Yulia cantik. Ini adalah ketiga kalinya sejak pertemuan pertama mereka dan Wyatt berpikir begitu. Ia tidak berbohong atau hanya sekedar membesarkan hati Yulia saja. Yah, ia tidak serta merta mengatakan kepada Yulia bahwa gadis itu cantik. Tetapi, Wyatt terpana dan kemudian mengakuinya di dalam hati. Namun, hatinya tidak merasakan desiran seperti jatuh cinta. Hanya kagum akan keindahan yang bisa ada di muka bumi.
“Apa aku terlalu berlebihan?” tanya Yulia memecah kediaman Wyatt.
Wyatt kembali dari menjelajah pikirannya sendiri, menatap Yulia sambil tersenyum. “Baik-baik saja! Tidak ada yang terlalu berlebihan!”
Yulia tampak sangat lega mendengar penuturan Wyatt. Ia menghembuskan napas dan memperbaiki lipatan dresnya yang begitu cocok di tubuhnya yang semampai. “Aku merasa tidak nyaman karena kamu bilang ada temanmu yang ingin bertemu denganku. Apa ada yang harus kuperhatikan?”
“Tidak ada!” jawab Wyatt lekas.
Siapa wanita ini? Siapa juga lelaki ini?Yulia bergerak-gerak dengan tidak nyaman di atas kursi yang didudukinya. Wanita yang memeluknya saat pertama kali bertemu dengan dirinya tadi berbicara dengan Wyatt, nadanya sangat riang-riang. Sampai-sampai di mata Yulia cahaya matahari yang tersisa di sekitar mereka berasal dari wanita itu.“Aku tidak menyangka kalau kamu akan menikah lebih dulu dariku. Bagaimana kamu bisa bertemu dengan wanita cantik seperti dia?”Wyatt tersenyum. Yulia kaget saat jemarinya digenggam dengan hangat oleh pria itu. Ia tegang, takut kalau apapun yang sedang dicoba Wyatt gagal.“Kakekku sangat khawatir dan kemudian menghubungi semua temannya untuk menemukan calon istri. Kemudian aku bertemu dengan Yulia. Dia membuatku merasa kalau dunia belum berakhir untukku.”Esme menutup mulutnya. Ia menoleh pada pria tampan yang diperkenalkan sebagai tunangan. Tetapi, tampaknya pria itu sama sekali tidak tertarik dengan obrolan bersama Wyatt. Matanya sesekali melirik Wyatt de
“Maaf!”Yulia mengatakan itu pada Wyatt yang sama sekali tidak menangapi apapun perkataan Esme selanjutnya. Yulia pasti telah menyangka kalau pria itu marah padanya. Tetapi, Wyatt sama sekali tidak kesal. Malah ia merasa sangat terbantu dengan apa yang dilakukan Yulia tadi.Ia senang melihat bagaimana Dominic dan Esme bereaksi. Ia melihat mata tak percaya Dominic dan kekaguman yang diperlihatkan Esme. Apakah mereka tampak seperti dua orang yang sedang dimabuk cinta?“Wyatt ... aku benar-benar minta maaf padamu!” seru Yulia takut sekali.Wyatt menoleh pada wanita yang akan dinikahinya tak lama lagi itu dan memandang sambil tersenyum. Wajah Yulia tampak lebih pucat dibandingkan sebelumnya. Ia tampak tidak suka diabaikan oleh Wyatt.“Maaf, ada hal yang sedang aku pikirkan. Apa yang kamu katakan?” tanya Wyatt.“Aku minta maaf! Aku sama sekali tidak bermaksud untuk sok akrab denganmu. Aku hanya merasa harus melakukan sesuatu supaya kamu bisa terhindar dari orang-orang itu!” Yulia tampak su
Wanita itu benar-benar membuat Dominic terkejut. Untuk orang yang dijodohkan secara mendadak dengan Wyatt, wanita itu terlalu baik dan bisa dengan mudah dimanfaatkan. Akan tetapi, Dominic sudah menyelidiki soal pernikahan yang disebut-sebut oleh Wyatt dan mendapatkan laporan baru saja.“Memang ada persiapan untuk pernikahan di kediamannya! Pria tua yang tinggal dengan Wyatt telah beberapa kali pergi ke kelurahan untuk mengurus izin.”“Intinya dia tidak berbohong!” kata Dominic.Ia menghentikan pekerjaannya dan menyandarkan punggung di kursi sambil memandang lurus ke depan. Ia kemudian tidak punya pilihan lain untuk memasukan Wyatt sesuai janjinya.“Tutup lamaran yang aku iklankan di koran!”“Ya, Pak?” tanya asisten yang kebetulan ada di dalam kantor bersamanya.“Aku punya kandidat untuk mengisi kekosongan itu! Jadi tutup saja iklannya. Jika ada yang mengantarkan lamar lagi, katakan kalau sudah terisi!”“Baik, Pak!” kata si asisten yang kemudian bergegas pergi keluar.Dominic sudah tid
“Sidang?” tanya Wyatt kaget.Ia sedang menyusun rencana balas dendam lagi dan tiba-tiba saja Albert, kakeknya muncul lalu menyerahkan surat pemberitahuan ke kantor KUA terdekat padanya. “Ya, surat pemberitahuannya menyebutkan hari ini sebagai waktu sidang. Aku seharusnya memberitahumu kemarin. Tapi lupa!” kata Albert pada Wyatt.Wyatt menghela napas dalam. Yah, rencananya sudah lebih matang dari sebelumnya. Jadi Wyatt bisa meningkatkan rencananya sambil balas dendam pada Dominic dan Esme. “Aku akan menelepon Yulia supaya bersiap.” Wyatt berdiri, mendorong kursi dengan bokongnya ke belakang. “Apa ada hal yang perlu aku perhatikan saat sidang di KUA?” tanya Wyatt.“Tidak ada! Kamu hanya perlu menjawa semua pertanyaan yang diajukan seperlunya saja. Jangan khawatirkan hal lain.” Albert terdiam sedikit lebih lama untuk menjawab pertanyaan Wyatt.Albert dan istrinya tidak menikah di Indonesia. Mereka menikah di luar negeri sebelum menetap di Indonesia. Karena itulah ia kurang paham dengan a
