Home / Romansa / Ayah untuk Noah / 21. Melunaknya hati Rachel

Share

21. Melunaknya hati Rachel

Author: Ruby jane
last update Last Updated: 2023-06-07 10:21:11
“Makasih banyak, Tuan William,” ujar Rachel seraya memberikan kunci mobilnya pada Juna.

Juna terkekeh. Kemudian ia lantas melajukan mobilnya, meninggalkan area Supermarket tersebut.

“Keren kan, aku? Udah kayak Superhero yang tiba- tiba datang buat nolongin kamu,” ujar Juna. Membuat Rachel langsung memutarkan bola matanya malas.

“Iya, deh. Si paling Superhero,” balas Rachel. Membuat Juna kembali tertawa kecil.

“Kenapa nyusul ke sini?” tanya Rachel.

“Pengen belanja juga, tapi nggak jadi,” jawabnya.

“Kenapa nggak jadi?”

“Tadi aku baru sampai. Belum sempat ambil belanjaan, tapi udah lihat kamu ketemu sama Airin. Yaudah, aku ikutin aja drama kamu.”

Rachel terkekeh sambil mengeluarkan air mata. Kemudian ketika Juna menatapnya, ia langsung buru- buru menghapus air matanya.

“Aku nggak tau, rencana apa yang udah dibuat sama Tuhan. Padahal lima tahun belakangan ini, aku sama Noah udah hidup tenang dan bahagia. Tapi akhir- akhir ini, banyak banget pengganggu dari masa lalu yang tiba-
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ayah untuk Noah   22. Membalaskan dendam

    Alan berjalan memasuki sebuah cafe dengan langkah cepat. Pagi ini, ia ada pertemuan dengan seseorang untuk membahas perihal pekerjaan. Karena tadi sempat terjebak macet, jadi ia terlambat selama beberapa menit. “Maaf, saya terlambat,” ujar Alan seraya mendudukkan dirinya di kursi. Seorang wanita yang duduk di depannya itu pun mengangguk seraya tersenyum manis. “Tidak masalah,” balasnya. Tak lama kemudian, ada seorang pelayan cafe yang mengantar minuman ke meja mereka. “Saya tidak tau, apa minuman kesukaan anda. Jadi saya pesankan orange juice,” ujar wanita itu. Sedangkan Alan hanya mengangguk sembari meminum orange juice tersebut. “Mau langsung membahas pekerjaan?” tanya Alan. Wanita itu mengangguk. “Oh iya, saya perkenalkan diri saya dulu ya. Nama saya Airin. Saya teman David, sekaligus pemilik Villa yang waktu itu dibeli oleh David. Kedatangan saya ke sini bukan cuma untuk membahas investasi saham saja, tapi juga ingin membicarakan soal Villa yang saat ini sudah jatuh ke tanga

    Last Updated : 2023-06-08
  • Ayah untuk Noah   23. Sederhana tapi romantis

    Sedari tadi, Airin terus mondar mandir ke sana ke mari sambil berusaha menghubungi seseorang di ponselnya. Wanita itu tampak sangat gelisah, hingga terlihat seperti ingin menangis. “Papa ke mana aja, sih? Dari tadi Airin telepon nggak diangkat- angkat,” omelnya. Ketika panggilannya dengan sang Papa sudah tersambung. “Tadi masih ada tamu.” Wanita itu berdecak kesal. Kemudian ia lantas mendudukkan dirinya di kursi dengan wajah yang masih cemberut. “Airin punya berita gawat nih,” ucapnya kesal. “Apa?” “Ternyata Investor yang Airin temuin itu suaminya Rachel, Pa! Mereka berdua udah nikah. Gimana dong, kalau dia nolak buat bantuin kita? Airin yakin, dia pasti udah kena hasutan si Rachel,” cerocosnya. “Rachel siapa? Rachel adek kamu?” “Iya. Rachel anak lo, Indra! Emang Rachel siapa lagi?” “Kok bisa?” “Ya mana Airin tau! Pakai guna- guna kali. Mana mungkin, cowo ganteng kaya raya mau sama cewe kotor kayak dia.” “Udah, udah. Mending kamu sekarang fokus sama urusan kamu aja.

