Share

Bab 92

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Waktu terus mengalir, William terlalu banyak membuang waktu jadi kini segera dirinya membawa Nitara untuk memilih gaun. “Sayang, kamu sudah yakin kan akan menikah denganku?” Sekali lagi William memastikan. Nitara tersenyum sangat manis dan wajahnya tampak sangat indah.

“Aku yakin karena kamu sudah membuktikan sebesar apa keseriusan kamu padaku.” Keduanya saling bertukar senyuman bahagia karena memang sudah tidak memiliki masalah apapun lagi, tetapi segera raut wajah William redup karena mungkin dirinya akan kehilangan Amelia dan Kenzo.

Pada sore hari Amelia mengunjungi kediaman Bagaswara tanpa disambut oleh tuan rumah karena memang tidak terdapat siapapun di sana selain para pekerja. Satpam meloloskan wanita ini begitu saja setelah mendapatkan perintah dari William, pun pengasuh Kenzo segera menemuinya. “Nona, tuan William memerintahkan saya membawa Kenzo ke hotel yang sudah dipesankan.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rafael Rafif Rabbani
jgn2 mamanya tau klo penabrak Elard itu Nitara
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 93

    “Ma ....” Kedua mata William membelalak, “Ma, apa Mama sudah bisa berjalan?” Rangkulannya sangat melindungi karena mungkin saja Miranda akan kehilangan keseimbangan kapan saja.Miranda tersenyum, kemudian berkata dengan suara seperti biasanya, butuh translate, kemampuan itu hanya dimiliki oleh keluarga serta pengurus Miranda. “Mama ingin menyaksikan pernikahanmu, Mama ingin terlibat dalam acara.” Itu kalimat Miranda setelah diartikan oleh William.Mendengarnya membuat William lesu, alih-alih bersemangat. “Mama tidak perlu memaksakan diri ....”“Mama bisa melakukannya, tenang saja.” Langkahnya sangat lemah, hingga William tidak berhenti memapah ibunya. Saat ini pengurus Miranda baru saja tiba.“Astaga Nyonya, kapan Anda bisa meninggalkan kamar?” Dirinya terpukau atas kemajuan Miranda, tetapi rasa kaget tidak dapat ditutupi.

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 94

    Beberapa jam berlalu, kini keluarga Adhinatha sudah tiba di resepsi pernikahan William dan Nitara. Sosok Miranda baru saja dilihat oleh semua orang hingga wanita itu menjadi bahan perhatian. Dirinya sangat cantik, ditambah balutan make up mewah hingga membuatnya tampak seperti orang sehat walau tidak pernah meninggalkan duduknya.Ahinatha dan Sopia sama tercengangnya karena ini adalah pertama mereka melihat istri dari orang paling hebat dalam berbinis. “Senang bertemu dengan Nyonya, ini pertama kalinya untuk saya.” Sopia meraih lengan halus Miranda. Kulit wanita itu tampak putih pucat karena memang jarang sekali terkena sinar matahari.Namun, kalimat ramah Sopia hanya dibalas senyuman lembut tanpa berkata-kata karena Miranda tahu tidak akan ada seorang pun yang mengerti kalimat yang terlontar dari mulutnya selain keluarga dan perawatnya. Di detik ini Sopia masih menunggu jawaban hangat wanita ini, tetapi sejurus kemudian merasa d

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 95

    Amelia mengerjap. “Papa mengenal Tio?”“Iya, Papa pernah bertemu di pertambangan, yang berada sebelum bukit.”“Hah. Mau apa Papa di sana?”“Hanya melihat-lihat. Papa dengar dari tuan Wijaya jika kamu adalah mantan pacar pria itu. Apa benar?” Tatapan Adhinatha mulai menyipit sangat sengit.Namun, sebelum Amelia menghabiskan keterkejutannya, Sopia menyela, “Jadi itu mantan pacar kamu yang membawa kamu celaka? Bagaimanapun juga silsilah dan prestasi pria itu, Mama tidak akan menyetujui hubungan kalian!”“Mama ..., sabar dong ....” Amelia mendapatkan serangan sekaligus padahal biasanya sang ayah akan menunda serangan dengan membiarkan istrinya yang memulai.Adhinatha meneruskan, “Sebenarnya pria itu tidak buruk. Dia juga memiliki bar atas namanya lalu membantu usaha pertambangan tuan Wi

