Esme menunggu Yulia di teras dengan wajah yang penuh dengan kekhawatiran. Sesekali ia menjulurkan kepalanya untuk melihat kedatangan mobil yang dikemudikan oleh Azzar. Saat menyadari kalau mobil itu tidak juga terlihat ia mengeluh. “Apa kalian melihatnya?” Para pelayan yang duduk dengan Esme menjadi sasaran dari pertanyaannya. Begitu melihat gelengan kepala para pelayan, ia akan berkata, “Kenapa lama sekali?” padahal belum beberapa menit ini Azzar menghilang dengan mobilnya di luar pagar.Para pelayan akhirnya memaksa Esme untuk menunggu di ruang tamu saja. di sana mereka berhasil mengalihkan perhatian Esme pada apapun yang ada di atas meja ruang tamu. Wajah-wajah para pelayan itu tampak kebingungan sekaligus ketakutan. namun, wajah mereka berganti menjadi kelegaan saat melihat Azzar datang dengan orang yang ditunggu oleh nyonya rumah mereka.“Kamu menangis?” tanya Esme sambil membelalakan mata.Tanpa sadar Yulia langsung menyentuh matanya. Ia menoleh pada Azzar yang ada di sampi
“Kamu akan bercerai denganku jika memiliki anak, bukan?” Yulia sangat terkejut dengan pertanyaannya diajukan oleh suaminya begitu pria itu pulang dari kantor. iya memastikan tapak kaki suaminya menapak tanah. “Apa terjadi sesuatu? Bukannya kamu menolak kemarin?” tanya Yulia kebingungan. Wyatt sama sekali tidak berkeinginan untuk menjelaskan apa yang terjadi. “Aku akan memberikannya!” “Ah?” Semakin terkejut Yulia saat ini. Bagaimana bisa orang yang mati-matian menolak cintanya malah memberikan anak yang diminta. Memangnya cinta Yulia serendah itu. “Kamu mau menghancurkan aku?” tanya Yulia menahan air matanya. “Bukannya kamu meminta hal itu?” tanya Wyatt tampak kebingungan. Seolah Yulia mengatakan kalau matahari sekarang terbit dari arah barat. Bagaimana Yulia bisa menjelaskan, bahwa permintaannya itu supaya keputusan perceraiannya diurungkan lagi. Kalau bisa sampai ia menaklukan hati lelaki itu. “Benar! Bagaimana kamu akan memberiku anak?” tanyanya ingin tahu. Wyatt tersenyum pe
“Aku tidak mau anak hasil bayi tabung! Tampaknya otakmu tidak berfungsi karena cinta mati pada Anna!” Yulia mengeleng gusar. “Kamu sedang berusaha mempermainkan aku?” Kali ini Wyatt yang tampak marah.Yulia tertawa melihat reaksi yang diperlihatkan oleh suakinya itu. Ia mekukul dadanya sedikit. Ia mendengar bunyi gedebuk pelan saat melakukan itu. “Aku yang seharusnya marah padamu!” serunya tak mau kalah. “Akan aku ingatkan lagi. Aku adalah istrimu! Kewajibanmu adalah memberikan nafkah lahir dan batin padaku! Kamu memenuhi kewajibanmu yang pertama, tapi tidak dengan yang kedua!”Mata Wyatt terbelalak kaget mendengarnya. Ia tertawa tetapi tidak tampak gembira. “Aku sudah mengatakannya padamu, aku tidak bisa mencintaimu!” tegas Wyatt.“Aku memintamu untuk mencintaiku? Tidak! Aku jelas-jelas mengatakannya padamu kalau aku hanya menginginkan anak darimu!” Yulia menyilanhkan tangan di depan dadanya saat ini.Yulia bisa mendengar kalau Wyatt melenguh pelan bak seekor kerbau yang disem