    Last Updated : 2023-06-10
  • Ayah untuk Noah   24. Kejutan spesial

    Rachel meraba- raba ponselnya yang bergetar sedari tadi. Matanya masih mengantuk, tapi terpaksa harus bangun karena tidak kuat menahan berisiknya ponselnya sendiri.Ia berdecak kesal. Ternyata panggilan telepon dari Juna. Mau mengabaikan, tapi sepertinya penting sekali. Sampai ada lima panggilan tak terjawab dari pria itu.“Kenapa?” tanya Rachel, ketika panggilannya sudah tersambung.“Cepat keluar rumah.” “Males. Masih ngantuk.”“Astaga... baru bangun tidur ternyata.” “Hmm.”“Cepat mandi, kalau gitu. Aku mau ngasih kamu surprise.” “Males. Lain kali aja.”“Emang kamu nggak ingat, sekarang hari apa?” “Hari rabu.”Terdengar suara helaan napas pria itu. Membuat Rachel langsung memutarkan bola matanya malas. Dramatis sekali, pikirnya.“Kenapa? Emang ada yang spesial?” tanya Rachel. Membuat Juna langsung menghembuskan napasnya kasar.“Kamu gak lagi amnesia, kan?” “Apa, sih? Ngomong yang jelas. Nggak usah basa- basi. Aku lagi males ngomong,” kesal Rachel.“Sekarang hari ulang tahun kam

    Last Updated : 2023-06-11
  • Ayah untuk Noah   25. Kado terindah

    Rachel POV Aku melangkah masuk ke dalam rumah Alan dengan membawa kue yang diberikan oleh Juna tadi. Noah tidak mau ikut denganku, karena Juna mengajaknya pergi melihat pertunjukan Motocross sekaligus pergi bermain ke tempat Wall Climbing. Meskipun rasa kesalku pada Juna belum hilang, namun aku tidak mau membatasi hubungannya dengan Noah. Jadi setiap kali ia ingin membawa Noah pergi, aku akan selalu mengizinkannya. Asal dia bisa menjaga Noah dengan baik.Melihat suasana rumah Alan yang sangat sepi, aku pun memilih untuk berjalan ke dapur. Mengambil air minum sekaligus meletakkan kue yang kubawa ini ke dalam kulkas.“Sendirian?”Aku yang sedang meminum air pun hampir tersedak, ketika melihat Alan yang tiba- tiba sudah muncul di belakangku. Bagaimana aku tidak kaget? Pria ini berjalan tanpa mengeluarkan suara apapun. Sudah seperti hantu yang gentayangan saja. “Noah pergi sama Juna,” jawabku. Setelah meneguk air di dalam gelas sampai habis.“Pergi ke mana?”“Lihat Motocross.”“Oh.”Set

    Last Updated : 2023-06-13
  • Ayah untuk Noah   26. Jebakan Airin

    Rachel, Juna, dan juga Alan berjalan tergesa- gesa menuju kamar hotel yang ditempati oleh Airin. Setelah mendapat kiriman pesan dari Airin yang memberi tahu jika Noah sedang bersama dengannya, mereka bertiga langsung bergegas menuju alamat yang dikirimkan oleh wanita itu.Panik? Jangan ditanya. Kalau ada kata yang bisa menggambarkan rasa takut, khawatir, cemas, gelisah, dan bingung menjadi satu itu, itulah yang dirasakan oleh Rachel saat ini.Jika bukan karena ditenangkan oleh Alan, mungkin wanita itu sudah menghabiskan tisu satu pack.Tok tok tok. Juna menggedor pintu kamar tersebut dengan lumayan kencang. Lalu tak lama kemudian, pintu kamar terbuka dan menampilkan Airin yang sedang tersenyum licik.“Wow, ini sangat mengejutkan. Ternyata Ayah kandung keponakanku ikut datang juga,” ujar wanita itu. Membuat Juna semakin marah dengan tangan yang terkepal kuat. “Nggak usah basa- basi, goblok! Cepat balikin anak gue, atau gue habisin lo sekarang juga,” geram Juna. “Uh, santai dong. Gim