Yulia harus pasrah saja ketika neneknya memakaikan kebaya dan riasan. Ia sebenarnya bisa melakukan semua sendirian. Tetapi, bagi orang tua seperti neneknya ada kesenangan tersendiri dalam melakukan riasan ini.“Cucu Nenek cantik!” puji wanita tua yang tahun ini telah berusia hampir 70 tahun.“Terima kasih, Nek!” Yulia memeluk wanita itu sedikit.“Hati-hati dengan riasan dan kebayanya supaya tidak kusut! Kamu dengar nenek, kan?” Pesan wanita itu pada Yulia.“Ya!” Lekas Yulia menjawab.Tepat satu jam sejak Wyatt menelepon ke rumahnya dan meminta Yulia untuk bersiap. Ia telah selesai dengan semua persiapan dan dibantu neneknya untuk berjalan ke ruang tamu--padahal sama sekali tidak perlu. Sebab ia tidak memakai pakaian pengantin yang lebih sulit.“Ke mana kamu dengan pakaian seperti itu?” Santo muncul entah dari mana dan mengajukan pertanyaan pada Yulia.Nenek Yulia berbalik dan memandang cemberut suaminya yang terlalu keras tersebut. “Dia harus sidang ke KUA. Kenapa? Apa lagi yang salah
“Itu saat-saat menakutkan di depan seseorang yang menanyakan kesediaanmu untuk menikah! Aku tidak mau melakukannya lagi!” keluh Yulia. Ia berjalan gontai keluar dari ruangan sidang.Wyatt mengikutinya dari belakang dan tertawa kecil mendengar keluhan Yulia. “Apa kamu bermaksud untuk menikah sekali lagi nanti?” goda pria yang bahkan tidak berniat untuk menjadi suami itu.Yulia merasa malu mendengarnya. Bisa saja saat nanti mereka tidak lagi bisa bersama dan Wyatt akhirnya memutuskan untuk bercerai, Yulia bisa saja menikah kembali. “Untuk saat ini yang ingin aku lakukan hanyalah keluar dari rumah kakek. Itu saja!” putus gadis itu.“Baiklah! Kamu akan keluar dari sana secepatnya dan jangan menyesal nanti!” Wyatt memperingatkan Yulia.Yulia menoleh pada Wyatt. Tangannya mengenggam gagang pintu mobil sedan, akan menariknya hingga terbuka lebar. “Kenapa aku harus menyesal?” tanya Yulia ingin tahu. Ia memang menginginkan sebuah kebebasan.“Tidak ada! Karena kadang orang menyesal sudah menika
“Dia belum kembali dari sana?” tanya Albert pada pembantu rumah tangganya.Wanita itu mengangguk agak takut. “Ya, Tuan! Setelah masuk, Tuan Muda belum keluar dari rumah Anna. Apa saya harus memanggilnya?” tanya si pembantu pada Albert.Kalau Wyatt mendengarkan perkataan wanita itu, tentu semuanya akan baik-baik saja. Sayangnya, Wyatt bukan orang yang akan mematuhi pembantu rumah tangganya dalam hal seperti ini.“Tidak! Biar aku saja yang memanggilnya!” Albert memutuskan.Albert meletakan kacamatanya dan berjalan melintasi ruangan. Dengan cepat ia telah keluar dari rumah. Langkahnya tergesa-gesa melintasi halaman dan sampai di pagar depan. Ia terus saja berjalan lurus ke arah rumah mendiang Anna. Pintu depan rumah terbuka lebar. Suasana di rumah itu termaram karena kurang pencahayaan.“Wy--.” Albert tak jadi berteriak memanggil cucunya itu. Sebab ia mendengar isak tangis.Ia mendesah. Tak tahu harus berbuat apa sekarang. Ia juga pernah di fase yang sama dengan Wyatt, kehilangan orang y
Pengantin wanita tampak sangat cantik dengan pakaian kebaya berwarna putih. Pengantin pria pun gagah dan duduk dengan canggung si pengantin wanita yang dibawa dari ruang dalam ke ruang tamu tempat akad dilangsungkan.Esme menahan senyum sekuat tenaga supaya tidak tampak aneh. Ia bahagia untuk segala hal yang telah terjadi di masa lalu dan masa kini. Ia bahagia pada akhirnya ada salah satu dari mereka yang melangkah kaki ke kehidupan yang baru dengan penuh semangat.“Tidakkah ini mencengangkan, Dom! Dia baru saja beberapa waktu lalu kehilangan wanita yang dicintainya sejal lama dan tahu-tahu sudah menikah saja!” Esme terharu saat si pengantin pria dengan lancar mengucapkan kabul.“Manusia bisa berubah dengan cepat Esme. Kamu tidak akan tahu apa yang terjadi beberapa hari selanjutnya setelah melihat betapa bahagianya hari ini!” jawab Dom yang duduk di samping Esme memperhatikan ke arah yang sama pria yang memakai pakaian penganti di depan sana.Semua orang telah memutuskan kalau ijab ka