Share

bab. 5

Author: Fika siregar
last update Last Updated: 2024-05-14 14:17:32

Inara mengambil pisau, dengan gemetar dan airmata yang terus mengalir dari pipinya membuat dia seperti ingin mengakhiri hidupnya. Inara putus asa, dia tidak menyangka kalau jalan hidupnya harus seperti ini.

Tanpa sengaja dia memandang foto anaknya yang yang tergantung rapi di dinding, dan seketika itu dia tersadar dan membuang pisau itu.

Inara menangis semakin kencang, dia tidak kuasa lagi menahan sebak didadanya, dia terus beristigfar guna menenangkan hati dan pikirannya.

Hampir 2 jam dia didalam kamar, dan 2 jam juga Bayu terus memgedor pintu dan mengucapkan kata permintaan maaf.

"Bun, bunda maafin mas, mas benar-benar silap, mas salah Bun, mas benar-benar salah, keluar lah sayang, kita perlu bicara, kita perlu menyelesaikan masalah ini, jangan seperti ini Bun, please.."

Bayu terus merayu dan membujuk i Inara tanpa capek dan bosan.

Melihat pemandangan yang sepertinya Bayu takut kehilangan Inara, membuat Syafira dongkol dan semakin membuat rasa bencinya terhadap Inara lebih besar lagi. Dengan semua yang telah diberikannya kepada Bayu, masa depan pun sudah dikorbankan nya tetapi tidak juga membuat Bayu bersikap seperti harapannya.

Inara sama sekali tidak perduli dengan Bayu yang dari tadi diluar kamar terus menerus memanggilnya.

"Assalamualaikum, suara Bu Khadijah mengagetkan seisi rumah itu, Bayu, Inara bahkan Syafira langsung merasakan gugup yang tidak menentu.

Inara mengelap wajah dan air matanya, dia tidak lupa memoleskan sedikit bedak untuk menutupi wajah sendunya. Dia tidak ingin mertuanya mengetahui permasalahan mereka sebelum Inara benar-benar mendengarkan penjelasan dari mereka berdua.

"Walaikum salam warahmatullahi wabarokatuh, jawab Inara yang langsung menemui mertuanya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Bayu, suaminya.

Dengan membawa paper bag yang isinya baju baru, dengan wajah yang sumringah Adnan langsung memeluk Inara.

Ada sedikit rasa tenang dan juga nyaman dengan kembalinya Adnan.

"Adnan eli aju alu, (Adnan beli baju baru) ucapnya terus berceloteh yang membuat Inara sejenak melupakan masalahnya.

Setelah mempersilahkan mertuanya duduk, Inara dengan cekatan langsung mengambikan minuman ke dapur.

Saat didapur Bayu menemui Inara, dia ingin memastikan apakah Inara akan menceritakan kejadian itu semua kepada ibu kandungnya.

"Bun, kamu akan menceritakan kejadian tadi semua kepada ibu? Jangan Bun, nanti ibu syok, dan bisa sakit, ujarnya sambil meraih tangan Inara.

Dengan suara pelan hampir tidak kedengaran Inara berucap dengan menatap tajam ke arah Bayu.

"Jangan sentuh saya, aku jijik sama kamu, dan satu lagi kamu harus ingat, aku perlu penjelasan dari kamu dan juga Syafira, setelah ibu pergi kita perlu bicara, jawab Inara dan segera pergi meninggalkan Bayu begitu saja.

Kaki Bayu lemas, jantungnya berdegup kencang, dia tidak menyangka dan mengira kalau Inara yang dikenalnya selama ini yang merupakan gadis pendiam dan penurut ternyata bisa membuat nyalinya jadi ciut.

Setelah lama berbincang, Bu Khadijah pamit pulang, entah itu naluri perempuan atau naluri ibu, dia merasa kalau rumah tangga anaknya sedang tidak baik-baik saja. Hampir 2 jam dia disana dia melihat Bayu dan Inara sama-sama diam tidak banyak dan tidak banyak interaksi yang membuat dia yakin kalau ada sesuatu yang mereka berdua sembunyikan darinya.

