Sepanjang jalan, Carlos diam tak berkomentar apa pun, tapi sedari tadi dia senyam-senyum sendiri. Dia mengemudikan mobil menuju Rumah Sakit Daire sesuai arahan rekan barunya, Ramsey. Carlos pikir, Ramsey hanya bercanda, sebab logikanya tidak bisa mencerna bagaimana Ramsey punya niat untuk membantu seorang wanita miskin yang baru saja dikenal.
Setibanya di rumah sakit, Carlos menunggu di mobil. Sementara Ramsey dan Annita bergegas menuju ruang perawatan ibunya. Sesampainya di sana, Ramsey kaget begitu tahu kondisi ibunya Annita yang sedang terbujur lemah di atas ranjang perawatan. Jika tidak dioperasi dalam waktu dekat, beliau bisa meninggal.Karena tidak bisa berlama-lama, akhirnya Ramsey pamit kepada Annita dan memberikan uang tunai yang ada di dompetnya. Saat itu Ramsey hanya punya tunai tak lebih dua ratus dollar. Dia memberikan semua uangnya untuk Annita. “Uang ini untuk keperluan mu selama beberapa hari ke depan. Kau tidak perlu mengkhawatirkan soal biaya rumah sakit.”Annita menatap heran. “Kau baik sekali, Ramsey. Padahal, kau baru bekerja di Luxor dan kita pun baru kenal. Aku melihat kau siang tadi melawan para perampok.” Annita malah bingung mau berkata apa lagi, selain mengucapkan banyak terima kasih. “Aku masih tidak mengerti.”“Jangan kau pikirkan, Annita. Hari ini juga ibu mu harus segera dioperasi. Sekarang, kau hanya boleh mengkhawatirkan kondisi ibu mu. Permisi.”Kemudian, Ramsey menuju loket pembayaran. Di sana, dia segera melunasi semua biaya perawatan ibunya Annita. Belajar dari pengalamannya dahulu, di mana seorang anak gadis harus meninggal lantaran pihak rumah sakit yang lambat melakukan penanganan, sumber masalah mengerucut pada satu kata : uang.Ramsey mengeluarkan kartu Vibra dari dompetnya dan menyerahkannya kepada petugas kasir.Seketika wanita itu merinding badannya. Dia mengawasi wajah Ramsey dengan pandangan takjub dan bertanya-tanya. “Tu-tuan, apakah Tuan keluarga dari Bu Annita?”“Bukan. Aku sedang buru-buru. Cepat selesaikan saja pembayarannya. Lakukan operasi segera. Jika pihak rumah sakit gagal dalam menjalankan tugasnya, aku akan kembali ke sini dan mempermasalahkannya. Nyawa seorang manusia tidak bisa dihargai hanya dengan uang. Sebaiknya kalian bekerja bukan karena uang.”Wanita itu merinding. Ketika memegang kartu Vibra yang sangat populer itu, tangannya bergetar dan tengkuknya keringat dingin. Wanita itu berusaha berkata walaupun terbata-bata. “Ap-apakah Tuan ....”Sebelum wanita itu menyelesaikan kalimatnya, Ramsey menyergah, “Cepat selesaikan saja pembayarannya!”“B-baik, Tuan.” Wanita itu meminta Ramsey untuk menekan pin, lalu pembayaran pun selesai. “Terima kasih, Tuan. Maafkan kami semua. Kami tidak tahu kalau Bu Annita ternyata ada hubungan dengan Tuan. Maafkan kami.”***Perjalanan dari Daire York menuju Green South hanya menempuh waktu selama dua belas sampai lima belas jam saja.“Ramsey, biar aku saja yang mengemudi. Aku ingin mengajarimu beberapa hal di hari pertama ini. Jika ada hal yang mau kau tanyakan, silakan saja.” Carlos fokus mengawasi jalanan di depan dan sesekali melirik dua kaca spion kiri dan kanan.“Tentu aku mesti banyak belajar dari senior seperti kau, Carlos. Yang pasti, aku tidak akan merasa jenuh selama bertugas dengan orang seperti mu.” Ramsey mengendurkan seatbealt karena Carlos sengaja memperlambat laju mobil.