaiknya uangnya segera baby transfer ke bankmu , Daddy lihat uang di bank yang selalu daddy transfer sudah di atas tiga ratus duapuluh tiga juta, transfer ke bank satunya tiga ratus juta rupiah. Lakukan sekarang, oom Herkules akan menemanimu!” katanya dengan tergesa-gesa. “Tapi baby hanya punya satu rekening.?” Tany
Aku memeriksa semua dokumen kelengkapan studi di Amerika.Semua kelengkapan sesuai persyaratan telah lengkap, paspor sudah di tangan, tinggal menunggu visa F-1. Aku mengurusnya dalam sehari di kantor imigrasi, tentu dengan membayar mahal.Dokumen yang dibutuhkan untuk mendapatkan visa F-I sudah kusiapkan terutama dokumen keuangan.’ Terima kasih daddy telah mentransfer uang.’ Kemarin daddy mentransfer lima puluh juga ke rekeningku. Sekarang aku mempunyai dua rekening. Aku berniat meletakkan kartu kredit atas nama daddy di nakas, aku tidak memerlukannya. Uang yang sudah terkumpul lima ratus juga setelah mengeluaran-pengeluaran cukup untuk deposit tahun pertama di Amerika, tepatnya di California.Dengan dokumen keuanganku sebagai bukti aku mempunyai biaya yang memadai untuk membayar semua biaya pendidikan di universitas California , tahun pertama. Dengan ransel di punggung dan tas kecil aku keluar apartemen, sampai di lobby oom Herkules setia menunggu di ruang sekuriti, dipanggil oleh
California terkenal deengan iklim Mediterania yang hangat dan cuaca musiman muson, karenanya aku memilihUniversitas California,Los Angeles, Westwood, tempat aku menempuh pasca sarjana.Pagi hari aku mencoba mengenal lingkungan sekitar asrama. Asrama ini memiliki ruang tinggal sendiri. Jika aku mempunyai teman serta bisa mengontrol keuanganku aku berencana menyewa apartemen dengan satu kamar, aku berencana tidak ingin popular di antara mahasiswa pasca sarjana, takut identitasku bisa terlacak oleh daddy. Aku baca di media sosial, Westwood adalah salah satu daerah teraman di Los Angeles memudahkan aku bisa beraktivitas di luar jam kuliah karena merasa aman. Aku tinggal di Asosiasi Perumahan Koperasi Universitas, yang terletak dua blok dari kampus. Dari asrama aku keluar lingkungan asrama mencari restoran,café, toko atau supermarket jika suatu waktu aku membuthkan sesuatu aku tidak bingung dan pusing mencarinya. Seharian aku mengelilingi daerah sekitar kampus dan asrama. Beberapa mahasisw
Tidak ada jawaban , aku mengetuk dua kali. Sesuai tata karma aku tidak mengetuk menunggu sekian detik untuk mengetuk lagi. Dari belakang tubuhku seseorang mengulurkan tangan untuk menggapai gagang pintu. Aku kaget melihat tangan berbulu lebat menyentuh lenganku yang akan mengetuk pintu kembali. Aku menoleh ke belakang.Profesor Black mengurungku dari belakang, punggungku seakan bersentuhan dengan dadanya yang bidang. Aku terkejut membuatku terpaku ketika secara tiba-tiba professor sudah ada di belakangku kami saling menatap, mata biru bercampur hijau menatapku lekat-lekat, kami bagaikan akan berciuman,“Aku dipanggil bapak rektor,”hangat napasnya menggerilya di daun telingaku,”Masuklah, jangan bingung nanti mereka kira kita akan berpacaran di depan pintu ruang kerjaku.”Pintu terbuka, aku masih belum bisa menguasai diriku karena professor Black masih ada di belakangku, aroma musk kembali berseliweran di hidungku, membuat jantungku berdegub kencang dan sesuatu yang aku tahu sangat ber
Profesor menatapku lekat,”Kita lakukan pemanasan di sin, kamu setuju?” bisiknya persis di gendang telingku membuatku menggelinjang. “Hum.”Kataku manja. Profesor tersenyum , senyum yang sangat kusukai,” Prof, kamu sopan banget,” “Tadi kita sepakat, tidak ada pelecehan, tidak ada kekerasan…” Bibir s*ksi profesor melumat bibirku, ada kehangatan dalam menciumku, kami saling mencium , saling melumat dan saling tukar menukar saliva.Aku sudah beberapa kali merasakan ciuman daddy, tapi dengan profesor baru pertama kalinya. Tangan kokoh profesor memeluk erat pinggangku, membuat tubuhku terdorong ke atas membuat bibir kami bertautan lebih erat. Akupun melingkari leher kokoh profesor, tanpa malu-malu aku menyelipkan lidahku di sela ciuman liar kami. Tangan profesor berpindah, kedua tangan kokoh itu memegang sisi pinggang rampingku, perlahan naik , naik dan naik terus, membuat gairah mulai merayap , akupun mengerang nikmat. “Ahh..” Tangan kokoh membuka blusku, membuka pengait braku dan mele
Aku memandang lelaki yang tidur lelap di sampingku, tangannya tetap memelukku. Membuat aku tidak bisa beringsut dari tubuhnya. Perlahan-lahan aku memegang tangannya agar pelukannya lepas, malah sekarang dia membalikkan badannya membelit tubuhku. Aku menghela napas dalam-dalam, tiba-tiba matanya terbuka,”Jangan bangun, aku masih ingin memelukmu dan menyusu.” Aku menatapnya, kemudian seperti anak kecil, profesor mendaratkan wajahnya di antara kedua lekukan payudaraku,menjilat dan menggugam kata-kata yang tidak kumengerti. Setelah bibirnya menyesap putingku dan menghisapnya agar air susunya keluar. “Aku tidak pernah merasakan air susu ibu.” Bisiknya parau lalu meneruskan hisapannya. “Hum, ibumu tidak bisa keluar air susunya?” tanyaku membelai rambutnya. “Aku tidak mempunyai ibu.” Aku tertawa perlahan,”Lalu dari mana kau lahir?” Profesor memberhentikan hisapannya, menatapku lekat-lekat, “Aku dibuang di panti asuhan.” “Oh!” seruku. Profesor membaringkan badannya di sampingku, sambi