Bu Khadijah berinisiatif membaya Syafira menginap kerumahnya 1 atau 2 hari, dia ingin  Bayu dan Inara bisa menyelesaikan masalah mereka tanpa siapapun mengganggu.

"Fira mana Ra? Tanya Bu Khadijah.

Mendengar nama Syafira, Bayu dan Inara sama-sama salah tingkah. Inara hanya diam, lidahnya kelu mau menjawab Syafira dimana, dan sebenarnya dia juga tidak tau dimana keberadaan anak itu sekarang.

"Dia dikamar bu, lagi mengerjakan tugas mungkin, jawab Bayu.

"Mengerjakan tugas apaan, membaca trik mau menggatal baru benar, ucap Inara dalam hatinya."

"Ooh, suruh dia berkemas, ibu mau ajak dia kebandung, ucap Bu Khadijah mencari alasan.

Seperti biasanya, kalau Bu khadijah mau ke Bandung, ziarah ke makam suaminya selalu mengajak Syafira untuk menemaninya dalam perjalanan.

Inara langsung berdiri dan bergegas menuju kamar Syafira, sebenarnya dia enggan untuk menyapa Syafira. Kalau bukan karena ibu mertuanya yang meminta dia sama sekali belum ingin bertatap muka dan juga bertutur sapa dengan adik angkatnya itu.

Dengan tatapan sinis, Inara tanpa mengetuk pintu langsung membuka kamar Syafira.

Syafira merasa kikuk disertai gugup melihat tatapan kakanya yang biasanya selalu teduh dan penuh dengan kasih sayang sekarang seperti tatapan elang yang hendak menerkam mangsanya.

Berkali-kali dia menelan ludahnya karena merasakan sekujur badannya gemetar dan juga gugup.

"Berkemas sekarang, temani ibu ke Bandung, ucap Inara tanpa basa-basi.

Setelah berkata sedemikian singkat, Inara langsung bergegas meninggalkan Syafira yang hanya bisa bengong.

"Apa ini tanda-tanda kalau aku akan didepak dari rumah ini, apa aku akan terusir setelah semuanya yang ku berikan kepada Bayu, ahhhh, ini tidak bisa, ini tidak boleh terjadi, Bayu harus jadi milikku apapun yang terjadi, meskipun aku harus jadi yang kedua itu tidak jadi masalah, yang jelasnya aku harus tetap dirumah ini, ucap Syafira yang berkata dalam hatinya sendiri."

Sepeninggal mertua dan Syafira, suasana dirumah itu sangat canggung. Inara membawa Adnan ke kamar, sementara Bayu hanya bisa melihat Inara, dia tidak tahu harus mulai dari mana untuk menyelesaikan masalah mereka.

Dengan bermodalkan keberanian Bayu mendatangi Inara ke kamar yang lagi sibuk mengurus Adnan.

Setelah Adnan tertidur pulas, Inara mengajak Bayu keluar karena dia tidak ingin mengganggu tidur anaknya.

"Sudah berapa lama kalian berhubungan? Tanya Inara dengan tegas.

"Tidak lama Bun, tidak lama, jawabnya terbata-bata.

Inara menarik nafasnya dalam-dalam mencoba tetap santai dan tidak terbawa emosi.

"Terus, mau dibawa kemana hubungan kalian berdua, menikah kah atau akan terus berzina?

Bayu terdiam, berulangkali dia menelan salivanya. Dia tiba-tiba teringat Syafira yang membuat dia tidak tau menjawab apa dengan pertanyaan Inara, istrinya.

Melihat ekspresi bingungnya suaminya, Inara langsung menarik kesimpulan kalau Bayu lebih memilih Syafira dibandingkan mempertahankan rumah tangganya.

Tanpa mendengarkan jawaban Bayu, Inara langsung berdiri menuju kamar meninggalkan Bayu yang terus bengong dan juga bingung dengan apa yang sedang dihadapinya.

Hati Inara semakin sakit, dia tidak menduga dengan sikap suaminya yang bersikap seperti itu.

Bayunya dulu sudah berubah, Bayunya dulu sudah tidak ada lagi, Bayu yang dulu selalu memprioritaskan nya sekarang sudah menomor duakan nya hanya karena Syafira, perempuan yang dulu sangat disayanginya.

