Yulia harus pasrah saja ketika neneknya memakaikan kebaya dan riasan. Ia sebenarnya bisa melakukan semua sendirian. Tetapi, bagi orang tua seperti neneknya ada kesenangan tersendiri dalam melakukan riasan ini.“Cucu Nenek cantik!” puji wanita tua yang tahun ini telah berusia hampir 70 tahun.“Terima kasih, Nek!” Yulia memeluk wanita itu sedikit.“Hati-hati dengan riasan dan kebayanya supaya tidak kusut! Kamu dengar nenek, kan?” Pesan wanita itu pada Yulia.“Ya!” Lekas Yulia menjawab.Tepat satu jam sejak Wyatt menelepon ke rumahnya dan meminta Yulia untuk bersiap. Ia telah selesai dengan semua persiapan dan dibantu neneknya untuk berjalan ke ruang tamu--padahal sama sekali tidak perlu. Sebab ia tidak memakai pakaian pengantin yang lebih sulit.“Ke mana kamu dengan pakaian seperti itu?” Santo muncul entah dari mana dan mengajukan pertanyaan pada Yulia.Nenek Yulia berbalik dan memandang cemberut suaminya yang terlalu keras tersebut. “Dia harus sidang ke KUA. Kenapa? Apa lagi yang salah
“Itu saat-saat menakutkan di depan seseorang yang menanyakan kesediaanmu untuk menikah! Aku tidak mau melakukannya lagi!” keluh Yulia. Ia berjalan gontai keluar dari ruangan sidang.Wyatt mengikutinya dari belakang dan tertawa kecil mendengar keluhan Yulia. “Apa kamu bermaksud untuk menikah sekali lagi nanti?” goda pria yang bahkan tidak berniat untuk menjadi suami itu.Yulia merasa malu mendengarnya. Bisa saja saat nanti mereka tidak lagi bisa bersama dan Wyatt akhirnya memutuskan untuk bercerai, Yulia bisa saja menikah kembali. “Untuk saat ini yang ingin aku lakukan hanyalah keluar dari rumah kakek. Itu saja!” putus gadis itu.“Baiklah! Kamu akan keluar dari sana secepatnya dan jangan menyesal nanti!” Wyatt memperingatkan Yulia.Yulia menoleh pada Wyatt. Tangannya mengenggam gagang pintu mobil sedan, akan menariknya hingga terbuka lebar. “Kenapa aku harus menyesal?” tanya Yulia ingin tahu. Ia memang menginginkan sebuah kebebasan.“Tidak ada! Karena kadang orang menyesal sudah menika
“Dia belum kembali dari sana?” tanya Albert pada pembantu rumah tangganya.Wanita itu mengangguk agak takut. “Ya, Tuan! Setelah masuk, Tuan Muda belum keluar dari rumah Anna. Apa saya harus memanggilnya?” tanya si pembantu pada Albert.Kalau Wyatt mendengarkan perkataan wanita itu, tentu semuanya akan baik-baik saja. Sayangnya, Wyatt bukan orang yang akan mematuhi pembantu rumah tangganya dalam hal seperti ini.“Tidak! Biar aku saja yang memanggilnya!” Albert memutuskan.Albert meletakan kacamatanya dan berjalan melintasi ruangan. Dengan cepat ia telah keluar dari rumah. Langkahnya tergesa-gesa melintasi halaman dan sampai di pagar depan. Ia terus saja berjalan lurus ke arah rumah mendiang Anna. Pintu depan rumah terbuka lebar. Suasana di rumah itu termaram karena kurang pencahayaan.“Wy--.” Albert tak jadi berteriak memanggil cucunya itu. Sebab ia mendengar isak tangis.Ia mendesah. Tak tahu harus berbuat apa sekarang. Ia juga pernah di fase yang sama dengan Wyatt, kehilangan orang y
Pengantin wanita tampak sangat cantik dengan pakaian kebaya berwarna putih. Pengantin pria pun gagah dan duduk dengan canggung si pengantin wanita yang dibawa dari ruang dalam ke ruang tamu tempat akad dilangsungkan.Esme menahan senyum sekuat tenaga supaya tidak tampak aneh. Ia bahagia untuk segala hal yang telah terjadi di masa lalu dan masa kini. Ia bahagia pada akhirnya ada salah satu dari mereka yang melangkah kaki ke kehidupan yang baru dengan penuh semangat.“Tidakkah ini mencengangkan, Dom! Dia baru saja beberapa waktu lalu kehilangan wanita yang dicintainya sejal lama dan tahu-tahu sudah menikah saja!” Esme terharu saat si pengantin pria dengan lancar mengucapkan kabul.“Manusia bisa berubah dengan cepat Esme. Kamu tidak akan tahu apa yang terjadi beberapa hari selanjutnya setelah melihat betapa bahagianya hari ini!” jawab Dom yang duduk di samping Esme memperhatikan ke arah yang sama pria yang memakai pakaian penganti di depan sana.Semua orang telah memutuskan kalau ijab ka