Viagra itu dikeluarkan Wyatt dari dalam saku celananya. Tempatnya membeli obat itu mengatakan kalau hanya hutuh satu pil saja. Tetapi, bagaimana jika ia masih bisa bertahan setelah meminum satu pil. Perceraiannya akan dibatalkan dan masalah lain datang. Ia tak mau melibatkan Yulka yang dikasihi oleh kakeknya ke dalam masalah yang akan diterjang. Yulia harus menjadi wanita hang tak tauu apa-apa selamanya. Dikeluarkannya dua hutir obat san diteguknya dengan cepat sebelum kemudian Yulia keluar lagi nanti. Apa ia sempat mendengarkan berapa lama efek obat ini mulai bekerja tadi? Sayangnya tidak. Walaupun mengangguk-ngangguk mendengar keterangan orang yang menjual obat ini padanya, semua keterangan orang itu tentang berapa lama obat ini bekerja setelah diminum tidak masuk otak Wyatt. Sudahlah, nanti juga bakal ketahuan!Ia menyimpan sisa obat ke dalam saku celananya. Selalu bersandar menatap langit-langit yang telah dihias oleh Yulia. Dalam beberapa hari Yulia telah mengubah rumah se
Wyatt menyebutnya sebagai naluri laki-laki. Entah itu orang yang mencintai ataupun orang yang dibenci, laki-laki bisa selalu saja birahi hanya dengan melihat tubuh wanita. Jadi ya sama sekali tidak merasa bersalah karena telah tidur dengan Yulia tetapi mencintai Anna. Ia masih bisa merasakan suara desahan hanya di telinganya. Ia bisa mencium bau keringat wanita itu yang manis. Saya juga merasakan keinginanmu yang terpuaskan karena menyetubuhi Yulia.Ia terbangun dan merasa sangat puas. Ia lelah dan ingin tidur sebentar saja. Tetapi dengan segera baik sadar kalau bukan di sini tempatnya.Segera diseret dirinya yang kelelahan menuju tepi ranjang. Ia tak menyalakan lampu supaya tak mengganggu tidur Yulia. Wanita itu meringkuk tertidur di tengah ranjang. Bunyi nafasnya seperti lagu pengantar tidur di telinga Wyatt.Menggunakanpenerangan yang seadanya ia mencari-cari pakaiannya yang dilempar sembarangan tadi. Pertama kali Wyatt menemukan celana dalamnya. Kemudian kemeja dan yang palin
Tidak perlu terlalu memprovokasi. Tidak perlu bermanis mulut. Bahkan ia tidak perlu mengarang cerita. Wyatt hanya perlu menunjukkan kepada Dominic betapa bodohnya dirinya. Betapa pria itu tidak bisa melihat bagaimana Esme, istrinya menyukai Azzar dibandingkan dirinya sendiri.Wyatt tertawa terbahak-bahak begitu mengetahui siasatnya berhasil. Ia memukul-mukul kamu di mobil keras-keras mengekspresikan perasaannya.“Bodoh sekali!” katanya ditengah-tengah tawa. Setelah ia merasakan telapak tangannya ngilu, Wyatt berhenti tertawa. Ia bersandar pada punggung kursi dan memandang lurus ke depan. Seharusnya ia tidak senang dengan hasil yang seperti ini saja. Niatnya adalah untuk menghancurkan Dominic. Jika hanya sekedar untuk membuat pria itu menjadi cemburu maka sejak dulu sudah pasti berhasil dilakukan. Kalau perlu Dominic harus mati juga seperti Anna. Hanya saja mengingat bagaimana keras kepalanya Dominic tidak mungkin itu mudah dilakukan. “Hanya terus saja mengadu domba antara Azza
Gosip tentang putra yang dikandung Esme bukanlah anak dari Dominic menyebar dengan cepat. Walaupun tuduhan-tuduhan itu tidak dialamatkan kepada Esme secara langsung, tetapi itu berkembang dengan spekulasi spekulasi yang jahat di belakang ketiga tokoh utama. Azzar mulai menyadari soal gosip itu saat pada akhirnya harus ke kantor. Orang-orang yang berkerumun dan sedang bercerita tiba-tiba saja berhenti dan melirik-lirik secara sembunyi-sembunyi ke arahnya. Ketika Azzar kemudian memutuskan untuk bergabung dengan orang-orang itu, mereka seketika bubar.“Terjadi sesuatu, terapi saya tidak tahu! Mereka sepertinya sedang membicarakan saya!” Azzar asal mengadu saja pada Dominic. “Membicarakanmu?” tanya Dominic yang sedang menunggu Azzar menyiapkan makanannya di atas meja tamu di tengah ruangan kantor.“Ya, ini aneh! Memang gosip buruk apa yang dikatakan oleh orang-orang itu sampai tidak boleh terdengar oleh saya!” Dominic mengetuk meja kacanya beberapa kali. “Yah, mulut orang-orang me