“Sementara aku melupakan tentang kau dan Annita. Aku tidak tahu apa hubungan kau dengannya sehingga kau bisa sangat baik. Nantilah kita bahas itu. Sekarang kita fokus membahas soal pekerjaan.”Carlos bisa bicara selama berjam-jam tanpa henti. Dia memang hobi berbicara dan bersenda gurau. Jika dia mendapati rekan kerjanya tidak asyik, dia tidak akan mau lagi bertugas dengan orang tersebut. Carlos ingin agar setiap detik selama di dalam mobil, selalu menyenangkan.“Ramsey, mobil ekspedisi tidak sama seperti bom-bom car. Aku yakin sewaktu kecil kau pernah bermain itu. Sekarang, kita sudah dewasa, dan perlu ratusan liter bensin agar mobil jumbo ini bisa terus bergerak. Hehe. Maksudku, kau harus menjadikan mobil ini layanya mainan saja. Jangan terlalu serius. Hehe.”Tidak suka dengan humor receh, Ramsey menegakkan bahu dan tak berekspresi. Dia terkadang tertawa meskipun tidak pernah sampai terbahak-bahak. Jika dikatakan tidak humoris, tidak juga, hanya saja Ramsey selalu menjaga marwah dan wibawanya di mana pun, kapan pun, dan terhadap siapa pun. Dia tidak mau dianggap remeh lantaran dianggap cengengesan. Kecuali, dia hanya senyum, dan tertawa kecil, tidak lebih dari itu.Terlebih pasca kehilangan putra pertamanya. Semenjak itu, dia tidak suka mengeluarkan kata-kata yang tidak penting, apalagi sekedar berkelakar ria. Kehilangan orang tercinta telah mengubah cara dia dalam memandang dunia. Curiga terhadap banyak orang, dan selalu menjaga diri dari siapa saja, karena setiap manusia pasti ada sisi buruknya.“Ramsey, kau masuk tim pada waktu yang tepat. Aku rasa, kau akan menjadi tandemku dalam waktu yang lama. Itulah harapanku.” Kemudian Carlos beberapa kali menoleh ke samping, memastikan bahwa Ramsey masih setia mendengarkan ucapannya. “Pekerjaan yang kita geluti sekarang tidak mudah, Ramsey. Kau pasti sudah mendapatkan siraman rohani dari senior Bastian tentang besarnya risiko menjadi petugas ekspedisi.”Namun, untungnya pada tugasnya pertamanya, Ramsey mendapatkan sesuatu yang ringan. “Ramsey, jarak tempuh kita sangat dekat. Dan barang yang kita bawa juga nilainya hanya sekitar lima juta dollar. Tidak banyak.” Carlos mengeluarkan nada seperti meremehkan. “Wajar, kau kan masih baru dan sangat junior. Mobil yang kita bawa juga masih tergolong kecil. Nanti, kau akan melewati tugas berat.”Selama dalam perjalanan, Carlos serasa menjadi dosen transportasi yang memberikaan kuliah tentang bagaimana caranya menjadi seorang pengemudi yang baik, bagaimana caranya menjadi seorang pemberani ketika menghadapi para penjahat, dan menjadi seorang karyawan yang patuh pada perintah senior dan atasan.Cara bicara Carlos sungguh meyakinkan, seakan-akan dia telah mempunyai pengalaman selama lima puluh tahun. Retorikanya ciamik sehingga terkadang Ramsey mau tidak mau menerbitkan senyum dan tawa di bibirnya. Setidaknya, Ramsey tidak jenuh selama bekerja.“Ramsey, aku pernah hampir dibegal oleh dua orang. Mereka hanya menggunakan satu sepeda motor. Mereka pikir, aku takut dan melarikan diri? Hm.” Carlos mendengus geram.Penasaran, Ramsey menoleh ke samping dan bertanya, “Kau berkelahi melawan mereka?”“Ya tidak lah! Aku turun dan menawarkan mereka bir. Hehe. Waktu itu aku lewat di sebuah lokasi yang memang orang di sana memang suka minum. Aku tahu mereka hanya ingin minta duit buat nambah minum. Aku kasih mereka satu botol bir. Terus mereka kabur tuh.”Ramsey kembali meluruskan pandangannya dan tak berkomentar apa pun.