Aku membuka pintu apartemen masih menyimpan kemarahan karena mendapatkan fakta kebohongan bertubi-tubi dari orang yang menurutku dekat denganku, terutama yang kucintai, Daddyku. Aku meraswa ada penghiatan yang sempurna yang dibuat mereka, daddy, ibu Soraya, rumah sakit,oom Herkules mungkin juga bi Ijah yang kulihat akhir-akhir ini tidak berani menatapku, selalu menunduk . Pintu apartemen terbuka, aku melihat sesosok tubuh yang sangat kukenal dan … Oh Tuhan, mata itu menatapku dengan tatapan kosong, tidak ada tatapan sayu , cinta, hasrat yang selalu dipamerkan ketika kami bercinta. Aku menutup mataku tidak ingin melihat tatapan itu. “Baby..?” terdengar lirihnya di telingaku. Aku membuka mataku, lelaki tampan yang selalu kupuja tidak terlihat tampan. Tidak seperti ketika dia menggendong bayi mungil, tangannya terlihat kokoh, matanya tidak dapat kuterka, apakah mata bahagia karena tertutup kaca mata hitam.Terlihat tampan, gagah dengan rambutnya yang ikal terbelah dua, layak sebagai se
Setelah makan kami duduk berhimpitan di sofa, saling memeluk diselingi saling mencium dan melumat. Seolah-olah takut jika keintiman kami akan pergi untuk selamanya. Daddy kemudian menceritakan mengenia pernikahannya. “Keindahan pernikahan kami hanya tahun pertama dan kedua. Sesudahnya Herlina sibuk dengan shooting, foto dan kegiatannya sebagai artis dan selebritis. Aku juga sibuk di kantor. Kami akhirnya pisah ranjang.” “Jadi tidak melakukan eng.. ing.. eng..?” kataku menggoda. “Tidak sama sekali !” “Jadi bagaimana daddy menyalurkan hasrat?” tanyaku polos. “Jajan..” “Jajan?” tanyaku. “Aku mencari perempuan yang ingin one stand night denganku.” “Berapa wanita yang telah one stand night denganmu?” tanyaku. “Tidak pernah kuhitung. Lewat begitu saja. Membosankan! Mereka melakukannya hanya untuk mengincar hartaku, bukan cinta yang mereka berikan, hasrat, gairah s*ksual untuk mendapatkan sesuatu dariku." Adakah kenikmatan yang daddy dapatkan?" tanyaku sambil menatapnya ingin men
Aku membayangkan jika ibuku diperlakukan demikian, bagaimana perasaannya. Berdiri berjam-jam di depan pintu mengharapkan pintu terbuka karena datang ingin mengungkapkan sesuatu, meskipun yang akan diungkapkan akan mendatangkan bencana. Aku akhirnya membuka jas kamar, mengganti dengan dres panjang, menyikat rambutku yang acak-acakan dan keluar kamar tidur membuka pintu . Perempuan renta itu duduk di kursi plastik yang dibawakan oleh oom Herkules. “Syukurlah mbak Jeje baik-baik. Kami khawatir jika terjadi sesuatu.” Kata oom Herkules. “Silahkan masuk,” kataku tidak menggubris perkataan oom Herkules . Ibu Soraya masuk dipapah oleh oom Herkules, dia nampak rentan berbeda ketika dia datang ke apartemen untuk pertama kalinya, mengusirku dari apartemen. Aku mempersilahkan ia duduk, oom Herkules keluar , menutup pintu apartemen dengan perlahan-lahan. Di depanku wanita renta itu, yang berusaha nampak anggun. Dia terlihat lahir sebagai sosok yang hidup di lingkungan berkelas. Rambut hitamnya