Masih jelas terlintas dalam ingatannya 5 tahun yang lalu, saat orang tua Syafira bercerai tidak ada satupun keluarga yang mau menampung nya. Hanya dia, hanya dia yang notabennya cuma kaka sepupu datang mengulurkan dengan tangan terbuka menerima dan mau merawatnya.

Begitu panjang perjuangannya untuk meyakinkan Bayu dan juga mertuanya kalau Syafira tidak akan pernah jadi beban untuk Bayu.

Inara juga meyakinkan Bayu dan mertuanya, kalau untuk kebutuhan dan sekolah Syafira biar itu jadi urusannya, dia yang akan bertanggung jawab penuh dalam kehidupan sehari-hari nya Syafira.

Ingatan itu terlintas begitu saja bagaimana rasa sayang dan perhatiannya kepada Syafira. Inara hanya tidak ingin Syafira bernasip sama dengan dia, sudahlah miskin, tidak memiliki orang tua tak berpendidikan juga.

"Fira jangan pernah meminta jajan kepada om Bayu yah, apapun kebutuhan Fira bilang sama mbak, apapun itu, ingat yah sayang, ucap Inara mengelua lembut rambut Syafira.

Semakin diingatnya, Inara semakin mau gila, hilang sudah warasnya mengingat balasan yang diberikan oleh Syafira.

Bukan tanggung-tanggung pengorbanannya dalam menyekolahkan Syafira, dia rela banting tulang hanya demi memenuhi segala keperluannya Syafira, tabungan masa lajangnya terkuras habis hanya demi Syafira.

Karena bekerja dan masih memikirkan sekolah Syafira, tanpa sepengetahuan Bayu dan mertuanya dengan diam-diam dia selalu melakukan rutin suntik KB, dia tidak ingin kehamilannya jadi pengganggu untuk dirinya dalam menyelesaikan sekolah Syafira.

Bayu?

Bayu tetap diam ditempat, dia bingung harus berbuat apa, dia benar-benar tidak tau entah apa yang harus diperbuatnya.

Dalam diamnya tiba-tiba hanphone nya berbunyi pertanda ada telepon masuk.

Bayu segera mengambil benda pipih yang ada di kantongnya.

"Kekasih hatiku"

Nama kontak yang ada di handphonenya.

Bayu semakin gusar dan juga bingung. Dia langsung menolak panggilan tersebut dan segera mematikan handphone nya.

Nafas Syafira turun naik tidak tentu arah melihat panggilannya ditolak, dia emosi tetapi tidak tau harus dengan apa meluapkan nya. Dia hanya bisa diam, menahan dan memendam gejolak dihatinya.

"Kamu jangan main-main sama ku Bayu, ingat aku bukan Inara yang diam kau buat sesuka hatimu."

Syafira langsung mengklik tombol send, dan dia semakin emosi karena pesan Whats@ppnya hanya centang 1 yang artinya hapenya Bayu sengaja dimatikannya.

Bayu yang tidak tega dengan sikapnya yang menolak penggilan Syafira segera menghidupkan handphonenya, dan dia sedikit gelisah membaca isi pesan Syafira.

Tanpa pikir panjang dia segera membalasnya agar Syafira semakin tidak menjadi-jadi, Bayu juga takut kalau Syafira sampai berbuat yang tidak-tidak yang bisa merugikan dia dan juga dirinya.

"Aku tidak akan pernah membuat kamu seperti Nara, aku sayang sama kamu, percayalah semua akan baik-baik saja, kamu cukup jadi penonton saja, kamu tidak perlu melakukan apa-apa."

Ting.

Suara hanphone Syafira berbunyi, membaca isi pesannya Bayu, hatinya begitu sangat berbunga-bunga, dia bahagia, senang dan merasa telah memenangkan hatinya Bayu.

Dia tersenyum, tersenyum licik.