“Ngomong-ngomong soal minum, kita nanti mampir sebentar di mini market di sana. Ramsey, nikmati perjalanan kita! Jangan bilang padaku kalau kau tidak suka minum!” Carlos menyunggingkan senyum sebelah sembari menaikkan salah satu alisnya. Dia merayu agar Ramsey bisa satu frekuensi dengan dirinya.“Carlos, aku tidak suka bir. Bawakan aku minuman berenergi saja.” Ramsey masih berada di dalam mobil sementara Carlos turun dari mobil dan masuk ke minimarket.Ketika Carlos selesai berbelanja, dia memantik api dan menyalakan rokok, kemudian berjalan petantang-petenteng seperti penjudi menang banyak yang baru saja keluar dari casino. Dia menghembuskan asap rokok ke udara sambil mengedarkan pandangan ke sekitaran, padahal tidak ada satu pun orang di halaman parkir minimarket.“Huuuuu ... Aku suka pekerjaanku,” gumamnya sambil cengar-cengir seperti orang gila.Begitu kembali masuk ke dalam mobil, dia meletakkan dua botol minuman berenergi di depan Ramsey sambil berkata, “Gratis! Tenang, semua telah dibayar oleh perusahaan. Ramsey, jika kau butuh sesuatu, bilang saja pada ku. Kalau lapar, bilang saja, hehe.”Mesin menderum, mereka pun melanjutkan perjalanan.Kiri kanan jalan adalah padang savana yang luas terbentang seluas mata memandang.Tidak ada gedung atau pun rumah, sebab mereka suda
“Carlos, apa Pak Bastian menelepon kau karena urusan pekerjaan kita?”“Ya, tentang urusan pekerjaan kita. Dan kita berada dalam bahaya, Ramsey. Kau tahu, betapa serigala-nya Pak Bastian, dia sangat dingin dan mengerikan.”“Kalau iya, kenapa dia tidak menghubungi aku. Kita berada dalam tugas yang sama, Carlos.”Carlos tersentak kaget. “Ramsey, apa kau belum tahu?” Jidatnya berkerut tiga. Kemudian dia mengawasi Ramsey dengan pandangan tak menyangka. “Serius kau belum diberi tahu oleh Pak Bastian?”Ramsey mengedikkan bahu, sesaat dia menoleh, lalu kembali meluruskan pandangannya. “Pak Bastian memberikan cukup banyak penjelasan, tapi aku tidak tahu kalau ada sesuatu yang lain.”“Sudahlah, nanti aku konfirmasi dahulu dengan Pak Bastian. Hm, aku pikir, kau sudah tahu. Nanti, kau pasti juga akan tahu. Sudahlah, lanjutkanlah mengemudi!”Carlos kembali sibuk dengan ponselnya dan masih berupaya untuk menerima informasi terkini dari Pak Bastian namun hingga mereka sampai di lokasi tujuan, Pak Ba
Malam harinya di BarBar Cafe.Ramsey agak telat karena sopir taxi online yang dia tumpangi mogok di tengah jalan. Sesampainya di salah satu sudut cafe, dia pun duduk tak jauh dari kursi Carlos dan Kate.“Maaf sedikit telat.” Marvin sebisa mungkin menyenangkan hati Carlos dan Kate.Kate mencebik malas. “Huft. Aku pikir kau tidak hadir. Lebih baik kau tidak usah datang, Ramsey. Tempat ini terlalu mewah untuk pekerja baru seperti mu, tapi karena Carlos berbaik hati, hari ini kau dapat makanan dan minuman gratis.”Sementara itu Carlos sebenarnya ingin menghilangkan stres akibat kena marah Pak Bastian. Selain itu, dia juga ingin merayakan keberhasilan tugas pertama dari seorang karyawan baru bernama Ramsey. “Selamat, Bro! Kau berhasil! Semoga pada tugas selanjutnya kita bisa lebih kompak! Hari ini, kita harus merayakannya. Hahaha.”Meski Carlos meminta kepada Kate untuk bersikap sopan terhadap Ramsey, Kate tetap pada watak aslinya. Dia masih k