Wanita renta itu, bernama Soraya meninggalkan kesesakan di hatiku, meninggalkan ambigu , keraguan dalam hatiku apakah yang dikatakan wanita renta itu atau drama luruh yang dibuatnya adalah benar atau untuk membuatku iba. Apakah aku harus mengalah, menyerah atau luruh ? Tapi aku juga ingin bahagia. Mengenai hidup kami nanti,yang tidak mempunyai apa-apa aku tidak mempermasalahkannya, bagiku daddy dan bayiku akan menjadi kebahagiaanku. Bagaimana dengan cita-citamu menggapai gelar S2 bahkan S3. Apa yang akan kau katakan pada mamamu, bahwa kau belum bisa pulang karena sibuk mempersiapkan kuliahmu di Jepang? Pikiranku mulai bergerilya lagi. Menggapai kebahagiaan bersama daddy dan bayimu atau menggapai gelar S2 sampai S3? Dengan kurang ajarnya pikiranku membuat aku kelimpungan. Selama ini kamu bahagia dengan daddy, yang kau peroleh darinya adalah hasrat dan gairahnya yang membuatmu lepas kendali , apakah itu yang kamu cari? Suara hati kecilku mulai protes. Apakah menikah dengannya me
Hidup memang misterius, banyak yang terjadi dalam hidup kita sesuai keinginan kita , tetapi lebih banyak yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Sejak mengenal pak Bulus yang kemudian menjadi my sugar daddy aku terobsesi padanya. Bagiku daddy adalah dewa penyelamatku , ekspresi cintanya melalui permainan cintanya dan kasih sayangnya dengan melimpahi hadiah yang tidak tanggung-tanggung membuat aku tergantung padanya. Daddy pernah berkata bahwa dia tidak pernah tertarik pada wanita secantik dan semolek apapun tubuhnya. Tapi melihatku ketika membuka pintu apartemennya, dia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Perkataannya menurut persepsiku bahwa aku sangat berarti baginya. Telah dua minggu daddy tidak mengunjungiku, aku menjadi tidak tenang ,perasaan takut, khawatir dan gelisah dalam kesendirianku di apartemen, jika daddy meninggalkanku.Aku tidak berani keluar apartemen, dari balik gorden tipis aku melihat beberapa laki-laki tegap berpakaian safari kadang-kadang menengad
Aku melihat sisa uang di rekeningku, aku akan pindahkan ke bank atas namaku sendiri, batinku. Aku mempunyai dua kartu, kartu kredit atas nama daddy, satu kartu debet bank swasta atas namaku. Itupun atas permintaan daddy kalau dia mentransfer uang dua puluh lima juta setiap bulannya, sesuai kontrak kencan kami yang telah habis masa berlakunya . Daddy tetap mengirimnya meskipun kontrak sudah berakhir, kadang-kadang jumlahnya melebihi kontrak. yang aku ambil setiap bulan untuk mengirim uang ke mama. Ponselku tiba-tiba berdering, dari daddy. “Maaf baby , daddy tadi pagi tidak membangunkanmu, kau tidur lelap sekali. Daddy akan kirim uang seratus juta ke rekening di bank. Sebaiknya uangnya segera baby transfer ke bankmu , Daddy lihat uang di bank yang selalu daddy transfer sudah di atas tiga ratus duapuluh tiga juta, transfer ke bank satunya tiga ratus juta rupiah. Lakukan sekarang, oom Herkules akan menemanimu!” katanya dengan tergesa-gesa. “Tapi baby hanya punya satu rekening.?” Tany
Aku memeriksa semua dokumen kelengkapan studi di Amerika.Semua kelengkapan sesuai persyaratan telah lengkap, paspor sudah di tangan, tinggal menunggu visa F-1. Aku mengurusnya dalam sehari di kantor imigrasi, tentu dengan membayar mahal.Dokumen yang dibutuhkan untuk mendapatkan visa F-I sudah kusiapkan terutama dokumen keuangan.’ Terima kasih daddy telah mentransfer uang.’ Kemarin daddy mentransfer lima puluh juga ke rekeningku. Sekarang aku mempunyai dua rekening. Aku berniat meletakkan kartu kredit atas nama daddy di nakas, aku tidak memerlukannya. Uang yang sudah terkumpul lima ratus juga setelah mengeluaran-pengeluaran cukup untuk deposit tahun pertama di Amerika, tepatnya di California.Dengan dokumen keuanganku sebagai bukti aku mempunyai biaya yang memadai untuk membayar semua biaya pendidikan di universitas California , tahun pertama. Dengan ransel di punggung dan tas kecil aku keluar apartemen, sampai di lobby oom Herkules setia menunggu di ruang sekuriti, dipanggil oleh