Related chapters

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab. 6

    Jatuh cinta merupakan anugerah dari yang kuasa yang perlu kita syukuri, dan kalaupun kita jatuh cinta kepada orang yang tidak tepat seperti suami orang juga merupakan suatu anugerah cinta, tergantung bagaimana kita menyikapi cinta itu, dipendam sendiri demi tidak ada yang sakit hati atau terus melanjutkan mengejar cinta itu tanpa perduli dengan pasti ada hati yang akan terluka nantinya. Syafira adalah salah satunya, gadis yang dianugerahi cinta oleh sang Illahi yang tidak bisa memposisikan letak cintanya. Dia jatuh cinta kepada suami dari kakanya sendiri yang telah merawat dan membesarkannya meski tidak ada ikatan darah diantara mereka. Tanpa berpikir panjang, tanpa memikirkan perasaan Inara yang merupakan kakanya, dia terus memamerkan dan menggoda sang Abang ipar. Dimana saja pun tempatnya dia selalu mencuri-curi pandang dan juga mencari-cari perhatian Bayu, Abang iparnya. Sering bahkan selalu dia memamerkan lekuk tubuhnya kepada Bayu jika Inara lagi tidak dirumah. Banyak trik d

    Last Updated : 2024-05-21
  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.7

    Waktu terus berjalan, hari berganti hari, Minggu berganti Minggu, Bayu merindukan aksi yang tidak sengaja mereka lakukan, dia benar-benar tersiksa dengan rinndunya yang terlarang. Pondok usang itu seperti kenangan dan bayangan indah yang selalu ingin diulanginya kembali. Gelisah dan risau setiap hari dirasakannya setelah memutuskan untuk menjauhi dan menjaga jarak dari Syafira yang telah menjadi candunya. Semakin dia menjauhi Syafira semakin besar rasa rindu dihatinya. Dia hanya bisa menyibukkan dirinya sampai larut malam, bekerja tidak mengenal rasa lelah hanya untuk menghindari Syafira. Semakin dia menghindar dan semakin besar rasa rindu kepada Syafira. Rindu yang semakin besar tidak kuasa ditahannya lagi, Bayu tidak perduli dengan apapun yang akan terjadi nantinya, yang di inginkan nya sekarang hanya ingin bertemu melepas rasa rindu yang hampir saja meledak "booomm" meletus. Sore itu Bayu memutuskan untuk menjemput Syafira tanpa memberi kabar. Rasa rindu didadanya telah

    Last Updated : 2024-05-22
  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.8

    Bukan diam seperti itu yang Inara harapkan dari suaminya, bukan membisu tanpa memberi kejelasan apapun yang di inginkannya, tetapi untuk memaksa Bayu Inara sama sekali tidak mau. Dia pun ikut diam, diam seperti suaminya, mereka sama-sama mendiamkan masalah tanpa ingin mencari solusinya bersama-sama. 3 hari kepergian Bu khadijah dan Syafira, 3 hari itu juga mereka berdua saling diam tanpa interaksi apapun. Inara bosan menunggu Bayu untuk memulai obrolan antara mereka berdua, dia jenuh dan akhirnya membiarkan permasalahan itu seperti itu saja. Inara menyibukkan dirinya mengurus Adnan dan bekerja. Selama mereka diam-diaman, selama itu juga Inara tidak melakukan apapun pekerjaan rumah, dia membiarkan baju kotor Bayu menumpuk, dia juga tidak mengurus makan minum Bayu, dia hanya mengurus dirinya dan juga anaknya. Dan Bayu, diperlakukan seperti itu dia tidak bisa mengeluh, dia hanya diam, menikmati hari-hari seperti duda memiliki istri. Bayu meradang, dia sangat mencintai Inara tetapi

    Last Updated : 2024-05-23
  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.9

    Bu khadijah dan Ardi langsung membopong tubuh Inara kedalam rumah meski mereka juga dalam suasana panik dan bertanya-tanya kenapa dengan Inara. Bu Khadijah tau betul bagaimana kuatnya seorang Inara, bisa dipastikan kalau beban yang dipikulnya saat ini benar-benar sudah berat sekali sampai dia terkulai lemah pingsan tak sadarkan diri. Bu Khadijah merasa sangat cemas melihat kondisi Inara ditambah lagi dengan Bayu yang tidak ada kabar meskipun sudah berulangkali di telepon oleh Ardi. Dia mondar-mandir seperti gosokan tidak sabar menunggu Inara membuka matanya dan bertanya dengan apa yang sebenarnya terjadi. "Adnan, suara Inara mengejutkab Bu Khadijah dan Ardi yang dari tadi menungguinya. Bu Khadijah langsung mendekat dan memeluk Inara, menantunya. Pecah sudah tangis Inara dipelukan ibu mertuanya, dia terus-menerus menangis mengeluarkan sebak yang ada dihatinya. Setelah sedikit reda, dia melepaskan pelukannya, ditatapnya Bu Khadijah dan Ardi saling bergantian. Dengan suara serak