Malam ini, Kate bakal menguras isi dompet dan rekening Ramsey, sebagai balasan terhadap urungnya mendapatkan tiga ratus dollar. Jika tadi pas pergi wajahnya masam karena kehadiran Ramsey, maka sekarang wajahnya berbinar bahagia, seakan ada pelangi menggelayut di wajahnya.Untuk mensukseskan misi besarnya, dia menghubungi Ella dan mengajaknya ke mari, belum lima belas menit karena kebetulan Ella juga sedang berada di luar, maka Ella pun tiba-tiba sudah berdiri pas di dekat mereka.“Halo? Halo?” sapa Ella, wajahnya sangat sumringah. Sebagai mantan LC, wanita jalang itu memang suka meloroti dompet banyak pria. Setidaknya, Ella bakal dapat empat keuntungan, minum gratis, dugem, seks, dan tentu saja uang. Bahkan posisi sekretaris saat ini bisa dia dapatkan lantaran dia menggadaikan selangkangannya kepada petinggi perusahaan. Gila memang.Ketika dia mendengar ada acara minum dan dugem gratis dan pria yang bakal mentraktir adalah Ramsey, security sok jagoan
Setidaknya dua puluh botol dari berbagai jenis merek minuman datang lagi. Belasan orang di sekitar sana pun berduyun-duyun membawa gelas. Ella dan Kate menuanginya dengan semangat berkobar.“Kita pesta malam ini! Teguk terus!”“Hajar!”“Siapa saja dari kalian yang kurang minum, sini bawa gelas sendiri. Haha.”Kate dan Ella saling pandang. Mereka berbisik dan tidak terdengar oleh siapa pun. Kemudian mereka tertawa terbahak-bahak.“Mampus!”“Rasain!”Meskipun suasana sudah tak nyaman lagi, Ramsey tetap tenang dan kalem. Dia tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan. Dia ingin lihat sampai mana kelakuan orang-orang ini.”Ella tidak bisa mengontrol pikirannya. “Ramsey, serius kau peduli sama Annita? Dia pengemis! Tidak pantas untuk pekerja ekspedisi dengan bayaran tiga gali lipat dari karyawan umumnya.”Ramsey menjawab tegas. “Dia bukan mengemis, tapi hanya berhutang, dan suatu saat dia akan membayar ut
Tidak mau ada keributan, Ramsey menenangkan mereka. “Sabar, uang tunai di dompetku hanya beberapa dollar saja, tidak akan bisa melunai semuanya. Jadi, aku akan pergi ke luar dan mencari mesin ATM untuk mencairkan uang ku.”Ella dan Kate berpikir bahwa Ramsey akan kabur. Empat ribu delapan ratus dollar sangat banyak bagi para kelas pekerja. Setidaknya butuh waktu sekitar sepuluh bulan bekerja untuk mengumpulkannya jika orang tersebut seorang petugas keamanan, dan tiga bulan untuk petugas ekspedisi.Bisa jadi Ramsey mau melarikan diri karena tidak ingin menderita kerugian. Atau, bisa jadi Ramsey mau mencuri sesuatu di luar sana, muncuri perhiasan Luxor misalnya. Berbagai macam tuduhan pun bertebaran di dalam kepala masing-masing mereka. Dan pada intinya, rencana mereka akan berhasil mempermalukan Ramsey pada malam hari ini.Selain mendapatkan minuman dan hiburan gratis, popularitas mereka berdua pun bertambah karena baru saja mereka dianggap dermawan karena
Pagi harinya di rumah sewa Ramsey.Carlos terbangun, lalu mengucek-ngucek kelopak matanya. “Di mana aku? Kenapa musiknya pada mati?” Matanya belingsatan seperti orang kebingungan.Ramsey sedang santai selonjoran di sofa sambil bermain ponsel. “Minumlah susu dan air putih yang banyak. Kau belum sadar sepenuhnya. Sekarang kau berada di rumahku, Carlos. Kau mabuk parah semalam.”Tiba-tiba Carlos mengeluarkan uang tujuh puluh dollar dari sakunya. “Hm, aku harus membayar minuman segera. Aduh! Kenapa aku bisa tertidur?” Dia menepuk jidatnya sendiri karena saking terkejutnya. “Seharusnya aku bisa mengontrol diriku sendiri.”“Simpanlah uang itu, Carlos. Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Hari ini kau harus beristirahat total. Besok kita ada tugas lagi untuk pengiriman ke luar negeri.”“Kau benar, Ramsey. Maaf merepotakan kau. Aku numpang hidup dulu siang dan malam ini di rumah mu. Besok pagi aku baru pulang, terus langsung berangkat kerja.”