California terkenal deengan iklim Mediterania yang hangat dan cuaca musiman muson, karenanya aku memilihUniversitas California,Los Angeles, Westwood, tempat aku menempuh pasca sarjana.Pagi hari aku mencoba mengenal lingkungan sekitar asrama. Asrama ini memiliki ruang tinggal sendiri. Jika aku mempunyai teman serta bisa mengontrol keuanganku aku berencana menyewa apartemen dengan satu kamar, aku berencana tidak ingin popular di antara mahasiswa pasca sarjana, takut identitasku bisa terlacak oleh daddy. Aku baca di media sosial, Westwood adalah salah satu daerah teraman di Los Angeles memudahkan aku bisa beraktivitas di luar jam kuliah karena merasa aman. Aku tinggal di Asosiasi Perumahan Koperasi Universitas, yang terletak dua blok dari kampus. Dari asrama aku keluar lingkungan asrama mencari restoran,café, toko atau supermarket jika suatu waktu aku membuthkan sesuatu aku tidak bingung dan pusing mencarinya. Seharian aku mengelilingi daerah sekitar kampus dan asrama. Beberapa mahasisw
“Oom Herku bangunlah, Tuhan masih menjaga anakku, Adhie sudah selamat,”Ujarku.Adhie sudah berhenti menangis, menatap Oom Herku, “Adhie yang salah Oom, Adhie maksa Oom Darman jalan kaki ke gerai ayam goreng,”Ucap Adhie , melepaskan pelukannya berlari ke Oom Herkules, mengajaknya berdiri Ada rasa aku diabaikan ketika Adhie langsung memeluk Oom Herku, aku berusaha tahu diri. Sejak kecil Adhie sudah dalam asuhan Oom Herku, bukan aku. Dissat dia membutuhkan kekuatan dua orang yang dicarinya, daddy dan Oom Herkles. ”Kok Adhie bisa diculik, diculik di sekolah?” tanya Oom Herkules dengan lembut. “Oom Darman dan aku diculik ketika kami akan ke restoran ayam goreng sambil menunggu Oom Herkules jemput kami. Tiba-tiba ada mobil berhenti di depan kami, beberapa orang turun menyergap Oom Darman yang langsung pingsan. Ada satu orang lagi ingin menyergap Adhie tapi Adhie tendang selangkangannya seperti yang daddy ajar, lalu lari sekencang-kencangnya sambil berteriak ,penculik!penculik! Akhirny
Sidang ibu Dewitasari sudah berlangsung demikian juga sidang ujaran kebencian dan pencemaran nama baik masih berlangsung, aku hadir sebagai korban. Kedua sidang menjadi viral di media sosial dan media elektronik karena menyangkut dua nama perusahaan yang terkenal , nama keluarga Hadipranoto yang terkenal sebagai pengusaha sukses yang mampu membuat dua perusahaan diakui keberadaannya.Sidang penghinaan dan pencemaran nama baik terungkap bahwa postingan ibu Kasmawati menyebut jika korban merupakan wanita yang tidak terhormat dan perebut suami orang. Dakwaan jaksa dibantah ibu Kasmawati,” Bukan saya yang mengatakan, saya korban, handphone saya yang dipakai oleh Sari.”Sempat terjadi kericuhan dalam sidang karena dua terdakwa saling menyalahkan. Akhirnya sidang ditunda selama seminggu.Demikian juga sidang ibu Dewitasari, fakta persidangan diketahui bahwa korban, sekuriti PT.Mecu Banun Persada mengalami luka tusukan karena melindungi isteri pemilik PT.Mercu Bangun Persada sehingga pungg