    Last Updated : 2024-05-24
  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.10

    Percayalah, setiap pengorbanan pasti akan ada balasan indah nantinya, kalau tidak sekarang, mungkin besok atau besoknya atau besoknya lagi yang pasti balasannya akan ada. Akan ada hikmah di setiap kejadian yang terjadi. Begitulah yang dirasakan Inara, dengan semua yang dialaminya, rasa sakit yang ditorehkan oleh orang-orang yang disayanginya dia yakin suatu saat akan mendapatkan dan memetik hikmah dari kejadian itu. Pasrah? Tidak! Rela? Juga tidak! Ikhlas? Harus, dan memang itu yang harus dilakukannya, dengan mengikhlaskan semua yang terjadi mungkin rasa sakit dan sebak dihati lama-kelamaan berangsur-angsur akan hilang dengan sendirinya. Dengan sedikit sempoyongan dia melangkahkan kakinya keluar, dia mendapati Adnan yang lagi sibuk bermain dengan Nia, adik iparnya. Melihat Inara keluar Nia segera berdiri dan membantu Inara untuk duduk didekat Adnan. Nia yang tidak tau apa yang telah terjadi tetap diam tidak berani bertanya dak ikut campur terlalu jauh. Ardi melajukan mot

    Last Updated : 2024-05-25
  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.11

    Inara membisu, dia tidak paham maksud semua tuduhan Bayu, suaminya. Dia hanya bisa menatap sendu kearah Bayu dengan menggeleng-gelengkan kepalanya tanda heran. "Kamu selau tidak puas dengan semua yang kuberikan kepadamu di ranjang, kamu selau merendahkan aku, kamu kejam Inara, kamu tidak sama dengan Syafira, Syafira berbeda, Iyah, dia berbeda dari kamu, ka-kamu hiperseks, ka- PLAAAKKKK Inara sudah tidak sanggup mendengarkan semua tuduhan Bayu, dia sudah tidak kuat menahan emosinya dia semakin emosi karena Bayu membawa-bawa nama Syafira. "Berani kamu menampar aku? ujar Bayu dengan suara memekik. Bu Khadijah dan Ardi tetap diam tidak melakukan tindakan apapun, mereka membiarkan Bayu dan Inara mengeluarkan dan meluapkan emosi yang mungkin selama ini mereka pendam. "Karena kamu sudah melampaui batas Bayu, kamu sudah mengatakan yang bukan-bukan yang tidak pernah aku buat." Bayu semakin emosi dengan ucapan Inara. "Jadi kamu menyangkal semua yang aku ucapkan, kamu tidak menga

    Last Updated : 2024-05-26
  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.12

    Dengan langkah lesu tak bersemangat Bayu melangkahkan kakinya pergi menjauh dari rumah dimana dia dibesarkan seperti kata ibunya yang lebih memilih membela Inara dibandingkan dia anak kandung ibunya.Ketika rumah dan Inara ditinggalkannya, Bayu merasa hatinya pun ikut tertinggal di sana. Dan sekarang bayang cantik dan lembut Inara mantan istrinya serasa mengikutinya. Wajah sembab Inara tadi menggantung di pelupuk matanya, air mata Inara tadi terus terbayang di relung hatinya yang paling dalam."Tuhan, apa yang sedang aku rasakan? Apa yang sedang aku perbuat ini? Apa aku salah jalan, Tuhan? Tanya hatinya gelisah.Bayu teringat Syafira, gadis kecil yang sangat disayangi oleh Inara. Dia mengambil benda pipih yang ada di kantong celananya dan segera mengirimkan pesan lewat via WhatsApp."Saya tidak bisa menjemput kamu, aku tunggu kamu di rumah, ada hal yang ingin saya bicarakan kepadamu tentang kita, tentang kemana kita bawa hubungan ini."Centang dua, artinya pesannya telah terkirim tin