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 96

    Beberapa hari berlalu sejak hari pernikahan, William dipeluk kebahagiaan dan seakan ini adalah syurga yang dinantikannya selama ini. Nitara masih perawan, setiap malam pria ini menikmati tubuh istrinya dengan penuh nafsu, tetapi sikapnya sangat lembut hingga bukan hanya dirinya yang mendapatkan kepuasan, begitupun Nitara. Namun, semua kebahagiaan yang didapatkannya kini membuatnya lupa kepada Kenzo, seorang balita yang hingga sebelum hari pernikahan dianggap darah dagingnya sendiri.Kenzo masih tinggal di hotel bersama pengasuhnya, Bagaswara menanggung keperluan mereka, dirinya juga yang selau menyempatkan menemui Kenzo karena William sudah memiliki dunianya sendiri hingga Kenzo diabaikan begitu saja. Pria ini tidak keberatan sama sekali, justru fokusnya William pada kehidupan barunya sangat disyukuri.Setelah pernikahan, Amelia juga tidak pernah mengunjungi Kenzo. Dirinya demam hingga mendapatkan perawatan. Amanda adalah utusan Sopia yang ditugaskan menjaga Amelia selama dirinya berj

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 97

    Benar saja, Nitara membahasnya setelah mereka kembali ke kediamannya di malam hari. “Sekarang Amei sudah tahu kalau William dan Erland adalah orang berbeda. Apa kalian sudah membicarakannya?” Tatapannya berbeda hingga membuat William cemas.“Sayang, jangan bahas itu ya. Lagipula kami belum bertemu lagi apalagi bicara.”“Kamu harus membicarakannya!” tegas Nitara, “kamu harus mengatakan yang sebenarnya tentang kejadian dua tahun lalu saat kamu bilang kamu adalah Erland.”“Sayang ..., apa pentingnya ....” William segera melumat bibir merah Nitara untuk menghentikan pembahasan sensitif ini, dirinya tidak ingin kehidupan rumah tangga mereka dibayangi oleh dua nama. Amelia dan Erland. Saat ini Nitara masih ingin bicara, mengupas semua, tetapi mana mungkin dirinya menolak ciuman suaminya.William selalu penuh nafsu, dirinya selalu mengusai tubuh Nitara dengan mudah. Bahkan kali ini si wanita hingga tidak dapat menyadari jika posisi mereka telah berubah, dari hanya duduk santai menjadi posisi

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 98

    Amanda mulai curiga jika Sopia sudah merasakan perbedaan hubungan Amelia dan William yang melebihi kolega. “Amei hanya mengatakan kalau William memang sering menemuinya untuk urusan bisnis.”“Tidak mungkin hanya itu.” Kedua ujung mata Sopia semakin memicing saja bahkan mengiris.“Hanya itu, Nyonya.” Amanda sedikit menunduk, sikap santun tidak pernah lepas, sedangkan Sopia masih menatapanya sangat tajam.“Bagaimana dengan Kenzo?”Amanda tersentak, dirinya semakin yakin jika Sopia sedang menyelidik, pertanyaannya bukan hanya ingin mengetahui pergaulan Amelia. “Amei bilang Kenzo berada di panti asuhan.”“Panti asuhan mana?” Atmosfer yang diciptakan Sopia semakin mencekam.“Saya tidak tahu, Nyonya. Amei bilang hanya dia yang harus mengetahu keberadaan Kenzo.”“Tidak mungkin Amei tidak mengatakannya!” Sopia semakin berani saja saat menyalakan tatapannya di hadapan Amanda hingga membuat asisten pribadinya tidak merasa nyaman sama sekali.“Memang hanya itu yang dikatakan Amei.” Bola matanya

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 99

    “Mei, kamu mau pergi kemana. Hm ....” Lembut Sopia seiring belaiannya.Amelia menoleh, suaranya terdengar sangat santai. “Amei mau ke puncak, mau merasakan embusan udara segar.” Maka, Sopia segera mengabulkan keinginan putrinya bahkan keduanya menginap selama beberapa hari karena Amelia yang menginginkannya. Sopia harus meninggalkan Adhinatha dan rumah besarnya demi menemani sang putri, ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan lebih dekat.Selama empat hari berturut-turut Amelia menghabiskan waktunya di villa, menjalani hari-hari yang tenang, bahkan setiap kali embusan udara perbukitan menyapanya itu seperti obat yang membawa semua kegelisahannya. Secangkir teh sudah ditangan, kedua mata berbinarnya mengarah pada jendela, menatap indahnya pemandangan hijau di pagi hari.Derap langkah halus Sopia menghampir. “Mei ..., kamu belum mandi loh ..., bukannya hari ini kita akan pulang?” Belaian lembutnya menyapu rambut panjang Amelia.Senyuman kecil yang tenang diulas. “Iya Ma, Amei akan