Kedatangan mama membuat suasana rumah menjadi hangat.Mama yang lembut dan penyayang membuat Adhie betah tinggal di rumah. Bukan memanjakan, tapi mama sangat telaten mendengar cerita Adhie tentang aktivitasnya di sekolah, di karate dan les piano. Akupun menggunakan kesem patan membicarakan tawaran pak Koswara.“Apakah Jeje menerimanya?” tanya mama.“Sebenarnya…”“Bukan itu jawaban yang mama kehendaki. Ya atau tidak. Setelah itu jelaskan mengapa memilih Ya dan mengapa memilih Tidak.”Kata mama tegas sambil menatap mataku lekat-lekat ,ciri khas mama jika ingin mengetahui apa isi hatiku. Kadang-kadang mama seperti cenayang , belum kuutarakan mama sudah mengetahui isi hatiku.“Hmm, iya. Tawaran yang menarik, sulit untuk Jeje tolak. Ada kesempatan bagi Jeje mengembangkan ilmu yang Jeje peroleh selama kuliah.”“Lalu masalahnya?”“Anak-anak.” Jawabku.“Suamimu?”“Dia malah menyarankan.”“Take it!” Ujar mama.Mama melihat ada yang ingin kusampaikan, tapi berat untuk menyatakannya.“Mama mengata
Menjadi isteri dan ibu bukanlah impianku. Impianku adalah mendapat gelar doktor kemudian menjadi dosen di universitas terkenal.Ketika aku kembali dalam pelukan daddy sugar yang kemudian menjadi suamiku, impianku ternyata tidak terwujud. Gelar doktor hanya menjadi kebanggaan keluargaku karena dengan gelar itu aku terkenal sebagai doktor di kompleks tempat keluargaku tinggal, ditambah lagi aku menikah dengan orang kaya semakin menaikkan derajat mama di kompleks perumahan.Itulah yang menjadi sebab mamanya Sari dan mamanya Wishnu merasa tersaingi oleh gelar doktor yang ditambahkan di belakang namaku dan kemewahan yang diperoleh mama bukan dariku tapi dari suamiku. Dia memanjakan mama dengan membeli rumah minimalis super mewah lengkap dengan perabotannya. Kartu debit yang diberikan kepada mama membuat mama bisa beli apa yang menjadi keinginannya.Akupun tidak luput dari kemanjaan yang diberikan oleh suamiku. Aku tidak suka membeli baju, tas, sepatu dan sandal ber merek. bagiku itu bukan in
Suamiku sungguh pandai memuaskan diriku. Kami melakukannya di sofa tunggal dengan pose yang disukai suamiku. Setelah melepaskan hasrat dan gairah kami, suamiku menggendongku kemudian membaringkanku di ranjang , akupun tertidur pulas.Suara dengkur membangunkanku. Aku menatap wajah yang dekat dengan wajahku. Mata yang terpejam di atas alis yang tebal. Hidungnya yang mancung , bibir tebal yang mampu membuatku mendesah dan meminta lebih. Aku merasakan napasnya bercampur dengan napasku, “Aku mencintaimu Bulu Sriyanto,” bisikku .Aku mengusap dadanya, meletakkan kepalaku di dadanya, jantungnya berdetak perlahan kemudian berdetak kencang, apakah detak jantungku atau detak jantung suamiku yang berdetak kencang ?Aku menatap suamiku yang masih terlelap, kemudian mengarahkan tanganku ke perut roti sobek . Masih berotot karena suamiku rajin berolahraga, batinku bermonolog sendirian sambil terus meraba tubuh suamiku, mengagumi tubuh polos yang tertidur lelap.Setelah mengagumi suamiku akup
Percintaan kami berawal dari hubungan terlarang yang mengobarkan bara api yang sulit dipadamkan malah membuatku semakin terobsesi padanya. Kebohongan membuat bara api cinta terlarangku padam bagaikan disiram air , kamipun berpisah , tanpa saling komunikasi.Jauh dilubuk hati kami masih tersimpan cinta terlarang . Setelah berpisah bertahun-tahun ,hembusan angin sorga menyatukan cinta terlarang kami. Cinta kami sekarang bukan bara cinta terlarang telah berubah menjadi api cinta di dada kami. Aku sangat mencintai suamiku, demikian juga suamiku. Kami sulit dipisahkan apalagi kalau kami sedang melakukan hubungan romantis maupun hubungan non romantis. Di ranjang, di kantor bahkan dimanapun kami berada kami akan menyatukan tangan kami sebagai tanda bahwa kami adalah satu.Keromantisan kami ditanggapi aneka macam tanggapan, ada yang iri, ada yang merasa kami sangat over acting bahkan ada yang mengatakan sebagai pencitraan pasangan bahagia. Kami tidak pusing yang kami tahu kami saling menci