    Last Updated : 2023-06-14
  • Ayah untuk Noah   27. Berdamai dengan masa lalu

    Ting tong. Ting tong. Ting tong. Suara bel yang baru saja berbunyi, sukses membuat kedua manusia yang sedang melakukan pekerjaan rumah itu pun merasa terganggu.“Chel, tolong bukain! Baju saya basah,” teriak Alan dari dalam kamar mandi.“Iya!” seru Rachel.Rachel pun lantas mematikan kompornya, dan buru- buru berjalan menuju pintu depan dengan penampilan yang masih acak- acakan. Rambut dicepol, kaos oversize, serta celana pendek di atas lutut.Semalam, ia memang menginap di sini dengan Noah. Dan sejak bangun tidur tadi, ia dan Alan sudah sibuk mengerjakan pekerjaan rumah. Rachel memasak, dan Alan membersihkan kamar mandi. Sedangkan Tuan kecilnya masih tertidur nyenyak di atas kasur.Ting tong. Ting tong. Bel itu pun kembali berbunyi. Hingga membuat Rachel semakin tergopoh- gopoh. Entah dari mana tamu ini berasal. Yang jelas, sepertinya tamu ini hanya memiliki kesabaran setipis tisu.“Sebentar!” teriak Rachel.Dengan terburu- buru, Rachel pun lantas memutar kunci yang masih terga

    Last Updated : 2023-06-16
  • Ayah untuk Noah   28. Saling memaafkan

    “Pak Indra, Bu Cindy. Mohon maaf sekali, saya tidak bisa menuruti keinginan Ibu dan Bapak. Karena besok siang, saya harus pergi ke Korea untuk urusan pekerjaan. Sekian dari saya. Kalau tidak ada yang mau dibicarakan lagi, silahkan pulang. Pintu rumah sudah terbuka lebar.”Nada bicaranya memang santai. Namun melihat ekspresinya yang sedikit songong, siapapun pasti akan kesal melihat pengusiran yang baru saja dilakukan oleh Rachel. Apalagi wanita itu tidak mau memanggil orang tuanya dengan sebuat Mama dan Papa.Terlihat wanita paruh baya itu sedang menghembuskan napasnya kasar. Sedangkan suaminya langsung memasang wajah yang begitu dongkol. Apalagi saat Rachel menatapnya sambil tersenyum sekilas, pria paruh baya itu langsung berdecak kesal.“Mau saya antar ke depan?” tawar Alan.“Ah, begini saja. Bagaimana kalau kamu pulang ke Bali setelah urusan pekerjaan kamu selesai?” tanya wanita itu. Yang masih berusaha untuk membujuk Rachel.Rachel memaksakan senyumnya sebentar. Kemudian ia lantas

    Last Updated : 2023-06-17
  • Ayah untuk Noah   29. Sweet night in Seoul

    Setelah menempuh perjalanan udara selama kurang lebih lima belas jam, akhirnya Rachel dan Alan sampai di Bandar Udara Internasional Incheon, Seoul. Sambil menunggu jemputan dari teman Alan, mereka berdua memutuskan untuk mampir ke Food Guide terlebih dahulu. Karena Rachel ingin memakan hidangan khas Negeri Gingseng tersebut.“Ini apa, namanya?” tanya Alan, seraya mengaduk makanan tersebut dengan sumpitnya.“Itu Jjampong. Pedas, kamu nggak suka. Makan ini aja nih, Jajangmyeon.” Rachel mengambil mangkok yang berisi Jjampong tersebut, lalu menggantinya dengan mangkok yang berisi Jajangmyeon.Alan hanya menurut saja. Ia tidak terlalu mengetahui makanan khas Korea Selatan, jadi ia memakan apa yang disediakan oleh Rachel saja.“Nih, cobain. Kimbap asli korea.”Alan membuka mulutnya dengan sedikit lebar. Menerima suapan makanan tersebut dari Rachel.“Enak, kan?” tanya Rachel.“Masih enakan buatan kamu,” celetuk Alan. Membuat Rachel langsung tertawa kecil.“Bohong banget,” balas Rachel.Di sa