    Last Updated : 2024-05-27
  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.13

    Berulangkali dia mengingat semua ucapan Syafira dan berulangkali juga rasa tidak percaya ada dihatinya. Dia tidak yakin dengan apa yang keluar baru saja dari bibir yang telah membuatnya candu. "Syafira, kamu sangat kejam, kejam sekali, ucapnya dalam hati. Bayu berdiri menghadap kaca sambil memandangi bayangannya pada kaca dihadapannya. Dia menatap wajahnya didepan sana. "Sungguh menyedihkan, bukan? Tanyanya berbicara dengan bayangannya sendiri. Bayu diam. Dan diam-diam pula ia merutuki dirinya karena telah melukai Inara, wanita yang telah bertahun-tahun menemaninya dalam suka maupun duka."Aku tidak jadi pergi, aku akan disini dan akan menerima kamu apa adanya, ucap Syafira yang membuat senyum Bayu yang tadi hilang seketika kembali seperti semula.Bayu langsung memeluk Syafira."Kita akan menikah secepatnya."Bayu memperjelas ucapannya sambil memegang tangan Syafira."lebih tepatnya besok."Syafira menggeleng, "mbak Inara bagaimana? Tanyanya dengan agak ragu."Hmmmm, aku sudah me

    Last Updated : 2024-05-28

Latest chapter

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   Bab.33

    Ardi tersenyum kearah Inara, ia tidak menyangka dengan sikap Inara yang begitu tegas, ia juga tidak mengira kalau Inara begitu luwes berhadapan dengan Bayu, yang merupakan mantan suaminya. Ardi memeluk Inara dan belakang. "Terimakasih sayang, aku sayang kamu, ucapnya sambil tangannya tidak mau diam terus memberikan sinyal kalau ia ingin dimanja. Inara berbalik, dan kini mereka sudah berhadap-hadapan, Inara memggangguk seolah memberi kode ucapan sama-sama dari ucapan terimakasih suaminya tadi. Ardi tidak kuasa menahan gejolak didadanya, apalagi dengan nafas Inara yang begitu wangi membuat ia semakin merasa panas dingin. Ardi berlari kearah pintu, celengak-celinguk melihat seisi rumah, merasa kosong yang artinya sudah aman, ia segera mengunci pintu dan berlari kearah Inara. Ardi langsung mencium bibir Inara, begitu juga Inara, ia membalas setiap ciuman yang diberikan oleh Ardi, mereka berdua terus bergulat dan beradu dalam permainan hisapan lidah yang begitu panas. Desahan

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.32

    Bayu mengusap wajahnya kasar, kerutan di dahinya semakin dalam. Bayangan wajah mantan istrinya, Inara, dan senyum ceria adiknya, Ardi, saling berganti dalam kepalanya. Hatinya terasa sesak, seperti ada batu besar yang menindih dadanya. Inara, wanita yang pernah mengisi hatinya, kini menikah dengan adik kandungnya. Awalnya, Bayu menganggap rencananya akan berjalan lancar, pertemuan biasa antara dua orang yang sama-sama kehilangan. Namun, seiring berjalannya waktu, ia melihat percikan kedekatan yang semakin nyata. Tatapan Inara yang dulu hanya berisi kesedihan, kini terkadang berbinar saat memandang Bagas. "Tidak mungkin," gumam Bayu, suaranya serak. Ia tidak rela, tidak mau jika Inara benar-benar jatuh cinta pada Ardi. Ardi, adiknya yang selalu ia lindungi, yang selalu ia anggap sebagai saudara kecilnya. Bayu merasa seperti sedang kehilangan dua orang yang paling berarti dalam hidupnya sekaligus. Rasa cemburu menggerogoti hatinya. Ia tahu dan terus berharap, Inara masih mencintain