Keesokan harinya di Luxor, tepatnya di ruang kerja Manager Ekspedisi, senior Bastian.Ada briefing tertutup di dalam, hanya ada Bastian dan Carlos. Sekali lagi, Bastian memberikan ultimatum tegas, jika Carlos kembali lalai seperti pada tugas sebelumnya, maka sudah dipastikan Carlos bakal kena depak dari divisi ekspedisi, lalu ditempatkan ke divisi lain, gudang misalnya.Untuk memastikan bahwa pekerjaannya tetap aman, Carlos harus berhasil menjalankan misi khusus yang diberikan oleh Bastian, karena kalau tidak, semua selesai. “Baik, Pak Bastian. Aku berjanji kali ini aku tidak akan lalai.”“Sekali ini gagal, aku tidak akan lagi melihat mu mengendarai mobil ekspedisi, Carlos!” ancam Bastian sangat tegas dan dingin. Semua orang yang berkecimpung dalam dunia ekspedisi di Luxor pasti segan dan patuh terhadap Bastian, siapa pun mereka.Setelah itu, seperti biasa Carlos mengajak Ramsey untuk segera menuju bagian bendahara untuk meminta uang jalan. Di san
Adrian tidak mungkin lupa dengan peristiwa bersejarah itu, mengingat kalau saja dia tidak kalah main poker sama Ramsey, sangat besar kemungkinan dia masih berkubang dalam lumpur setan dunia hitam perjudian, narkoba, dan seks bebas. “Aku tahu kalau kau adalah saudaraku, Adrian. Aku tidak rela jika ada satu keluarga Rock yang sengsara.” Ramsey melepaskan pelukan hangat itu. Adrian kian hanyut dalam perasaan haru dan bahagia. Namun dia pun bingung dengan cara apa dia membalas semua kebaikan Ramsey selama ini. Ketika memandang kecantikan Annita dan kepolosannya, Adrian kian tersentuh hatinya. “Ramsey, katakan padaku, apa yang harus aku lakukan? Aku akan membantu mu.” Ramsey ingin mengatakan kepada Adrian agar Adrian berusaha mencarikan di mana sekarang anaknya berada. Namun, Ramsey tidak mengatakannya sebab selain tugas itu sangat berat, Ramsey juga tidak mau memberikan beban yang merepotkan Adrian nantinya. “Kau tidak perlu berbuat apa pun padaku, Saudaraku. Aku hanya meminta pada mu
Di saat Levon lengah dan banyak oceh, saat itulah Zion melepaskan satu tembakan pas mengarah ke batok kepala Levon. Lalu, Levon langsung mati di tempat. Zion, Quinn, dan lainnya bergegas menyelamatkan Ramsey, melepaskan ikatan yang melilit tangan dan tubuhnya. Setelah lepas, Ramsey lantas jongkok di hadapan mayat Levon yang tergolek tak bergerak. “The Darky ternyata tidak sekuat yang aku kira. Cuh!” Ramsey meludahi wajah sampah itu, lalu bangkit berdiri. “Bawa mayat bajingan ini menuju kediaman Olsen Rock. Kita punya kado istimewa buat Adrian di hari pernikahannya.” *** Sore hari ini, rombongan Adrian baru saja pulang dari acara pernikahannya. Baru saja mereka beristirahat, tiba-tiba mereka dikejutkan atas kedatangan sepuluh mobil Jeep hitam di halaman rumah mereka. “Ramsey! Ada apa ini?” Adrian berlari-lari kecil dan mendekati Ramsey. “Apa yang terjadi?” Ramsey memeluk Adrian seraya berkata dengan nada ringan dan tegas. “Orang yang selama ini kita cari ternyata kakak mu sendiri