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 100

    “Mei, apa kamu yakin akan menggantikan Erland? Erland adalah ayah biologisnya Kenzo, aku rasa tidak akan ada yang menyayangi Kenzo sebanyak Erland.”“Apa yang bisa aku harapkan dari orang tidak berdaya?”“Mei ..., tunggulah sebentar lagi. Aku yakin Erland akan segera sadar.”“Kamu tidak bisa memberikan jaminan padaku, kenapa aku harus mendengarkan ucapanmu.” Bukan Amelia tidak berniat memersatukan Kenzo bersama ayahnya, tetapi sampai kapan Kenzo harus disembunyikan? Kasihan sekali.“Mei, Erland sering menunjukan reaksi. Aku rasa itu sudah cukup menjadi jaminan.”Amelia menggeleng. “Tidak. Itu bukan jaminan sama sekali.” Tanpa pamit, Amelia berdiri dari duduknya, “pembicaraan kita sudah selesai.”“Mei.” William segera mencegah kepergian Amelia, “mari temui Erland. Kamu harus melihatnya secara langsung.” Sekejap, kalimat pria ini membuat Amelia terpaku.“Lalu bagaimana dengan Nitara?”“Kenapa harus membicarakan Nitara. Aku sedang mengajakmu menemui Erland.”Amelia masih bergeming, tetap

Bab terbaru

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 294

    “Eu ... lumayan. Tidak salah kan, Zeel berdekatan sama tantenya.” Saat ini jantung Amelia mulai tidak tenang karena mungkin dirinya salah telah membicarakan hal ini dengan Erland. “Tidak, tidak salah sama sekali. Yang salah adalah jika terlalu dekat. Jangan sampai Zeel menganggap Tara sebagai ibunya. Kamu tahu sendiri seorang bayi akan mengenali aroma ibunya, jika Tara terlalu dekat dan sering berdekatan dengan Zeel bukankah ada kemungkinan Zeel akan nyaman dengan tubuh Tara dan salah mengenali aroma tubuh tantenya sebagai aroma tubuh ibunya.” Tatapan Erland sangat serius kala membahas hal yang tidak disukainya. “I-ya. Tapi itu tidak akan terjadi.” Senyuman hambar Amelia yang mulai gagap hingga Erland mampu membaca hal tidak beres, tetapi dia tidak akan menginterograsi Amelia karena tidak seharusnya seorang istri yang telah melahirkan anak-anaknya mendapatkan pertanyaan memojokan. Justru Erland memberikan kecupan hangat di dahi Amelia. “Beristirahatlah ..., tapi aku tinggal sebenta

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 293

    Amanda kembali pada Amelia, tetapi tidak mengatakan apapun walaupun mungkin keputusannya kurang tepat. “Kak?” sapa Amelia yang melihat kebingungan di wajah Amanda, “ada apa? Kakak lagi bingung ya, kenapa? Eh, tapi bukan Amei mau ikut campur ya Kak. Hihi ... tapi Kakak bisa berbagi apapun kok sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda mendesah. “Iya, ada hal yang membuat Kakak bingung. Apa itu terlihat sangat jelas?” Bukan hanya raut wajahnya saja yang mengatakan isi hatinya, tetapi juga tatapan matanya.Amelia terkekeh sebelum berkata, “Iya Kak, terlihat sangat jelas. Apalagi kita sudah sangat dekat, jadi sepertinya Amei bisa melihat hal sekecil apapun dari Kakak. Hihi ....” Kekeh kecilnya ditambahkan, kemudian memandangi Amanda penuh peduli, “Apa itu, Kak? Cerita saja sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda kembali mendesah. “Itu ... tentang hal besar Mei. Kakak masih memikirkannya karena Kakak tidak yakin apa prasangka Kakak benar. Tapi ... Kakak rasa memang benar.”“Ikuti saja kata hati Kakak,