Wajah Azzar terlihat lumayan buruk saat ia kembali dengan rantang kosong dari kantor suami Esme. Tidak ada senyuman yang muncul di wajah itu bahkan saat mereka berpapasan. Ada apa? Ia jadi bertanya-tanya karena tidak nyaman. Walau gosip tentang dirinya dan Azzar sudah menghilang dengan sepenuhnya setelah pergantian pelayan di rumah. Esme sama sekali tidak mau membuat siapapun menjadi salah paham lagi. Makanya, kalau tidak untuk kegiatan yang bisa dilihat oleh banyak orang, Azzar tidak akan dipanggil.“Di mana Azzar?” Pikiran Esme menjadi kalut karena perasaan tidak nyaman yang datang padanya.Pelayan yang sedang menuangkan teh ke dalam cangkirnya terdiam sebentar dan kemudian memerintahkan salah seorang juniornya untuk mengecek di mana Azzar yang lebih seperti asisten semua orang itu. Tak lama junior yang ditugaskannya kembali dengan langkah kecil cepat dan napas sedikit sesak.“Pak Azzzar ada di paviliunnya! Saat saya berkata kalau Anda mencari, dia bilang sudah mengantarkan makan
“Pak, Ibu membenciku, kan?”Azzar benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Ia tahu kalau Esme menyayangi putranya. Ia juga tahu kalau bagi Esme William adalah dunianya sekarang. Tetapi, ada begitu banyak alasan yang membuatnya tidak menjawab.“Kenapa Pak Azzar diam saja?” tanya William.“Anda harus makan sekarang Tuan! Kalau Anda sehat, kita akan pergi menemui ibu Anda!”***Orang-orang itu hanya menginginkan kekuasaan saja. Setelah Dominic meninggal, Esme didatangi oleh banyak sekali pria yang menyampaikan duka cita padanya. Ia bahkan tidak kenal dengan salah seorang pun dari tamu-tamu tersebut. Ia muak harus bertemu dengan mereka semua.“Mereka sama persis seperti hyena, Wyatt!” kata Esme.“yah, seperti itulah! Bagaimana pun Anda adalah janda kaya yang kesepian sekarang. Jadi mereka datang untuk menghibur dan mendaftarkan diri sebagai kandidat wali untuk Tuan Muda juga!”Dahi Esme berkerut mendengarnya. Dan untuk pertama kalinya setelah kehilangan waktu untuk tersenyum karena kese
“Ayah mana?”Sudah setahun Dominic meninggal karena kecelakaan. Tetapi, setiap kali melihat foto pria tersebut di tengah ruangan William akan bertanya tentang ayahnya. Hingga Esme merasa kalau Dominic masih ada di sini, begitu sehat untuk berkeliaran di sekeliling rumah. Hanya saja tidak terlihat di mata Esme.“Ayah tidak ada di sini!” Suara Esme tercekat saat mengatakannya. Rasanya dada Esme direngut keluar dengan sekuat tenaga. Menyakitkan, tetapi anehnya ia masih saja tetap hidup setelah semua kekerasan yang ditujukan padanya.“Kenapa Ayah tidak ada di sini?” tanya William lagi.Usianya empat tahun lebih sekarang. Sebentar lagi William akan dimasukan ke taman kanak-kanak. Dengan begitu intensitasnya berada di sekitar Esme berkurang. Mungkin dengan begitu William tidak akan terus-terusamn bertanya tentang ayahnya yang bahkan tidak dilihat Esme pemakamannya.“Will ... tolong ke sini sebentar!” Suara Wyatt membuat anak laki-;laki Dominic itu cemberut.Ia menghentakan kaki sebanyak dua