Terdengar suara tembakan dari luar. Levon langsung gelabakan. “Apa yang terjadi?” Ramsey yang tadi berusaha berdiri, kini terduduk lagi, tidak ada celah untuk melepaskan ikatan tangan di kursi ini. Sementara itu, di luar sana, lebih dari lima puluh pasukan yang dibawa oleh Zion dan Quinn telah tiba di lokasi. Roy telah melakukan blunder besar, jika saja dia tidak membebaskan dua bodyguard-nya Qiarra, Zion dan Quinn serta pasukannya tidak mungkin datang ke sini. Dor! Dor! Terjadi baku tembak yang tidak seimbang antara pasukan Zion dan Quinn melawan pasukan Roy. Begitu anak buah Roy melihat lawannya memegang AK-12 dan M4, mereka merinding ketakutan, keringat dingin keluar dari kening dan tengkuk mereka. “Aku menyerahkan diri!” “Ya, ampuni kami!” Satu per satu anak buah Roy pun mengangkat tangan dan berjalan menunduk keluar rumah, menyerahkan diri mereka yang tak berdaya kepada Zion dan Quinn. Mereka dibayar seribu lima ratus dollar untuk tugas hari ini dan itu tentu saja tidak
“Kau tidak usah berpura-pura tidak tahu, Levon! Kau telah bekerja sama dengan pengkhianat Mafia Morgan, lalu menyuruh anak buahmu juga untuk menculik anakku.”Levon berjalan mondar-mandir, mengitari Ramsey yang berada di tengah-tengah ruangan. Sengaja dia memberikan kesan agar Ramsey merasa terancam dan bingung. Dia menikmati setiap tarikan cerutunya yang mahal, semakin jahat.“Oh, aku ingat!” Levon jongkok di hadapan Ramsey. “Serius kau mau melihat anak mu, Ramsey? Ya, tentu saja! Haha. Aku tahu kau datang ke Daire York dan menyamar hanya untuk mencari tahu tentang di mana keberadaan anak mu. Hebatnya, kau datang ke tempat dan orang yang tepat. Kau datang ke Luxor secara kebetulan dan bertemu denganku. Sebuah kebetulan yang mengesankan, bukan?”Levon berdiri, lalu kembali berjalan memutari Ramsey, terus memberikan tekanan dingin dan mengerikan.“Kau sekarang sudah tahu semuanya, Levon. Sekarang, cepat katakan di
Levon Sanrock adalah orang yang menculik anaknya Ramsey.Levon Sanrock adalah orang yang merencanakan pembunuhan terhadap Richard Swan.Levon Sanrock adalah orang yang ingin menculik Qiarra Winsor.Levon Sanrock adalah The Darky!Mafia Darky sebenarnya tidak ada. Hanya saja Levon bisa mengontrol semuanya hanya dengan uang. Levon membuat seolah-olah Mafia Darky itu ada padahal sebenarnya tidak ada. Max Rodri, Roy, dan lainnya merupakan orang-orang suruhannya dan dia membayarnya. Sekali lagi, Levon tidak pernah sekali pun membentuk Mafia Darky berikut struktur organisasinya.Levon tertawa terbahak-bahak. “Ciptakan kebohongan besar, ulangi secara terus menerus, lalu mereka akan percaya!”Levon sangat cerdik dalam merekayasa kejadian dan mengolah propaganda. Sejatinya, Mafia Darky tidak ada, tetapi Levon membuatnya seperti ada. Dia bekerja sama dengan para polisi korup untuk menutupi identitas dirinya yang sebenarnya sehingga dia sep
“The Darky!” gumam Ramsey menyeringai marah.The Darky sadar bahwa keberadaan Ramsey sangat berbahaya dan sering menggagalkan semua rencananya. Oleh karena itu, kematian Ramsey adalah hal yang sangat penting.Ramsey meninggalkan tempat acara tanpa berpamitan lagi dengan Adrian. Baru kali ini Ramsey agak tergesa-gesaa dan dia tidak bisa menyembunyikan kepanikan yang meledak di dadanya namun sebisa mungkin dia tetap tenang meskipun berada dalam situasi yang begitu mencekam.Baginya, nyawa Qiarra sangat penting.Tiga puluh menit kemudian, saat dia telah tiba di sebuah halaman rumah tua yang berada di ujung kota, Ramsey turun dari mobil. Dia mengedarkan pandangan, ada beberapa mobil terparkir dan memang benar itu mobil yang pernah dia bawa ketika mengantar jemput Qiarra.Ponsel Ramsey berdering.“Ya, aku sudah sampai.”“Baik. Tunggu sebentar.”Tidak lama berselang, pintu rumah itu pun terbuka. Qi