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 292

    Saat ini Nitara sedang menyaksikan Amelia saat bersama dengan Grizelle. Miranda sudah turun lebih dulu, tetapi wanita ini ingin menyaksikan malaikat kecil dari atas sini karena wajahnya begitu manis dan cantik dengan sentuhan kehangatan. Dia menilai jika bayi perempuan itu akan tumbuh menjadi manusia yang sangat ramah. “Sayang ...,” panggilan Miranda saat beberapa anak tangga sudah dipijaknya seiring menggendong Galaxy. “Eu-iya Ma.” Nitara segera bergegas menuju punggung Miranda. Tangga rumah ini cukup luas, bisa langsung dipijak tiga sampai empat orang sekaligus, hanya saja Nitara tetap ingin berada di belakang mertuanya dibandingkan di sisinya supaya tetap dapat menyaksikan wajah Grizelle. ‘Andai kamu menjadi anakku. Bagaimanapun caranya, jadilah anakku.’Kini, Nitara dan Miranda sudah bergabung dengan Amelia dan Sopia yang asik mengasuh Grizelle. Saat Galaxy tiba, tentunya semua orang merasa lebih bahagia. Saat ini Sopia menyisipkan kata pamitannya pada sang besan. “Saya akan pu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 291

    Saat ini hati Cristy bergetar, entah mengapa?“Astaga ... sepertinya karena aku sering bertemu Tio jadi sekalinya tidak bertemu akhirnya seperti ini. Aku memikirkannya. Ck!” Cristy tidak menyukai perasaan seperti ini, tetapi terpaksa harus menjalaninya karena sudah menjadi ketentuan alam. Wanita ini sedang merias bunga kertas di rumahnya untuk nantinya sekalian dijajakan di butik. “Tio bisa melibatkanku dalam acara amalnya, tapi aku tidak mau bukan tidak bisa melibatkan Tio dalam kegiatanku, biarkan saja dia beristirahat di masa pemulihannya.” Udara panjang dibuang.Namun, karena isi kepalanya sering mengarah pada Tio akhirnya Cristy mencoba menghubungi saat menuju butiknya. “Hi, apa kabar hari ini?” kekeh kecilnya.Di luar dugaan Cristy, karena Tio terkekeh ceria, “Aku suka mendapatkan panggilan darimu. Jadi sudah dapat disimpulkan jika aku baik-baik saja.”“Ayolah ... yang serius, jangan menggoda. Bukan waktunya!” Cristy tidak luluh karena saat ini dia sedang ingin mendengar kabar p

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 290

    Bibi tidak meninggalkan kamar Amelia karena Kenzo asik bermain mobilannya di sana. Maka, saat Amelia menyelesaikan mandinya wanita ini kembali bertemu dengan anak sulungnya. “Kenzo lagi apa ... Mama jemput Zeel ya sebentar biar kalian main berdua,” kekeh bahagianya karena kehidupannya penuh warna dan cerita. Amelia segera menuju anak keduanya setelah wanita ini membersihkan diri, tetapi dia belum memompa asi, lagipula Grizelle barusaja menyusu pada Nitara, asinya juga belum terkumpul banyak, terlalu tanggung jika harus dipompa sekarang. Di ambang pintu, dia kembali menyaksikan jika Nitara bersenandung untuk putrinya walaupun Grizelle terlelap sangat nyenyak. Senyuman melengkung. “Sesayang itu Tara sama Zeel ....” Amelia merasa sosok Nitara tidak akan ditemuinya pada diri orang lain. Saat ini Galaxy menangis, maka Nitara segera menyuruh babysitter menggendong putranya sekalian menghangatkan susu. Saat ini Amelia sedikit keheranan karena seharusnya Galaxy bisa menyusu langsung pada ib

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 289

    Bibi menghampiri Amelia yang sedang bersiap-siap mandi sekalian memompa asi. “Non, sedang sibuk?” tanya santai wanita ini seiring menuntun Kenzo masuk ke dalam kamar Amelia.“Tidak Bi, ada apa, Kenzo rewel mau sama Amei?” tebak Amelia karena bibi tiba bersama putranya walaupun itu tidak aneh, Kenzo adalah tanggung jawab bibi selama dirinya dan keluarganya tidak dapat memerhatikan malaikat kecil satu ini. “Tidak Non. Bibi hanya mau bicara sebentar, apa Non Amei ada waktu?” Sedekat apapun wanita ini dengan nyonya muda Amelia, dia tetap harus mengingat posisinya, dan walaupun dirinya mendapatkan kepercayaan penuh menjaga Kenzo. Maka, sikapnya tidak pernah berlebihan, selalu di dalam batas. “Silakan, Bi ....” Amelia tidak akan pernah menolak kehadiran wanita itu. Maka, kini keduanya duduk bersebelahan di atas sofa yang sama, sedangkan Kenzo anteng bermain di karpet empuk di dekat kaki ibunya. Tidak lupa, wanita ini menjamu bibi. Jadi, keduanya meminum teh bersama. “Apa yang akan bibi bi