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   Bab.31

    Bayu dan Syafira segera bergegas pergi setelah bayangan ibunya benar-benar hilang. Bayu semakin meradang dengan sikap ibunya yang belum bisa menerima kehadiran istrinya. "Kan sudah aku bilang, kamu aja yang kesana, ucap Syafira sambil menghempaskan pantatnya duduk di sofa. Bayu memijit pelipisnya, dia sedih dengan sikap ibunya tadi karena sedikitpun tidak ada niatnya untuk terus-menerus perang hati dengan ibunya, tidak akur karena perangainya. Bayu pura-pura tidak mendengar ucapan istrinya, ia lagi tidak ingin ribut. Bayu meninggalkan Syafira yang terus mengomel, ia mengambil handuk dan masuk kekamar mandi. Ia segera mengguyur badannya, perasaannya jauh lebih tenang. Bayu keluar dari kamar dengan wajah dan perasaan yang tenang. Ia mendekati Syafira yang sudah berhenti mengomel dan sibuk dengan handphonenya sampai ia tak sadar kalau Bayu telah ada dihadapannya sedang memperhatikan gerak-geriknya yang senyum-senyum sendiri. Bayu sengaja berdehem, ia ingin mengalihkan perh

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   Bab.30

    "Assalamualaikum..." Khadijah segera menuju pintu sambil menjawab salam seseorang yang sudah memberinya tanda tanya siapa-siapa sore-sore menjelang magribh begini hendak bertamu. "Walaikum salam warahmatullahi wabarokatuh" CEKLEK Wajah Khadijah langsung berubah saat melihat siapa yang bertamu ke rumahnya. "Ma..." Khadijah membuang mukanya. "Untuk apa kamu kesini dan membawa manusia yang tidak tahu diuntung ini kesini? Kamu jangan tambah luka dihati Inara dan juga kami." Ujar Khadijah dengan singit. Bayu menatap iba ke arah Syafira, ada sesal dihatinya kenapa tidak mengikuti ucapan istrinya tadi sebelum berangkat. "Kamu saja lah kesana, kamu saja yang minta ijin, nanti ibu semakin benci kepada ku, aku tidak ingin itu terjadi." Bayu tetap meyakinkan Syafira kalau tidak akan terjadi apapun, dan karena Bayu berjanji jika sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi dia akan pasang badan membela Syafira, akhirnya dengan berat hati dan perasaan tidak enak Syafira tetap ikut menemui

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab. 29

    Bibi Ngatemi turun sendiri tanpa Salma dibelakangnya. "Non Salma lagi istirahat den, lagi gak enak badan, ucap bi Ngatemi berbohong. Ia juga tidak lupa menyampaikan pesan Salma untuk menyuruh mereka pulang. Ardi menatap bibi Ngatemi, Ardi ingin melihat ada atau tidak kejujuran disana. Meski Ardi tidak percaya dengan alasan Salma yang sedang sakit, ia tetap bergegas pulang demi menghormati dan menghargai Salma sebagai pemilik rumah. Inara dan Ardi pamit pulang setelah menyampaikan pesan kalau ia datang untuk meminta maaf karena telah menyinggung perasaan Subiantoro, ia tidak lupa menyampaikan kepada bibi Ngatemi agar Salma segera membuka blokiran kontaknya karena ia tidak ingin ada salah paham diantara mereka yang akan memutuskan tali silaturahmi. Ardi menghentikan motornya pas didepan kafe tempat ia biasa nongkrong dengan teman-temannya. Ia turun meski wajahnya kelihatan murung dan pikiran kusut yang membuat Inara menyimpan sejuta pertanyaan dihatinya. Dari pagi Inara ingin bert

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.28

    Jujur itu memang susah, hanya dilakukan oleh orang-orang yang hatinya bersih. Begitulah yang dirasakan oleh Ardi, ia sudah berulangkali mengatakan kepada Salma agar memberitahu orangtuanya kalau mereka hanya sebatas teman tidak lebih seperti apa yang diharapkan oleh orangtuanya Salma. "Maaf pak, aku akan jelaskan semuanya... PLAKKK "Ini tamparan untuk laki-laki yang tidak bertanggungjawab seperti kamu, kamu laki-laki bejat." ucap ayah Salma dengan emosi Ardi memegang wajahnya yang sakit akibat tamparan pak Subiantoro, ayahnya Salma. Ia terus mencoba menjelaskan kepada ayahnya Salma agar tidak salah paham, tetapi bukan mendengarkan Ardi malah semakin emosi dan bringas. Inara terkejut bukan main, rasa bersalah dihatinya teramat besar melihat Ardi ditampar, ia merasa semua kejadian ini akibat dirinya. Inara kembali masuk kamar, ia.tidak ingin ikut campur dengan urusan Ardi. Sesak rasanya melihat Ardi diperlakukan seperti itu. Inara hanya bisa menangis. Sementara Bu Kha