Yulia memandang kamar pengantin yang telah dihias dengan cantik. Ada beberapa tangkai lili dan bunga mawar di dalam vas di tengah ruangan. Di setiap sudut ruangan ada vas lainnya berisi bunga sedap malam. Aromanya benar-benar membuat Yulia mabuk. Resepsi telah selesai 2 jam yang lalu. Kakeknya mengantar Yulia ke rumah keluarga Wyatt menggunakan mobil. Beberapa kenalan yang cukup dekat dengan kakek dan neneknya ikut serta menggunakan mobil lainnya.Wyatt menyetir sendiri. Albert, kakek Wyatt berada di dalam mobil yang sama dengan cucunya.nenek Yulia telah membantunya untuk melepaskan gaun pengantin. hiasan kepala yang cukup rumit telah terlepas dan kini berada di depan meja rias bersama beberapa perlengkapan riasan lainnya. Baju tidur yang digunakan adalah terusan dengan renda-renda cantik di tepinya. Baju tidur itu terbuat dari sutra yang sangat lembut. sebagai catatan Yulia sama sekali tidak memakai dalaman apapun di dalam baju tidurnya. iya beberapa kali pernah mendengar ceri
Wyatt membuka matanya lebar-lebar sekarang. Langit-langit kamarnya tampak sedikit gelap. Di dalam kamar ini ia mendengar suara napas orang lain dan merasa sakit. Seharusnya Anna-lah yang ada di sana bukan orang lain. Tetapi, Anna tidak ada di samping Wyatt melainkan di dalam tanah.Dengan hati-hati Wyatt berdiri dari atas tempat tidur. Lampu telah dimatikan sebelum ia memutuskan untuk tidur tadi. Dari sisa-sia cahaya yang berasal dari luar, Wyatt bisa melihat Yulia yang terlelap tenang. Wanita yang baru dinikahi oleh Wyatt ini pasti lelah sekali seharian ini.Wyatt beringsut ke tepi tempat tidur, menarik menyibak selimut dengan hati-hati supaya Yulia tidak terbangun dan turun. Ia berjalan dalam kegelapan dan sampai di pintu. Di luar lampu masih menyala. Mungkin para pekerja yang kebetulan bertugas untuk membereskan perkakas yang disewa telah datang. Memang katanya mereka akan datang pada malah hari setelah acara resepsi kecil-kecilan ini selesai. Wyatt sama sekali tidak peduli dilihat
Yulia sengaja keramas di pagi hari, tidak peduli dengan tidak terjadi apa-apa di dalam kamar. Selepas berganti pakaian, ia keluar kamar dan menemukan Albert, kakek suaminya ada di ruang tengah, tengah mengecek sesuatu di surat kabar pagi.“Maaf, Kek, saya terlambat bangun!” Sedikit bergegas Yulia menghampiri pria tua itu, menatap dengan khawatir kalau-kalau pria tua yang membesarkan Wyatt seorang diri tersebut akan marah, mengatakan kalau ia wanita yang tidak berguna.“Tidak masalah! Aku dan mendiang istriku tidak keluar dari kamar setelah malam pertama kami!” Albert mengerling jahil pada Yulia.Yulia merasa sangat malu, walau tidak melakukan apapun kemarin. Ia bergegas melewati Albert begitu saja dan sampai di dapur. Pembantu rumah tangga rumah itu menyapa Yulia dengan sebutan Nyonya dan membiarkannya mengecek kulkas.“Apa yang biasa di mana Pak Albert dan Wyatt?”Ia tidak tahu kesukaan kedua pria yang tinggal di rumah itu. Padahal seharusnya ia mencari tahu terlebih dahulu dengan be
“Anna, maafkan aku!” Wyatt meringkuk di atas ranjang Anna, merasa nyaman dan aman.Keributan di luar, orang-orang yang sedang membuka seluruh tenda dan mengangkat kursi-kursi tidak berarti apa-apa buatnya. Ia memejamkan mata dan samar-samar mendengar tawa Anna dari segala arah. Suara Anna yang berkata betapa bodoh Wyatt karena jatuh cinta padanya.“Tidak apa. Biar saja aku bodoh! Yang penting kamu tidak meninggalkanku.”Tak lama Wyatt tertidur. Ia tidak memimpikan apapun. Ia hanya melihat kegelapan tanpa akhir dengan suara-suara Anna mengema di mana-mana. Ia kemudian terbangun ketika pintu rumah diketuk dengan heboh. Ia tahu pelakunya dan tidak bisa melakukan apa-apa.“Meninggalkan istrimu sendiri di rumah dan malah ada di sini! Tidakkah kamu keterlaluan?”Wajah kakeknya langsung menyapa ketika Wyatt telah membuka pintu sedikit.“Aku akan segera kembali!” kata Wyatt.Albert, kakek Wyatt menghela napas keras dan berbalik pergi ke dalam rumah.Halaman rumah tempat tenda kemarin berdiri