    Last Updated : 2023-06-18

Latest chapter

  • Ayah untuk Noah   58. Akhir dari sebuah cerita

    Sudah ada lima polisi yang melakukan pemeriksaan di taman belakang rumah Santi. Menurut Polisi, terjadinya ledakan tersebut dikarenakan ada sebuah bom kecil yang dilempar ke taman tersebut. Dan setelah di cek di CCTV, ternyata benar. Ada sebuah benda bulat kecil yang dilempar dari arah luar. Akan tetapi, orang yang melempar tersebut tidak terlihat di kamera CCTV. Jadi mereka semua belum tahu, siapa pelaku pelemparan bom tersebut.“Tante, masuk dulu yuk. Ada yang mau aku omongin. Itu biar diatur sama Pak Polisi.” Alan mengajak Cindy untuk masuk ke dalam rumah, diikuti oleh Rachel dan Santi yang ikut berjalan di belakang mereka.Mereka duduk di ruang keluarga. Rachel berdampingan dengan Alan, dan Cindy berdampingan dengan Santi. Sementara itu, Noah asik bermain sendiri.Sebelum berbicara, Alan menghela napasnya terlebih dahulu. “Dalang dari pelaku yang memukul Rachel udah tertangkap,” ucapnya.“SIAPA?” tanya mereka berbarengan.Alan kembali menghela napasnya lagi. Melihat wajah Santi, i

  • Ayah untuk Noah   57. Dalang sesungguhnya

    Alan mengepalkan tangannya kuat dengan wajah yang memerah menahan amarah. Kemudian tanpa basa- basi, ia langsung keluar dari ruangan tersebut dan berjalan menuju tempat di mana mobil sewanya terparkir.Alan mengendarai mobilnya seperti orang kesurupan. Ia sudah tidak peduli lagi, jika dirinya akan ditangkap oleh Polisi ataupun dimarahi orang lain. Lagi pula jalanan juga sedang sepi, hanya ada beberapa kendaraan saja yang lewat.“Vid, lo ke Bali ya, sekarang. Gue pesenin tiket.” Alan berbicara dengan temannya lewat telepon sambil terus menyetir.“Ngapain?” tanya orang itu, yang tak lain adalah David. “Ada urusan penting. Gue butuh bantuan lo.”“Ck. Gue males. Lagi nggak mood ke mana- mana.” “Gue kasih uang saku sejuta.”“Kurang.” “Dua juta.”“Tambahin dikit.” Alan berdecak kesal. “Sialan lo! Lama- lama jadi ngelunjak.”“Yaudah, kalau nggak mau nambahin ya gue ogah ke sana.” “Dua juta setengah.”“Nanggung amat. Tiga juta kek.”Alan mendesis kesal. Karena malas bernegoisasi lama-

  • Ayah untuk Noah   56. Sang Pahlawan

    Rachel merintih kesakitan sambil memegangi punggungnya. Ia bahkan sampai tidak sanggup berdiri karena saking sakitnya. Ia tidak tahu, siapa orang jahat yang baru saja memukulnya, karena wajah kedua orang itu ditutupi oleh topeng berwarna hitam.“To- long ...” rintih Rachel dengan suara yang terputus- putus. Berharap ada orang yang melihatnya lalu menolongnya.Ia menoleh ke belakang dan melihat kedua orang itu mulai mengangkat tongkat yang dipegangnya lagi. Seolah bersiap untuk kembali menghajar Rachel. Melihat itu, Rachel sontak mengeluarkan semua energinya untuk berteriak.“AAAAA!” teriaknya kencang dengan mata yang terpejam erat.Bersamaan dengan itu, terdengar suara gebukan berkali- kali yang begitu kencang. Namun anehnya, ia tak merasakan sakit sama sekali. Karena penasaran, Rachel pun akhirnya membuka matanya dengan perlahan. Tongkat tersebut tidak mendarat di tubuhnya, melainkan tergeletak di bawah bersama sang pemiliknya. Entah apa yang sudah terjadi, sampai kedua penjahat itu