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   Bab.27

    Ardi langsung berlari ke arah teriakan ibunya, Khadijah. "Ke-kenapa ma? ucapnya dengan nafas ngos-ngosan. Khadijah melempar celana piyama Inara ke wajah Ardi sambil geleng-geleng kepala. Sebelum pergi meninggalkan Ardi yang kelihatan malu berbisik ke telinga Ardi yang semakin membuat dia malu. "Agak di rem sedikit boy, jangan pulak dapur ini hancur berantakan karena ulah kalian yang dimabuk cinta." Khadijah segera berlalu sambil cengengesan melihat muka anaknya seperti kepiting rebus merah padam menahan malu. Inara yang mendengar jeritan mertuanya tidak bisa berbuat apa-apa dengan keadaannya yang sama sekali tidak memakai apa-apa, tubuhnya hanya di balut selimut untuk menutupi badannya yang telanjang. Dia sangat ingin berlari dari ranjang itu, ranjang yang telah memberinya arti dari sebuah kenikmatan, ia sangat rindu dengan Adnan, anaknya. Akhirnya Ardi muncul juga setelah Inara merasa lama menunggu. Melihat Ardi memegang celana piyamanya, ia langsung teringat kejadi

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   Bab.26

    Bayu masih terus sibuk mencari keberadaan Syafira yang sampai sekarang belum ada titik terangnya. Dan... Syafira datang diantar oleh laki-laki yang Bayu tidak mengenalnya sama sekali. Wajah sumringah karena jatuh cinta membuatnya menghiraukan Bayu. Tanpa berucap apa-apa ia langsung masuk ke rumah dan segera berbaring. Bayu tidak menyangka dengan sikap acuh tak acuhnya Syafira. Bahkan mengucapkan salam atau say hello saja tidak. "Dia anggap aku mungkin angin." ucapnya membatin. Bayu menutup pintu dan menemui Syafira Yeng telah berbaring mengenakan baju lingerie merah yang membuatnya semakin sexi dan pastinya mempesona. Bayu yang terlanjur terpana melihat paha dan tubuh Syafira yang sexi langsung lupa dengan tujuannya ingin memarahi isterinya. Tombak perkasanya langsung naik, ia langsung gelisah tidak tau mau berbuat apa. Syafira sebenarnya hanya pura-pura tidur dengan memejamkan matanya. Mendengar Bayu mondar-mandir, ia tersenyum paham dengan apa yang dirasakan suamin

  • Ayah Sambung Pilihan Mertua   bab.25

    "assalamualaikum.." Ardi yang lagi senyum-senyum tidak menyadari Salma telah ada disana menatapnya penuh curiga. "Helooo, spada, hai orang gila? Ucap Salma sambil menggoyang tubuh Ardi. "Ehh, ka-kamu kapan kesini? Sahut Ardi yang celengak-celenguk mencari motor Salma. Salma langsung duduk meski tidak dipersilahkan oleh Ardi. Wajahnya yang manyun sudah jelas menggambarkan kalau ia lagi ada masalah. "Kamu disuruh papa ke rumah." Ardi langsung gelisah, ia benar-benar takut kalau sampai Inara mendengar percakapan antara dia dan Salma. Ardi tidak ingin ada salah paham diantara mereka berdua. "Kamu pulang, besok aku kesana." "Janji? ucap Salma dengan wajah bahagia. Ardi mengangguk, ia berdiri dan menarik tubuh Salma untuk berdiri dan segera pergi dari rumahnya. "Kamu kenapa? Kamu mengusir aku?" Ardi geleng-geleng kepala. "Terus?" Ardi menarik nafasnya dalam-dalam. "Pulang lah, besok aku janji akan menjelaskan kepadamu semuanya." Salma menatap heran kepada Ardi. "Kenapa harus

DMCA.com Protection Status