Setelah makan kami duduk berhimpitan di sofa, saling memeluk diselingi saling mencium dan melumat. Seolah-olah takut jika keintiman kami akan pergi untuk selamanya. Daddy kemudian menceritakan mengenia pernikahannya. “Keindahan pernikahan kami hanya tahun pertama dan kedua. Sesudahnya Herlina sibuk dengan shooting, foto dan kegiatannya sebagai artis dan selebritis. Aku juga sibuk di kantor. Kami akhirnya pisah ranjang.” “Jadi tidak melakukan eng.. ing.. eng..?” kataku menggoda. “Tidak sama sekali !” “Jadi bagaimana daddy menyalurkan hasrat?” tanyaku polos. “Jajan..” “Jajan?” tanyaku. “Aku mencari perempuan yang ingin one stand night denganku.” “Berapa wanita yang telah one stand night denganmu?” tanyaku. “Tidak pernah kuhitung. Lewat begitu saja. Membosankan! Mereka melakukannya hanya untuk mengincar hartaku, bukan cinta yang mereka berikan, hasrat, gairah s*ksual untuk mendapatkan sesuatu dariku." Adakah kenikmatan yang daddy dapatkan?" tanyaku sambil menatapnya ingin men
Aku membayangkan jika ibuku diperlakukan demikian, bagaimana perasaannya. Berdiri berjam-jam di depan pintu mengharapkan pintu terbuka karena datang ingin mengungkapkan sesuatu, meskipun yang akan diungkapkan akan mendatangkan bencana. Aku akhirnya membuka jas kamar, mengganti dengan dres panjang, menyikat rambutku yang acak-acakan dan keluar kamar tidur membuka pintu . Perempuan renta itu duduk di kursi plastik yang dibawakan oleh oom Herkules. “Syukurlah mbak Jeje baik-baik. Kami khawatir jika terjadi sesuatu.” Kata oom Herkules. “Silahkan masuk,” kataku tidak menggubris perkataan oom Herkules . Ibu Soraya masuk dipapah oleh oom Herkules, dia nampak rentan berbeda ketika dia datang ke apartemen untuk pertama kalinya, mengusirku dari apartemen. Aku mempersilahkan ia duduk, oom Herkules keluar , menutup pintu apartemen dengan perlahan-lahan. Di depanku wanita renta itu, yang berusaha nampak anggun. Dia terlihat lahir sebagai sosok yang hidup di lingkungan berkelas. Rambut hitamnya
Wanita renta itu, bernama Soraya meninggalkan kesesakan di hatiku, meninggalkan ambigu , keraguan dalam hatiku apakah yang dikatakan wanita renta itu atau drama luruh yang dibuatnya adalah benar atau untuk membuatku iba. Apakah aku harus mengalah, menyerah atau luruh ? Tapi aku juga ingin bahagia. Mengenai hidup kami nanti,yang tidak mempunyai apa-apa aku tidak mempermasalahkannya, bagiku daddy dan bayiku akan menjadi kebahagiaanku. Bagaimana dengan cita-citamu menggapai gelar S2 bahkan S3. Apa yang akan kau katakan pada mamamu, bahwa kau belum bisa pulang karena sibuk mempersiapkan kuliahmu di Jepang? Pikiranku mulai bergerilya lagi. Menggapai kebahagiaan bersama daddy dan bayimu atau menggapai gelar S2 sampai S3? Dengan kurang ajarnya pikiranku membuat aku kelimpungan. Selama ini kamu bahagia dengan daddy, yang kau peroleh darinya adalah hasrat dan gairahnya yang membuatmu lepas kendali , apakah itu yang kamu cari? Suara hati kecilku mulai protes. Apakah menikah dengannya me
Hidup memang misterius, banyak yang terjadi dalam hidup kita sesuai keinginan kita , tetapi lebih banyak yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Sejak mengenal pak Bulus yang kemudian menjadi my sugar daddy aku terobsesi padanya. Bagiku daddy adalah dewa penyelamatku , ekspresi cintanya melalui permainan cintanya dan kasih sayangnya dengan melimpahi hadiah yang tidak tanggung-tanggung membuat aku tergantung padanya. Daddy pernah berkata bahwa dia tidak pernah tertarik pada wanita secantik dan semolek apapun tubuhnya. Tapi melihatku ketika membuka pintu apartemennya, dia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Perkataannya menurut persepsiku bahwa aku sangat berarti baginya. Telah dua minggu daddy tidak mengunjungiku, aku menjadi tidak tenang ,perasaan takut, khawatir dan gelisah dalam kesendirianku di apartemen, jika daddy meninggalkanku.Aku tidak berani keluar apartemen, dari balik gorden tipis aku melihat beberapa laki-laki tegap berpakaian safari kadang-kadang menengad