  • Ayah untuk Noah   55. Gangguan orang jahat

    Aku tentu saja terkejut mendengar perkataan Nena. Ah tidak, bukan aku saja. Semua orang yang berada di dalam ruangan ini juga terkejut mendengarnya. Bahkan Airin saat ini sudah menatapku dengan tatapan yang sangat tajam.“Maksud Nena?” tanyaku. Aku ingin memastikan, apakah ia salah berbicara atau tidak.“Nena nggak mau harta benda Nena jatuh ke tangan orang yang salah. Cukup mereka bertiga aja yang membuat Nena hampir jatuh miskin,” ucapnya sambil melirik Mama, Papa dan juga Airin yang sedang menundukkan kepala.“Tapi─” Aku ingin memprotes, tapi Nena langsung memotong ucapanku.“Cuma kamu, satu- satunya orang yang Nena percaya. Nena tau, kamu bukan orang yang gila harta. Maka dari itu, Nena percayakan semuanya ke kamu. Tolong dijaga dengan baik, karena itu hasil dari kerja keras Kakek kamu dulu.”Aku menundukkan kepala. Diberi tanggung jawab sebesar ini tentu saja membuatku merasa sangat terbebani. Apalagi masih ada pewaris yang lebih layak mendapatkannya, yaitu Mama. Kalau Om Radit s

  • Ayah untuk Noah   54. Keputusan Nena

    Tatapan tajam dan penuh kebencian saling dilempar oleh Airin dan Rachel layaknya singa yang bertemu dengan harimau. Raut wajah Rachel menyiratkan sebuah emosi yang begitu besar, begitu juga dengan Airin, wanita itu juga tampak sangat kesal dengan wanita di depannya yang berstatus sebagai adiknya ini.Sementara itu, sang Mama hanya menatap mereka pilu. Menyaksikan pertengkaran yang akan terjadi antara dua bersaudara yang lahir dalam rahim yang sama. Sedih? Tentu saja. Ia merasa gagal menjadi orang tua karena tidak bisa mendidik anak- anaknya dengan baik. Seharusnya mereka berdua bisa tumbuh menjadi saudara yang saling menyayangi satu sama lain. Namun apa daya, mereka berdua sudah terlanjur saling membenci satu sama lain.“Gue rasa, lo nggak perlu ikut campur urusan gue sama Mama,” ujar Airin.“Gue rasa, gue juga punya hak buat ikut campur urusan ini,” balas Rachel. Kemudian Rachel berdiri, menghadap Airin dengan tangan yang dilipat di depan dada, tak lupa dengan senyuman miring yang me

  • Ayah untuk Noah   53. Khawatir

    “Halo ...”Panggilan sudah tersambung, tapi Rachel hanya mendengar suara kebisingan. Ya, setelah membaca pesan yang dikirim oleh Alan, wanita itu langsung bergegas menghubunginya.Khawatir? Tentu saja. Siapa yang tidak khawatir ketika mendapat kabar seperti itu dari orang yang kita sayang. Rasanya Rachel ingin terbang ke Singapore sekarang juga.“Halo ...” Panggil Rachel sekali lagi. Namun belum ada sahutan dari Alan.“Alan, are you okay?” Nada bicara Rachel terdengar mulai panik, lantaran pria itu tak kunjung membalas ucapannya. Ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada pria itu.Hingga satu menit kemudian, panggilan masih tersambung tapi yang Rachel dengar hanyalah suara bising. Ia tidak mau mematikan sambungan teleponnya, ia akan menunggu sampai suara pria itu terdengar di telinganya.Beberapa menit kemudian ....“Chel?” Rachel yang sedang melamun refleks langsung menegakkan tubuhnya ketika mendengar suara Alan yang memanggil namanya.“Kamu di mana? Gimana keadaan kamu sekarang? K