Aku terus bersujud memohon penampunan atas dosa-dosa masa lampau. Aku membuat perjanjian dengan Tuhan, Tuhan aku berjanji akan menjadi isteri yang baik bagi suamiku jika dia selamat. Menjadi ibu yang baik bagi anak-anak titipanMu kepada ku. Aku dan suamiku berjanji akan menolong orang yang tidak mampu dari rejeki yang Engkau berikan kepada kami. Tuhan, satu permintaanku, selamatkan suamiku. Jangan dulu ambil suamiku. Tuhan, please jangan ambil suamiku. Air mataku terus mengalir , aku tidak menghiraukan kubiarkan saja mengalir, sebagai konsekwensi pilihanku untuk tidak menjerit. Biarlah airmataku saja yang mengalir. Pintu kamar terbuka, mama yang melihatku bersujud di lantai membiarkanku menyelesaikan sembah sujudku ke hadapan Sang Penyelenggara Ilahi. Setelah melihatku tenang dan duduk, mama mendekatiku, membelai punggungku,”Bangunlah , kuatkan dirimu nak,”bisiknya di telingaku. Sekejab aku rasanya tidak mampu bernapas, jantungku berdebar kencang seolah ingin meloncat ke luar dari
Ketika aku sedang menyusui bayiku, ponselku berbunyi, “ Dari nak Sriyanto,”kata mama.Aku bingung menerima atau tidak menerima telepon suamiku, karena sedang menyusui bayiku. Aku mengalami kesulitan karena baru pertama kali aku memberi ASI , dulu Adhie aku tidak menyusuinya karena setelah aku melahirkannya kami dipaksa pisah.“Ma, tolong video call, aku ingin papanya melihat anak kita,”kataku sambil mendekap bayiku dengan menopang tubuhnya pada pangkuanku.Mama membantuku, memasang video call dengan tepat agar suamiku bisa melihat bayi kita. Aku merobah posisi dengan menyandarkan punggung pada sebuah bantal yang disandarkan di sofa Kemudian posisikan kepala bayi sejajar dengan dadaku, bayiku menemukan puting payudara lalu memasukkan bibir kecilnya ke putingku.“Ma, sedang menyusui?” tanya suamiku.“Iya, papa bisa melihat bayi kita?” tanyaku.“Bisa, mmm… rakus banget.” Kata suamiku.Aku menatap ke mama, minta ponselku. Rupanya mama tahu aku ingin bicara pribadi dengan suamiku. Meskipu
Aku terbangun merasakan mulas antara sakit perut biasa atau adanya kontraksi diikuti rasa ingin buang air kecil .Nyeri pada bagian perut, punggung, pangkal paha, dan kram. Dengan susah payah aku bangun ingin buang air kecil di kamar mandi. Sulit rasanya menggerakkan tubuhku , biasanya suami yang mengangkat tubuhku kemudian menggendongku jika akan ke kamar mandi.“Papa…” desisku“Bantu mama….” Kataku ingin rasanya menangis , orang yang kucintai tidak bisa menolongku karena jauh di sana.Butuh perjuangan untuk dapat duduk, aku merasakan celana dalamku basah. Dengan berpegangan pada tembok aku masuk ke kamar mandi, membuka celana . Betapa kagetnya aku melihat lendir kental berwarna agak merah keluar dari v***naku.“Apakah sudah saatnya aku melahirkan?” Bisikku.“Oh Tuhan.Tunda dulu , jangan sekarang, suamiku belum pulang,” bisikku menahan rasa nyeri yang amat sangat.Ketika kembali ke kamar tidur aku merasakan kontraksi lagi. Nyeri di punggung semakin membuatku ingin menjerit.“Tuhan,