Share

15. Kecolongan I

"Zara, kamu sedang apa? Masih lama? Aku mau berangkat, lho." Terdengar suara Mas Haidar di balik pintu kamar mandi yang tertutup rapat.

Di dalam ruangan kecil luas satu meter ini, aku tengah duduk di atas kloset sembari memainkan gawai. Sekadar melihat postingan orang yang berlomba memamerkan kepunyaannya.

"Aku mulas, Mas. Sebentar lagi. Sakit ini juga," sahutku dari dalam, pura-pura mengaduh sekaligus menahan tawa.

Kubiarkan ayah dari anak-anakku itu mengasuh Hanum dan Haura di kamar sendirian. Kalau menangis, itu urusannya. Aku cuma mau memberikan dia pelajaran.

Saat tangis salah satu dari mereka terdengar, aku merasa menjadi ibu yang keterlaluan. Membiarkan mereka bersama seorang lelaki yang tak paham bagaimana caranya mengurus bayi. Namun, bukankah awalnya aku juga begitu? Karena sudah terbiasa dan memberanikan diri, akhirnya bisa.

"Zara, Haura pup," lapor Mas Haidar sedikit berteriak.

Ya ampun! Aku kira menangis karena apa.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status