  • Ayah untuk Noah   52. Dua hambatan

    Singapore09.30Sedari tadi, Alan terus mondar- mandir gelisah. Ia benar- benar bingung saat ini. Ingin pulang sekarang juga, tapi tidak ada yang menemani Anggi di sini. Sedangkan ia juga sudah berusaha menelepon Rachel sampai berkali- kali, tapi selalu ditolak. Bahkan nomornya sekarang sudah diblokir oleh wanita itu.“Anggi ... Abang ada urusan mendadak di rumah. Nggak papa, Abang pulang sekarang? Besok sore Ayah kamu udah sampai sini, kok.” Alan berkata dengan sangat lembut pada gadis itu. Berharap gadis itu mengizinkannya untuk pulang saat ini juga.Namun responnya sesuai dengan dugaan. Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan wajah yang cemberut. “Kalau Abang pulang sekarang, nanti Anggi di sini sama siapa?” tanyanya.“Nanti ada Suster yang nemenin kamu.”“Nggak mau. Suster nggak bisa jaga Anggi 24 jam. Nanti kalau tiba- tiba Anggi kenapa- napa, gimana?”Alan menghela napasnya kasar. Posisinya benar- benar sulit saat ini. Ada masalah yang harus ia selesaikan sekarang, tapi di sisi

  • Ayah untuk Noah   51. Kebohongan yang terungkap

    Tepukan tangan Rachel di pundak wanita yang bernama Anna itu pun berhasil membuat wanita itu langsung tersentak kaget. Apalagi saat wanita itu melihat wajah Rachel, terlihat semakin bertambah keterkejutannya.“Loh, Rachel? Kok bisa ada di sini?” tanyanya.Rachel tersenyum sendu. Mungkin inilah yang dinamakan ‘Sudah jatuh, tertimpa tangga pula’. Setelah mendapat pesan yang kurang mengenakkan dari Alan, Rachel juga mendapat kejutan kebohongan yang dilakukan oleh pria itu kepadanya. Jika mamanya saat ini sedang berdiri di depannya dalam keadaan sehat walafiat, lalu ke mana perginya pria itu? Kenapa harus berbohong dengan alasan mengantar mamanya berobat ke Luar negeri? Tidakkah pria itu tahu, jika hal yang paling dibenci oleh Rachel adalah ketika dibohongi? Sungguh, Rachel benar- benar bingung dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Kenapa Alan berbohong? Kenapa mamanya Alan kaget melihat keberadaannya? Apakah mereka berdua bersekongkol? Itulah pertanyaan yang sedang berkecamuk di kepal

  • Ayah untuk Noah   50. Putus?

    Rachel POV Hari ini sebenarnya ada acara study tour di Sekolah Noah. Aku sebagai ibunya seharusnya turut hadir untuk menemani anakku. Akan tetapi, Ibu tiba- tiba memintaku untuk mengantarnya pergi ke rumah saudaranya yang di Bekasi. Jadi mau tidak mau, Junalah yang aku suruh untuk menemani Noah. Untungnya Noah juga tidak protes. Dia malah senang jika ditemani ayahnya, karena bisa pamer ke teman- temannya jika ayahnya adalah seorang Pilot. Sebangga itu, anakku pada ayahnya. Padahal dulunya sempat tidak diakui dan sempat ingin dilenyapkan juga. Hahaha ya sudahlah, lupakan saja.“Pakai tas dino aja ya,” ucapku seraya berjalan menghampiri Noah yang sedang dipakaikan baju oleh Juna. Dengan membawa tas kecil yang bergambar Dinosaurus.“Nggak mau. Pakai tas Marvel aja,” balas Noah.“Tas Marvel udah rusak resletingnya, Sayang. Ini aja, ya. Nanti Bunda beliin yang baru lagi,” bujukku.“Yah ... yaudah, deh. Nggak papa.”“Minta uang saku berapa?” tanyaku.“Nggak usah, deh. Uang Ayah Juna udah b

DMCA.com Protection Status