Aku melihat sisa uang di rekeningku, aku akan pindahkan ke bank atas namaku sendiri, batinku. Aku mempunyai dua kartu, kartu kredit atas nama daddy, satu kartu debet bank swasta atas namaku. Itupun atas permintaan daddy kalau dia mentransfer uang dua puluh lima juta setiap bulannya, sesuai kontrak kencan kami yang telah habis masa berlakunya . Daddy tetap mengirimnya meskipun kontrak sudah berakhir, kadang-kadang jumlahnya melebihi kontrak. yang aku ambil setiap bulan untuk mengirim uang ke mama. Ponselku tiba-tiba berdering, dari daddy. “Maaf baby , daddy tadi pagi tidak membangunkanmu, kau tidur lelap sekali. Daddy akan kirim uang seratus juta ke rekening di bank. Sebaiknya uangnya segera baby transfer ke bankmu , Daddy lihat uang di bank yang selalu daddy transfer sudah di atas tiga ratus duapuluh tiga juta, transfer ke bank satunya tiga ratus juta rupiah. Lakukan sekarang, oom Herkules akan menemanimu!” katanya dengan tergesa-gesa. “Tapi baby hanya punya satu rekening.?” Tany
Aku memeriksa semua dokumen kelengkapan studi di Amerika.Semua kelengkapan sesuai persyaratan telah lengkap, paspor sudah di tangan, tinggal menunggu visa F-1. Aku mengurusnya dalam sehari di kantor imigrasi, tentu dengan membayar mahal.Dokumen yang dibutuhkan untuk mendapatkan visa F-I sudah kusiapkan terutama dokumen keuangan.’ Terima kasih daddy telah mentransfer uang.’ Kemarin daddy mentransfer lima puluh juga ke rekeningku. Sekarang aku mempunyai dua rekening. Aku berniat meletakkan kartu kredit atas nama daddy di nakas, aku tidak memerlukannya. Uang yang sudah terkumpul lima ratus juga setelah mengeluaran-pengeluaran cukup untuk deposit tahun pertama di Amerika, tepatnya di California.Dengan dokumen keuanganku sebagai bukti aku mempunyai biaya yang memadai untuk membayar semua biaya pendidikan di universitas California , tahun pertama. Dengan ransel di punggung dan tas kecil aku keluar apartemen, sampai di lobby oom Herkules setia menunggu di ruang sekuriti, dipanggil oleh
California terkenal deengan iklim Mediterania yang hangat dan cuaca musiman muson, karenanya aku memilihUniversitas California,Los Angeles, Westwood, tempat aku menempuh pasca sarjana.Pagi hari aku mencoba mengenal lingkungan sekitar asrama. Asrama ini memiliki ruang tinggal sendiri. Jika aku mempunyai teman serta bisa mengontrol keuanganku aku berencana menyewa apartemen dengan satu kamar, aku berencana tidak ingin popular di antara mahasiswa pasca sarjana, takut identitasku bisa terlacak oleh daddy. Aku baca di media sosial, Westwood adalah salah satu daerah teraman di Los Angeles memudahkan aku bisa beraktivitas di luar jam kuliah karena merasa aman. Aku tinggal di Asosiasi Perumahan Koperasi Universitas, yang terletak dua blok dari kampus. Dari asrama aku keluar lingkungan asrama mencari restoran,café, toko atau supermarket jika suatu waktu aku membuthkan sesuatu aku tidak bingung dan pusing mencarinya. Seharian aku mengelilingi daerah sekitar kampus dan asrama. Beberapa mahasisw
Tidak ada jawaban , aku mengetuk dua kali. Sesuai tata karma aku tidak mengetuk menunggu sekian detik untuk mengetuk lagi. Dari belakang tubuhku seseorang mengulurkan tangan untuk menggapai gagang pintu. Aku kaget melihat tangan berbulu lebat menyentuh lenganku yang akan mengetuk pintu kembali. Aku menoleh ke belakang.Profesor Black mengurungku dari belakang, punggungku seakan bersentuhan dengan dadanya yang bidang. Aku terkejut membuatku terpaku ketika secara tiba-tiba professor sudah ada di belakangku kami saling menatap, mata biru bercampur hijau menatapku lekat-lekat, kami bagaikan akan berciuman,“Aku dipanggil bapak rektor,”hangat napasnya menggerilya di daun telingaku,”Masuklah, jangan bingung nanti mereka kira kita akan berpacaran di depan pintu ruang kerjaku.”Pintu terbuka, aku masih belum bisa menguasai diriku karena professor Black masih ada di belakangku, aroma musk kembali berseliweran di hidungku, membuat jantungku berdegub kencang dan sesuatu yang aku tahu sangat ber