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 288

    William dan Erland tiba bersamaan ke kediaman Bagaswara. Keduanya membawa makanan buah tangan dari restoran milik Tio hingga Amelia dan Nitara antuasias menyambut karena sudah cukup lama keduanya tidak merasakan cita rasa menu dari restoran berbintang itu. “Aku rasa Tio sukses mengguncang dunia kuliner,” kekeh Erland saat berkelakar. Amelia segera menyahut saat menyuap, “Memangnya kenapa, apa restoran Tio menjadi sangat viral?” Kekeh ditambahkan. “Aku rasa hanya Tio yang mengadakan acara amal di restoran. Itu sangat bagus, gerakan yang dilakukannya sangat bermanfaat untuk banyak orang. Apalagi untuk orang-orang jalanan karena Tio tidak pandang bulu saat memberi,” penjelasan terperinci diberikan Erland bersama pujiannya. “Ya, itu bagus sekali.” Pun, Amelia melanjutkan kalimat pujian suaminya, tetapi saat ini terdapat tatapan tidak suka Sopia.‘Kamu ini Mei. Memuji mantan pacar di hadapan suami!’ Ingin sekali segera menyampaikan kalimat itu, tetapi suasana makan tidak boleh dirusak

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 287

    Sopia barusaja kembali pada sore hari karena kegiatannya hari ini bukan hanya bertemu dengan ibunya Tio saja. Wanita ini menceritakan aksi sosial pemuda itu pada Amelia, tetapi bukan berarti mengagumi, dirinya hanya merasa heran karena Tio membagikan makanan gratis sebanyak itu. Maka, Amelia menyahut sesuai dengan pandangannya. “Bagus kan, Ma. Lagian tidak aneh kok Tio berbagi. Dari dulu Tio memang begitu. Cuma yang Amei tahu tidak sebanyak dan sebesar itu sikap sosialnya.” “Sayang sih kalau menurut Mama. Terlalu mubajir.”“Ya ampun Ma ... tidak ada kebaikan yang mubajir.” Bukan mencerami ibunya, Amelia hanya sedang mengingatkan.Namun, pembahasan Sopia beralih. “Mama jadi khawatir pada pemuda itu. Bukan Mama menyumpahi, hanya saja apakah usianya masih panjang?” ceplosnya bersama keraguan karena kalimatnya cukup kasar.“Ish, Mama. Jangan bilang begitu dong!” Tentu saja Amelia langsung memerotes.“Tiba-tiba saja Mama kepikiran kesana saat mamanya Tio bercerita.” Sopia sudah bisa mene

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 286

    Acara amal yang diselenggarakan Tio berlangsung sangat lancar, banyak sekali peminat, tetapi semuanya berbaris dengan rapih bahkan tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan meja, maka pihak restoran mengemas makanannya dengan sangat rapih.Cukup lama Sopia berada di sana karena ibunya Tio mengajaknya berbicara ini dan itu termasuk menanyakan Amelia, “Bagaimana kabar Amei sekarang dan anak keduanya?”“Baik-baik saja ... Grizelle tumbuh dengan pesat,” kekeh bahagia Sopia.“Syukurlah ... saya ikut senang mendengarnya.”“Sudah beberapa hari ini Amei dan Grizelle tinggal di kediaman mertuanya, jadi kali ini saya dan suami menginap untuk melepas rindu pada kedua cucu kami,” kekeh bahagia Sopia lagi.“Pasti kalian tidak dapat berjauhan dengan cucu,” kekeh wanita ini, “andai Tio sudah menikah, kami juga akan menimang cucu,” desahnya kemudian.Sopia tersenyum kecil. “Mungkin tidak akan lama lagi.”Saat ini tanpa sengaja Jesica mendengar kalimat ibunya. Maka hatinya kembali bersedih. ‘Kalau ka

DMCA.com Protection Status