Tepatnya di sebuah villa yang cukup mewah. Qiarra sengaja mengundang teman-teman sekelasnya untuk merayakan kemenangan besarnya, yakni bisa lulus masuk Daire University dan satu lagi, bisa membalaskan dendamnya terhadap Zoe dan Rya.Taruhannya waktu itu adalah jika Qiarra gagal, dia akan mentraktir semua teman-teman satu kelas dan meskipun dia lulus, dia tetap memberikan traktiran. Pesta kecil itu berlangsung cukup meriah dan semarak.Di pengujung acara, Qiarra mengangkat telapak sepatunya sedikit ke atas ketika dia berada di atas meja besar. “Rya, Zoe, dan kita semua tidak lupa dengan omongan kalian berdua. Jika aku lulus, kalian berdua akan menjilat telapak sepatuku.”Jansen, Gerry, Lita, dan lebih dari tiga puluh orang lainnya tidak mungkin lupa dengan taruhan itu.Dengan sangat berat hati, Zoe dan Rya terpaksa melakukannya. Sebelum itu, Qiarra membersihkan telapak sepatunya dengan tisu biar agar sedikit bersih.“Silakan!&rdquo
Sembari menikmati anggur termahal, Levon duduk dengan begitu gagahnya. Sekarang, dia benar-benar yakin bahwa di hadapannya merupakan seorang Rocky yang berasal dari Gloriston sebab begitu dia menawarkan minuman, Ramsey menolaknya.“Aku bekerja untuk Tuan Robert Winsor selama beberapa minggu. Semua orang tidak mau menganggur,” Ramsey menjawab apa adanya, menutupi pesan sebenarnya yang dia tutupi selama ini.Namun, Levon peka dan tidak pula bodoh. Dia akhirnya tahu untuk apa Ramsey bekerja dan tentu ada korelasinya dengan Mafia Darky, hanya saja Levon berpura-pura tidak tahu. Ingat, Levon menjamin karir yang bagus bagi Ramsey di Luxor tetapi kenapa malah mau menjadi seorang bodyguard dengan bayaran rendah?Saat ini juga akhirnya terbayang sejumlah kejadian-kejadian aneh yang pernah Levon ketahui, seperti di Hotel Seven Stars, dikalahkannya Mafia Vox, lalu Ramsey sering mendapatkan bantuan dari para pria asing, belum lagi uang Ramsey yang sangat banyak,
Levon menjawabnya dengan cukup antusias. “Ya, kau tahu sendiri aku merupakan CEO Luxor, perusahaan perhiasan terbesar dan paling populer di seluruh dunia. Aku sangat sibuk, Ramsey.”Menyadari bahwa di hadapannya sekarang bukan orang sembarangan, Levon perlahan menelan ludahnya yang pahit, berusaha untuk tetap tenang dan terkesan bingung apalagi kalah sedikit pun. Bagaimana pun, dia merupakan CEO dan Ramsey merupakan mantan sopir ekspedisi yang bekerja di Luxor. Dia selalu merasa tinggi.Padahal, di bagian kepalanya yang lain, dia tidak bisa memungkiri bahwa dominasi Ramsey yang sesungguhnya jauh lebih besar. Seisi Luxor tidak ada apa-apanya sama sekali jika dibandingkan dengan Glorisium yang terpendam di bawah tanah milik Keluarga Ramsey di Gloriston. Levon sadar bahwa sejatinya dia masih kalah jauh dari Ramsey, hanya saja dia tidak ingin tampak rendah sekarang.Levon menepuk pundak Ramsey beberapa kali, karena tidak bisa dan bahkan tidak mungkin mem