“Mil, ini bisa saja hanya karena cahaya. Kita tidak bisa langsung ke sana dan mendobrak Arul!”Alan mencoba untuk memberi pngertian pada istri dan juga mamanya. Akan tetapi, tampaknya sama sekali tidak berhasil. Kedua wanita ... ralat, ketiga wanita yang ada di sana, sang mama, istrinya dan Delilah tampaknya tidak dengar apa yang baru saja Alan katakan.Alan hanya bisa menghela napas dan kemudian mengelengkan kepalanya lembah. Saat akan minta bantuan pada papanya yang juga ada di ruangan itu dan lebih sibuk dengan Arion, Alan tahu kalau tidak ada yang bisa menghentikan ketiga orang tersebut dengan alasan biasa-biasa saja.Otak Alan berpikir keras untuk bisa menemukannya. “Kalau kita melakukan kesalahan dengan datang ke sana dan menuduh, kemungkinan kita akan dilarang untuk bertemu dengan Nazril!”Keheningan mencekam ruangan seketika. Rencana separatis yang disusun mamanya mengambang di udara, senyap. Lalu para wanita yang penuh semangat tadi duduk dengan manis di kursi sofa masing-mas
“Ah, aku kecewa sekali!” Suami Yulia mengeluh untuk kesekian kali. Ia memegang erat-erat setir mobil dan wajah cemberutnya mampu membuat orang yang menangis tertawa terbahak-bahak.Putri mereka Amanda telah tertidur setelah menganggu ayahnya dengan pertanyaan seperti jalan apakah ini, atau siapa orang yang hidungnya bengkok itu? Selama setengah perjalanan.“Hei ... ini kan hari refreshingku! Kan kamu sendiri yang bilang kalau aku boleh memilih tempat yang ingin kutuju hari ini. Ya, kan?” tanya Yulia sambil mengedip.Suaminya masih saja cemberut. “Ya, aku memang mengatakan yang seperti itu sih! Tapi aku sama sekali tidak yakin kalau mengatakan itu perjalanan ke rumah temanmu. Siapa namanya? Esme? Mantan suamimu juga bekerja di sana, kan?” tanya suami Yulia dengan nada tidak senang.Yulia menjulurkan tangannya untuk menyentuh punggung tangan sang suami yang saat ini di atas setir mobil. Ia menepuknya beberapa kali untuk bisa mendapatkan perhatian.“Aku akan memberitahumu sekali lagi. Ba
Tangan wanita itu merangkul leher suaminya. Lipstik yang mewarnai bibir merah wanita itu sama sekali tidak cantik lagi. Seolah sesuatu telah menghapusnya dengan cepat, membuat wanita itu kewalahan untuk sekedar mempertahankan warna di bibirnya.“Esme?” Pria yang dipeluk oleh wanita itu terkejut, malahan melebih perasaan Esme yang menyaksikan.Mendengar namanya disebut, Esme hanya tertawa kecil. Ia merasa kalau kejadiannya akan lebih seru seandainya ia terlambat datang sedikit lagi. Ia membiarkan William pergi memeluk kaki ayahnya dan berbalik pergi.Begitu tak dapat lagi melihat wajah Dominic, Esme merasakan perih di dadanya tiba-tiba. Ia berhenti berjalan dan menunduk lebih dalam. Kenapa rasanya ia seperti sendirian sekarang ini.“Nyonya, Anda baik-baik saja, kan?”Esme mengangkat kepalanya, terpana selama beberapa saat dan kemudian berdiri dengan tiba-tiba. Ia lekas memeluk pria yang menunduk bertanya itu. Lalu menangis layaknya anak kecil yang dijahati oleh semua orang.Rasanya leb
“Nyonya, Tuan menolak menerima makanan yang Anda kirimkan lagi!” Pelayan yang diutus oleh Esme ke kantor Dominic kembali membawa rantang yang sama sekali tidak disentuh sedikit pun.William yang mendengar suara seseorang mendekat berhenti dan menaruh perhatian pada ibunya beberapa saat sebelum kemudian sibuk dengan permainannya kembali.“Jam berapa Pak Azzar biasanya kembali ke pavilliun?” tanya Esme.“Sekitar jam 7 malam, Nyonya! Apa saya perlu menghubungi beliau untuk menemui Nyonya saat pulang?” tanya si pelayan. Ia lebih gelisah dibandingkan biasanya.“Tidak! Tolong panggilkan Pak Wyatt kemari. Ada yang mau aku katakan padanya!”Si pelayan pergi dengan rantang yang belum disentuh Dominic. Esme hanya memandanginya sampai menghilang dan membelai kepala putranya saat anak itu mendekat dengan langkah lambat.Sudah hampir tiga bulan Dominic tidak berada di rumah. Langkah kaki William yang awalnya ragu-ragu sudah menjadi sangat mantap. Kalau dibiarkan terus maka anaknya keburu pandai be
William menangis tiba-tiba malam tadi. Padahal William adalah anak paling tenang yang diketahui oleh semua orang. Ia tidak menjerit saat jatuh sendiri dan suka bertualang di kebun mawar tempat Esme minum teh.“Mungkin karena Nyonya gelisah, makanya Tuan Muda jadi tidak tenang!” Pengasuh yang didatangkan dari rumah kedua orang tuanya berpendapat seperti itu.Pikiran Esme memang tidak tenang. Sejak sore tadi ia merasa sudah mengatakan sesuatu yang salah. Apalagi Wyatt yang seharusnya belum pulang, tiba-tiba saja minta izin untuk keperluan mendadak.Jika saja ada Yulia di rumah, maka esme pasti akan percaya. Namun, wanita yang mencintai Wyatt itu tidak ada di rumah asistennya itu sekarang. Mereka telah bercerai.“Mungkin kamu benar!” katanya pasrah. “Bagaimana aku menenangkan diri?” tanya Esme bingung.Biasanya ia akan menanyakan hal ini pada Wyatt. Asistennya itu selalu tahu apa-apa yang diinginkan Esme bahkan sebelum bicara. Seolah Wyatt membaca pikirannya yang tidak dipahami sendiri.
“Bagaimana aku bahagia kalau kamu tidak ada di sini?” bisik Wyatt pelan.Wyatt lekas tersadar kalau bukan hanya dirinya saja yang ada di ruangan ini saat ini. Begitu sadar ia langsung memeluk nampan dan tersenyum seolah tidak ada hal yang buruk yang pernah terjadi padanya.“Kamu bilang apa?”Wyatt tetap tersenyum dan tanpa mengatakan apa-apa ia pergi. Begitu ia melewati pintu ruangan tempat Esme duduk dan minum teh, Wyatt berlari sekuat tenaga. Dengan napas yang terengah-engah ia meletakan nampan yang tadi didekap. Para tukang masak yang tengah istirahat memandangnya dengan terheran-heran.“Ada masalah, Wyatt?”Dengan tubuh gemetar, Wyatt menutup mulutnya. Ia penasaran dengan seperti apa tampangnya sekarang. Pasti tidak bisa baik-baik saja.“Wyatt!” Tukang masak yang paling tua menghampiri dirinya. Disentuhnya bahu Wyatt perlahan. “Apa kamu benar baik-baik saja? Kamu tampak terguncang!”Wyatt menelan ludah. Ia tidak akan bisa bertemu dengan Esme saat ini. Ia tidak akan bisa bersikap n
“Bagaimana kamu ada di sini?” tanya Dominic.Hampir seminggu ia tak mengunjungi rumah utama. Ia lebih nyaman berada di rumah yang dibelinya secara rahasia. Dan mengatasi masalah dari sana. Kepalanya terasa damai karena tidak perlu melihat Esme untuk sementara. Walau hatinya masih tetap panas setiap kali pergi ke kantor dan kemudian bertemu dengan Azzar. Rasanya ia ingin mendepak pria itu secepat kilat dari kehidupan, hanya saja belum mendapatkan alasan yang tepat.Lalu sore ini ia melihat seseorang duduk berjongkok di depan rumah pribadinya yang disembunyikan> Rumah yang terlarang untuk dimasuki Esme dan Azzar kini. Ia pikir mungkin itu adalah gelandangan yang tersesat, tetapi menyadari dengan cepat saat membuka jendela mobil kalau yang datang adalah si sekretaris yang dimanfaatkan untuk membuat Esme marah besar seminggu lalu.Dominic tidak turun dari mobil. Hanya jendela kaca mobilnya saja yang sengaja dibuka. Ia menatap si sekretaris dari atas sampai bawah, kelihatannya ia baru saja